1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan permasalah penelitian sebagai berikut :
“Bagaimana Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Petugas Pajak Pasca Pemberitaan Mafia Pajak di Surat Kabar?”
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang masalah dan perumusan masalah pada penelitian ini, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Petugas Pajak Pasca Pemberitaan Mafia Pajak di Surat Kabar.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Secara Teoritis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan atau
landasan pemikiran bagi pengembangan, penerapan teori-teori penelitian di bidang ilmu komunikasi dengan keadaan nyata di lapangan berkaitan dengan
kajian masalah Sikap Masyarakat.
b. Secara Praktis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
dan bisa menambah pengetahuan Mahasiswa untuk lebih memahami isi berita informasi yang terkandung dalam pemberitaan surat kabar.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Surat Kabar Sebagai Media Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan proses komunikasi melalui media massa modern, dengan kata lain komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana
komunikator menggunakan media massa dalam menyebarkan pesannya untuk mempengaruhi khalayak banyak. Menurut pendapat Effendy, 1993 :93
Komunikasi massa mass communication ialah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran
radio dan televisi yang ditujukan untuk umum, dan film yang dipertunjukkan di bioskop-bioskop. Untuk itu fungsi komunikasi massa adalah untuk
menyampaikan suatu informasi dalam jangkauan yang luas dimana komunikasi tidak diketahui secara pasti jumlahnya dan tersebar diberbagai daerah atau
penjuru. Berdasarkan pengertian tersebut menunjukkan bahwa agar komunikasi
massa dapat berlangsung diperlukan saluran yang memungkinkan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak yang ingin dituju. Saluran tersebut adalah
media massa yang menurut bentuknya dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : 1.
Media cetak printed media yang meliputi : surat kabar, majalah, buku, pamphlet, brosur dan sebagainya.
2. Media elektronik seperti radio, televisi dan film.
9
3. Media online atau yang kita kenal dengan internet.
Menurut Effendy, 2003 : 81-83 dalam komunikasi massa mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Komunikasi Massa Bersifat Umum
Pesan yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang, tidak ditujukan untuk perorangan atau golongan tertentu
sehingga kemasan pesan tersebut ditujukan untuk umum. 2.
Komunikator Melembaga Komunikator disini tidak bertindak atas nama pribadi atau perorangan
saja melainkan organisasi yang merupakan suatu kerja tim. 3.
Komunikator Bersifat Heterogen Media massa dalam komunikasi massa merupakan kumpulan orang-
orang yang heterogen, tinggal dalam komunikasi yang berbeda, baik itu jenis kelamin, tingkat status sosial ekonomi, usia dan sebagainya.
Heterogenitas dari khalayak pembaca merupakan kesulitan yang paling sering dihadapi karena setiap individu dari khalayak selalu
berkeinginan agar kebutuhan terpenuhi. 4.
Menimbulkan Keserempakan Keserempakan merupakan kontak atau hubungan dengan sejumlah
komunikasi pada saat yang sama untuk memperhatikan pesan yang disampaikan pada mereka.
10
5. Prosesnya Berlangsung Satu Arah
Prosesnya tidak menimbulkan umpan balik, kalaupun ada jelasnya secara tertunda.
Berbagai media yang baik media elektronik ataupun media massa juga memiliki peranan dalam kehidupan manusia diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Media massa memberikan dan membantu kita mengetahui
secara jelas tentang dunia dan sekelilingnya kemudian menyimpannya dalam ingatan kita.
2. Media massa membantu menyusun agenda jadwal
kehidupan setiap hari. 3.
Media massa berfungsi membantu untuk berhubungan dengan berbagai kelompok masyarakat lain diluar
masyarakat kita. 4.
Media massa membantu mensosialisasikan pribadi manusia.
5. Media massa digunakan untuk membujuk khalayak yang
mencari keuntungan dari pesan-pesan yang diterimanya. 6.
Media massa sebagai media hiburan, sebagian besar melakukan fungsi sebagai media yang memberikan hiburan
bagi khalayak.
Media komunikasi massa bersifat tidak langsung dan oleh karenanya perencanaan, pengolahan, dan penyampaian pesan baik itu bersifat informasi,
edukasi, persuasi, dan hiburan kepada khalayak dibuat semakin rupa hingga
11
mencapai sasaran yang dikehendaki. Komunikasi massa bersifat satu arah one way traffic. Begitu pesan disebarkan komunikator, tidak hanya diketahui apakah
pesan diterima, dimengerti, atau dilakukan oleh komunikan. Bila dikaitkan dengan fungsi komunikasi massa maka surat kabar
merupakan salah satu media massa yang juga turut andil sebagai penyampai informasi yang akurat kepada khalayak pembacanya. Surat kabar berfungsi untuk
menyiarkan informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi pembaca. Adapun salah satu hal yang dipertimbangkan masyarakat dalam memilih surat
kabar adalah dari bobot pemberitaan, selain menyajikan berita surat kabar juga menyajikan dalam bentuk artikel iklan dan sebagainya apabila dilihat secara
umum semua bentuk informasi tersebut dapat dilihat berdasarkan scala cakupan politik, ekonomi, budaya dan lain-lain, berdasarkan jarak internasional,
nasional, regional, dan berdasarkan isi kedalaman analisis. Salah satu media komunikasi massa dalam bentuk media cetak adalah
surat kabar. Dengan sendirinya didalam surat kabar terkandung sifat-sifat komunikasi massa. Hal ini dapat diketahui dari batasan kriteria standar surat
kabar. Batasan surat kabar menurut pendapat Assegaf,1991 : 140, surat kabar adalah penerbitan yang berupa lembaran yang berisi berita-berita, karangan-
karangan, iklan yang dicetak dan diterbitkan secara tetap, periodik dan dijual untuk umum. Surat kabar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah surat
kabar yang terbit setiap hari atau sering disebut dengan surat kabar harian. Menurut McQuail memberikan pengertian mengenai surat kabar dalam arti
sempit adalah suatu lembaga atau organisasi yang termasuk dalam media massa
12
cetak, yang menyebarkan berita sebagai kata jurnalistik berupa lembaran, karangan dan iklan yang disebarluaskan secara umum McQuail, 1991 : 153.
2.1.2 Masyarakat Sebagai Khalayak Media Massa
Setiap proses komunikasi selalu ditujukan kepada pihak tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Pembaca sebagai khalayak
media massa harus dapat dicapai seraya menerima setiap pesan secara inderawi dan secara rohani. Yang dimaksudkan inderawi di sini adalah diterimanya suatu
pesan yang jelas bagi indera mata, sedangkan yang dimaksud dengan rohani ialah sebagai terjemahan dari bahasa asing “Accepted”, yaitu diterimanya suatu pesan
yang sesuai dengan kerangka referensinya Frame of reference, paduan dari usia, agama pendidikan, kebudayaan, dan nilai-nilai kehidupan lainnya. Kerangka
referensi tertentu menimbulkan kepentingan dan minat interest tertentu Effendy, 2003 : 315.
Pengertian masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang secara bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah
tertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatannya dalam kelompok tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhannya, masyarakat bebas untuk memilih dan menggunakan sejumlah media beserta isinya atau sumber-sumber rujukan lainnya
guna mencapai tujuan tertentu. Media massa yang digunakan dalam penelitian ini adalah surat kabar, karena surat kabar merupakan salah satu media yang banyak
dinikmati oleh sebagian besar masyarakat.
13
2.1.3 Pengertian Berita
Berita berasal dari bahasa Sansekerta, yakni Vrist yang dalam bahasa Inggris disebut Write, arti sebenarnya ialah ada atau ada terjadi. Sebagian ada
yang menyebut dengan Vritta yang dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi Berita atau Warta. Berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang akurat atau
suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca. Untuk membuat berita, paling tidak harus memenuhi dua syarat, yaitu
faktanya tidak boleh diputar sedemikian rupa sehingga kebenaran tinggal sedikit saja, kedua bahwa berita itu bias menceritakan segala aspek secara lengkap.
Biasanya suatu media lebih menyukai peristiwa besar atau penting terjadi dalam skala waktu yang sesuai dengan jadwal produksi normal, serta menyukai pula
peristiwa yang paling mudah diliput dan dilaporkan serta mudah dikenal dan dipandang relevan Djuroto, 2002 : 48.
Faktor yang berkaitan dengan aliran lain, adalah kedekatan media terhadap peristiwa yang sesuai dengan harapan yang dimiliki khalayak, keinginan untuk
melanjutkan peristiwa yang sudah terjadi, yang dipandang layak diberitakan keinginan adanya kesinambungan diantara berbagai jenis berita McQuail, 1991 :
93. Dalam upaya menarik perhatian pembaca perlu diperhatikan unsur-unsur
penting dalam berita antara lain :
14
1. Faktual
Isi berita harus merupaka sesuatu yang berdasarkan fakta, bukan fakta yang dibuat-buat. Suatu berita harus sesuai dengan fakta yang
sebenarnya, jujur, tanpa prasangka, dan tidak didramatisir. 2.
Objektif Apa yang dilihat dan didengar itulah yang ditulis oleh seorang
wartawan menjadi sebuat tulisan yang berisi pemaparan dan penguraian peristiwa atau pendapat. Suatu berita yang objektif tidak
dicampuri dengan subjektifitas atau opini pribadi dan peliput beritanya.
3. Nilai berita
Suatu berita akan dianggap penting jika menyangkut kepentingan orang banyak. Berita yang bernilai harus terdapat keterikatan dengan
kepentingan umum. Sebuah berita dianggap bernilai jika berita itu merupakan kejadian atau peristiwa yang akan berpengaruh pada
kehidupan masyarakat secara luas, atau dinilai perlu diketahui dan diinformasikan kepada khalayak seperti kebijakan baru pemerintah,
kenaikan harga, dan sebagainya. 4.
Aktual Aktual merupakan jarak antara terjadinya suatu peristiwa ataupun
suatu pendapat saat diucapkan dengan saat diturunkannya berita itu, hendaknya secepatnya sebab jika terlewati beberapa hari saja terutama
berita peristiwa, maka nilai aktualitasnya sudah basi.
15
5. Menarik
Berita yang disajikan harus berisit peristiwa atau pendapat yang memang menarik perhatian sebagian besar pembaca. Biasanya berita
yang menarik adalah tentang sesuatu yang sudah aneh, yang luar biasa, atau tentang sesuatu yang belum pernah terjadi. Suatu berita dikatakan
menarik apabila informasi yang disajikan membangkitkan kekaguman, rasa lucu, atau humor, atau informasi mengenai pilihan hidup.
2.1.4 Pengertian Sikap
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berfikir, persepsi, dan merasa dalam menghadapi obyek, ide, situasi ataupun nilai. Sikap disini bukan perilaku
tetapi lebih merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap obyek sikap. Obyek sikap bisa berupa orang, situasi informasi, maupun
kelompok. Sobur,2003:361 Sikap terbentuk dengan adanya pengalaman dan melalui proses belajar.
Dengan adanya pendapat seperti ini maka mempunyai dampak terpaan, yaitu bahwa berdasarkan pendapat tersebut bisa disusun berbagai upaya pendidikan,
komunikasi, dan lain sebagainya untuk mengubah sikap seseorang. Sobur,2003:362
Sikap dikatakan sebagai suatu respon evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi
individual. Respon evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang
16
memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-buruk, positif- negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai
potensi reaksi terhadap objek sikap. Azwar, 2008 : 15 Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interlasi dari berbagai
komponen, dimana komponen-komponen tersebut ada tiga yaitu : a.
Komponen kognitif Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau
informasi, keyakinan dan pendapat yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. Komponen ini berkaitan dengan proses berpikir
yang menekankan pada rasionalistis dan logika. Adanya keyakinan dan evaluatif yang dimiliki seseorang diwujudkan dalam kesan
baik atau tidak baik terhadap lingkungan.
b. Komponen afektif
Komponen emosional atau perasaan seseorang yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang
berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan dan sistem nilai yang dimiliki.
c. Komponen konatif
Komponen yang merupakan kecenderungan seseorang bertindak terhadap lingkungannya dengan cara ramah, sopan, bermusuhan
menentang, melaksanakan dengan baik dan lain sebagainya.
17
Apabila ketiga komponen ini dihubungkan dengan tujuan komunikasi yang terpenting adalah bagaimana suatu pesan isi atau
contents yang disampaikan oleh komunikator tersebut mampu menimbulkan dampak atau efek pesan tertentu pada komunikan. Dampak
yang ditimbulkan dapat dirinci sebagai berikut : a.
Dampak Kognitif Dampak kognitif adalah yang timbul pada komunikan yang
menyebabkan seseorang menjadi tahu. Dampak kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau
dipersepsi khalayak. Dampak ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan atau informasi.
b. Dampak Afektif
Dampak afektif timbul bila ada perubahaan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Disini tujuan
komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi juga tergerak hatinya.
c. Dampak Konatif
Dampak konatif merujuk pada behavioral atau perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan
atau kebiasaan berperilaku Rahmat,2005 : 219.
18
Adapun tolak ukur terjadinya pengaruh terhadap sikap seseorang dapat diketahui melalui respon atau tanggapan yang dapat dibagi dalam tiga
jenis, yaitu : respon positif jika seseorang menyatakan setuju, respon negatif jika seseorang menyatakan tidak setuju, dan respon jika seseorang
tidak memberikan pendapatnya tentang suatu objek Effendy, 1993 : 6-7
2.1.5 Teori S-O-R
Pada awalnya teori ini berasal dari psikologi, karena adanya kesamaan obyek material dari psikologi sama, maka teori ini menjadikan kajian teori ilmu
komunikasi. Yaitu, manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen opini, sikap, perilaku, afektif, konasi dan kognitif.
Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Stimulus sendiri berarti pesan diantara dua unsur komunikasi yaitu komunikator dan
komunikan. Komunikator memberikan pesan berupa tanda, lambang dan gambar kepada komunikan. Organism berarti komunikan sebagai penerima pesan atau
informasi dari komunikator. Setelah komunikan memperhatikan tanda, lambang, maupun gambar. Kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan
dan memahami pesan yang disampaikan. Selanjutnya Response diartikan efek sebagai akhir dalam proses komunikasi. Keberhasilan dalam proses komunikasi
adalah menimbulkan perubahan konatif, afektif dan kognitif pada diri komunikan. Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap
stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu, teori menjelaskan
19
tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari ilmu komunikasi Mc.Quail,1991:234. Akibat atau pengaruh yang terjadi merupakan
suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu. Artinya stimulus dan dalam bentuk apa pengaruh atau stimulus tersebut tergantung dari isi pesan yang ditampilkan.
Unsur-unsur dalam model ini adalah : a.
Pesan Stimulus, merupakan pesan yang disampakan komunikator kepada komunikan. Pesan yang disampaikan
tersebut dapat berupa tanda dan lambang. b.
Komunikan Organism, merupakan keadaan komunikan disaat menerima pesan. Pesan yang disampaikan oleh
komunikator diterima sebagai informasi, dan komunikan akan memperhatikan informasi yang disampaikan oleh
komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa komunikan akan memperhatikan setiap pesan yang disampaikan
melalui tanda dan lambang. Selanjutnya, komunikan mencoba untuk mengartikan dan memahami setiap pesan
yang disampaikan oleh komunikator. c.
Efek Respon, merupakan dampak dari komunikasi. Efek dari komunikasi adalah perubahan sikap yaitu sikap afektif,
kognitif, dan konatif. Efek kognitif merupakan efek yang ditimbulkan setelah adanya komunikasi. Efek kognitif
berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan pengetahuan bagi komunikan Effendy,2003:255.
20
Jika unsur stimulus berupa pesan, unsur organisme berupa perhatian, pengertian dan penerimaan komunikan, dan unsur respon berupa efek maka
sangat tepat jika peneliti menggunakan teori S-O-R untuk dipakai sebagai pijakan teori dalam penelitian. Teori S-O-R dapat digambarkan sebagai
berikut :
Organisme :
a. Perhatian
b. Pengertian
c. Penerimaan
Respon :
a. Kognitif
b. Afektif
c. Konatif
Stimulus
Gambar 1. Model Teori S-O-R Effendy, 2003:255
Menurut gambar dari model diatas menunjukkan bahwa stimulus atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan berupa “Baru
Lulus, Dapat Kredit di surat kabar” mungkin diterima atau mungkin saja terjadi penolakan. Dalam tahapan berikutnya bila komunikan menerima
stimulus atau pesan yang disampaikan maka akan memperhatikan. Proses selanjutnya komunikan tersebut mengerti dari pesan yang telah disampaikan.
Dan proses terakhir adalah kesediaan diri komunikan untuk mengubah sikap yang menandakan keberhasilan dalam proses komunikasi Effendy,
2003:256.
21
2.1.6 Kerangka Berpikir
Berdasar pada landasan teori yang telah diuraikan oleh peneliti maka peneliti ingin meneliti Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Petugas Pajak
Pasca Pemberitaan Mafia Pajak di Surabaya, karena stimuli yang ada dalam hal ini pesan akan ditertima bila ada perhatian, pengertian dan penerimaan
dari khalayak yang menjadi objek dalam hal ini, selanjutnya setelah menerima pesan atau stimulus berikutnya akan terjadi perubahan sikap oleh
Masyarakat tersebut yang dalam penelitian ini adalah Masyarakat Surabaya. Pada 19 April 2010 surat kabar harian Jawa Pos memuat berita
mengenai “Mafia Pajak Terbongkar di Surabaya”. Sementara dari surat kabar Surya pada tanggal yang sama memuat berita mengenai “Gayus
Surabaya Ditangkap”. Sementara dari surat kabar Surabaya Post pada tanggal yang sama memuat berita mengenai “Mafia Pajak Surabaya
Meluas”. Serta dari surat kabar Kompas pada tanggal yang sama memuat berita mengenai “Penggelapan Pajak Rp 300 Milliar Ditangkap” Dalam
berita tersebut memiliki permasalahan yang sama yakni adanya permainan penggelapan uang Wajib Pajak yang dilakukan oleh orang dalam Ditjen
Pajak maupun KPP Kantor Pelayanan Pajak. Peneliti menggunakan teori S-O-R yang merupakan kepanjangan dari
Stimulus-Organism-Response. Stimulus merupakan rangsangan yang dalam hal ini adalah berita mengenai “Mafia Pajak Surabaya” di surat kabar.
Organism yaitu khalayak sasaran yang dituju dalam penelitian ini, yaitu Masyarakat Surabaya sebagai komunikannya. Respon yaitu reaksi atau
22
23
tanggapan, dalam hal ini adalah sikap pembaca berita “Mafia Pajak Surabaya” di surat kabar.
Organisme : Masyarakat
Surabaya
a. Perhatian
b. Pengertian
c. Penerimaan
Stimulus : Berita mengenai
“Mafia Pajak” di surat kabar
Respon Sikap Masyarakat
Surabaya:
a. Kognitif
b. Afektif
c. Konatif
Gambar 2. Kerangka Berpikir Sumber : Effendy, 2003 : 255
Gambar kerangka berpikir diatas memberikan penjelasan bahwa stimulus atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan berupa isi
pesan yang berisi tentang pemberitaan “Mafia Pajak” di media cetak surat kabar mungkin diterima atau terjadi penolakan, kemudian komunikan Masyarakat
Surabaya membaca berita tersebut melalui proses perhatian, pengertian dan penerimaan, yang selanjutnya akan menimbulkan efek kognitif tingkat
pengetahuan menjadi tahu tentang pemberitaan “Mafia Pajak” di media cetak surat kabar, efek afektif perasaan senang atau tidak senang ataupun waspada serta
jengkel terhadap pemberitaan tersebut dan efek konatif yang berkaitan dengan sikap terhadap pemberitaan “Mafia Pajak”.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional
Variabel
Definisi operasional di sini dimaksudkan untuk menjelaskan indikator dari variabel penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan metode deskriptif, yang bertujuan menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di
masyarakat yang menjadi objek penelitian itu, kemudian menarik ke permukaan sebagai suatu cirri atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variabel
tertentu. Bungin, 2001 : 48. Pengertian dari variabel adalah konsep dalam bentuk konkret atau konsep
operasional yang acuan-acuannya lebih nyata dan secara relatif mudah diindentifikasi dan di observasi serta dengan mudah diklarifikasi Bungin, 2001 :
77. Definisi operasional variabel dilakukan dengan melakukan operasionalisasi konsep yaitu dengan mengubah konsep menjadi variabel, maka konsep-konsep
tersebut akan dapat diteliti secara empiris Singarimbun, 1995 : 41. Penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui Sikap Masyarakat Surabaya
Terhadap Petugas Pajak Pasca Pemberitaan Mafia Pajak di Surat Kabar. Sikap Masyarakat Surabaya ini dapat dibedakan menjadi tiga hal, yaitu komponen
kognitif, komponen afektif serta komponen konatif. Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah variabel sikap. Adapun operasionalisasi dari variabel sikap adalah sebagai berikut :
3.1.1 Sikap dan Pengukurannya
Sikap merupakan perwujudan respon dari komunikan terhadap stimulus yang diterima. Sikap dapat diukur dari beberapa komponen, yaitu :
1. Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang
berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan terbentuk oleh apa yang telah kita lihat atau apa yang telah kita ketahui,
kemudian terbentuk suatu idea atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu objek. Bila kepercayaan sudah terbentuk,
maka akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang diharapkan dari objek tersebut.
Komponen Kognitif dalam penelitian ini, antara lain : a.
Mengetahui tentang petugas Pajak di Surabaya
b. Mengetahui bagaimana cara petugas pajak menggelapkan uang
para Wajib Pajak
c. Mengetahui berapa jumlah keuntungan yang didapat oleh para
petugas pajak
d. Mengetahui uang Wajib Pajak yang digelapkan oleh petugas
pajak
2. Afektif dibentuk oleh aspek perasaan terhadap objek. Komponen ini
berkaitan dengan aspek emosional dari Masyarakat Surabaya terhadap pemberitaan Mafia Pajak di Surat kabar. Seperti misalnya, perasaan
jengkel atau waspada terhadap pemberitaan “Mafia Pajak Terbongkar di Surabaya” di Surat Kabar.
Komponen Afektif dalam penelitian ini, antara lain : a.
Merasa waspada terhadap petugas pajak
b. Merasa marah terhadap petugas pajak
c. Merasa tertarik untuk mengikuti perkembangan berita
mengenai petugas pajak
d. Mengharapkan penggelapan pajak yang dilakukan oleh para
petugas pajak dibongkar oleh kepolisian
3. Konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau
kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi
bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Konatif berkaitan dengan kecenderungan untuk memberikan respon,
dalam penelitian ini antara lain :
a. Mendukung Polisi dalam memberantas para petugas pajak yang
menggelapkan uang wajib pajak
b. Adanya kecenderungan responden untuk mencari informasi
yang berkaitan dengan uang pajaknya apakah terkena
penggelapan atau tidak
Dalam melakukan pengukuran variabel sikap digunakan skala likert. Skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur tanggapan responden
terhadap objek penelitian yang menggunakan bobot 1 sampai dengan 4. Dalam melakukan penskalaan dengan model ini, responden diberi daftar pertanyaan
mengenai sikap, dan setiap pertanyaan akan disediakan jawaban yang harus dipilih oleh responden untuk menyatakan ketidak setujuannya Singarimbun,
1995 : 111. Jawaban dari masing-masing pertanyaan yang ada di kuisioner digolongkan dalam tiga jenis pilihan jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju STS,
Tidak Setuju TS, Setuju S dan Sangat Setuju SS. Setelah melakukan kategori pilihan jawaban dari pertanyaan
kuisioner dilanjutkan dengan pemberian nilainnya sebagai berikut : 1.
Sangat Tidak Setuju STS : mempunyai skor 1
2. Tidak Setuju TS
: mempunyai skor 2 3.
Setuju S : mempunyai skor 3
4. Sangat Setuju SS
: mempunyai skor 4
Maka selanjutnya diberi batasan – batasan dalam menentukan lebar interval dari pernyataan yang akan menjawab yaitu : positif, negatif, dan netral
adalah dengan menggunakan rumus :
Interval = Skor jawaban tertinggi – skor jawaban terendah
Jenjang yang diinginkan
Sikap Masyarakat Surabaya terhadap petugas pajak pasca pemberitaan “Mafia Pajak” di Surat Kabar dikategorikan menjadi 3 kategori, yaitu positif,
negatif, dan netral. Dikatakan positif jika Masyarakat Surabaya melakukan sikap waspada yang berhubungan dengan informasi dalam pemberitaan “Mafia Pajak”.
Sementara dikatakan negatif jika Masyarakat Surabaya menyatakan tidak waspada atau tidak khawatir ataupun takut terhadap petugas pajak. Dan dikatakan netral
jika Masyarakat Surabaya cenderung tidak mengalami perubahan sikap terhadap pemberitaan “Mafia Pajak” di Surat Kabar.
Jumlah dari pertanyaan yang berkaitan dengan sikap Masyarakat Surabaya terhadap pemberitaan “Mafia Pajak” di Surat Kabar adalah 11 pertanyaan. Maka,
perhitungan pengukuran intervalnya adalah sebagai berikut : Skor terendah : 1 x 11 = 11
Skor tertinggi : 4 x 11 = 44
Interval= Skor jawaban tertinggi – skor jawaban terendah
Jenjang yang diinginkan = 44 - 11
3 = 33
3 = 11
Jadi, interval batasan skor untuk masing – masing sikap yaitu : Skor Negatif :
11 – 21 Skor Netral
: 22 – 32
Skor Positif :
33 - 44 3.1.2
Pemberitaan Mengenai “Mafia Pajak” di Surat Kabar.
Pemberitaan mengenai “Mafia Pajak Terbongkar di Surabaya” di Surat Kabar Jawa Pos pada 19 April 2010. Kemudian juga ada pemberitaan mengenai
“Gayus Surabaya Ditangkap” di Surat Kabar Surya Dalam pemberitaan tersebut menyebutkan telah terbongkarnya kasus penggelapan pajak yang dilakukan oleh
para Mafia Pajak di Surabaya. Penggelapan pajak tersebut didalangi oleh orang dalam perpajakan yang meliputi :
1. Konsultan pajak
2. Kurir sindikat pajak
3. Makelar pembuatan validasi fiktif
4. Internal Ditjen Pajak
5. Kantor Pelayanan Pajak
Uang yang diberikan oleh para Wajib Pajak tidaklah disetorkan kepada bank atau kantor pos melainkan diberikan kepada kurir sindikat pajak. Sehingga
para Wajib Pajak tidaklah mengetahui kemana uang mereka sebenarnya.
Sikap Masyarakat Surabaya setelah membaca berita “Mafia Pajak Terbongkar di Surabaya” di Surat Kabar Harian Jawa Pos dapat dibedakan dalam
3 hal, yaitu:
1. Komponen kognitif yang tersusun atas dasar pengetahuan atau
informasi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap dalam hal ini adalah Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Petugas Pajak
Pasca Pemberitaan “Mafia Pajak Terbongkar di Surabaya”.
2. Komponen afektif yaitu berhubungan dengan perasaan waspada,
jengkel dan marah Masyarakat mengenai obyek sikap dalam hal ini adalah Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Petugas Pajak Pasca
Pemberitaan “Mafia Pajak Terbongkar di Surabaya”.
3. Komponen kognitif yaitu kecenderungan perubahan sikap atau
perilaku seseorang tentang pemberitaan “Mafia Pajak Terbongkar
di Surabaya”.
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel