Kajian Tentang Valuta Asing

36

BAB II TINJAUAN UMUM

MENGENAI VALUTA ASING, MONEY CHANGER DAN KAWASAN PARIWISATA

2.1 Kajian Tentang Valuta Asing

2.1.1 Pengertian Valuta Asing dan Dasar Hukum Valuta Asing ”Foreign exchange is the system by which the type of money used is exchange from another country’s money”. 1 Valuta asing adalah mata uang yang dikeluarkan dan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain atau seluruh kewajiban terhadap mata uang asing yang dapat dibayar di luar negeri. Valuta asing atau foreign exchange merupakan uang yang dikeluarkan sebagai alat pembayaran yang sah, valuta asing sangat erat kaitannya dengan pasar valuta asing yaitu pasar memfasilitasi pertukaran valuta asing untuk mempermudah transaksi-transaksi perdagangan dan keuangan internasional. Kurs valuta asing Foreign Exchange Rate adalah tarif dari pertukaran mata uang atau harga suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang yang berbeda dan kuotasi valuta asing adalah suatu pernyataan kesediaan melakukan transaksi jual beli valuta asing pada suatu kurs yang diumumkan. 2 Valuta asing atau foreign exchange merupakan perdagangan mata uang kedua negara yang nilainya berbeda dari waktu ke waktu. 1 Cambridge Iinternational English Dictionary of English, 1995, Cambridge University Press, London, h.549 2 Hafis Mu’addab, 2011, Foreign Exchange Market, Elhaf Publishing, Surabaya, h. 7. Suatu mata uang dikatakan sebagai valuta asing tergantung dari siapa yang melihat, untuk penduduk di negara yang bukan negara asal mata uang akan menyebut sebagai valuta asing atau valas dan sebaliknya penduduk di negara asal mata uang tidak akan menyebut demikian. 3 Sebagai contoh bagi orang Indonesia mata uang US Dollar adalah valuta asing, sedangkan bagi orang Amerika mata uang US Dollar tentunya bukan valuta asing. Secara lebih luas Valuta Asing dapat juga diartikan sebagai seluruh kewajiban terhadap mata uang asing yang dapat dibayar diluar negeri, baik berupa simpanan pada bank luar negeri maupun kewajiban dalam mata uang asing. Makna daripada valuta asing adalah uang asing. Uang asing adalah uang yang diterbitkan sebagai alat bayar yang sah suatu negara, di dalam maupun di luar wilayah negaranya, dengan bahan fisik dan penanda tertentu. Alat bayar adalah alat untuk melakukan pembayaran atau penukaran dengan barang dan jasa. Uang menurut Byrns dan Stone uang adalah : … the device to buy goods or resources and by which we measure our income, wealth, and the price we pay. 4 Alat yang digunakan untuk membeli barang atau sumber daya dan dengan mana seseorang mengukur pendapatannya, kekayaannya, dan harga-harga yang harus dibayar dalam suatu transaksi. Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka posisi uang yang utama adalah sebagai alat pembayaran atau media transaksi yang bersifat sangat vital, karena mempermudah memperoleh dan memilih barang dan jasa yang diinginkan 3 Heli Charisma Berlianta, 2006, Mengenal Valuta Asing, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, h. 9. 4 Ralph T. Byrns and Gerald W. Stones,1984, Economics, Second Edition, Scott, Foresman and Company, Glenview, Illions, h. 319. secara cepat, mempermudah menentukan nilai harga barang dan jasa, memperlancar proses transaksi perdagangan dan jual beli pada umumnya, dan merupakan media untuk menimbun kekayaan. 5 Uang mencakup beberapa fungsi, yaitu : a. Sebagai alat tukar; b. Sebagai satuan hitung; c. Sebahgai penimbun kekayaan; dan d. Sebagai standar pembayaran utang dan kewajiban lainnya. 6 Uang asing merupakan alat pembayaran resmi yang diterbitkan oleh suatu negara untuk memenuhi kewajiban di luar wilayah negaranya atau di dalam wilayah negara lain. Setiap negara berdaulat menerbitkan alat bayarnya sendiri dan umumnya melarang penggunaan mata uang asing sebagai alat bayar umum di dalam wilayah negaranya. Orang asing yang berada di dalam wilayah suatu negara, untuk dapat melakukan transaksi, terlebih dahulu harus menukarkan mata uang negaranya dengan mata uang domestik negara tempat ia melakukan transaksi. Namun demikian, asas kebebasan berkontrak freedom of contract, yang telah diterima secara umum di seluruh dunia. Membuka peluang bagi setiap orang untuk secara bebas memperjanjikan penggunaan mata uang asing dalam transaksi yang mereka buat, terutama dalam hal salah satu pihaknya adalah orang asing. Kebebasan untuk menggunakan mata uang asing sebagai alat bayar dalam suatu kontrak transaksi bersifat terbatas, yaitu sebatas rasio kontrak atau rasio 5 Kasmir, 2006, Manajemen Perbankan , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 14. 6 Ibid, h. 13. transaksi yang mendukung penggunaan mata uang demikian itu. 7 Secara umum, alat bayar resmi yang berlaku di dalam wilayah suatu negara adalah alat bayar yang secara resmi diterbitkan oleh negara bersangkutan. Sebagai alat tukar resmi yang diterbitkan oleh suatu negara, mata uang asing umumnya ditandai dengan berbagai penanda mata uang sebagai alat tukar, antara lain nomor seri, indikasi dan desain tertentu. Ketiga persyaratan minimal itu merupakan persyaratan minimal pada umumnya diatur di dalam ketentuan hukum negara bersangkutan di bawah hukum tentang persyaratan, penerbitan pencetakan, peredaran dan pengendalian nilai tukar uang. Setiap mata uang asing yang diadakan secara tidak memenuhi kedua persyaratan minimal demikian itu merupakan mata uang yang tidak memenuhi persyaratan hukum dan karena berpeluang menjadi obyek penegakan hukum. Pasal 19 UU BI menyatakan bahwa Bank Indonesia berwenang menetapkan macam, harga, ciri-ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan yang akan digunakan serta tanggal mulai berlakunya uang tersebut sebagai alat pembayaran yang sah. Ketentuan Pasal 20 UU BI menyebutkan pula bahwa Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang memiliki wewenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan rupiah serta menjaga stabilitas perekonomian. Kewenangan Bank Indonesia dalam valuta asing dapat dilihat melalui keberadaan beberapa instrumen hukum yang mengatur langsung maupun tidak langsung kewenangan Bank Indonesia, antara lain : 7 Ralph H Folsom dkk, 1992, International Business Transaction, West Publishing Co, ST Paull, Minn, USA, h. 133.

1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Kewenangan Bank Indonesia dalam pengaturan perdagangan valuta asing dapat ditelusuri melalui beberapa ketentuan UUD 1945 tidak menentukan posisi dan kewenangan Bank Indonsia melainkan kewenangan lembaga itu secara implisit di dalam alokasi kewenangan moneter negara, Pasal 23 ayat 3 dan ayat 4 UUD 1945. Pasal 23 ayat 3 menentukan bahwa macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 23 ayat 4 menentukan bahwa hal keuangan negara selanjutnya diatur dengan undang-undang. Kedua ketentuan itu masing-masing masuk menjadi ketentuan Pasal 23 B dan Pasal 23 C UUD Negara Republik Indonesia 1945 secara eksplisit menentukan posisi dan fungsi Bank Indonesia. Negara mempunyai bank sentral yang mana susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, serta independensinya diatur oleh undang-undang. Ketentuan Pasal 23 D UUD Negara Republik Indonesia telah ditindaklanjuti dengan pembentukan Undang-undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang kemudian diubah dengan adanya Undang-undang No. 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Sehingga bentuk organik dari konstruksi kewenangan itu harus ditelusuri melalui Undang-Undang Bank Indonesia, baik yang tahun 1999 maupun 2004.

2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan

Sistem Nilai Tukar UU Nomor 24 Tahun 1999 ini mengatur tentang devisa dan sistem nilai tukar. Devisa menurut ketentuan ini adalah aset dan kewajiban finansial yang