ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam situasi. Kedua, pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
kelompok masyarakat pendengar. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan kata
bahasa itu. Pemakaian atau penggunaan kata dalam bahasa Indonesia sangat dipengaruhi oleh kejelian dalam memilih kata. Ketidakjelian dalam memilih kata dapat
mengganggu pembaca dan pendengar.
2.3 Jenis-Jenis Diksi
Terdapat beberapa macam pilihan kata yang umum digunakan dalam media cetak. Berikut ini adalah macam - macam pilihan kata yang dikemukakan oleh Soejito.
2.3.1 Berdasarkan Golongan Kata
Soejito 1988 : 39 memaparkan bahwa pilihan kata dalam kosakata bahasa Indonesia dapat digolongkan sebagai berikut.
1 Kata Abstrak dan Kata Konkret Kata abstrak adalah kata yang mempunyai rujukan berupa konseppengertian.
Kata konkret adalah kata yang mempunyai rujukan berupa objek yang dapat diserap oleh pancaindera dilihat, diraba, dirasakan, didengarkan, atau dicium.
2 Kata Umum dan Kata Khusus Kata umum adalah kata yang ruang lingkupnya dan mencakup banyak hal. Kata
khusus adalah kata yang sempit atau terbatas ruang lingkupnya Soejito, 1988: 41
3 Kata Populer dan Kata Kajian Kata populer adalah kata yang dikenal dan dipakai oleh semua lapisan
masyarakat dalam komunikasi sehari-hari. Kata kajian akalah kata yang dikenal dan dipakai oleh para ilmuwankaum terpelajar dalam karya - karya ilmiah. Kata kajian pada
umumnya banyak diserap dari bahasa asing atau bahasa daerah Soejito, 1988: 43 4 Kata Baku dan Kata Non-baku
Kata baku adalah kata yang mengikuti kaidah atau ragam bahasa yang telah ditentukandilazimkan. Kata non-baku ialah kata yang tidak mengikuti kaidahragam
bahasa yang telah ditentukandilazimkan Soejito, 1988: 44 5 Kata Asli dan Kata Serapan
Kata asli adalah kata yang berasal dari bahasa kita sendiri. Kata serapan adalah kata yang berasal diserap dari bahasa daerah atau bahasa asing Soejito, 1988: 47.
2.3.2 Berdasarkan Makna Kata
Yang dimaksud dengan makna kata ialah hubungan antara bentuk dan barang hal yang diacunya Soejito, 1988: 51. Terdapat bermacam-macam makna kata,
diantaranya adalah sebagai berikut. 1 Makna leksikal dan makna gramatikal
Makna leksikal adalah makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata lainya dalam sebuah struktur frase, klausa, atau kalimat.
Contoh : Ayah orang tua laki-laki; bapak
Makna gramatikal ialah makna baru yang timbul akibat terjadinya proses gramatika pengimbuhan atau perulangan atau pemajemukan
Contoh : Rumah-rumah banyak rumah
2 Makna denoatif dan makna konotatif Makna denotatif referensial ialah makna yang menunjuk langsung pada acuan
atau makna dasarnya, sedangkan makna konotatif evaluasi atau motif ialah makna tambahan terhadap makna dasarnya berupa nilai rasa atau gambaran tertentu.
Contoh : Denotasi
Konotasi Ular binatang
menakutkanberbahaya Merah warna
berani, dilarang 3 Makna lugas dan makna kiasan
Makna lugas adalah makna yang acuannya cocok dengan makna kata yang bersangkutan. Makna kiasan adalah makna yang referennya acuannya tidak sesuai
dengan makna kata yang bersangkutan. Contoh :
Wajah : Wajah saya
Wajah hantu Minum
: Minum air Minum teh
4 Makna kontekstual Makna kontekstual ialah makna yang ditentukan oleh konteks pemakaiannya.
Contoh : Prima sedang belajar.
Sedang dia belajar, saya datang.
Dia mendapat nilai sedang. Dari contoh di atas nampak bahwa makna kata menjadi jelas jika digunakan dalam
kalimat.
2.3.3 Berdasarkan Perubahan makna kata
Menurut Soejito 1988: 64, perubahan makna dapat disebabkan oleh adanya hal-hal sebagai berikut.
1 Perubahan makna karena peristiwa ketatabahasaan. Contoh:
a. Rem mobil saya tidak makan sama sekali,
b. Kuda adalah hewan pemakan tumbuhan.
2 Perubahan makna karena perubahan waktu. Contoh :
Makna dahulu : Bapak orang tua laki-laki,
Makna sekarang : Bapak sebutan untuk semua laki-laki yang
umumnya lebih tua atau kedudukannya lebih tinggi.
3 Perubahan makna karena perbedaan tempat.
Contoh: Busdak
: di Sunda bermakna anak, kanak-kanak; dalam bahasa Indonesia berarti hamba, orang gajian budak belian,
Lurah : di Jawa bermakna kepala desa; dalam bahasa Indonesia
bermakna lembah jurang. 4 Perubahan makna karena perbedaan lingkungan.
Contoh:
Jurusan : 1 di lingkungan lalulintas bermakna arah, tujuan,
2 di lingkungan pendidikan tinggi bermakna bagian fakultas.
Operasi : 1 di lingkungan kedokteran bermakna pembedahan,
2 di lingkungan kepolisian bermakna tindakan ekonomi. 5 Perubahan makna karena perubahan konotasi.
Contoh: Kaki tangan : 1 Pembantu dalam makna netral
2 Pembantu dalam kejahatan atau pihak yang tidak disukai.
2.4 Ketepatan Pilihan Kata