3 Menjaga keselamatan agar terhindar dari pencemaran lingkungan. c. Kegiatan penghapusan adalah sebagai berikut:
1 Membuat daftar material dan peralatan yang akan dihapuskan beserta alasan-alasannya.
2 Pisahkan material dan peralatan yang kadaluarsarusak pada tempat tertentu sampai pelaksanaan pemusnahan.
3 Melaporkan kepada atasan mengenai material dan peralatan yang akan dihapuskan.
4 Membentuk panitia pencelaan dan penghapusan material dan peralatan melalui Surat Keputusan dari pejabat yang berwenang.
5 Membuat berita acara hasil pencelaan dan penghapusan material dan peralatan yang akan dihapuskan.
6 Melaporkan hasil pencelaan dan penghapusan kepada pejabat yang berwenang.
7 Melaksanakan penghapusan dan pemusnahan setelah ada keputusan dari pejabat yang berwenang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana, 2009.
2.11 Pengelolaan Stok
Aktivitas pengelolaan stok meliputi: 1. Pengecekan pada saat penerimaan produk.
Saat penerimaan barang dilakukan pengecekan antara lain kemasannya tidak rusak, jumlah yang diantar, label produk, nama dan alamat
pemasok, nomor batch dan tanggal kadaluarsa.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengawasan
stok. Sistem pergudangan harus dibuat sistematis, misalnya ruang untuk
pergerakan barang atau petugas gudang agar mudah bergerak, kemudian proses pengecekan barang, dan juga penggunaan kartu stok untuk
mengawasi pergerakan barang. Penggunaan label diperlukan untuk mengetahui kondisi produk baik, rusak, atau masih dalam pengecekan
dan secara rutin dilakukan perhitungan stok. 3. Pengeluaran produk.
Pengeluaran produk mengikuti mekanisme FEFO First Expired First Out
artinya produk yang memiliki masa kadaluarsa yang lebih dekat harus diprioritaskan untuk dikeluarkan terlebih dahulu.
4. Pemusnahan produk.
Pemusnahan produk diatur dalam prosedur tertulis. Setiap pabrikan produk dan dari pemerintah mengeluarkan aturan mengenai tata cara
pemusnahan untuk menghindari penyalahgunaan ataupun dampak yang diakibatkan dari pemusnahan produk Anonim, 2010.
Universitas Sumatera Utara
BAB III TINJAUAN KHUSUS LEMBAGA FARMASI DIREKTORAT
KESEHATAN ANGKATAN DARAT
3.1 Sejarah Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Lafi
Ditkesad
Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Lafi Ditkesad berasal dari MSL Militaire Scheikundig Laboratorium. Lembaga ini berfungsi
sebagai tempat pemeriksaan obat-obatan bagi kebutuhan tentara Belanda. Pada tanggal 23 Januari 1950, dibentuk panitia pengalihan dan selanjutnya
pada tanggal 1 Juni 1950 dilakukan serah terima dari MSL kepada TNI AD. Tanggal 1 Juni 1950 ini kemudian menjadi dasar dalam menetapkan hari jadi Lafi
Ditkesad melalui SK No. SKEP23I1997 tanggal 31 Januari 1997. Setelah proses serah terima tersebut, MSL dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Laboratorium Kimia Tentara LKT yang kemudian berkembang menjadi Laboratorium Kimia Angkatan Darat LKAD.
2. Depot Obat Tentara Pusat DOTP yang berkembang menjadi Depot Obat Angkatan Darat DOAD.
Berdasarkan SK Dirkesad No. KPTS6110IX1960 tanggal 13 September 1960 terhitung mulai tanggal 8 Juni 1960 LKAD dan DOAD disatukan menjadi
Lembaga Farmasi Angkatan Darat LAFIAD. Kemudian pada tanggal 15 Oktober 1970 LAFIAD dipisah kembali menjadi:
1. LAFIAD yang pada akhirnya menjadi Lembaga Farmasi Jawatan Kesehatan Angkatan Darat LAFI JANKESAD.
Universitas Sumatera Utara