21
2. Scanning panjang gelombang maksimum pada konsentrasi rendah
0,5382 µgmL
22
3. Scanning panjang gelombang maksimum pada konsentrasi sedang
3,2292 µgmL
23
4. Scanning panjang gelombang maksimum pada konsentrasi tinggi
6,4584 µgmL
24
Lampiran 3. Verifikasi metode analisis: akurasi dan presisi
25
Lampiran 4. Summary output regression statistics untuk kurva baku medium
disolusi
Lampiran 5. Kurva baku metanol
dengan: a = -0,006
b = 0,1591 r = 0,998
y = 0,1591x – 0,006
y = 0.1591x - 0.006 R² = 0.9973
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9 1
2 4
6
A bsorbansi
Konsentrasi µgmL
Kurva Baku Kurkumin dalam Metanol
26
Lampiran 6. Summary output regression statistics untuk kurva baku metanol
Lampiran 7. Perhitungan bahan pada pembuatan dispersi padat dan campuran fisik tiap rasio
Tiap rasio akan dibuat dispersi padat dan campuran fisik sebanyak total 5 gram. Rincian jumlah ekstrak temulawak dan PEG
6000 yang digunakan dapat dilihat pada tabel:
Rasio Ekstrak temulawak g
PEG 6000 g
1:2 1,667
3,333 1:4
1,000 4,000
1:9 0,500
4,500
Lampiran 8. Pembuatan dispersi padat 1.
Penimbangan bahan dalam pembuatan dispersi padat tiap rasio
Rasio Ekstrak temulawak g
PEG 6000 g
1:2 1,680
3,342 1:4
1,008 4,002
1:9 0,493
4,509
27
2. Perhitungan rendemen dispersi padat tiap rasio
Rumus perhitungan rendemen =
����� � ℎ�� ��� ����� ���� ���
x 100
Rasio dispersi padat 1:2
1:4 1:9
Berat akhir 3,430
3,532 3,583
Berat total 4,378
4,510 4,533
Yield 78,346
78,315 79,043
28
Lampiran 9. Statistika uji kelarutan
1. Uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas dispersi padat dan
campuran fisik rasio 1:2
2. Uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas dispersi padat dan
campuran fisik rasio 1:4
29
3. Uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas dispersi padat dan
campuran fisik rasio 1:9
Berdasarkan uji normalitas, untuk data yang terdistribusi normal dilanjutkan dengan unpaired T-test sedangkan untuk data yang terdistribusi tidak normal
dilanjutkan dengan Uji Mann-Whitney.
4. Signifikansi kelarutan dispersi padat dan campuran fisik rasio 1:2