Profil Keluarga Dampingan GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
mampu melalui arahan dari Bapak Kepala Desa Pejeng Kawan, A.A Gede Oka. I Ketut Buncing dalam kartu keluarga yang diperoleh penulis beranggotakan tujuh orang.
Data keluarga I Ketut Buncing dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No. Nama
Status Umur Pendidikan
Pekerjaan Keterangan
1 I Ketut Buncing
Menikah 48
Tamat SMA Buruh Harian
Lepas Kepala Keluarga
2 Ni Gusti Ayu Oko
Menikah 41
Tamat SMA Wiraswasta
Istri 3
I Putu Oka Buana Belum
Menikah 20
Tamat SMA Tidak
Bekerja Anak Pertama
4 I Kadek Adi Oka
Adnyana Belum
Menikah 18
Tamat SMP Pelajar
Anak Kedua
5 Ni Ketut Sri
Bundari Belum
Menikah 13
SD Pelajar
Anak Keempat
6 Putu Oka Angga
Ruana Belum
Menikah 10
SD Pelajar
Anak Kelima
7 I Made Uder
Cerai Mati
71 Tidak
Sekolah Tidak
Bekerja Orang Tua
I Ketut Buncing beranggotakan 7 orang dimana I Made Uder sebagai Ayah dari Pak Tut, Ni Gusti Ayu Oko sebagai istri, I Putu Oka Buana sebagai anak pertama, I Kadek
Adi Oka Adnyana sebagai anak kedua, Ni Ketut Sri Bundari sebagai anak keempat, dan Putu Oka Angga Ruana sebagai anak kelima. Sebenarnya, I Ketut Buncing memiliki lima
anak, tetapi anak ketiga meninggal jadi I Ketut Buncing hanya memiliki empat anak. I Ketut Buncing atau lebih akrab dipanggil Pak Tut bekerja sebagai tukang ukir di
Goa Gajah dimana bekerja mulai dari jam 8 pagi sampai 5 sore dan istirahat jam 12 siang. Setelah bekerja, I Ketut Buncing menyempatkan diri ke sawah selama satu jam dari jam
lima sampai jam enam dimana beliau mengambil kapu-kapu dan menanam padi di areal sawah miliknya dan kadang-kadang ditemani anak-anaknya. Istrinya, Ni Gusti Ayu Oko
bekerja di salah satu villa di Ubud dimana memiliki dua shift dalam pekerjaannya yaitu shift pagi dari jam 8 pagi sampai 4 sore dan shift sore dari jam 3 sore sampai 10 malam. I
Putu Oka Buana atau lebih akrab dipanggil Putu berstatus tidak bekerja. I Kadek Adi Oka Adnyana atau sering dipanggil Dollar sedang melakukan training di salah satu villa di
Ubud. Ni Ketut Sri Bundari atau Ketut dan Putu Oka Angga Ruana atau Putu Balik
berstatus siswa dimana Ketut mengenyam pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Pertama SMP kelas 2 di SMP 3 Tampaksiring dan Putu Balik sedang duduk di kelas 5
sekolah dasar di SD 2 Pejeng Kawan. Keluarga Pak Tut sendiri tidak memiliki kamar mandi sehingga terkadang mereka
pergi ke sungai atau beji untuk melakukan aktivitas mandi dan mencuci baju, biasanya Ketut, anak keempat, dan Putu Balik, anak kelima, bangun jam 5 pagi untuk mandi di
sungai dan berangkat ke sekolah jam setengah 7 pagi. Kadang-kadang mereka menggunakan kamar mandi pamannya untuk melakukan aktivitas mandi dan untuk air
minum keluarga Pak Tut biasanya mengambil di Beji dan tidak membeli air dalam bentuk galon. Terdapat 3 kamar di rumah Pak Tut dimana 1 kamar ditinggali oleh Pak Uder, 1
kamar ditinggali oleh Pak Tut dan Bu Ayu, dan 1 kamar lagi ditinggali oleh Putu, Dollar, Ketut, dan Putu Balik.
Pak Tut sendiri bercerita bahwa beliau hanya memiliki 3 motor dan 1 sepeda dimana digunakan oleh beliau untuk bekerja, 1 digunakan oleh istrinya bekerja dan 1 lagi
digunakan oleh anak keduanya untuk keperluan training serta 1 sepeda digunakan oleh Putu Balik untuk pergi ke sekolah. Ketut, anak keempat, pergi ke sekolah diantar oleh
Ayahnya dan pulang dari sekolah berjalan kaki dimana menempuh jarak kira-kira 3 kilometer dari SMP 3 Tampaksiring menuju rumahnya. Keluarga Pak Tut hanya memiliki
2 buah hp dimana digunakan oleh Pak Tut dan Bu Ayu.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga
Pendapatan yang diperoleh Pak Tut sebesar Rp 75.000 per hari karena pekerjaannya sebagai tukang ukir di Goa Gajah. Sang Ibu, Bu Dayu bekerja di salah satu villa di Ubud
dengan gaji Rp 2.000.000 per bulan dan anak kedua, Dollar, sedang menjalani training di salah satu Villa di Ubud dan Putu, Ketut, serta Putu Balik berstatus tidak bekerja.