Apa itu Potensi Diri ? Bentuk – bentuk Potensi MOTIVASI

- URAIAN MATERI 1. Apa itu Potensi Diri ? Potensi artinya kemampuan atau kekuatan, yang bersifat fisik maupun psikis. Namun Potensi itu masih merupakan kekuatan dasar “modal dasar” yang harus diwujudkan dan dibuktikan secara nyata. Bila tidak demikian, maka potensi itu akan terpendam. Contoh : Bila seseorang siswa disebut berpotensi tinggi seharusnya prestasi belajarnya juga terbukti baik. Potensi diri adalah semua kekuatan, kelebihan, kecakapan yang dimiliki oleh seseorang, baik yang dibawa sejak lahir secara genetik maupun yang diperoleh dari pengalaman dan pelajaran pendidikan. Sumber : Paket I Bimbingan karier, Depdikbud, 1984 Nah, apa saja potensi Anda ? Bukankah setiap orang diberi sejumlah kekuatan dan kelebihan tertentu ?

2. Bentuk – bentuk Potensi

Persis seperti yang anda bayangkan, potensi memang banyak unsur dan ragamnya. Potensi fisik misalnya, terdiri atas : keadaan jasmaniah, ukuran bentuk dan penampilan fisik, kualitas inderawi daya melihat, mendengar, dll ; daya tahan tubuh, kesegaran, kebugaran, kelenturan, kelincahan, kekuatan gerak kerja , keseimbangan, dan kesehatan kesehatan gigi, mata, pernafasan, pencernaan, persendian, dll . Potensi non fisik antara lain : Intelegensi kecerdasan, bakat, minat, hobi, ciri sifat kepribadian, kemantapan emosional, motivasi, sikap, kreativitas, daya tanggap, dan lain – lain. Dewasa ini juga dikaji, tentang adanya potensi kecerdasan emosional emotional qoutient , kecerdasan kemampuan dalam mengatasi kesulitan – MODUL BK KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SMPN 1 SINGAJAYA 26 kesulitan adversity qoutient dan potensi keimanan atau kecerdasan spiritual spiritual qoutient .

3. Mengembangkan potensi diri

Kadang kita prihatin, melihat layu dan gugurnya kuncup bunga yang belum sempat mekar. Karena si empunya lalai tidak menyiramkan air segar. Demikianlah kuncup – kuncup potensi diri kita. Ia butuh siraman air pengembangan. Ia butuh upaya dan kerja keras. Ia perlu kesabaran dan daya tahan. Lalaikah Anda, sang Empunya potensi itu ? Sejenak telusurilah macam – macam potensi dan kekuatan Anda

a. Potensi Intelektual

Kemampuan intelektualnya adalah kecerdasan atau intelegensi. Satuan ukurannya ialah Intellegence Qoutient IQ. Intelegensi adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasi lingkungan secara efektif Marthen Pali,1993 . Untuk mengetahui intelegensi dapat dilakukan dengan cara sekilas yakni mengamati hasil belajar sehari – hari nilai ulangan harian sampai nilai rapor; atau secara teliti melalui pemeriksaan psikologis dengan tes intelegensi. Yang terakhir ini menghasilkan angka – angka yang menggambarkan taraf kecerdasan tertentu, misalnya : No. IQ Klasifikasi Prestasi Minimal 1. - 79 Kemampuan Intelektual Rendah - 2. 80 – 89 Kemampuan Intelektual Di bawah rata – rata 5,5 3. 90 – 109 Kemampuan Intelektual Rata – rata 6 4. 110 – 119 Kemampuan Intelektual di Atas rata – rata 7 5. 120 – 135 + Kemampuan Intelektual Superior 9 Sumber : Marthen Pali, 1993 Perhatian Kita harus hati – hati dan bijaksana dalam memahami, menyikapi dan menterjemahkan apa itu intelegensi dan angka – angka hasil test intelegensi Sungguh arif jika Anda proaktif untuk berdiskusi dengan pakar yang tepat, yakni guru pembimbing Bimbingan dan Konseling, psikolog, atau lembaga penyelenggaara tes psikologi yang ada. Mengapa demikian ? Sebab sering terjadi hasil tes IQ itu dipersepsi salah oleh bahasa awam Contoh : Bagaimana menghadapi kasus berikut ? MODUL BK KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SMPN 1 SINGAJAYA 27 Kasus A Si A menurut hasil tes intelegensi memiliki IQ = 122. Ini berarti tergolong pada kemampuan Intelektual Superior atau sangat cerdas. Seharusnya prestasi belajarnya berkisar 9 – 10 ulangan harian nilai rapor. Tetapi mengapa kenyataannya nilainya di bawah 6,0 dan tergolong peringkat empat puluhan di kelasnya ? Kasus B Sebaliknya Si B memiliki angka IQ = 115 yang artinya termasuk klasifikasi Kemampuan Intelektual di atas rata – rata. Perkiraan nilai hasil belajarnya minimal 7,0. Namun, apa yang terjadi ? Nilai hasil ulangan dan rapornya rata – rata 8 koma sekian. Tentunya termasuk peringkat 10 besar dikelasnya. Perlu direnungkan Intelegensi IQ bukanlah satu – satunya Intelegensi atau kecerdasan Rasio Emosional itu hanyalah SALAH SATU SAJA dari sekian banyak faktor kesuksesan. Keberhasilan seseorang dalam belajar bekerja bergaul tidak hanya ditentukan secara mutlak oleh taraf intelegensi saja. Banyak faktor lain yang dapat saja justru menjadi kunci sukses Misalnya : semangat dan motivasi, minat, kreativitas, sikap, ciri sifat kepribadian emosional, strategi belajar yang efektif, kemampuan untuk bertahan mengatasi kesulitan adversity Qoutient peranan lingkungan, dan lain – lain.

b. Kecerdasan Sosial

Tingginya taraf kecerdasan rasional otak terbukti belum menjamin gemilangnya prestasi seseorang dalam kehidupan sehari – hari ketika belajar bergaul dan berinteraksi sosial secara nyata. Untuk itu, ada upaya mengidentifikasi jenis kecerdasan lain. Dicobalah menemukan kecerdasan jenis lain itu, dan dinamai kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial ini, terdiri dari kepekaan sosial, komunikasi yang baik, empati, pengertian pemahaman terhadap orang lain Munandir, 1995.

c. Kecerdasan Emosional Emotional Qoutient

Kecerdasan emosional adalah intelegensi dunia perasaan seorang individu. Seorang pakar mengartikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan individu untuk mengenali emosi perasaan diri sendiri dan emosi orang lain, memotivasi diri sendiri, dan mengelola emosi itu dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain Goleman, 1999 dalam Ramli, 2001. MODUL BK KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SMPN 1 SINGAJAYA 28 Bisa terjadi seseorang yang cerdas otaknya namun dapat menjadi sedemikian tidak rasional menjadi “bodoh”. Mengapa ? Kcerdasan akademis IQ sedikit saja kaitannya dengan kehidupan emosional. Dapat saja orang yang paling cerdas pun diantara kita, terperosok ke dalam nafsu tak terkendali dan meledak – ledak Goleman, 1999. Kecerdasan perasaan emosional merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, mengadakan dorongan hati, tidak melebih – lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, dan menjaga agar beban stress tekanan mental tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, punya empati dan banyak berdo’a. Daniel Goleman, 1999. Kecerdasan Emosional o Mampu memotivasi diri sendiri o Daya tahan menghadapi frustasi o Mengendalikan dorongan hati o Tidak berlebihan atas kesenangan o Mengatur suasana hati o Beban stress tidak melumpuhkan daya pikir o Punya empati o Banyak berdo’a Wacana yang mengejutkan kita adalah betapa peranan kecerdasan emosional itu sangat dominan dalam meniti keberhasilan seseorang Bagi kesuksesan seseorang individu, kecerdasan rasional IQ hanya berperan 20 saja, sedangkan kecerdasan emosional punya andil 80. Benarkah ?

d. Kecerdasan Emosional Emotional Qoutient

Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar bekerja dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan dengan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Contoh : Seseorang yang berbakat melukis, akan lebih cepat bisa dan cepat menyelesaikan pekerjaan melukis tersebut, dibandingkan dengan orang lain yang tingkat bakatnya dibawahnya. MODUL BK KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SMPN 1 SINGAJAYA 29 Bakat aptitude juga bermakna potensi yang akan diwujudkan di waktu yang akan datang. Maksudnya bakat menunjukkan adanya peluang saja, yakni peluang keberhasilan Munandir, 1995. Maka tidak heran ada istilah bakat terpendam. Dengan kata lain bakat harus disemaikan, diwujudkan, dan dikembangkan. Kalau tidak, lepaslah peluang keberhasilannya. Untuk mengembangkan potensi bakat perlu menggerakkan seluruh aspek JENIS BAKAT Menurut beberapa referensi test bakat, dikenali adanya contoh jenis – jenis bakat, yaitu : bakat verbal, bakat numerikal.  Verbal : Konsep – konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata – kata  Numerikal : Konsep – konsep dalam bentuk angka – angka  Skolastik : Kombinasi kata – kata dan angka – angka  Abstrak : Aspek yang tidak berupa kata maupun angka, namun berbentuk pola, rancangan, diagram dengan ukuran – ukuran, bentuk dan posisi – posisinya.  Mekanik : Prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas, dan alat – alat lainnya.  Relasi ruang : Mengamati, mencitrakan pola dua dimensi berpikir dalam tiga dimensi.  Kecepatan Ketelitian Klerikal : Tugas tulis menulis, ramu meramu untuk kantor, laboratorium dan lain – lain.  Bahasa : Penalaran analitis tentang bahasa, misalnya untuk jurnalistik, stenografi, penyiar, editing, hukum, pramuniaga dan lain – lain.

e. Kecerdasan Spiritual

Suatu kecerdasan yang bersangkut paut dengan pengikatan diri dengan Zat Yang Maha Tinggi yaitu Tuhan. Kecerdasan spiritual merupakan kepekaan batin seseorang untuk melihat dan merasakan perbedaan antara suatu kebaikan dan keburukan, suatu kemampuan diri untuk memilih dan berpihak kepada kebaikan dan merasakan nikmatnya seseorang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi akan tidak mudah cepat putus asa, pantang menyerah, hidupnya akan penuh dengan harapan dan ketenangan hati. Ia sadar MODUL BK KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SMPN 1 SINGAJAYA 30 bahwa dirinya itu milik Tuhan Yang Maha Kuasa dan Tuhan adalah sumber kebaikan. Dengan adanya rasa pengikatan diri dengan Tuhannya ia akan berserah diri, ia sadar bahwa manusia memang harus selalu berusaha tetapi Tuhanlah yang menentukan segalanya. Lagu ciptaan BIMBO TUHAN Tuhan tempat aku berteduh Dimana aku mengeluh Dengan segala keluh Tuhan .. Tuhan Yang Maha Kuasa Dimana aku memuja Dengan segala do’a Aku dekat engkau dekat Aku jauh engkau jauh Hati adalah cermin Tempat pahala dan dosa bertaruh

f. Minat Interest

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Orang yang berminat pada suatu hal akan memberi perhatian, mencarinya, mengarahkan diri, berusaha mencapai memperoleh sesuatu itu. Munandir, 1995. Minat dapat membangkitkan “power”, kekuatan, dorongan yang mengarahkan kepada optimalisasi pendakian objek tertentu. Dengan minat, seseorang dapat menghadapi hal yang berat menjadi ringan, yang jauh akan terasa dekat, pelajaran yang sulit terasa mudah. Guilford, 1956, membedakan minat menjadi : minat vokasional menunjuk pada bidang – bidang pekerjaan. Minat vokasional yaitu minat untuk memperoleh kepuasan dari kegiatan tertentu, misalnya petualangan, hiburan, apresiasi, artistik, ketelitian, dan lain – lain. Minat Vokasional terdiri dari tiga faktor, yakni : 1. Minat profesional yakni minat dan keilmuan, ekspresi aestitis seni, dan kesejahteraan sosial. MODUL BK KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SMPN 1 SINGAJAYA 31 Kalau punya bakat, rajin-rajinlah belajar dan berlatih 2. Minat komersial yaitu minat pada pekerjaan dunia usaha bisnis, jual beli, periklanan, kesekretariatan, akuntansi dan sebagainya. 3. Minat kegiatan fisik yaitu minat mekanik tata kerja mesin, kegiatan luar out door. Minat juga dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Sekelompok orang yang suka berminat bekerja dengan benda – benda mesin, perkakas, tanaman di ruang terbuka. 2. Sekelompok orang yang berminat pada pekerjaan administrasi, mengolah angka dan data, taat pada peraturan dan cermat. 3. Mereka yang suka bisnis dan berorganisasi, mengajak mempengaruhi dan mempresentasikan sesuatu. 4. Mereka yang berminat pada kegiatan sosial : mengajar, merawat komunikasi, memberi informasi, dan lain – lain. 5. Mereka yang berminat pada kegiatan ekspresi seni, intuitif, imajinasi dan kreativitas. 6. Mereka yang berminat pada kegiatan mengamati, meneliti, menganalisis, mengevaluasi, lebih banyak berpikir dari pada bertindak. Sedangkan Kuder memilah minat menjadi : minat kegiatan luar out door, mekanikal, komputasional, ilmiah, persuasif, artistik, kesusastraan, musik, pelayanan sosial, klerikal. Catatan : minat adalah hasil belajar, artinya minat dapat berubah – ubah sesuai dengan perkembangan wawasan dirinya. Yang saat ini diminati, mungkin pada saat mendatang tak disukai lagi. Tugas I Buatlah intisari tentang pemahaman Anda apa itu potensi dan bagian – bagiannya MODUL BK KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SMPN 1 SINGAJAYA 32 1. Apa itu potensi ? …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 2. Apa itu intelegensi ? Sejauhmana intelegensi menjamin kesuksesan belajar kehidupan ? …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 3. Sebutkan unsur – unsur kecerdasan sosial ? …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 4. Apa makna dan apa saja unsur – unsur EQ Emotional Qoutient ? …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 5. Bagaimana hubungan IQ Kecerdasan Rasional dengan EQ Kecerdasan Emosional ? …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 6. Apa yang kalian ketahui tentang kecerdasan spiritual dan apa makna yang terkandung dalam lagu TUHAN tersebut ? MODUL BK KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SMPN 1 SINGAJAYA 33 Tugas 2 Cermati aspek – aspek dan potensi fisik yang Anda miliki. Deskripsikan sebutkan aspek – aspek fisik Anda yang kondisinya bagus dan prima. Dan aspek fisik yang kondisi dan fungsinya kurang bagus, misal penglihatan minus sekian sehingga harus dengan alat bantu kacamata, saluran pencernaan terganggu sakit maag, gigi telah berlubang satu buah dan lain – lain. No. Aspek fisik yang kondisinya bagusprima No. Aspek fisik yang fungsinya kurang primaterganggu penyakit Misal : Misal : 1. Kondisi kesehatan gigi dalam keadaan baik, putih dan kuat 1. Kondisi persendian lutut sudah terganggu karena keseleo terkilir 2. Tangan masih dalam keadaan baik masih mampu menulis dsb 2. Organ pencernaan terganggu karena punya penyakit lambung 3. Kaki masih dalam keadaan baik masih mampu berjalan dsb 3. Mata sudah tidak normal, Pakai kacamata minus 4. Telinga masih dalam keadaan baik masih mampu mendengar 5. 6. MODUL BK KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SMPN 1 SINGAJAYA 34 No. Aspek fisik yang kondisinya bagusprima No. Aspek fisik yang fungsinya kurang primaterganggu penyakit 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. MODUL BK KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SMPN 1 SINGAJAYA Tanggal Catatan Guru Pembimbing Tanda Tangan Guru Pembimbing 35 BAGAIMANA CARA BERTAHAN MENGATASI KESULITAN ATAU SEBUAH TANTANGAN? - URAIAN MATERI Penelitian menunjukkan bahwa selain IQ dan EQ, penentu keberhasilan seseorang dalam hidupnya adalah juga kemampuan adversity Qoutient AQ. Adversity Qoutient adalah kemampuan seseorang untuk seberapa jauh dapat bertahan menghadapi kesulitan – kesulitan dan dapat mengatasi kesulitan – kesulitannya. MODUL BK KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SMPN 1 SINGAJAYA 36 Adversity Qoutient, apa itu ? Semua Kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan peluang bagi jiwa kita untuk tumbuh Aspek Perkembangan : Pengembangan Pribadi Tugas Perkembangan : Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri, secara emosional sosial dan ekonomi Rumusan Kompetensi : Memiliki gambaran tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi Kelas Semester : VIII Gasal Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Bidang Bimbingan : Karir Jenis Layanan : Layanan Informasi dan Pembelajaran Fungsi Layanan : Pemahaman Kegiatan Pendukung : Himpunan Data Penilaian : Penilaian Segera Laiseg Penilaian Jangka Pendek Laipen Perolehan Siswa : Siswa dapat : Memiliki kemampuan untuk bertahan mengatasi kesulitan tantangan hidup BAB V Berikut ini akan dipaparkan lebih lanjut sari tulisan Paul G. Stoltz, Ph.D., 2000, tentang Adversity Qoutient ini. Pada umumnya, ketika dihadapkan pada tantangan – tantangan hidup, kebanyakan orang berhenti berusaha sebelum tenaga dan batas kemampuan benar – benar teruji. Banyak orang yang mudah menyerah Mengapa ada banyak orang yang jelas – jelas sangat berbakat cerdas namun gagal menunjukkan dan membuktikan potensi dirinya ? Sebaliknya tidak sedikit orang yang hanya memiliki sepersekian saja sumber daya bakat dan kecerdasan dan dengan kesempata yang sama justru bisa lebih unggul dan mempunyai prestasi melebihi yang diharapkan dan diperkirakan. Manusia dilahirkan dengan dilengkapi satu dorongan inti manusiawi, yakni dorongan untuk terus mendaki. Mendaki dalam arti luas adalah menggerakkan terus dan terus tujuan – tujuan hidup ke depan. Misalnya : tujuan memperbaiki nilai rapor, menyelesaikan SMU Perguruan Tinggi, berwiraswasta yang sukses, menjadi seorang pakar yang piawai, pengusaha yang berhasil, dan seterusnya termasuk tujuan menjadi hamba yang dekat dengan Tuhannya sehingga sukses dunia akhiratnya. Yang jelas orang – orang yang sukses sama – sama memiliki dorongan yang mendalam kuat untuk berjuang, untuk maju, untuk meraih cita – cita, dan mewujudkan impian – impiannya. Inilah kekuatan yang disebut adversity adversity Qoutient, kemampuan untuk mendaki kehidupan ini dan siap bertahan dalam memecahkan kesulitan – kesulitan yang mungkin muncul. Tipe – tipe dalam pendakian Dalam perjalanan pendakian hidup ini banyak ditemui bermacam – macam tipe manusia. Ada tiga tipe besar manusia, yakni : 1. Tipe “Quitters” orang – orang yang berhenti Mereka berhenti dan memilih tidak mendaki lagi, keluar, mundur dan menghindari kewajiban, tidak memanfaatkan peluang kesempatan yang ditawarkan dan diberikan Tuhan dalam hidup ini. 2. Tipe “Campers” orang – orang yang berkemah Mereka giat mendaki tetapi di tengah perjalanan bosan, merasa cukup dan mengakhiri pendakian dengan mencari tempat datar dan nyaman untuk membangun tanda perkemahan kehidupan ini. MODUL BK KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SMPN 1 SINGAJAYA 37 3. Tipe “Climbers” para pendaki sejati orang – orang yang seumur hiduo membaktikan diri pada pendakian menuju kehidupan sesungguhnya di hari akhir nanti. Gaya Hidup Quitter, Camper dan Climber 1. Quitter orang yang berhenti mendaki memilih jalan hidup yang datar – datar saja dan mengambil yang lebih mudah saja. Ironisnya dengan cara itu, ia akan menderita pada saat yang memilukan adalah ketika ia menoleh kebelakang dan melihat bahwa ternyata kehidupannya tidak optimal, kurang makna, banyak yang disia – siakan, sangat boros dalam waktu dan hidup. Akibatnya ia menjadi murung, sinis, pemarah, frustasi, menyalahkan semua orang disekelilingnya dan membenci iri hati pada orang – orang yang terus mendaki kehidupan ini. “Quitter” mencari pelarian untuk menenangkan hati dan pikirannya meski semua belaka. Berlakulah apa yang ditamsilkan bahwa orang – orang yang takut mati sesungguhnya tidak pernah benar – benar hidup. 2. Gaya hidup “Campers” orang – orang yang berkemah. Pada mulanya kehidupannya penuh proses – proses pendakian dan perjuangan, cukup jauh ia mendaki namun ia memilih berbelok membangun kemah di lereng gunung kehidupan. Karena lelah mendaki, menganggap prestasi ini sudah cukup. Ia senang dengan ilusinya sendiri tentang apa yang sudah ada, tak menengok apa yang masih mungkin terjadi. Gaya hidup “Campers” memfokuskan energinya pada kegiatan “mengukir – ukir” perkemahan dan mengisi isinya dengan barang – barang yang membuat nyaman. Ia melepaskan peluang untuk maju. “Campers” menciptakan semacam “penjara yang nyaman” sebuah tenda kehidupan yang terlalu enak untuk ditinggalkan. Contoh tipe “Campers” adalah orang – orang yang sudah memiliki pekerjaan bagus, gaji dan tunjangan yang layak, namun mereka telah melepas masa – masa penuh gairah, belajar dan tumbuh, energi kreatif. Mereka puas dan mencukupkan diri dan tidak mau mengembangkan diri Aktualisasi diri. 3. Gaya Hidup “Climbers” pendaki sejati Mereka menjalani hidup secara lengkap, mereka yakin bahwa langkah – langkah kecil saat ini akan membawa kemajuan dan manfaat jangka panjang. Pendaki sejati tidak lari dari tantangan dan kesulitan kehidupan. MODUL BK KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SMPN 1 SINGAJAYA 38 Kisah terkenal Thomas Edisson, yang membutuhkan lebih dari 20 tahun dan 50.000 percobaan untuk menemukan baterai ringan, tahan lama, dan effisien sebagai catu daya mandiri. Seseorang pernah bertanya kepadanya “Mr. Edison, Anda telah gagal 50 kali apa yang membuat Anda tegar ?” “Hasil ”jawab Edison. Edison seorang “Climbers” yang yakin akan hasil ia optimistik. “Climbers” yakin bahwa segala hal bisa dan akan terlaksana meskipun orang lain bersikap negatif dan sudah memutuskan bahwa jalan ini tidak mungkin ditempuh lagi. Meski sesuatu belum pernah dilakukan orang, bukan berarti tidak bisa dikerjakan. Ingat Mahatma Ghandi? Ia tokoh spiritual India yang tanpa kekuasaan resmi, tetapi mampu menggalang kekuatan bangsanya untuk menggulingkan kolonial Inggris. “Climber” tak kenal kata berhenti dalam kamus hidupnya. Saat batu besar menghadang atau menemui jalan buntu, mereka akan mencari jalan alternatif lain. Saat kelelahan atau jatuh mereka berintrospeksi diri dan terus bertahan “Climbers” memiliki kematangan dan kebijaksanaan, dalam memutuskan strategi mundur sejenak dalam rangka bergerak lebih maju lagi. Kamus hidupnya adalah tumbuh dan terus tumbuh dan belajar seumur hidup. Dikabarkan, para pegawai di semua tingkat perusahaan di Amerika, merasa makin lama semakin tidak berdaya menghadapi tugas – tugas mereka. Apapun yang mereka lakukan tidak akan membuat perbedaan dari sebelumnya. Perasaan tidak berdaya seperti ini apabila dibiarkan saja akan meluas menjadi perasaan putus asa. Mengapa banyak orang menyerah, putus asa atau gagal ketika dihadapkan kepada tantangan – tantangan hidup? Salah satu jawabnya adalah temuan tentang adanya RASA KETIDAKBERDAYAAN yang dipelajari Orang Belajar Menjadi Tidak Berdaya Aneh Bukan ? MODUL BK KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SMPN 1 SINGAJAYA 39 Peristiwa tidak penting, tetapi respons terhadap peristiwa itu adalah segala – segalanya. I Ching Penelitian tentang bagaimana mungkin seseorang berproses belajar menjadi tidak berdaya dalam menghadapi kesulitan – kesulitan dan tantangan – tantangan hidupnya, telah banyak dilakukan BELAJAR MENJADI TIDAK BERDAYA Penelitian tentang orang yang menjadi tidak berdaya dengan diberi teka – teki yang tak dapat dipecahkan. Kelompok gagal ini belakangan menunjukkan kinerja – kinerja prestasi yang buruk dibandingkan dengan kelompok yang diberi teka – tei yang bisa dipecahkan. Intinya adalah ketika orang dihadapkan pada kesulitan lalu gagal, maka akan merasa dan meyakini dirinya tak berdaya. Demikian, pada situasi kesulitan berikutnya pun terburu – buru meyakini dirinya akan tak berdaya. Perilaku – perilaku ini praktis menghancurkan dorongan untuk bertindak dan hilangnya kemampuan untuk mengendalikan peristiwa – peristiwa sulit. Orang – orang yang responsnya buruk terhadap situasi – situasi sulit misalnya dengan langsung menyerah, tak berdaya, ternyata menderita dalam segala segi kehidupan mereka. Grace Ferrari telah meneliti isi siaran – siaran berita media massa lokal dan efeknya bagi masyarakat. Hasilnya, bahwa 71 isi berita menimbulkan sikap tak berdaya, misal seorang korban yang tak berdaya atas suatu tindak kriminal. Hanya 12 berupa berita – berita yang menunjukkan orang – orang yang mampu mengatasi punya kendali atas situasi sulit yang dihadapi. Penelitian Seligman dkk menunjukkan bahwa sikap tidak berdaya telah diajarkan kepada anak – anak sejak dini. Contohnya : orang tua yang maunya melakukan apa saja untuk anaknya, sehingga secara tidak sengaja, ia tidak memberi kesempatan kepada anaknya untuk belajar menghadapi tantangannya sendiri. Anak tidak punya pengalaman belajar menghadapi penderitaan dalam kesulitan – kesulitan hidupnya. MODUL BK KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SMPN 1 SINGAJAYA 40 AKIBATNYA BISA BURUK DAN FATAL Terjadi proses yang salah yakni :  Menjadi tak berdaya  Langsung menyerah  Menerima saja penderitaan  Tidak bereaksi dan pasrah  Tidak mencoba untuk mengakhiri penderitaan  Menanggap apa yang dilakukan tidak bermanfaat Paul G. Stoltz dalam penelitiannya menemukan bahwa ketidakberdayaan yang telah dipelajari itu, mengurangi merendahkan kinerja prestasi, produktivitas, motivasi, energi, kemauan untuk belajar, perbaikan diri, keberanian mengambil resiko, kreativitas, kesehatan, vitalitas, keuletan, dan ketekunan. Ketidak berdayaan menciptakan orang – orang bertipe “Campers dan Quitters”. MEMBANGUN KEMAMPUAN MENGHADAPI KESULITAN Sikap – sikap penting yang perlu dikembangkan dalam bertahan menghadapi kesulitan dan tantangan hidup antara lain : 1. Tahan Banting hardiness Penelitian menunjukkan bahwa orang yang tahan banting tidak terlalu menderita akibat negatif yang berasal dari kesulitan. Orang – orang yang tahan banting cenderung tidak terlalu menderita, dan kalaupun menderita tidak terlalu lama. Sifat tahan banting merupakan peramal kesehatan dan kualitas kehidupan secara keseluruhan. Penelitian lain melaporkan bahwa sifat tahan banting dapat dibangun, ditingkatkan dan dipacu, misal dengan diberi latihan berupa tugas – tugas dan tanggung jawab tertentu. 2. Keuletan Orang yang pernah didera berbagai penderitaan kesulitan hidup dan mampu memecahkannya, dapat tumbuh menjadi orang – orang ulet. Mereka terbukti memiliki karakteristik sebagai perencana – perencana, mampu menyelesaikan masalah dan bisa memanfaatkan peluang. Keuletan adalah kemampuan yang dapat dipelajari dibentuk. Orang – orang yang semasa kanak – kanaknya sudah pernah menghadapi dan mengatasi kesulitan, atau menjadi lebih ulet dan kehidupannya lebih baik, dibandingkan mereka yang semasa kanak – kanaknya hidup lebih enak. 3. Efektivitas Diri Keyakinan bahwa Anda mengusai kehidupan dan kemampuan Anda untuk menghadapi tantangan yang muncul disebut efektivitas diri. Penelitian Albert Bandura, menunjukkan bahwa orang yang memiliki rasa efektifitas diri, bisa bangkit kembali dari kegagalan. Ia berfokus pada bagaimana menghadapi sesuatu, bukannya mencemaskan apa jadinya nanti jika salah bertindak. MODUL BK KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SMPN 1 SINGAJAYA 41 Kita semua dilahirkan dengan sejumlah keuletan. Baru seletah diuji, kita mengenali kekuatan batiniahnya. Kwesi M Fume Kesuksesan sangat dipengaruhi oleh kemampuan Anda dalam mengendalikan atau menguasai kehidupan Anda sendiri. Tugas 1 Lengkapilah kolom berikut dengan mencarikan materi di atas. Tipe – tipe orang dalam perjalanan pendakikan kehidupan ini. No. Tipe manusia Ciri – ciri dan Gaya Hidupnya 1. Tipe “Quitters” 2. Tipe “Campers” 3. Tipe “Climbers” Tugas 2 Carilah tokoh – tokoh di dunia, seperti Gandhi dan Edison yang memiliki sifat dan gaya hidup “Climbers”. No. Nama Tokoh Pengalaman Jatuh Bangun dalam Bertahan menghadapi tantangan hidupnya MODUL BK KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SMPN 1 SINGAJAYA 42 No. Nama Tokoh Pengalaman Jatuh Bangun dalam Bertahan menghadapi tantangan hidupnya Tugas 3 Belajar menjadi tidak berdaya, tanpa disadari banyak dialami orang termasuk diri Anda sendiri. Isilah kolom berikut dengan pengalaman Anda selama ini ketika menghadapi kesulitan dan tantangan hidup, baik di sekolah maupun di luar sekolah. No. Bentuk Kesulitan Tantangan Hidup Cara Anda Merespons Menyikapi Tugas 4 Buatlah suatu tulisan karangan ringan bertema : Kiat Sederhana Bertahan Menghadapi dan Mengatasi Kesulitan Tantangan Hidup. MODUL BK KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SMPN 1 SINGAJAYA 43 BAGAIMANA MEMOTIVASI DIRI AGAR BERPRESTASI? - URAIAN MATERI

1. MOTIVASI

Motivasi adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk berbuat sesuatu. Motivasi merupakan keadaan internal organisme individu, yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi berperan sebagai pemasok daya energizer untuk bertingkah laku secara terarah Gleitman, 1986, Reber, 1988 dalam Muhibinsyah. 2000. Motivasi dapat dibedakan atas dua bagian yakni : MODUL BK KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SMPN 1 SINGAJAYA Tanggal Catatan Guru Pembimbing Tanda Tangan Guru Pembimbing 44 Aspek Perkembangan : Pengembangan Pribadi Tugas Perkembangan : Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri, secara emosional sosial dan ekonomi Rumusan Kompetensi : Memiliki gambaran tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi Kelas Semester : VIII Gasal Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Bidang Bimbingan : Karir Jenis Layanan : Layanan Informasi dan Pembelajaran Fungsi Layanan : Pemahaman Kegiatan Pendukung : Himpunan Data Penilaian : Penilaian Segera Laiseg Penilaian Jangka Pendek Laipen Perolehan Siswa : Siswa dapat : Memiliki kemampuan untuk bertahan mengatasi kesulitan tantangan hidup BAB VI a. Motivasi Intrinsik yaitu dorongan daya penggerak yang datang dan bersumber dari dalam diri seseorang. Misalnya : dari dalam jiwa ada dorongan ingin tahu, ingin bisa, ingin memiliki dan lain – lain. b. Motivasi Ekstrinsrik yaitu dorongan untuk berbuat sesuatu karena ada rangsangan stimulus dari luar diri. Misal : seseorang gial belajar karena dorongan dari orang tua, ingin dihadiahi sepeda motor, ingin dihargai dan dipuji, dan lain – lain. Dalam belajar, kedua jenis motivasi ini dapat dimaksimalkan dan saling mengisi. Namun, yang lebih efektif dan konsisten adalah motivasi instrinsik yang memang tumbuh dari hati yang paling dalam, sehingga murni dan ikhlas.

2. MOTIVASI BERPRESTASI