Perancangan Media Informasi Psikopat Melalui Buku Ilustrasi
(2)
(3)
RIWAYAT HIDUP
Nama : Sheila Meylita Tallei Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Manado, 18 Mei 1995
Alamat : Jl. Ciumbuleuit RT.05 RW.02 Kel. Hegarmanah Kec. Cidadap Bandung
No. Telp. : 08 212 6978 695
Email : sheilameytallei@gmail.com Pendidikan : 2000 - SD Negeri 126 Manado
2006 - SMP Negeri 1 Manado
2009 - SMA Negeri 9 Binsus Manado 2011 - SMA Negeri 1 Manado
(4)
Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN INFORMASI PSIKOPAT MELALUI BUKU ILUSTRASI
DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016
Oleh:
Sheila Meylita Tallei NIM. 51912220
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(5)
iii KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat-Nya, penulis telah berhasil menyelesaikan Laporan Pengantar Tugas Akhir ini. Dalam pembuatan laporan ini, terdapat kendala-kendala dan kekurangan yang dihadapi, baik dalam pencarian data, maupun saat pembuatan Laporan Pengantar Tugas Akhir ini. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu selama masa pencarian data hingga pembuatan laporan, berkat bantuan dan bimbingan mereka, penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan Laporan Pengantar Tugas Akhir ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat, juga dapat membantu bagi pembaca pada umumnya.
Bandung, 09 Agustus 2016 Penulis,
(6)
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... KATA PENGANTAR ... ABSTRAK ...
ABSTRACT ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ...
BAB I. PENDAHULUAN ... I.1 Latar Belakang Masalah ... I.2 Identifikasi Masalah ... I.3 Rumusan Masalah ... I.4 Batasan Masalah ... I.5 Tujuan Perancangan ...
BAB II. PSIKOPAT
II.1 Pengertian Psikopat ... II.1.1 Ciri-ciri Psikopat ... II.1.2 Klasifikasi Psikopat ... II.1.3 Faktor Penyebab Psikopat ... II.1.4 Tahapan Mendiagnosis Psikopat ... II.1.5 Penanganan dan Pencegahan ... II.2 Dampak Psikopat Pada Lingkungan Sosial dan Masyarakat ... II.3 Pandangan Masyarakat Terhadap Penderita Psikopat ... II.4 Analisis Masalah ... II.5 Analisis Media Informasi ... II.6 Solusi Perancangan ... II.6.1 Buku ... II.6.2 Ilustrasi ...
i ii iii iv v vi viii ix 1 1 3 3 3 3 5 6 7 8 9 10 11 11 13 14 14 14 16
(7)
vii BAB III. STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP DESAIN ...
III.1 Strategi Perancangan ... III.1.1 Khalayak Sasaran ... III.1.2 Strategi Komunikasi ... III.1.3 Strategi Kreatif ... III.1.4 Strategi Media ... III.1.5 Strategi Distribusi ... III.2 Konsep Desain ... III.2.1 Format Desain ... III.2.2 Tata Letak ... III.2.3 Huruf ... III.2.4 Ilustrasi ... III.2.5 Warna ...
BAB IV. MEDIA & TEKNIS PRODUKSI ... IV.1 Media Utama (Buku Ilustrasi) ... IV.1.1 Teknik Produksi ... IV.1.2 Sampul Buku ... IV.1.3 Konten Buku (Isi Naskah/Alur Cerita) ... IV.2 Media Pendukung ...
DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... 17 17 17 18 20 21 22 24 24 24 25 25 26 28 28 28 30 31 32 37 38
(8)
36 DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Adityawan, Arief. (2010). Tinjauan Desain Grafis. Jakarta: PT. Concept Media. Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Austin, Kleon. (2012). Steal Like an Artist. New York: Workman Publishing Company.
Hendroyono, Handoko. (2015). Fish Eye. Jakarta : PT. Gramedia.
Irwanto. Elia, Herman., Hadisoepadman, Antonius., Priyani, Retno., Bagus, Yohannes., & Fernandes, Cosmas. (1994). Psikologi Umum (Buku Panduan Mahasiswa). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Maramis, W.F., & Maramis, A.A. (1980). Ilmu Kedokteran Jiwa (Edisi 2).
Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan (AUP).
Muhaimin, Yahya. (2016). Bahagia Itu Sederhana. Jakarta: PT. Zaytuna Ufuk Abadi.
Supriyono, Rahkmat. (2010). Desain Komunikasi Visual – Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Widiyanti, Ninik., & Anoraga, Panji. (1982). Perkembangan Kejahatan dan Masalahnya (Ditinjau dari Segi Kriminologi dan Sosial). Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Sumber Jurnal Internet
Kuntjojo. (____). Psikologi Abnormal. Diambil dari: www.psikoterapis.com. (21 Oktober 2015).
Sofyan, Aulia. (2012). Psikopat. Diambil dari: www.auliasofyan.blogspot.co.id. (21 Oktober 2015).
Sumber Artikel Internet
Rizkia, Amarildo. (2009). Sekilas Tentang Psikopat. Diambil dari:
(9)
1 BAB I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial, dimana manusia memiliki kebutuhan untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin hidup sendiri dalam memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, karena memang manusia diciptakan untuk saling berinteraksi, bermasyarakat, bersosialisasi dengan sesama serta dapat saling tolong menolong dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Selain itu juga manusia diberikan akal pikiran yang membuat manusia menjadi makhluk yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Seiring dengan berkembangnya zaman maka kehidupan sosial akan menjadi lebih meningkat dan tidak menutup kemungkinan untuk munculnya berbagai macam masalah dalam kehidupan sehari-hari. Bagi manusia normal yang mempunyai akal dan pikiran, wajar ketika melakukan kesalahan, lalu menyadari kesalahannya dan kemudian menyesal. Namun tidak bagi seorang psikopat. Dalam diri seorang psikopat, penderitanya tidak akan pernah menyesal terhadap kesalahan yang dibuatnya, dan selalu saja mempunyai keinginan untuk melakukan hal yang sama.
Dalam kehidupan sehari-hari, baik itu di lingkungan kerja, sekolah, maupun tempat tinggal, ditambah dengan tuntutan zaman yang semakin meningkat, banyak oknum-oknum yang memanfaatkan situasi agar keinginan dan kepuasannya dapat terpenuhi. Seseorang yang menderita psikopat juga tentunya akan melakukan hal apa saja untuk memenuhi kepuasannya tersebut, dan yang membedakan seorang psikopat dengan orang normal lainnya adalah bagaimana seorang psikopat dapat dengan mudah dan sangat efektif menutupi perbuatannya. Psikopat dapat saja menipu atau memanipulasi perbuatannya dengan rapi dan tanpa ada rasa bersalah sama sekali. Contohnya saja dalam dunia kerja. Seorang karyawan yang menginginkan sebuah jabatan yang lebih tinggi akan melakukan
(10)
2 apa saja agar keinginannya terpenuhi, meskipun harus menyakiti atau merugikan seseorang. Atau contoh lainnya dalam dunia politik. Oknum-oknum tertentu yang sekilas nampak berwibawa, cerdas, menawan, namun ternyata adalah seorang pembohong dan bermuka dua.
Psikopat berdasarkan etimologi berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan
pathos yang berarti penyakit. Psikopat merupakan gangguan jiwa atau perilaku psikologis yang melanggar norma-norma sosial, hukum, dan agama, penderitanya terus mencari pembenaran diri atas tindakan atau perilaku yang telah dilakukan. Seorang psikopat juga biasanya adalah seorang antisosial (individualis), namun ada juga yang mampu bergaul layaknya manusia normal lainnya dan berkeliaran di lingkungan sekitar, sehingga sulit untuk membedakan yang mana yang menderita psikopat dan mana yang bukan. Hal inilah yang sangat berbahaya karena seorang psikopat dapat melakukan hal-hal yang berbahaya seperti kasus-kasus yang sudah disebutkan sebelumnya.
Ninik Widiyanti (1987) menjelaskan “Para ahli banyak yang berpendapat bahwa penyakit ini disebabkan oleh pola asuan yang salah. Tetapi temuan baru di bidang biologis menjunjukan bahwa kemungkinan individu-individu ini sejak lahir telah membawa cacat yang disebut underreactive autonomic nervous system (sistem
syaraf otonom yang kurang relatif).” (h.295).
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan sebelumnya, sebanyak 56% masyarakat Kota Bandung masih belum mengetahui ciri-ciri seorang psikopat. Tanpa disadari, bisa jadi seorang psikopat berada di lingkungan sekitar, jadi sangat penting untuk mengetahui keberadaan seorang psikopat lewat ciri-ciri umum yang mudah dikenali, apalagi biasanya seorang psikopat adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempunyai daya tarik luar biasa, dan menyenangkan, sehingga dengan mengetahui informasi dan pengetahuan yang lebih dalam tentang psikopat tentu akan sangat bermanfaat.
(11)
3 I.2 Identifikasi Masalah
Berikut adalah identifikasi masalah yang berhasil disimpulkan berdasarkan latar belakang:
Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui ciri-ciri seorang
psikopat.
Kemungkinan keberadaan psikopat di lingkungan masyarakat.
I.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah yang didapat adalah sebagai berikut:
Apa saja ciri-ciri seorang psikopat yang belum diketahui oleh masyarakat.
Bagaimana cara mengidentifikasi keberadaan psikopat di lingkungan
masyarakat.
Bagaimana cara menginformasikan tentang psikopat dengan desain visual
yang komunikatif, informatif dan efektif sehingga pesan yang disampaikan kepada masyarakat dapat dengan mudah dipahami.
I.4 Batasan Masalah
Agar penelitian menjadi lebih fokus dan tidak meluas, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:
Informasi atau data merupakan fakta yang diperoleh dari ahli dan narasumber yang berkaitan dengan topik yang diangkat.
Perancangan ini ditujukan pada masyarakat di kota Bandung dengan kisaran usia 17 sampai 23 tahun, karena pada saat usia tersebut merupakan usia di mana tingkat kedewasaan sudah cukup matang untuk bertanggung jawab dan bijak dalam mengambil sebuah keputusan.
I.5 Tujuan Perancangan
Adapun tujuan dari perancangan ini adalah:
Memberikan informasi terkait penjelasan dan pemahaman tentang
Psikopat.
(12)
4 Merancang media informasi yang komunikatif, informatif, dan mudah dipahami, tentang Psikopat kepada masyarakat yang masih kurang pemahamannya dalam bentuk visual/ilustrasi yang menarik.
(13)
5 BAB II. PSIKOPAT
II.1 Pengertian Psikopat
Psikopat adalah gangguan jiwa yang dianggap berbahaya dan merugikan masyarakat. Namun demikian, psikopat apabila dilihat sepintas memiliki sifat baik dan disukai banyak orang dengan kemampuannya untuk berbohong dan memanipulasi keadaan, tetapi dibalik semua itu mereka sangatlah merugikan masyarakat. Orang-orang seperti inilah yang sering disebutkan oleh para ahli sebagai psikopat yang menderita kelainan atau patologi (studi ilmiah terkait proses penyakit).
Psikopat memiliki berbagai macam arti atau pengertian. Ada yang mengatakan bahwa Psikopat adalah sifat/kepribadian, adapula yang mengatakan bahwa psikopat adalah sebuah penyakit. Berikut di bawah ini dijelaskan beberapa pengertian psikopat oleh beberapa ahli:
1. Psikopat menurut Kartini Kartono (1989)
Psikopat adalah bentuk kekalutan mental (mental disorder) yang ditandai dengan tidak ada pengorganisasian dan pengintegrasian pribadi, orangnya tidak pernah bisa bertanggung jawab secara moral, selalu konflik dengan norma sosial dan hukum (karena sepanjang hayatnya hidup dalam lingkungan sosial yang abnormal dan moral) yang diciptakan oleh angan-angan sendiri.
2. Psikopat menurut Guanarsa S.S. (1985)
Psikopat dipakai untuk menggambarkan manifestasi psikopatologis di dalam perilaku dan perbuatan individu, berdasarkan ketidakmampuannya untuk menghayati nilai-nilai antarpribadi, sosial, dan moral.
3. Psikopat menurut Dirgagunarsa (1998)
Psikopat merupakan hambatan kejiwaan yang menyebabkan penderita mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri terhadap norma-norma sosial yang ada di
(14)
6 lingkungannya. Penderita psikopat memperlihatkan sikap egosentris yang besar, seolah-olah patokan untuk semua perbuatan dirinya sendiri saja.
4. Psikopat menurut Calvin M. Langton (1993)
Seorang psikopat merupakan contoh individu yang mengalami gangguan tipe kedua. Tidak seperti orang biasa, individu semacam itu gagal memperoleh reaksi-reaksi rasa takut atau rasa bersalah atas impuls-impuls antisosialnya secara cukup sehingga mampu menghambat pengungkapannya.
II.1.1 Ciri-ciri Psikopat
Berikut ini merupakan beberapa ciri umum yang biasanya terlihat pada penderita gangguan jiwa psikopat berdasarkan Psychopath Check List-Revised (PCL-R), yaitu sebagai berikut:
Sering berbohong, fasih dan dangkal. Psikopat seringkali pandai melucu dan pintar bicara, secara khas berusaha tampil dengan pengetahuan di bidang sosiologi, psikiatri, kedokteran, psikologi, filsafat, puisi, sastra, dan lain-lain. Seringkali pandai mengarang cerita yang membuatnya positif, dan bila ketahuan berbohong mereka tak peduli dan akan menutupinya dengan mengarang kebohongan lainnya dan mengolahnya seakan-akan itu fakta.
Egosentris dan menganggap dirinya hebat.
Perfeksionis. Menjalankan segala cara agar tujuannya tercapai.
Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Psikopat selalu meremehkan atau menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.
Senang melakukan pelanggaran dan bermasalah perilaku di masa kecil.
Sikap antisosial di usia dewasa.
Kurang empati.
Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut dan sering keluar rumah.
Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Untuk psikopat tidak ada waktu untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan
(15)
7 tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu amarahnya akan hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik, dan mudah menerang orang hanya karena hal sepele.
Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan sesuatu demi
kesenangan belaka.
Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukan emosi dramatis
walaupun sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki respon fisiologis yang secara normal diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering, tegang, gemetar. Bagi psikopat hal ini tidak berlaku. Karena itu psikopat seringkali
disebut dengan istilah “dingin”.
Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan
dan kepuasan dirinya.
Adapun ciri-ciri psikopat menurut Dr. Kartini Kartono, yaitu :
1. Tingkah laku dan relasi sosial penderita selalu antisosial, eksentrik, dan kronis patologis, tidak memiliki kesadaran sosial dan intelegensi sosial. 2. Sikap penderita psikopat selalu tidak menyenangkan orang lain.
3. Penderita psikopat cenderung bersikap aneh, sering berbuat kasar bahkan ganas terhadap siapapun.
4. Penderita psikopat memiliki kepribadian yang labil dan emosi yang tidak matang.
II.1.2 Klasifikasi Psikopat
Menurut Dr. Hervey M. Cleckley, psikiater asal Amerika Serikat, dalam bukunya
The Mask of Sanity (1941), menulis ada 4 jenis psikopat, yaitu:
1. Primary Psychopath yang bergeming pada hukuman, penahanan, tekanan, atau celaan. Mereka punya cara sendiri untuk memaknai kata dan kehidupan.
2. Secondary Psychopath adalah pengambil resiko, dan juga lebih tanggap terhadap tekanan, mudah cemas dan rasa bersalah.
(16)
8 3. Distempered Psychopath, cenderung mudah marah dan ketika kumat, tingkah mereka mirip epilepsi (ayan), cenderung jadi pecandu obat, kleptomania, pedofilia, bahkan bisa jadi pembunuh dan pemerkosa berantai.
4. Charismatic Psychopath adalah pembohong yang menarik dan menawan, selalu dianugerahi bakat tertentu, tapi memanfaatkannya untuk memperdaya yang lain. Pemimpin agama sekte tertentu yang mendorong pengikutnya bunuh diri dan bisa jadi contoh.
II.1.3 Faktor Penyebab Psikopat
Dalam sebuah surat kabar online (Tempo Interactive) menyebutkan bahwa psikopat disebabkan oleh masalah psikososial dan biologis. Dalam artikel tersebut seorang psikiater, Dr. Limas Sutanto, mengatakan bahwa psikopat merupakan gejala seseorang yang mengalami gangguan kepribadian antisosial. Hal ini ditandai dengan adanya keengganan untuk menaati norma-norma sosial umum yang biasanya diataati orang dewasa ditengah kehidupan sehari-hari. Penyebab gangguan tersebut menurutnya ada dua yaitu, psikososial dan biologis.
Namun pendapat bahwa psikopat ditentukan oleh dua faktor tersebut kurang disetujui oleh Dr. Robert Hare, seorang ahli psikologis dunia, di mana dalam bukunya, Without Conscience, ia mengatakan bahwa penyebabnya masih belum bisa diprediksi secara pasti apakah hal tersebut merupakan pengaruh dari faktor eksternal (kehidupan sosial, lingkungan), faktor internal (genetik, kerusakan fungsi otak), atau mungkin juga faktor keduanya. Walau kini banyak ahli yang menyetujui bahwa faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi.
Contoh kasus bahwa faktor internal (genetik, kerusakan fungsi otak) berpengaruh terhadap faktor penyebab gangguan jiwa psikopat adalah ketika Hare memeriksa seorang pasien psikopat berusia 46 tahun bernama Al. Pada otak Al terbukti ditemukan kelainan. Al tidak dapat memisahkan stimulus yang bersifat rasional dari yang emosional. Semua stimulus diolah sekaligus oleh belahan otak kiri (pusat rasio) dan otak kanan (pusat emosi). Karena itu, menurut Hare, seorang
(17)
9 psikopat tidak sekedar berbohong atau hipokrit, tapi juga ada sesuatu yang lebih serius, yakni ada kelainan di otaknya.
Dengan adanya faktor biologis ini juga muncul dalam penelitian Pridmore, Chambers dan McArthur pada tahun 2005. Mereka melaporkan adanya hubungan antara gejala psikopat dengan kelainan sistem serotonin, kelainan struktural, dan kelainan fungsional pada otak. Temuan lain disampaikan pula oleh Litman setahun sebelumnya. Ia menyebutkan, penderita psikopat mengalami kelainan neurologik pada sindrom Erotic Violence. Pada tahun 2003, Raine juga mengungkapkan ada kelainan Corpus Collosum pada sosok psikopat.
Temuan lain mengenai faktor eksternal (kehidupan sosial, lingkungan) berpengaruh terhadap faktor penyebab gangguan jiwa psikopat diutarakan oleh Kirkman (2002), seorang ahli kesehatan dan sosial Universitas Bolton, Inggris. Ia menyatakan, pengidap kepribadian psikopat memiliki latar belakang masa kecil yang tidak memberi peluang untuk perkembangan emosinya secara optimal. Anak-anak salah asuh ini akan tumbuh menjadi orang-orang yang tidak bisa berempati dan tidak memiliki kata hati.
Menurut Dr. Kartini Kartono, seseorang dapat menderita psikopat karena kurang atau tidak adanya kasih sayang yang diterima dari lingkungannya, terutama keluarga. selama lima tahun pertama dalam hidupnya, dia tidak pernah merasakan kelembutan, kemesraan, dan kasih sayang, sehingga individu yang bersangkutan gagal dalam mengembangkan kemampuan untuk menerima dan memberikan perhatian dan kasih sayang pada orang lain.
II.1.4 Tahap Mendiagnosis Psikopat
Ada lima tahap awal untuk mendiagnosis seseorang menderita gangguan jiwa psikopat atau tidak, yaitu :
1. Mencocokan kepribadian pasien dengan kriteria-kriteria psikopat.
(18)
orang-10 orang terdekat pasien dan pengamatan perilaku pasien dari waktu ke waktu.
2. Memeriksa kesehatan otak dan tubuh lewat pemindaian menggunakan
elektroensefalogram, MRI, dan pemeriksaan secara lengkap. Hal ini dilakukan karena menurut penelitian gambar hasil PET (Positron Emission Tomography) perandingan orang normal, pembunuh spontan, dan pembunuh terencana berdarah dingin menunjukan perbedaan aktivitas otak di bagian prefrontal cortex yang rendah. Bagian otak lobus frontal
dipercaya sebagai bagian yang membentuk kepribadian.
3. Wawancara menggunakan metode DSM (Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorder) IV (The American Psyciatric Association Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder versi IV) yang dianggap berhasil untuk menentukan kepribadian antisosial.
4. Memperhatikan gejala kepribadian pasien. Biasanya sejak usia pasien 17 tahun mulai menunjukan tanda-tanda gangguan kejiwaan.
5. Melakukan psikotes. Psikopat biasanya memiliki IQ yang tinggi.
II.1.5 Penanganan dan Pencegahan
Pada umumnya psikopat tidak dapat diobati dan diterapi secara sempurna, tetapi hanya bisa terobservasi dan terdeteksi. Untuk tahap pengobatan dan rehabilitasi psikopat saat ini baru dalam tahap pemahaman gejala. Terapi yang paling sering dilakukan adalah non-obat seperti konseling. Namun melihat kompleksitas masalahnya, terapi psikopat bisa dikatakan sulit bahkan tidak mungkin. Bahkan menurut Dr. Robert Hare, perawatan terhadap penderita psikopat bukan saja tidak menyembuhkan, melainkan justru menambah parah gejalanya, karena psikopat yang bersangkutan bisa semakin canggih dalam memanipulasi perilakunya yang merugikan orang lain. Beberapa hal, kata Dr. Hare akan membaik sendiri dengan bertambahnya usia, misalnya energi yang tidak sebesar waktu muda. Perilaku psikopatik biasanya muncul dan terlihat pada masa remaja kemudian berkembang pada masa dewasa, mencapai puncak di usia 40 tahun-an, mengalami fase plateau sekitar usia 50 tahun-an lantas perlahan memudar.
(19)
11 Pada diri seorang psikopat tidak merasa ada yang salah dengan dirinya sehingga meminta datang teratur untuk terapi adalah hal yang mustahil. Yang bisa dilakukan manusia adalah menghindari orang-orang psikopat, memberikan terapi pada korbannya, mencegah timbul korban lebih banyak dan mencegah psikopat jangan berubah menjadi kriminal. Psikopat salah satu perilaku menyimpang yang banyak ditakuti masyarakat sebenarnya selama ini banyak terdapat disekitar kita. Bila deteksi lebih awal, gangguan perilaku pada seseorang dan pendekatan lingkungan dilakukan dengan baik, maka idealnya psikopat tidak akan berubah menjadi kriminal.
II.2 Dampak Psikopat Pada Lingkungan Sosial dan Masyarakat
Psikopat merupakan suatu gangguan kejiwaan yang dari dulu sudah dianggap berbahaya. Dr. Hervey M. Cleckley, seorang psikiater yang dianggap sebagai salah satu peneliti perintis tentang psikopat, menulis dalam bukunya “The Mask of
Sanity” (1941), menggambarkan psikopat sebagai pribadi yang “likeable,
charming, intelligent, alert, impressive, confidence-inspiring”. Demikian pula Dr. Robert Hare, dalam bukunya “Without Conscience: The disturbing world of the
Psychopaths among us” (1993) juga mempunyai pemikiran yang sama, yaitu kepribadian psikopat yang terlihat sebagai manusia yang baik hati, tetapi dibalik itu semua sangat merugikan masyarakat.
Maka dari itu Dr. Cleckley dan Dr. Hare, mengajak masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan adanya psikopat di lingkungan masyarakat, bukan hanya yang bersifat kriminal atau seksual, melainkan juga yang non-kriminal dan non-seksual. Justru tipe yang nampaknya tidak berbahaya, tampil seperti orang biasa, bahkan dengan perilaku yang menarik itulah yang lebih sering merugikan masyarakat.
II.3 Pandangan Masyarakat
Mayoritas masyarakat mungkin sudah mengetahui apa itu psikopat dan bagaimana ciri dari penderitanya, baik melalui tayangan di televisi, berita di internet, ataupun melalui film. Namun kenyataannya ada juga masyarakat yang mengaku belum
(20)
12 mengetahuinya. Menurut hasil yang didapat dari pengisian kuisioner yang dilakukan secara online, sebanyak 58,3% koresponden yang mengetahui ciri-ciri psikopat dan 41,7% koresponden mengaku tidak mengetahuinya. Itu berarti hampir setengah dari koresponden yang mengisi kuisioner tersebut masih kurang pengetahuan tentang psikopat.
Gambar II.1 Grafik Kuisioner Online Koresponden yang Mengetahui Ciri-ciri Seorang Psikopat
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Sedangkan, menurut hasil kuisioner yang dilakukan secara langsung di lapangan, sebanyak 56% atau lebih dari setengan koresponden mengaku tidak mengetahui ciri-ciri seorang psikopat. Kebanyakan dari koresponden tersebut menganggap bahwa seorang psikopat adalah seorang pelaku tindak kejahatan yang menyeramkan dan perlu untuk diwaspadai.
Dari berbagai macam kasus kejahatan yang terjadi di Indonesia, tidak sedikit dari para pelaku yang ternyata terbukti mengidap psikopat, dan baru diketahui ketika dilakukan tes kejiwaan pada pelaku setelah melakukan kejahatannya. Kenyataannya bahwa para pelaku itu sendiri ternyata adalah kerabat korban atau orang yang dikenal korban. Bisa jadi para pelaku tersebut adalah orang yang diketahui sebagai orang yang baik dan tidak disangka akan berbuat sebuah tindakan kejahatan.
(21)
13 Sebelumnya, karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang psikopat, tidak adanya sikap waspada pada masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya tindakan yang dilakukan oleh seorang psikopat.
Gambar II.2Grafik Kuisioner Online Koresponden yang Mengetahui Keberadaan Psikopat
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
II.4 Analisa Masalah
Berdasarkan dari data temuan berupa kuisioner yang disebar secara online dan secara langsung pada masyarakat kota Bandung, ditemukan permasalahan bahwa banyak masyarakat yang masih kurang pemahaman dan informasi tentang psikopat. Bahkan sebagian masyarakat masih tidak bisa membedakan antara psikopat dan skizofrenia (gila), karena menganggap psikopat adalah orang yang tidak waras/tidak sadar terhadap perbuatannya.
Namun, terlepas dari ketidaktahuan masyarakat tentang psikopat bukan berarti masyarakat tersebut tidak peduli terhadap keberadaan psikopat. Sebagian besar masyarakat mengaku penting dan perlu adanya informasi seputar psikopat sebagai antisipasi dan kewaspadaan terhadap diri sendiri maupun orang di lingkungan sekitar.
(22)
14 II.5 Analisa Media Informasi
Dalam menganalisa media informasi bagi subjek yang diteliti adalah melalui prinsip 5W1H, yaitu:
What : Memberikan informasi kepada khalayak sasaran tentang Psikopat
Why : Kurangnya informasi dan minimnya pengetahuan masyarakat
tentang Psikopat
Who : Masyarakat dengan kisaran usia 17 sampai 23 tahun, karena pada
saat usia tersebut merupakan usia di mana tingkat kedewasaan sudah cukup matang untuk bertanggung jawab dan bijak dalam mengambil sebuah keputusan.
Where : Difokuskan untuk masyarakat Kota Bandung
When : Informasi diberikan dan diingatkan secara berulang-ulang,
puncaknya pada setiap tanggal 11 Oktober, pada saat memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia.
How : Memberikan informasi tentang ciri-ciri seorang psikopat, jenis-jenis psikopat, apa saja faktor penyebab seseorang menjadi psikopat, serta cara mendiagnosis, melalui media informasi yang tepat.
II.6 Solusi Perancangan
Perancangan yang diberikan terhadap masalah mengenai psikopat adalah dengan membuat sebuah media yang menarik dan komunikatif yaitu berupa buku ilustrasi yang diharapkan agar mudah dan efektif untuk dimengerti oleh khalayak sasaran.
II.6.1 Buku
Buku merupakan media informasi yang sistematis oleh karena itu dalam pembuatan buku perlu memperhatikan anatominya. Dalam bukunya Iyan Wb, juga menjelaskan tentang anatomi buku terdiri dari:
Cover Buku
Cover buku merupakan salah satu sarana untuk memikat perhatian pembaca. Cover buku bisa berupa ilustrasi maupun tipografi yang dilengkapi dengan judul buku, penulis dan penerbit.
(23)
15
Nomor Halaman
Nomor halaman berfungsi untuk mempermudah pembaca mencari halaman yang dibutuhkan dalam sebuah buku.
Halaman Judul Utama
Halaman judul utama adalah sebuah halaman buku yang memuat nama penulis, judul buku, subjudul buku, dan logo penerbit.
Halaman Hak Cipta
Halaman hak cipta adalah halaman buku yang berisi keterangan atau data singkat buku yang diterbitkan, baik data buku, tim penerbit, maupun hak cipta penerbit (copyright).
Daftar Isi
Daftar isi adalah tampilan semua judul bagian yang terdapat di dalam buku untuk memberikan gambaran umum pada pembaca mengenai struktur dan materi yang terdapat didalam buku sehingga mudah untuk menemukan pembahasan yang diperlukan.
Ilustrasi
Ilustrasi merupakan tambahan penjelasan teks yang diwujudkan dalam bentuk visual. Fungsi ilustrasi bagi suatu buku adalah menjelaskan dan mendukung teks yang tidak dapat digantikan dengan kata-kata.
Teks
Teks merupakan kumpulan tulisan yang berisi tentang penjelasan dari isi buku.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka digunakan untuk mencari referensi atau bahan bacaan lanjutan yang disarankan penulis untuk mendukung pembahasan yang terdapat di dalam bukunya.
Biografi Penulis
Biografi penulis menjelaskan tentang penulis, riwayat pendidikan, pekerjaan, dan daftar karya tulis yang telah dihasilkan.
(24)
16 II.6.2 Ilustrasi
Istilah ilustrasi berasal dari bahasa latin yaitu “ilustrare” yang artinya
menerangkan sesuatu. Ilustrasi sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah gambar (foto, lukisan) untuk membantu memperjelas isi buku, karangan, dan sebagainya. Maka yang membuat isi dari buku terlihat lebih hidup adalah ilustrasi yang ada di dalam buku tersebut. Melalui gambar ilustrasi, diharapkan isi bacaan mudah dipahami. Karena gambar ilustrasi digunakan untuk menjelaskan atau menerangkan sesuatu berupa teks, cerita, keadaan, adegan dan peristiwa.
Secara garis besar kata ilustrasi dapat diartikan sebagai bentuk visual yang dapat menerangkan suatu hal. Menurut Simon Jennings didalam buku yang berjudul
”The Complete Guide to Advanced Illustration and Design” menyatakan bahwa,
ilustrasi memiliki tiga fungsi yakni yaitu ilustrasi sebagai informasi, ilustrasi sebagai dekorasi, dan ilustrasi sebagai bentuk komentar. Saat ini Ilustrasi dapat dinikmati oleh setiap orang sebagai hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik menggambar manual maupun digital, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya.
Hal yang diharapkan dalam perancangan informasi berbentuk buku ilustrasi adalah sebagai berikut:
Memberikan informasi terkait penjelasan dan pemahaman tentang
Psikopat secara komunikatif, informatif, dan mudah dipahami, kepada masyarakat yang masih kurang pemahamannya dalam bentuk visual yang menarik.
Memberikan informasi tentang gejala dan ciri umum seorang Psikopat, hingga tindakan yang perlu dilakukan agar terhindar dari seorang Psikopat.
(25)
17 BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN
III.1 Strategi Perancangan
Strategi perancangan yang dibuat adalah perancangan media informasi untuk memudahkan masyarakat terkait penjelasan dan pemahaman tentang psikopat. Untuk itu, penulis membuat solusi dengan merancang sebuah buku ilustrasi yang didalamnya terdapat informasi tentang apa itu psikopat, bagaimana ciri seorang psikopat, dan klasifikasi psikopat.
Buku ini sangat penting dibaca oleh khalayak sasaran yang telah ditentukan agar lebih memahami secara utuh tentang psikopat serta kemungkinan keberadaan psikopat. Hal ini diperlukan untuk dapat membantu khalayak sasaran sebagai antisipasi dan kewaspadaan terhadap diri sendiri maupun orang di lingkungan sekitar, namun dengan tidak menjadikan para pembaca menjadi paranoid terhadap orang-orang di sekitar, karena dalam buku ini juga dilengkapi dengan informasi bagaimana seseorang bisa dikategorikan sebagai psikopat.
III.1.1 Khalayak Sasaran
Sasaran yang dituju bukan kepada penderita psikopat, melainkan kepada masyarakat umum. Berikut adalah penjabaran dari khalayak sasaran berdasarkan dari segi demografis, psikogafis, geografis dan status sosial.
Demografis
a. Jenis kelamin pria dan wanita.
b. Pria dan wanita dewasa dengan rentang usia antara 17 sampai 23 tahun, karena pada umur tersebut tingkat kedewasaan sudah cukup matang untuk mengerti dan bertanggung jawab terhadap sesuatu.
Psikografis
Pria atau Wanita dewasa yang kesehariannya bekerja, mengurus rumah tangga, penghasilannya cukup untuk sehari-hari, berkumpul/bersosialisasi di lingkungan rumah, sekolah, kantor, dan tempat umum lainnya.
(26)
18 Pada umumnya pria dan wanita dewasa peduli terhadap segala sesuatu yang menurutnya bermanfaat dan memiliki nilai positif. Terbuka terhadap informasi baru dan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi.
Geografis
Secara geografis ditujukan untuk daerah perkotaan khususnya kota Bandung.
Status Sosial
Berdasarkan status sosial, perancangan media informasi ini ditujukan untuk berbagai lapisan masyarakat, mulai dari menengah ke bawah sampai ke atas.
III.1.2 Strategi Komunikasi
Dalam memberikan informasi, gagasan, dan pengetahuan yang terkandung dalam perancangan media informasi ini, pendekatan komunikasi yang dilakukan adalah melalui pendekatan visual dan pendekatan verbal.
1. Pendekatan Visual
Penyajian Ilustrasi dalam buku ini menggunakan pendekatan secara emosional, dengan pewarnaannya melalui teknik digital, visual yang digunakan lebih kepada kesan simbolik yang dimaksudkan agar khalayak sasaran lebih cepat mengerti dan terlihat menarik. Warna yang dipakai menggunakan warna yang menggambarkan kesan depresi, gelap, suram, mengawang-awang yang tentunya akan menguatkan karakter visual dan pesan yang disampaikan menjadi efektif.
Untuk jenis karakter visual menggunakan gaya psychedelic. Selain karena cocok dengan tema yang diangkat dan mempunyai karakter yang kuat, gaya psychedelic
dipilih karena kesamaan arti dari segi etimologi. Psychedelic berasal dari bahasa Yunani (psycho, artinya pikiran, jiwa, dan mental) dan delic (delein, artinya memanifestikan, mewujudkan/merealisasikan). Secara singkat, psychedelic bisa
(27)
19 Pada cover buku, menggunakan gaya ilustrasi yang sama, yaitu gaya psychedelic.
Ilustrasi yang ditampilkan adalah seorang lelaki memakai jas rapi yang menggambarkan bagaimana tampak psikopat secara sekilas. Selain itu pria tersebut membawa balon yang menggambarkan bagaimana cara psikopat untuk menarik perhatian orang-orang agar mempercayainya.
Gambar III.1 Cover Buku sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016
2. Pendekatan Verbal
Pendekatan verbal yang disajikan dalam media buku ilustrasi ini menggunakan Bahasa Indonesia yang digunakan sehari-hari, santai, dan tidak terlalu baku. Menggunakan pendekatan komunikasi dengan menggunakan gaya bahasa yang sederhana, ringkas, mudah dipahami, sehingga informasi dapat tersampaikan dengan baik kepada khalayak sasaran.
3. Materi Pesan
Materi pesan yang akan disampaikan dalam buku ilustrasi ini adalah: Penjelasan secara singkat tentang Psikopat.
Ciri-ciri Seorang Psikopat.
(28)
20 Klasifikasi Psikopat
Cara Mendiagnosis
Tes Psikopat
4. Tujuan Komunikasi
Tujuan dari pembuatan media informasi buku ilustrasi psikopat adalah sebagai berikut:
Memberikan media informasi yang komunikatif, informatif, dan mudah
dipahami, tentang psikopat kepada masyarakat dalam bentuk
visual/ilustrasi yang menarik.
Memberikan informasi terkait penjelasan dan pemahaman tentang
Psikopat, serta gejala dan ciri umum seorang Psikopat.
III.1.3 Strategi Kreatif
Informasi yang ingin disampaikan kepada khalayak sasaran pada buku ini adalah karakteristiknya. Cara penyampaian karakter tersebut akan lebih baik jika dimuat ke dalam media informasi. Namun agar penyampaian informasi ini bisa lebih menarik, maka akan disertakan dengan ilustrasi-ilustrasi, sehingga memberikan kesan bagi pembaca sebagai penerima informasi. Maka, buku ilustrasi merupakan salah satu media yang tepat untuk penyampaian informasi tersebut.
Strategi kreatif yang dilakukan adalah dengan merancang sebuah buku ilustrasi, buku yang dirancang dengan menggabungkan informasi berupa teks narasi dan ilustrasi, yang menampilkan visual berupa ilustrasi yang mengambil beberapa ciri dan karakter dari seorang psikopat. Penyajian karakter akan dibuat utuh seperti layaknya manusia lewat kelengkapan kepala, tangan, maupun kaki.
Selain menyajikan informasi yang diperjelas menggunakan ilustrasi, dalam buku ini juga disertakan beberapa soal atau tes sederhana untuk mencari tahu apakah terdapat gejala atau potensi seorang psikopat terhadap diri pembaca.
(29)
21 III.1.4 Strategi Media
Dalam perancangan buku ilustrasi ini akan digunakan media utama dan beberapa media pendukung.
Media Utama (Buku Ilustrasi)
Media utama yang akan dibuat adalah media informasi berupa buku ilustrasi, yaitu berupa buku yang dilengkapi dengan illustrasi dan teks. Gaya desain dan garisan pada ilustrasi pun dapat menambah kesan yang ingin disampaikan dengan baik.
Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk. Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, informasi tersebut lebih mudah dicerna.
Media Pendukung
Untuk menunjang media utama, dibutuhkan beberapa media pendukung yang berfungsi sebagai media pengingat yang dapat menarik minat khalayak sasaran akan buku ilustrasi ini. Media-media pendukung yang digunakan pada media informasi ini yaitu media yang efektif untuk menyampaikan pesan dari permasalahan yang ada.
Media pendukung yang akan digunakan untuk melengkapi media utama tersebut adalah:
Poster
Poster sudah sering digunakan sebagai media promosi. Dengan demikian, poster dinilai tepat untuk mempromosikan buku ilustrasi tersebut.
Stiker
Stiker media yang bisa dimana saja diaplikasikan, maka dari itu stiker salah satu media pendukung yang tepat untuk dijadikan media pengingat.
(30)
22
Gantungan Kunci
Gantungan adalah benda yang sangat sering dipakai dan dibawa ke mana saja dan media ini bisa dijadikan sebagai hadiah dari media utama.
T-Shirt
Media ini digunakan untuk souvenir yang akan dijual selain media utama. Dan juga sebagai hadia pada event-event tertentu.
Gelas
Gelas adalah benda yang bisa disebut kebutuhan dapur yang biasa dipakai sebagai bonus lebih, media ini bisa dijadikan sebagai hadiah dari beberapa
event tertentu.
Tote bag.
Totebag banyak digunakan oleh semua kalangan karena mudah dibawa kemanapun dan bentuknya yang sederhana.
Pin.
Pin adalah benda yang sangat sering dipakai dan dibawa ke mana saja dan media ini bisa dijadikan sebagai hadiah dari media utama.
III.1.5 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media
Strategi distribusi merupakan rencana atau langkah yang ditempuh dalam menyebarkan atau menyalurkan produk kepada target sasaran. Dalam perancangan ini, produk tersebut adalah buku ilustrasi mengenai Psikopat. Pada awalnya media promosi akan disebar ke toko buku ataupun kampus dan rumah sakit di kota Bandung, hal ini dilakukan untuk menarik animo khalayak sasaran terhadap buku ilustrasi ini. Setelah buku selesai diproduksi selanjutnya akan dipublikasikan ke toko buku didaerah kota Bandung berserta media pendukung lainnya.
(31)
23 Berdasarkan khalayak sasaran yang berdomisili di daerah perkotaan dan sub urban Bandung, maka penyebaran media terbagi menjadi dua jenis. Penyebaran media utama merupakan elemen paling penting dalam menyampaikan pesan, penyebaran media ini didasarkan pada kemampuan jangkauannya yang luas sehingga dipandang tepat dan efektif. Sedangkan penyebaran media pendukung didasarkan kepada kebutuhan khusus yang menjangkau khalayak sasaran tertentu.
Jadwal penyebaran media pendukung berlangsung selama tiga bulan pertama, dan media utama dilakukan secara terus-menerus tiap bulannya. Jadwal distribusi pertama kali akan dilakukan pada awal tanggal 11 Oktober, pada saat memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, hingga akhir bulan Desember. Untuk buku, distribusi akan dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan lebih atau bisa saja mencapai waktu 1 tahun. Distribusi media akan dilakukan sesuai dengan urutan dari awal, yaitu pendistribusian media promosi poster dan x-baner, lalu media promosi lainnya didistribusikan kembali sebagai maksud reminding hingga terbitnya buku ilustrasi Psikopat pada bulan Oktober.
Tabel III.1 Jadwal Distribusi Media Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Media Oktober
2016
November 2016
Desember 2016
Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Buku
B
andung
x x x x x x x x x
Poster x x x x x x x x
Banner x x
Stiker x x x x x x x x x x x x
Gantungan Kunci Pin x x x x
T-Shirt x x
Gelas x x
(32)
24 III.2 Konsep Desain
Konsep visual merupakan suatu konsep yang berawal dari bahasa verbal yang diolah menjadi bahasa visual, di dalam konsep visual terdapat beberapa unsur, seperti kreativitas, estetika, efisiensi, komunikatif dan lain-lain agar dapat diterima oleh khalayak sasaran. Dalam mengolah visual dibutuhkan komposisi layout, tipografi, warna dan illustrasi agar muncul visual yang kuat dan pesan yang disampaikan mudah diterima oleh khalayak sasaran.
III.2.1 Format Desain
Format desain yang akan dibuat dalam perancangan media informasi ini adalah buku illustrasi ukuran 18 x 18 cm. Jenis kertas yang digunakan adalah Artpaper 260gr pada cover media yang nantinya akan dibuat softcover. Sedangkan untuk jenis kertas pada isi buku adalah Artpaper 180gr.
Gambar III.2 Referensi Format Desain sumber : http://pune-design.com
(Diakses pada 6/5/2016)
III.2.2 Tata Letak
Dengan menyesuaikan dengan tema dan gaya gambar layout yang digunakan dalam buku ini akan dibuat sedramatis mungkin, namun tetap dengan mengindahkan standar layout dari sebuah buku cerita, dengan tidak mengurangi tingkat keterbacaan teks, penempatan visual dan penempatan teks.
(33)
25 III.2.3 Huruf
Tipografi yang digunakan adalah tipografi yang dipilih sesuai tema yang bisa membuat kesan suram namun lebih disederhanakan agar mudah dibaca. Untuk
judul menggunakan teknik “handwriting” sedangkan untuk bodytext
menggunakan typeface “Amatic SC” agar lebih nyaman untuk dibaca.
Gambar III.3 Referensi Huruf sumber : http:/talkofweb.com
(Diakses pada 6/5/2016) III.2.4 Ilustrasi
Illustrasi yang digunakan adalah sebuah illustrasi sederhana yang
mendeskripsikan dan menuangkan ciri-ciri dari psikopat sehingga menjadi sebuah makna simbolik dari psikopat itu sendiri. Pada awalnya dibuat sketsa terlebih dahulu, lalu kemudian dibuat menjadi digital dengan teknik tracing. Adapun gaya yang diambil mengacu pada gambar-gambar handdrawing dan psychedelic yang mempunyai ciri khas illustrasi dengan karakter yang kuat dan warna-warna yang cenderung penuh tekanan dan mengawang-awang.
Gambar III.4 Referensi Ilustrasi-1 Sumber: http://instagram/crimmexx
(34)
26 Gambar III.5 Referensi Ilustrasi-2
Sumber : http://instagram/hellodyslexia (Diakses pada 6/5/2016)
Gambar III.6 Referensi Ilustrasi-3
Sumber : http://instagram/ humor_se_escribe_con_lápiz (Diakses pada 6/5/2016)
III.2.5 Warna
Warna merupakan unsur visual yang dapat mempengaruhi orang yang melihatnya karena warna memberikan suatu kesan tersendiri, maka dalam hal ini peranan warna juga sangat menentukan. Warna yang dipakai adalah dominan warna hitam dan putih, dan warna ungu sebagai penekanan agar tidak terlihat monoton namun memberikan point of view tersendiri.
#000000 #ffffff #58499E
Gambar III.7 Skema Warna Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
(35)
27 Filosofi warna :
Hitam
Leatrice Eisman, seorang konsultan warna dan penulis buku “More Alive
With Color” menjelaskan bahwa warna hitam mempunyai reputasi yang buruk. Warna ini dipakai oleh para penjahat pada pembuatan komik ataupun film thriller. Hitam juga melambangkan warna duka.
Ungu
Dari segi sejarah, warna ungu diidentikan dengan arti sihir, misteri, sisi spiritual, bawah sadar, kreatifitas, dan kerajaan (Morton, 2012)
Di Indonesia sendiri, persepsi warna ungu dipercaya sebagai warna yang melambangkan kedukaan dan penderitaan, dan juga dianggap memberi pertanda buruk (Astuti, 2013)
Putih
Warna putih dalam buku “The Psychopath Test” oleh John Ronson (2011)
menjelaskan bahwa warna tidak bisa menunjukan emosi dan kecenderungan rasa seseorang. Psikopat akan memilih warna putih, yang tidak mewakili rasa dan emosi apapun.
Berdasarkan dari teori yang didapatkan, maka dipilihlah tiga warna tersebut untuk membantu visual dan ilustrasi dari buku ini.
(36)
28 BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI
IV.1 Media Utama (Buku Ilustrasi)
Di dalam perancangan buku ilustrasi ini terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, mengingat efektifitas pesan visual yang akan disampaikan sangatlah diperlukan. Proses perancangan media informasi ini dilakukan secara bertahap, berikut adalah proses perancangan buku ilustrasi ini:
IV.1.1 Teknik Produksi
Sketsa Visual
Sketsa Visual dibuat untuk mencari dan mendapatkan sebuah ide yang dirasa tepat untuk digunakan dalam media ini dan sketsa ini disesuaikan dengan kata kunci dalam permasalahan yang telah diteliti.
Gambar IV.1 Sketsa Sampul Depan Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
(37)
29 Gambar IV.2 Sketsa Ilustrasi Karakter 1
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Gambar IV.3 Sketsa Ilustrasi Karakter 2 Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Eksekusi Visual
Setelah sketsa selesai dibuat, tahap selanjutnya yaitu proses sketsa pensil menjadi bentuk digital. Langkah pertama adalah mengambil gambar dengan kamera pribadi, kemudian hasil digitalnya diolah dengan teknik sapuan (brush) yang terdapat pada software Adobe Illustrator untuk langkah pewarnaan. Software pengolah warna yang digunakan adalah Adobe Illustrator. Teknis pewarnaan digital media ini menggunakan hardware tambahan yaitu pen tablet agar sapuan bisa diatur tebal tipisnya, serta hasil sapuan lebih luwes dan lebih maksimal.
(38)
30 Gambar IV.4 Proses Eksekusi Visual
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016 IV.1.2 Sampul Buku
Setelah sketsa sampul selesai diolah menjadi digital, selanjutnya ilustasi dan judul buku ditata sesuai format layout yang sudah ditentukan sebelumnya.
Gambar IV.5 Sampul Buku Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
(39)
31 IV.1.3 Konten Buku (Isi Naskah/Alur Cerita)
Dalam isi buku ini terdapat pembahasan atau informasi mengenai apa itu psikopat, bagaimana ciri-ciri seorang psikopat, klasifikasi psikopat, serta beberapa soal tes ringan untuk mengetahui apakah terdapat potensi psikopat pada diri pembaca.
Terdapat 66 halaman untuk konten/materi pesan yang di sampaikan sudah termasuk sampul depan dan belakang, serta 3 halaman kosong sebagai tambahan agenda atau semacamnya.
Gambar IV.6 Isi Buku
(40)
32 Ukuran : 18cm x 18cm
Material : Art Paper 180gr
IV.2 Media Pendukung
Media pendukung dalam perancangan ini yaitu poster ukuran A3, stiker, gantungan kunci, tshirt, gelas, totebag, dan x-banner. Media pendukung berfungsi sebagai media promosi agar target audiens mengetahui buku ilustrasi ini.
1. Poster
Poster merupakan media lini atas yang termasuk media luar ruang. Poster dapat ditempatkan atau dipasang ditempat-tempat umum, dengan demikian informasi dapat cepat tersampaikan kepada khalayak sasaran.
Gambar IV.7 Poster
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016 Media Pendukung : Poster
Ukuran : A3
Material : Art Paper 260gr
(41)
33 2. Stiker
Pemberian sticker pada target dapat membuat mereka mengingat pesan yang disampaikan.
Gambar IV.8 Stiker
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016 Media Pendukung : Stiker
Ukuran : 7 x 3 cm, 5,5 x 5,5 cm, 4 x 4 cm Material : Stiker Cromo
Teknis produksi : Digital Printing
3. Gantungan Kunci
Gantungan adalah benda yang sangat sering dipakai dan dibawa kemana-mana dan media ini bisa dijadikan sebagai hadiah dari media.
Gambar IV.9 Gantungan Kunci Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
(42)
34 Media Pendukung : Gantungan Kunci
Ukuran : 4,4 x 4,4 cm, 5,5 x 5,5 cm Material : Plastik
Teknis Produksi : Cetak Offset
4. T-Shirt
Tshirt digunakan dalam media pendukung media ini agar dapat dijadikan media promosi secara tidak langsung ke khalayak umum.
Gambar IV.10 T-Shirt
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016 Media Pendukung : Tshirt
Ukuran : 20 x 32 cm
Material : Cotton combed 24s
Teknis produksi : Sablon DTG (Direct To Garment)
5. Gelas
Gelas adalah benda yang bisa disebut kebutuhan dapur yang biasa dipakai sebagai bonus lebih, media ini bisa dijadikan sebagai hadiah dari media utama.
(43)
35
Gambar IV.11 Gelas
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016 Media Pendukung : Gelas
Ukuran : 9,5 x 8 cm Material : Keramik
Teknis Produksi : Digital Printing
6. Totebag
Totebag banyak digunakan oleh semua kalangan karena mudah dibawa kemanapun dan bentuknya yang sederhana.
Gambar IV.12 Totebag
(44)
36 Media Pendukung : Tote Bag
Ukuran : 40 x 30 cm Material : Canvas
Teknis produksi : Sablon PC (Print Cut)
6. X-Banner
X-banner adalah media yang digunakan untuk menyampaikan informasi, berbentuk banner dengan konstruksi penyangga berbentuk "X" sehingga banner bisa berdiri sendiri. X-Banner dapat ditempatkan dimanapun tanpa bergantung tempat.
Gambar IV.13 X-Banner
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Media Pendukung : X-banner
Ukuran : 60 x 160 cm Material : Luster
(1)
31 IV.1.3 Konten Buku (Isi Naskah/Alur Cerita)
Dalam isi buku ini terdapat pembahasan atau informasi mengenai apa itu psikopat, bagaimana ciri-ciri seorang psikopat, klasifikasi psikopat, serta beberapa soal tes ringan untuk mengetahui apakah terdapat potensi psikopat pada diri pembaca.
Terdapat 66 halaman untuk konten/materi pesan yang di sampaikan sudah termasuk sampul depan dan belakang, serta 3 halaman kosong sebagai tambahan agenda atau semacamnya.
Gambar IV.6 Isi Buku
(2)
32 Ukuran : 18cm x 18cm
Material : Art Paper 180gr
IV.2 Media Pendukung
Media pendukung dalam perancangan ini yaitu poster ukuran A3, stiker, gantungan kunci, tshirt, gelas, totebag, dan x-banner. Media pendukung berfungsi sebagai media promosi agar target audiens mengetahui buku ilustrasi ini.
1. Poster
Poster merupakan media lini atas yang termasuk media luar ruang. Poster dapat ditempatkan atau dipasang ditempat-tempat umum, dengan demikian informasi dapat cepat tersampaikan kepada khalayak sasaran.
Gambar IV.7 Poster
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Media Pendukung : Poster Ukuran : A3
Material : Art Paper 260gr
(3)
33 2. Stiker
Pemberian sticker pada target dapat membuat mereka mengingat pesan yang disampaikan.
Gambar IV.8 Stiker
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Media Pendukung : Stiker
Ukuran : 7 x 3 cm, 5,5 x 5,5 cm, 4 x 4 cm Material : Stiker Cromo
Teknis produksi : Digital Printing
3. Gantungan Kunci
Gantungan adalah benda yang sangat sering dipakai dan dibawa kemana-mana dan media ini bisa dijadikan sebagai hadiah dari media.
Gambar IV.9 Gantungan Kunci Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
(4)
34 Media Pendukung : Gantungan Kunci
Ukuran : 4,4 x 4,4 cm, 5,5 x 5,5 cm Material : Plastik
Teknis Produksi : Cetak Offset
4. T-Shirt
Tshirt digunakan dalam media pendukung media ini agar dapat dijadikan media
promosi secara tidak langsung ke khalayak umum.
Gambar IV.10 T-Shirt
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Media Pendukung : Tshirt Ukuran : 20 x 32 cm
Material : Cotton combed 24s
Teknis produksi : Sablon DTG (Direct To Garment)
5. Gelas
Gelas adalah benda yang bisa disebut kebutuhan dapur yang biasa dipakai sebagai bonus lebih, media ini bisa dijadikan sebagai hadiah dari media utama.
(5)
35
Gambar IV.11 Gelas
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Media Pendukung : Gelas Ukuran : 9,5 x 8 cm Material : Keramik
Teknis Produksi : Digital Printing
6. Totebag
Totebag banyak digunakan oleh semua kalangan karena mudah dibawa kemanapun dan bentuknya yang sederhana.
Gambar IV.12 Totebag
(6)
36 Media Pendukung : Tote Bag
Ukuran : 40 x 30 cm Material : Canvas
Teknis produksi : Sablon PC (Print Cut)
6. X-Banner
X-banner adalah media yang digunakan untuk menyampaikan informasi,
berbentuk banner dengan konstruksi penyangga berbentuk "X" sehingga banner bisa berdiri sendiri. X-Banner dapat ditempatkan dimanapun tanpa bergantung tempat.
Gambar IV.13 X-Banner Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
Media Pendukung : X-banner Ukuran : 60 x 160 cm Material : Luster