Pembangunan Sistem informasi Operasional Rumah Sakit Berbasis Client Server Di Rumah Sakit umum Daerah Kota Bandung

(1)

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI OPERASIONAL

RUMAH SAKIT BERBASIS

CLIENT

SERVER

DI RUMAH

SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

SAKTIONO MARDIMAN

10107841

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

v

yang telah melimpahkan kasih dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi guna melengkapi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada jurusan Teknik Informatika di Universitas Komputer Indonesia, Bandung. Dalam penulisan skripsi yang berjudul “PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI OPERASIONAL RUMAH SAKIT BERBASIS CLIENT-SERVER DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG” penulis tidak

menemukan hambatan dan rintangan yang berarti. Semua dapat terselesaikan berkat bantuan segala pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

1. Kepada Bapak Ilham Perdana, S.T., M.T. selaku pembimbing yang telah menyediakan waktu, pikiran serta tenaga dalam membimbing penulisan skripsi ini.

2. Kepada Ayahanda, Marthen Mundu dan Ibunda, Ester Dimin yang tercinta yang telah memberi semangat serta doanya yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

3. Kepada Ibu Tati Harihayati M., S.T., M.T. dan Ibu Kania Evita Dewi, S.Pd., M.Si. selaku penguji I dan penguji III yang telah memberikan kritik dan sarannya dalam penulisan skripsi ini.


(3)

4. Kepada Ibu dr. Rosdiana, Sp.Rad. dan Bapak Sofyan selaku pihak RSUD Kota Bandung yang telah membantu penulis dalam penelitian di RSUD Kota Bandung.

5. Kepada Ibu Mira Kania Sabariah, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.

6. Kepada Ibu Tati Harihayati M., S.T., M.T. selaku dosen wali kelas IF-10 angkatan 2006.

7. Kepada seluruh dosen dan staf Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Bandung.

8. Kepada rekan-rekan seperjuangan di kelas IF-10 angkatan 2006, terima kasih atas segala bantuannya, dan bagi rekan-rekan yang belum menyelesaikan semoga mendapatkan kemudahan dan kelancaran dalam menghadapi skripsi yang akan datang.

9. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih atas segala bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Di akhir penulisan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Agustus 2011


(4)

iii

Oleh

SAKTIONO MARDIMAN 10107841

Pengolahan data dalam proses layanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung masih menggunakan sistem manual yaitu dengan teknik tulisan tangan. Hal ini menyulitkan petugas karena pasien yang berobat ke RSUD Kota Bandung sangat banyak. Selain itu, dengan sistem manual yang ada saat ini, petugas gudang farmasi juga mengalami kesulitan dalam pengolahan data persediaan dan prakiraan penggunaan barang farmasi karena jumlah barang farmasi yang diolah sangat banyak. Oleh karena itu, pihak RSUD Kota Bandung memutuskan untuk membangun sebuah sistem terkomputerisasi untuk membantu petugas dalam mengolah data agar berjalan lebih mudah.

Sistem informasi berbasis client-server memberi banyak keuntungan dibanding dengan pengolahan data yang dilakukan secara manual, dalam hal ini berupa teknik tulisan tangan. Keuntungan yang diberikan diantaranya pengolahan data berjalan lebih mudah, dan proses pencarian data juga lebih mudah. Sistem ini dibangun dengan paradigma pemrograman berorientasi objek. Metodologi yang digunakan dalam membangun aplikasi ini adalah menggunakan metode USDP

(Unified Software Development Process), dalam metode ini kebutuhan sistem

harus dapat didefinisikan ketika awal pembangunan sistem agar dapat diketahui objek-objek yang dibutuhkan sistem. Adapun alat yang digunakan dalam memodelkan sistem ini yaitu Diagram UML, seperti Use case diagram, Skenario,

Activity diagram, Sequence diagram, dan Class diagram.

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada sistem dengan menggunakan metode black box, dapat diketahui bahwa petugas lebih mudah dalam mengolah data pada proses layanan kesehatan di RSUD Kota Bandung dibandingkan dengan sistem manual yang digunakan sebelumnya.


(5)

iv By

SAKTIONO MARDIMAN 10107841

Data processing in the process of health services at the Bandung Regional

Public Hospital (RSUD Kota Bandung) still using manual system that is by

handwriting techniques. It is difficult for officers because of patient visits to Bandung Regional Public Hospital very much. In addition, the manual system that exists today, pharmaceutical warehouse personnel also have difficulty in processing stock data and forecasting the use of pharmaceutical products due to the amount of pharmaceutical goods are processed very much. Therefore, the author of Bandung Hospital decided to build a computerized system to assist officers in processing the data in order to walk more easily.

Information systems based on client-server provides many advantages compared with the data processing is done manually, in this case the form of handwriting techniques. The advantages provided include data processing run more easily, and the process of finding data is also easier. The system is built with object-oriented programming paradigm. The methodology used in constructing these applications is to use a method USDP (Unified Software Development Process), in this method needs the system must be defined when the initial construction of the system in order to know the objects of the required system. The tools used in modeling these systems is the UML diagram, such as Use case diagrams, scenarios, Activity diagrams, Sequence diagrams and Class diagrams.

Based on the results of tests performed on the system by using black box method, it is known that the officers more easily in processing data on the health care process in Bandung regional public hospitals as compared with the manual system previously used.

Keywords: Operational Information System, Client-Server, USDP, UML Diagrams.


(6)

1

1.1. Latar Belakang Masalah

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Bandung dalam melakukan pengolahan data dan informasi pasien sampai saat ini masih menggunakan sistem manual yaitu dengan menggunakan dokumen. Hal ini mengakibatkan layanan administrasi bagi pasien menjadi lambat. Padahal pasien sangat membutuhkan layanan kesehatan yang cepat dan tepat. Selain itu, dengan sistem yang ada saat ini juga menyulitkan petugas dalam mengolah data pasien karena jumlah pasien yang berobat ke RSUD cukup banyak.

Sistem yang digunakan saat ini juga berpengaruh terhadap komunikasi antar instansi, misalnya saat pasien melakukan penebusan resep obat di apotek, dimana obat yang dibutuhkan pasien tidak tersedia, petugas apotek harus terlebih dahulu menghubungi bagian gudang farmasi untuk menanyakan ketersediaan obat tersebut. Hal ini mengakibatkan layanan penebusan resep obat pasien menjadi lambat.

RSUD kota Bandung juga masih menggunakan dokumen-dokumen dalam mengolah data dan informasi tentang inventory dan forecasting (peramalan / prakiraan) obat-obatan. Hal ini menyulitkan pegawai di bagian farmasi untuk mendata obat-obatan yang tersedia dan memperkirakan kebutuhan obat di masa yang akan datang.

Selain itu, pengolahan data dan informasi yang ada saat ini juga membuat proses pembuatan laporan menjadi lambat. Hal ini dikarenakan data dan informasi


(7)

yang akan dilaporkan harus dikumpulkan dan direkap terlebih dahulu. Proses tersebut membutuhkan waktu yang lama karena harus mencari data yang dibutuhkan dalam tumpukan kertas yang banyak. Berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan RSUD kota Bandung dibutuhkan suatu sistem informasi yang terkomputerisasi agar pengolahan data dan informasi pasien dapat berjalan efektif. Solusi yang dapat diusulkan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Bandung yaitu dengan membangun sistem informasi rumah sakit yang mampu menyediakan informasi dengan cepat dan akurat dalam upaya memberikan layanan terbaik kepada pasien.

1.2. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka identifikasi masalah dapat dirumuskan sebagai berikut : bagaimana membangun sebuah sistem informasi operasional rumah sakit yang dapat membantu pihak rumah sakit menyediakan informasi yang cepat dan akurat untuk layanan kesehatan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah kota Bandung.

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah membangun sebuah sistem informasi operasional rumah sakit yang dapat membantu pihak rumah sakit menyediakan informasi yang cepat dan akurat untuk layanan kesehatan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah kota Bandung.


(8)

Tujuan dari pembangunan sistem informasi operasional rumah sakit di RSUD kota Bandung, yaitu :

1. Memudahkan petugas dalam mengolah data pasien pada kegiatan layanan kesehatan di RSUD Kota Bandung.

2. Memberikan kemudahan bagi sebuah instansi ataupun unit yang ada di RSUD kota Bandung untuk mengakses data yang dibutuhkan dari unit yang lain.

3. Memberikan kemudahan bagi instansi farmasi dalam mengolah inventory

obat-obatan dan meramalkan (forecasting) jumlah penggunaan obat-obatan di masa yang akan datang.

4. Memudahkan setiap instansi atau unit RSUD Kota Bandung dalam menyusun laporan tentang layanan kesehatan yang telah diberikan kepada pasien.

1.4. Batasan Masalah

Batasan masalah yang akan dikaji dalam pembangunan sistem informasi operasional rumah sakit di RSUD kota Bandung, yaitu :

1. Ruang lingkup yang dikaji mencakup pengelolaan informasi kegiatan operasional RSUD yang meliputi : registrasi pasien, rawat jalan/poliklinik, rawat inap, tagihan/pembayaran, serta inventory (ketersediaan) dan

forecasting (peramalan/prakiraan) penggunaan obat-obatan pada instansi


(9)

2. Data masukan ke sistem informasi rumah sakit yang dibangun adalah data pasien, data rekam medik, data dokter, data kamar, data barang farmasi, dan lain-lain.

3. Proses yang terdapat dalam sistem informasi rumah sakit ini yaitu proses pengelolaan data pasien, pengelolaan data rekam medik pasien, pengelolaan data rawat inap pasien, pengelolaan data rawat jalan pasien, pengelolaan data dokter, pengelolaan data barang farmasi, peramalan/prakiraan penggunaan obat di masa akan datang, pembuatan laporan layanan pasien per periodik, dan lain-lain.

4. Keluaran yang dihasilkan dari sistem informasi rumah sakit ini yaitu informasi status pasien (masih dirawat/sudah keluar), informasi data rekam medik pasien, informasi tagihan pasien, informasi ketersediaan obat, Informasi prakiraan penggunaan obat di masa akan datang, dan lain-lain.

5. Sistem informasi ini tidak membahas tentang kepegawaian. 6. Sistem informasi ini tidak membahas tentang keuangan.

7. Sistem informasi ini tidak membahas proses kerjasama rumah sakit dengan asuransi kesehatan atau perusahaan yang memberikan tanggungan layanan kesehatan kepada karyawannya. Sistem informasi ini juga tidak membahas proses klaim biaya tagihan kepada pihak asuransi atau perusahaan.


(10)

8. Sistem informasi ini tidak membahas pengadaan peralatan dan fasilitas medis yang ada dibeberapa instansi, seperti di Radiologi, Laboratorium, Kamar Bedah, ICU, dan Kamar Perawatan.

9. Sistem informasi ini tidak membahas pengolahan data rekam medis kegiatan keperawatan dan kebidanan terhadap pasien serta data partograf pasien (grafik perkembangan kesehatan pasien). Sistem informasi ini mengolah data rekam medis tentang diagnosis dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien yang akan digunakan sebagai acuan untuk pembuatan tagihan pembayaran.

10. Sistem informasi ini tidak menangani proses pengembalian barang farmasi ke Suplier.

11. Data barang farmasi yang diolah berupa obat-obatan dan barang habis pakai (BHP).

12. Metode forecasting (peramalan/prakiraan) yang digunakan adalah Moving

Average.

13. Pemodelan perangkat lunak yang digunakan adalah pemodelan yang berparadigma orientasi objek, dimana tool yang digunakan adalah diagram UML (Unified Modeling Language).

14. Aplikasi yang dibangun berbasis client-server.

15. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah JAVA dengan menggunakan

Netbean 6.8 sebagai tool editor-nya. Database yang digunakan adalah


(11)

1.5. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan proses yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang logis, dimana memerlukan data untuk mendukung terlaksananya suatu penelitian. Pengembangan aplikasi sistem informasi rumah sakit ini menggunakan paradigma teknologi berorientasi objek dengan metode USDP (Unified Software Development Process) dimana tahapan pengembangan sistemnya adalah sebagai berikut :

1. Requirement system, mencari tahu kebutuhan kebutuhan sistem dengan

melakukan cara berikut ini :

a. Studi observasi, melakukan penelitian atau pengamatan dengan berada langsung di tempat penelitian yaitu di RSUD kota Bandung.

b. Wawancara, mengadakan tanya jawab dengan pimpinan instansi pengembangan sistem informasi manajemen RSUD kota Bandung. c. Studi literatur, mempelajari buku-buku serta referensi-referensi yang

berkaitan dengan pembangunan sistem informasi rumah sakit.

2. Analysis, data-data yang telah diperoleh kemudian dianalisis untuk

mengetahui kebutuhan sistem kemudian menentukan objek-objek yang diperlukan.

3. Design, tahapan ini dimulai dari perancangan arsitektur sistem, proses, dan

antarmuka.

4. Implementation, hasil rancangan yang telah dibuat kemudian


(12)

5. Testing, setelah selesai dilakukan pengujian untuk menjamin bahwa sistem sudah berjalan dengan baik.

1.6. Sistematika Penulisan

Berikut sistematika penulisan dalam pembangunan sistem informasi rumah sakit lingkup manajemen pasien dan operasional berbasis client-server di Rumah Sakit Umum Daerah kota Bandung:

BAB I PENDAHULUAN

Bab I ini menguraikan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan yang dihadapi, maksud dan tujuan penulisan, metodologi penelitian, pembatasan masalah serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II ini menjelaskan tentang profil perusahaan yang berupa sejarah singkat, logo instansi, badan hukum instansi, serta struktur organisasi. Selain itu, dalam bab II ini juga berisi mengenai teori-teori pendukung dalam pembangunan aplikasi ini.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab III ini menjelaskan tentang analisis sistem dan perancangan sistem yang akan dibangun.


(13)

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab IV ini membahas implementasi dari pembangunan sistem informasi rumah sakit dan pengujian terhadap sistem untuk mengetahui sistem sudah berjalan baik atau belum.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V ini membahas mengenai kesimpulan yang dirumuskan dari hasil pembahasan bab-bab sebelumnya serta saran yang merupakan tindak lanjut dari kesimpulan yang berupa rekomendasi yang diperlukan untuk pembangunan sistem berikutnya.


(14)

9

2.1. Profil RSUD Kota Bandung

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Bandung merupakan salah satu instansi pemerintah kota Bandung yang bergerak dibidang layanan kesehatan masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung Berung, Bandung. Pada April 1993, awalnya berupa Puskesmas dengan tempat perawatan berubah menjadi RSUD kelas D lewat Perda Kota Bandung No. 928 Tahun 1992. Kemudian pada Desember 1998, RSUD kota Bandung dinilai telah memenuhi persyaratan menjadi RSUD Kelas C lewat SK Menteri Kesehatan No. 1373/Menkes/SK/XII/98. Status kelembagaan RSUD berubah pada Desember 2000 dari UPT DKK menjadi Lembaga Teknik Daerah yang bertanggung jawab langsung kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Perubahan tersebut didasari oleh Perda Kota Bandung No. 10 Tahun 2000. Kemudian sejak tahun 2007, pemerintah pusat memberikan Status Akreditasi Penuh Tingkat Dasar dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia lewat SK MenKes RI No : YM.01.10 / III /1148 /2007. Dengan demikian, RSUD kota Bandung merupakan organisasi yang berada dalam naungan Pemerintah Kota Bandung yang memiliki struktur organisasi sendiri yang operasionalnya memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat.


(15)

Visi yang diusung oleh RSUD Kota Bandung yaitu “Menjadi Rumah Sakit

Rujukan Terbaik dan Terjangkau oleh Masyarakat Kota Bandung”. Untuk mencapai

visi tersebut, maka Misi RSUD kota Bandung yaitu :

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima yang berorientasi pada pelanggan.

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki. 3. Meningkatkan kerjasama yang harmonis dengan pihak ketiga.

4. Mengupayakan perlindungan hukum bagi Sumber Daya Manusia. 5. Menciptakan dan mengembangkan lingkungan yang sehat.

6. Meningkatkan program-program yang menunjang Bandung sehat.

Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) No. 16 Tahun 2007 diatur mengenai tugas pokok, fungsi, dan tujuan keberadaan RSUD. Adapun tugas pokok yang dimaksud yaitu “Melaksanakan upaya kesehatan dibidang pelayanan umum, upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya

peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan”. Fungsi dari RSUD,

yaitu :

1. Penyelenggaraan pelayanan umum.

2. Pelaksanaan tugas teknik operasional bidang pelayanan umum yang meliputi keuangan, pelayanan medis dan keperawatan, penunjang medis serta program dan pemasaran.


(16)

3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sedangkan tujuan keberadaan RSUD berdasarkan perda tersebut yaitu :

1. Terwujudnya masyarakat sehat dengan sarana dan prasarana Rumah Sakit yang memadai.

2. Terwujudnya Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit yang professional dan optimal.

3. Terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.

4. Terciptanya kepercayaan dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait. 5. Terciptanya rasa aman dalam melaksanakan tugas.

6. Terciptanya lingkungan yang aman, tertib, dan nyaman.

Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Pemerintah Kota Bandung No. 16 tahun 2007 tentang pembentukan dan susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Bandung, berikut ini struktur organisasi RSUD kota Bandung (Gambar 2.1) :


(17)

DIREKTUR

Komite Medik SPI

SMF

Bagian Umum dan

Keuangan Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan Bidang Penunjang Medis

Bidang Program dan Pemasaran

Sub Bag. Umum dan Perlengkapan

Sub. Bag. Pengembangan SDM

Sub. Bag. Keuangan dan Anggaran Seksi Pelayanan Medis Seksi Pelayanan Keperawaan Seksi Penunjang Diagnosa Seksi Pemeliharaan dan Pemulasaraan Seksi Pengendalian Program

Seksi Mutu dan Kemitraan

INSTALASI Ka. Instalasi Rawat

Jalan

Ka. Instalasi Rawat Inap

Ka. Instalasi Gawat Darurat

Ka. Instalasi Bedah Sentral Ka. Instalasi Radiologi Ka. Instalasi Laboratorium Ka. Instalasi

Farmasi Ka. Instalasi ICU Ka. Instalasi Gizi Ka. IPSRS Ka. Instalasi Loundry Ka. Instalasi Pemeliharaan Lingkungan RS Ka. Instalasi Pemulasaraan Jenazah

UNIT Ka. Unit Rekam

Medis

Ka. Unit Sistem Informasi Manajemen RS

Ka. Unit Diklat dan

Perpustakaan Ka. Unit Muturs Ka. Unit CS SD Ka. Unit Hukum dan Etika RS,

Pengaduan Masyarakat

Ka. Unit Promosi Kesehatan RS

Ka. Unit Kesehatan dan Keselamatan Kerja RS

Ka. Unit Pemasaran dan Kemitraan

Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUD kota Bandung

2.2. Konsep Dasar Data [3]

Data adalah kumpulan dari fakta-fakta, kejadian-kejadian yang dapat berupa simbol, angka, huruf, dan lain-lain yang berguna bagi suatu pengolahan data (proses) atau sebagai masukan (input) bagi suatu proses. Data merupakan deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi.

2.3. Konsep Dasar Sistem

Sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.


(18)

Suatu sistem tidak akan berfungsi dengan baik jika salah satu komponennya tidak berfungsi dengan baik atau bahkan hilang. Suatu subsistem dapat terdiri dari subsistem-subsistem yang lebih kecil lagi atau terdiri dari komponen-komponen. Subsistem-subsistem tersebut saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai. Susistem-subsistem tersebut berinteraksi dengan sedemikian rupa sehingga dicapai suatu kesatuan yang terpadu atau terintegrasi.

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process), dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal). [3] 1. Komponen Sistem

Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem baik itu ukurannya besar maupun kecil akan selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batas Sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini


(19)

memungkinkan suatu sistem dipandang satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar sistem adalah keseluruhan dari apa yang ada di luar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika tidak maka dapat mengganggu kelangsungan hidup suatu sistem.

4. Penghubung Sistem

Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini maka sumber-sumber dapat mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Dengan penghubung ini pula keluaran

(output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang

lainnya, sehingga satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lain untuk membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem

Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).


(20)

Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. 6. Keluaran Sistem

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra system (suatu yang lebih besar yang dimiliki suatu sistem).

7. Pengolahan Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya, yang bertugas untuk merubah masukan menjadi keluaran. 8. Sasaran Sistem

Suatu sistem pasti memiliki tujuan (goal) atau sasaran (objective). Suatu operasi sistem akan berguna dan berhasil apabila mencapai sasaran atau tujuannya. Sasaran sistem sangat menentukan masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

2.4. Konsep Dasar Informasi [3]

Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan.


(21)

Sumber informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Akan tetapi, kejadian-kejadian tersebut masih mentah dan belum memberikan banyak arti sehingga butuh proses pengolahan menjadi sebuah informasi agar dapat dimengerti.

2.4.1. Siklus Informasi [3]

Telah disinggung sebelumnya bahwa data belum memiliki arti sehingga dibutuhkan proses lanjutan agar memberikan arti. Proses lanjutan tersebut menggunakan suatu model proses tertentu. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini oleh John Burch disebut dengan siklus informasi (gambar 2.2).


(22)

Proses (Model)

Data

(Input)

Data (Ditangkap)

Hasil Keputusan

Informasi

(Output)

Penerima

Keputusan Tindakan Basis

Data

Gambar 2.2 Siklus Informasi [3]

2.4.2. Kualitas Informasi

Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan 3 hal, yaitu [3] : 1. Relevan (relevancy)

Relevan berarti informasi harus memberikan manfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi berbeda-beda untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya.

2. Akurat (accuracy)

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan, dan harus jelas mencerminkan maksudnya. Ketidakakuratan dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau merubah data-data asli tersebut. Komponen akurat : lengkap (completeness), benar (correctness), aman (security).


(23)

3. Tepat waktu (timeliness)

Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang using tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga kalau digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan berakibat fatal atau kesalahan dalam keputusan dan tindakan. Kondisi demikian menyebabkan mahalnya nilai suatu infomasi, sehingga kecepatan untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkannya memerlukan teknologi-teknologi terbaru.

2.4.3. Nilai Informasi [3]

Nilai dari informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi hal ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan.

2.5. Konsep Dasar Sistem Informasi [3]

Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi. Pengertian lain dari sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan dan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan/atau untuk mengendalikan informasi.


(24)

2.5.1. Komposisi Sistem Informasi

Dalam membangun suatu sistem informasi diperlukan penggabungan elemen-elemen pendukung tersebut antara lain :

1. Software, merupakan suatu program komputer, struktur data, dan

dokumen-dokumen yang saling berhubungan yang digunakan dalam metode logika dan prosedur yang dibutuhkan.

2. Hardware, merupakan perangkat elektronik yang memiliki kemampuan untuk

melakukan proses komputerisasi.

3. User, adalah pengguna dan operator perangkat keras atau perangkat lunak. 4. Data, berupa salinan-salinan manual dan deskripsi informasi yang

menggambarkan operasi sistem.

2.5.2. Tujuan Pembangunan Sistem Informasi

1. Integrasi sistem

a. Menghubungkan sistem individu/kelompok

b. Pengkolektifan data dan penyambungan secara otomatis c. Peningkatan koordinasi dan pencapaian sinergi

2. Efisiensi pengelolaan sistem

a. Penggunaan basis data dalam upaya kesamaan pengadministrasian data b. Pengelolaan data berkaitan dengan karakteristik informasi


(25)

3. Dukungan keputusan untuk manajemen

a. Melengkapi informasi guna kebutuhan proses pengambilan kebutuhan b. Akuisisi informasi eksternal melalui jaringan komunikasi

c. Ekstraksi dari informasi internal yang terpadu.

2.5.3. Manfaat Sistem Informasi

Sistem informasi memiliki banyak manfaat, diantaranya : 1. Menghemat tenaga kerja

2. Peningkatan efisiensi 3. Mempercepat proses 4. Perbaikan dokumentasi 5. Pencapaian standar 6. Perbaikan keputusan

2.6. Forecasting [6]

Teknik prakiraan atau forecasting adalah suatu proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Forecasting yang akurat merupakan informasi yang sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan manajemen.


(26)

Aspek-aspek yang menggunakan prakiraan/peramalan sangat banyak. Dalam hal peramalan telah dikembangkan beberapa teknik yang dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu kuantitatif dan kualitatif. Peramalan kuantitatif dipergunakan bila kondisi berikut terpenuhi:

a. Adanya informasi tentang masa lalu.

b. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data.

c. Informasi tersebut dapat diasumsikan bahwa pola masa lalu akan terus bersambung sampai ke masa depan

2.6.1. Metode Moving Average

Moving average atau rata-rata bergerak diperoleh dengan merata-rata

permintaan berdasarkan data masa lalu yang terbaru. Metode ini mempergunakan sejumlah data yang ada. Berdasarkan sejumlah data tersebut dapat dihitung rata-rata nilainya dan kemudian menggunakan rata-rata tersebut untuk melakukan peramalan pada periode berikutnya.

Tujuan utama penggunaan moving average ini adalah untuk mengurangi atau menghilangkan variasi acak permintaan dalam hubungannya dengan waktu. Disebut rata-rata bergerak karena tiap observasi yang baru diikutsertakan untuk dihitung dengan menghi-langkan observasi yang lama dari rata-rata. Rata-rata terbaru digunakan untuk meramalkan periode berikutnya. Jadi jumlah data yang


(27)

dipergunakan dari waktu ke waktu selalu konstan. Secara matematis, moving average

dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

dengan:

F

t+1 : nilai ramalan untuk periode waktu ke-t+1,

D

t : nilai aktual periode ke-t,

n : banyak data.

Metode moving average biasanya dinyatakan dalam moving average n

bulanan. Perhitungan untuk moving average n bulanan untuk suatu periode adalah rata-rata n data permintaan aktual terakhir.

2.6.2. Mean Absolute Deviation

Mean Absolute Deviation (MAD) merupakan teknik yang digunakan untuk

menghitung perkiraan kesalahan dari prakiraan/peramalan (forecast error) yang dilakukan. Perkiraan kesalahan memiliki beberapa manfaat, yaitu :

1. Untuk mendapatkan persediaan yang aman atau kapasitas yang aman, sehingga menjamin tidak terjadinya stockout (tidak adanya persediaan). 2. Untuk memantau pengamatan permintaan yang tidak menentu atau bernilai

ekstrim, sehingga dapat dikendalikan dengan baik dan dikeluarkan dari data, apabila diperlukan.


(28)

3. Untuk menentukan apakah metode prakiraan tidak dapat dipakai lagi dan memerlukan perbaikan.

Dalam teknik prakiraan, MAD atau deviasi absolut rata-rata merupakan alat pengukuran kesalahan prakiraan yang biasa dipakai. MAD secara matematis didefinisikan sebagai berikut:

dimana:

: nilai absolut dari kesalahan selama periode t.

n : jumlah periode yang digunakan dalam penjumlahan.

2.7. Jaringan Komputer [3]

Jaringan merupakan sistem syaraf dari operasi perusahaan, manajemen jaringan yang ditujukan untuk mengurangi peluang kegagalan jaringan terutama melalui perencanaan dan pengendalian.

a. Perencanaan Jaringan

Perencanaan jaringan terdiri dari semua yang diarahkan untuk mengantisipasi kebutuhan jaringan perusahaan. Tiga komponen utamanya adalah :

1. Perencanaan kapasitas menganalisis dan merencanakan volume lalu lintas yang bisa ditangani jaringan.

2. Perencanaan staff membantu menentukan jumlah orang yang diperlukan untuk mengelola suatu jaringan dan tingkat keahlian yang diperlukan.


(29)

3. Pemantauan kinerja menganalisa waktu respons pada suatu tingkat lalu lintas tertentu untuk mengantisipasi efek dari kemungkinan perubahan kinerja jaringan.

b. Pengendalian Jaringan

Pengendalian jaringan meliputi pemantauan jaringan setiap hari untuk memastikan bahwa jaringan tetap pada tingkat operasi yang diinginkan. Pengendalian jaringan meliputi prosedur – prosedur seperti deteksi kegagalan, isolasi kegagalan, dan pemulihan jaringan. Sistem pengendalian jaringan yang ideal memberi peringatan kepada operator mengenai kegagalan atau potensi kegagalan jaringan mengidentifikasikan komponen–komponen yang bermasalah, dan membantu memperbaiki masalah. Untuk mencapai dan memelihara pengandalian jaringan, perusahaan memerlukan standar operasi, strategi rancangan, prosedur pengendalian kegagalan, dan metodologi pemecahan masalah. Elemen ini harus diperbaharui sesuai yang terjadi dalam teknologi komputer, jaringan atau organisasi.

2.7.1. Topologi Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah jaringan kabel, dimana bentuk dan fungsi dari jaringan tersebut menentukan pemilihan jenis kabel, demikian juga sebaliknya, ketersediaan kabel dan harga menjadi pertimbangan utama untuk membangun sebuah network. Sebenarnya ada banyak topologi jaringan komputer, namun yang sering


(30)

didengar pada umumnya berkisar pada empat bentuk (topologi) jaringan komputer, yaitu :

1. Topologi STAR

Seperti namanya, topologi star memiliki bentuk seperti bintang, setiap node terhubung secara terpusat pada sebuah perangkat keras Hub atau switch.

Topologi ini yang paling banyak digunakan saat ini. Kabel yang digunakan adalah UTP dengan konektor RJ-45. Topologi jaringan ini banyak digunakan di berbagai tempat, karena kemudahan untuk menambah, mengurangi atau mendeteksi kerusakan jaringan yang ada. Selain itu, permasalahan panjang kabel yang harus sesuai (matching) juga tidak menjadi suatu yang penting lagi. Pokoknya asal ada hub (yang masih beres tentunya) maka bisa terhubunglah beberapa komputer dan sumber daya jaringan secara mudah.

Dengan berbekal crimtool, kabel UTP (biasanya CAT5) dan

connector, seseorang dengan mudah membuat sebuah sistem jaringan. Tentu

ada beberapa kerugian karena panjang kabel (loss effect) maupun karena hokum konduksi, namun hampir bisa dikatakan semua itu bisa diabaikan. Paparan ketiga topologi di atas hanya sebagai sebuah pengantar. Intinya bahwa sebuah jaringan bisa jadi merupakan kombinasi dari dua atau tiga topologi di atas. Misalnya saja ada yang menyebut tree topology, dimana sebenarnya topologi ini merupakan gabungan atau kombinasi dari ketiga topologi yang ada seperti yang ditunjukan Gambar 2.3.


(31)

Oleh karena pusat jaringan terletak pada hub / switch maka perangkat tersebut harus dirawat betul-betul, karena kalau sampai rusak maka seluruh jaringan down alias tidak dapat berfungsi. Topologi star ini disukai karena memiliki kelebihan sebagai berikut :

a. Fleksibel.

b. Pengembangan dan pengelolaan jaringan mudah..

c. Kerusakan atau perawatan yang dilakukan pada satu node tidak mempengaruhi node yang lain.

d. Paling fleksibel.

e. Pemasangan/perubahan stasiun sangat mudah dan tidak mengganggu bagian jaringan lain.

f. Kontrol terpusat.

g. Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan. h. Kemudahaan pengelolaan jaringan.


(32)

Walaupun topologi star ini paling disukai, tetap saja topologi star memiliki beberapa kerugian, diantarnya :

a. Boros kabel.

b. Perlu penanganan khusus.

c. Kontrol terpusat (HUB) jadi elemen.

2.8. Sistem Client Server [3]

Sistem Client/ Server mempunyai dua komponen utama yaitu client dan komputer server. Server merupakan komputer induk yang melakukan pemrosesan terbanyak untuk memenuhi permintaan–permintaan dari komputer client dan bertindak sebagai server database yang menyimpan data. Client yaitu Komputer /

workstation yang melakukan pengiriman dari permintaan – permintaan data pada

server, kemudian menampilkan data interface aplikasi yang dimilikinya. Selain itu clientnya mempunyai kemampuan untuk mengubah dan menghapus data tersebut.

Sistem Client/ Server merupakan suatu system computer yang melibatkan proses client yang meminta sesuatu pelayanan data kepada computer server yang meyediakan layanan data tersebut. Sehingga baik client maupun server sama–sama melakukan pekerjaan. Dan adanya kombinasi client dan server ini maka kumpulan dari program tidak dieksekusi dalam memori yang sama namun terbagi dalam komputer client dan server. Dengan arsitektur seperti ini, modul yang memanggil


(33)

menjadi client yang meminta suatu layanan data dan modul yang dipanggil menjadi

server yang menyediakan layanan data.

2.9. Diagram UML

Diagram UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa grafis untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem perangkat lunak. Diagram UML dikembangan dari hasil kolaborasi metode-metode pengembangan perangkat lunak yang berparadigma orientasi objek. Metode-metode tersebut diantara metode Booch yang dikembangkan oleh Grady Booch, OMT (Object Modeling Technique) yang dikembangkan oleh DR. James Rumbaugh, dan OOSE (Object Oriented Software Engineering) yang dikembangkan oleh Ivar Jacobson. UML terdiri atas sembilan diagram sistem menurut aspek atau sudut pandang tertentu. Diagram tersebut diantaranya use case diagram, class diagram, object diagram, sequence diagram, collaboration diagram, statechart diagram, activity diagram, component

diagram, dan deployment diagram. [2]

2.9.1. Use Case Diagram [2]

Diagram use case (use case diagram) merupakan salah satu diagram untuk memodelkan aspek perilaku sistem. Masing-masing diagram use case menunjukkan sekumpulan use case, actor, dan hubungannya. Diagram use-case penting untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan, dan mendokumentasikan kebutuhan perilaku


(34)

sistem. Diagram use case tiga elemen yaitu actor, use case, dan hubungan ketergantungan.

Aktor adalah pemakai sistem, dapat berupa manusia atau sistem terotomatisasi lain. Actor adalah sesuatu atau seseorang yang berinteraksi dengan sistem, yaitu siapa atau apa yang menggunakan sistem. interaksi tersebut berupa pengiriman pesan dari actor ke sistem atau sebaliknya menerima pesan dari sistem. bagi actor, use case

melakukan sesuatu yang berharga bagi actor. Actor adalah tipe, bukan instan. Actor merepresentasikan peran, bukan pemakai individu dari sistem. actor mempunyai nama dan hendaknya nama dipilih dapat menyatakan peran actor. Use case menspesifikasikan perilaku sistem atau bagian sistem dan merupakan deskripsi sekumpulan sekuen aksi termasuk varian-varian yang dilakukan sistem untuk memproduksi hasil atau nilai ke actor.

Hubungan antar use case dengan use case lain berupa generalisasi antara use case, yaitu :

1. Include, perilaku use case merupakan bagian dari use case yang lain.

2. Extend, perilaku use case memperluas perilaku use case yang lain

2.9.2. Class Diagram [5]

Class diagram adalah bagian dari UML yang menggambarkan sebuah

kumpulan dari kelas-kelas yang ada dan hubungan diantara kelas tersebut dimana setiap kelas mempunyai attributes dan operations.


(35)

Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Selain itu, class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Gambar 2.4 merupakan contoh dari class diagram dan asosiasi antarobjek.

-NIM -Nama -JenisKelamin -Alamat

Mahasiswa

-KodeDosen -Nama -Alamat -Notlp

Dosen

10..30 1

Mengajar

Gambar 2.4 Kelas dan Asosiasi [5]

2.9.3. Activity Diagram [2]

Activity diagram adalah bagian dari UML yang digunakan untuk

menggambarkan tahapan dari setiap proses bisnis yang ada agar lebih mudah memahami proses bisinis yang terjadi.

Dalam activity diagram tiap aktivitas direpresentasikan dengan rounded

rectangle yang dihubungkan dengan anak panah untuk menggambarkan transisi dari

satu aktivitas ke aktivitas lain. Activity diagram dimulai dari initial state dan diakhiri dengan final state.


(36)

2.9.4. Sequence Diagram [2]

Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di

sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).

Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau

rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan.

Masing-masing objek, termasuk aktor, memiliki lifeline vertikal. Message

digambarkan sebagai garis berpanah dari satu objek ke objek lainnya. Pada fase desain berikutnya, message akan dipetakan menjadi operasi/metode dari class.

Activation bar menunjukkan lamanya eksekusi sebuah proses, biasanya diawali

dengan diterimanya sebuah message.

2.10. Java [1]

Bahasa pemrograman Java merupakan karya Sun Microsystem Inc. Rilis resmi level beta dilakukan pada November 1995. Dua bulan kemudian Netscape

menjadi perusahaan pertama yang memperoleh lisensi bahasa Java dari Sun. Java adalah bahasa yang dapat dijalankan di sembarang platform, di beragam lingkungan:


(37)

internet, consumer electronic products, dan computer applications. The Java 2

Platform tersedia dalam tiga edisi untuk keperluan berbeda, antara lain :

1. Java 2 Standard Edition (J2SE)

The Java 2 Platform, Standard Edition (J2SE) menyediakan lingkungan

pengembangan yang kaya fitur, stabil, aman, dan cross-platform. Edisi ini mendukung konektivitas basis data, rancangan antarmuka pemakai, masukan / keluaran, dan pemrograman jaringan dan termasuk sebagai paket-paket dasar bahasa Java.

2. Java 2 Enterprise Edition (J2EE)

The Java 2 Platform, Enterprise Edition (J2EE) menyediakan kakas untuk

membangun dan menjalankan multitier enterprise applications. J2EE berisi paket-paket di J2SE ditambah paket-paket untuk mendukung pengembangan Enterprise

JavaBeans, Java Servlets, JavaServer Pages, XML, dan kendali transaksi yang

fleksibel.

3. Java 2 Micro Edition (J2ME)

The Java 2 Platform, Micro Edition (J2ME) untuk beragam consumer electronic

product, seperti pager, smart card, cell phone, handheld PDA, dan set-top box.

J2ME sembai menyediakan bahasa Java yang sama, unggul dalam portabilitas kemampuan dijalankan di mana pun dan safe network delivery seperti J2SE dan J2EE.


(38)

2.11. MySQL Server [4]

MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen basisdata relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General

Public License). Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan MySQL, namun

dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam basisdata yang telah ada sebelumnya; SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian basisdata, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis.

MySQL mendukung operasi basis data transaksional maupun operasi basis data non transaksional. Pada modus operasi non transaksional, MySQL dapat dikatakan unggul dalam hal unjuk kerja dibandingkan perangkat lunak peladen basis data kompetitor lainnya. Namun demikian pada modus non transaksional tidak ada jaminan atas reliabilitas terhadap data yang tersimpan, karenanya modus non transaksional hanya cocok untuk jenis aplikasi yang tidak membutuhkan reliabilitas data seperti aplikasi blogging berbasis web (wordpress), CMS, dan sejenisnya.

MySQL memiliki beberapa keistimewaan, diantaranya :

1. Portabilitas. MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi

seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan masih banyak lagi.


(39)

2. Perangkat lunak sumber terbuka. MySQL didistribusikan sebagai perangkat lunak sumber terbuka, dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara gratis.

3. Multiuser. MySQL dapat digunakan oleh beberapa pengguna dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.

4. Performance tuning, MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.

5. Ragam tipe data. MySQL memiliki ragam tipe data yang sangat kaya, seperti

signed / unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp, dan

lain-lain.

6. Perintah dan Fungsi. MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh

yang mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (query).

7. Keamanan. MySQL memiliki beberapa lapisan keamanan seperti level

subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi.

8. Skalabilitas dan Pembatasan. MySQL mampu menangani basis data dalam

skala besar, dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.


(40)

9. Konektivitas. MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).

10. Lokalisasi. MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan

menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meski pun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya.

11. Antar Muka. MySQL memiliki antar muka (interface) terhadap berbagai

aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API

(Application Programming Interface).

12. Klien dan Peralatan. MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan

(tool)yang dapat digunakan untuk administrasi basis data, dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online.

13. Struktur tabel. MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam

menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle.


(41)

37

3.1. Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan kegiatan penguraian suatu sistem informasi yang utuh dan nyata kedalam bagian-bagian atau komponen-komponen komputer yang bertujuan untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi masalah-masalah yang muncul, hambatan-hambatan yang mungkin terjadi, serta kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat memberikan suatu solusi untuk perbaikan maupun pengembangan kearah yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan serta perkembangan teknologi.

Analisis sistem dalam pembangunan sistem informasi rumah sakit lingkup manajemen pasien dan operasional ini terbagi kedalam beberapa pokok bahasan diantaranya analisis masalah dan analisis prosedur:

3.1.1. Analisis Masalah

Setelah melakukan penelitian di RSUD kota Bandung dan melakukan wawancara dengan pimpinan bagian SIM-RS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) khususnya tentang manajemen pasien dan operasional dibidang farmasi, terdapat beberapa kendala yang dihadapi, yaitu :

1. Proses administrasi pasien lambat baik itu dalam proses pendaftaran pasien dan pembayaran tagihan berobat.


(42)

2. Komunikasi antarunit dalam memberikan data yang dibutuhkan oleh unit lain lambat.

3. Unit farmasi mengalami kesulitan dalam mendata ketersediaan obat-obatan dan meramalkan jumlah penggunaan obat di masa yang akan datang.

4. Setiap unit yang ada dalam lingkup Pengolahan pasien dan operasional mengalami kesulitan dalam menyusun laporan.

Hal ini disebabkan karena sistem yang digunakan masih bersifat manual yaitu berupa tulisan tangan. Padahal jumlah pasien yang harus dikelola sangat banyak sehingga pelayanan yang diberikan kepada pasien berjalan lambat.

3.1.2. Analisis Prosedur

Prosedur yang ada saat ini di RSUD kota Bandung khususnya dalam lingkup manajemen pasien dan operasional yaitu :

1. Pendaftaran pasien baru rawat jalan. 2. Pengobatan / perawatan pasien rawat jalan. 3. Pendaftaran pasien rawat inap.

4. Pendaftaran pasien lama rawat jalan. 5. Pendaftaran pasien Instalasi Gawat Darurat 6. Pengambilan obat pasien rawat jalan. 7. Prosedur penanganan pasien rawat inap. 8. Prosedur penanganan pasien IGD


(43)

9. Pembayaran tagihan biaya perawatan 10. Prosedur Rontgen

11. Prosedur pemeriksaan laboratorium

12. Pemesanan obat oleh Farmasi (Bagian Gudang) 13. Penerimaan obat di Gudang

14. Pendistribusian Obat

Intaraksi antara pegawai atau pasien pada setiap prosedur dapat dilihan pada

use case sistem berjalan (Gambar 3.1). Sedangkan untuk alur proses dari setiap


(44)

Petugas pendaftaran

Petugas poliklinik

Petugas rawat inap Petugas IGD

Pasien / Keluarga pasien

Petugas Apotek / Depo

Kasir

Dokter Pendaftaran pasien

baru rawat jalan

Pendaftaran pasien rawat Inap

Pendaftaran pasien IGD Pendaftaran pasien

lama rawat jalan

Pengobatan pasien rawat jalan Penanganan Rawat Inap Penanganan Pasien IGD Pengambilan obat pasien RJ/IGD <<extend>> <<extend>> <<extend>> <<extend>> Pembayaran Tagihan Biaya Perawatan Pemeriksaan Rontgen Petugas Rontgen Pemeriksaan Laboratorium Petugas Laboratorium Pemesanan Obat oleh Farmasi Kepala Farmasi Petugas Gudang

Penerimaan Obat di Gudang

Suplier Pendistribusian

Obat


(45)

A. Prosedur pendaftaran pasien baru rawat jalan.

Prosedur ini merupakan proses pendaftaran bagi pasien rawat jalan (pasien poliklinik) yang pertama kali berobat di RSUD kota Bandung. Prosedur pendaftaran pasien baru rawat jalan (Gambar 3.2) yang ada saat ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Pasien / keluarga pasien / penanggung pasien datang ke loket pendaftaran dan memperlihatkan kartu identitas.

2) Petugas pendaftaran kemudian menanyakan apakah pasien umum atau tanggungan (Askes, Jamkesmas, Jamsostek, atau kontrak). Jika pasien merupakan pasien tanggungan maka petugas meminta surat keterangan tanggungan. Untuk pasien Askes dan Jamkesmas berupa SJP (Surat Jaminan Pelayanan), sedangkan untuk Jamsostek dan kontrak berupa surat pengantar dari perusahaan tempat pasien / keluarga pasien bekerja.

3) Petugas mencatat data pasien pada formulir rekam medis rawat jalan. Setelah itu data pasien dimasukkan ke dalam komputer.

4) Petugas kemudian membuatkan kartu identitas berobat pasien.

5) Petugas pendaftaran kemudian mengembalikan kartu identitas dan memberikan kartu identitas beroba kepada pasien.

6) Petugas menempatkan formulir rekam medis pada kotak sesuai poliklinik yang dituju untuk diambil oleh petugas poliklinik atau dapat juga langsung membawanya ke poliklinik yang dituju.


(46)

permintaan identitas pasien

pencatatan identitas pasien pada formulir rekam medik

pemasukkan data pasien ke komputer Mendatangi loket pendaftaran

Menyerahkan kartu identitas

pembuatan kartu berobat pasien

penyerahan kartu identitas dan kartu identitas pasien

menerima kartu identitas dan kartu identitas berobat

Menempatkan rekam medis pada kotak sesuai poli yang dituju

Pasien / Keluarga Pasien Petugas Pendaftaran

Gambar 3.2. Activity Diagram pendaftaran pasien baru rawat jalan.

B. Prosedur Pengobatan Pasien Rawat Jalan.

Prosedur ini merupakan proses penanganan pasien rawat jalan oleh dokter poliklinik. Prosedur pengobatan pasien rawat jalan (Gambar 3.3) yang ada saat ini dapat dijelaskan sebagai berikut :


(47)

1) Petugas poliklinik memberikan formulir rekam medis yang diperoleh dari petugas pendaftaran kepada dokter jaga di poliklinik.

2) Dokter melakukan pemeriksaan awal dan menentukan diagnosa awal. 3) Jika menurut diagnosa dokter dibutuhkan rawat inap, maka dokter

membuat dan menandatangani surat keterangan rawat inap. Jika tidak perlu, maka dokter kemudian mencatat tindakan medis termasuk kebutuhan penunjang medis dan pengobatan.

4) Kemudian dokter menyerahkan rekam medis hasil pemeriksaan dan resep obat kepada petugas poliklinik.

5) Petugas poliklinik menyerahkan resep dokter kepada pasien yang nanti akan digunakan untuk pengambilan obat di apotek. Sedangkan rekam medis pasien diserahkan kepada petugas pendaftaran untuk diarsipkan.


(48)

Dokter Petugas Poliklinik

Petugas Pendaftaran

Menyerahkan Rekam Medis rawat jalan ke dokter

Pemeriksaan awal dan pencatatan diagnosa awal

Pemeriksaan lanjutan pasien

Memutuskan apa pasien harus rawat inap?

Pencatatan diagnosa akhir dan pengobatan

Menyerahkan Rekam Medis dan Resep Obat

Menerima Rekam Medis dan Resep Obat dari dokter

Menyerahkan Rekam Medis ke Pendaftaran dan Resep Obat ke pasien

Menandatangani Surat Pengantar Rawat Inap

Menyerahkan surat pengantar ke petugas Poli

Menerima Surat Pengantar Rawat Inap, lalu menyerahkan ke pasien Menerima Rekam Medis RJ dan mengarsipkannya

Perlu Tidak Perlu

Gambar 3.3. Activity Diagram pengobatan pasien rawat jalan

C. Prosedur Pendaftaran Pasien Rawat Inap.

Prosedur ini meruapakn proses pendaftaran bagi pasien yang akan dirawat inap, baik pasien rujukan dari poliklink, IGD, maupun rujukan dari


(49)

rumah sakit lain. Prosedur pendaftaran pasien rawat inap (Gambar 3.4) yang ada saat ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Petugas pendaftaran mendapatkan surat keterangan rawat inap pasien dari petugas poliklinik atau IGD.

2) Petugas menyerahkan surat keterangan bersedia dirawat kepada keluarga pasien.

3) Keluarga pasien kemudian mengisi dan menandatangani surat keterangan bersedia dirawat dan menyerahkannya kembali kepada petugas pendaftaran.

4) Petugas pendaftaran mencatat identitas pasien pada rekam medis rawat inap.

5) Kemudian petugas pendaftaran memasukkan data pasien rawat inap pada komputer.

6) Selanjutnya petugas pendaftaran menyerahkan rekam medis pasien rawat inap, surat pengantar rawat inap, dan surat keterangan bersedia dirawat kepada petugas rawat inap.


(50)

Petugas Pendaftaran Pasien / Keluarga Pasien

Menyerahkan Surat Pengantar Rawat Inap ke pendaftaran

Menerima surat pengantar dan menyerahkan surat bersedia dirawat

Mengisi dan tanda tangan surat bersedia dirawat

Menyerahkan kembali surat bersedia dirawat

Mencatat data pasien pada rekam medis rawat inap

Memasukkan data pasien ke komputer

Menyerahkan surat pengantar, surat bersedia, dan Rekam medis ke petugas rawat inap

Gambar 3.4 Activiy Diagram pendaftaran pasien rawat inap

D. Prosedur Pendaftaran Pasien Lama Rawat Jalan.

Prosedur ini merupakan proses pendaftaran pasien rawat jalan yang sebelumnya pernah berobat di RSUD kota Bandung. Prosedur pendaftaran pasien lama rawat jalan (Gambar 3.5) yang ada saat ini dapat dijelaskan sebagai berikut :


(51)

1) Pasien menyerahkan kartu identitas berobat (KIB) kepada petugas pendaftaran.

2) Petugas pendaftaran kemudian mencari rekam medis pasien sebelumnya.

3) Petugas memasukkan data pasien rawat jalan ke komputer. 4) Petugas menyerahkan kembali KIB ke pasien.

5) Petugas menyimpan rekam medis pasien pada kotak poliklinik yang dituju.

Pasien / Keluarga Pasien Pasien / Keluarga Pasien

Menyerahkan Kartu Identitas Berobat (KIB) ke Pendaftaran

Mengambil Rekam Medis pasien sesuai nomor RM

Memasukkan data pasien ke komputer

Mengembalikan KIB pasien

Menempatkan rekam medis pasien pada kotak Poli yang dituju Menerima kembali KIB


(52)

Gambar 3.5. Activity Diagram pendaftaran pasien lama rawat jalan

E. Prosedur Pendaftaran Pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Prosedur ini merupakan proses pendaftaran pasien yang masuk di Instansi Gawat Darurat (IGD). Prosedur pendaftaran pasien pada Instalasi Gawat Darurat (Gambar 3.6) yang ada saat ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Pasien atau keluarga pasien menyerahkan kartu identitas ke petugas IGD.

2) Petugas IGD menanyakan kepada pasien atau keluarga pasien apa pasien lama atau baru.

3) Jika pasien lama, maka petugas meminta KIB pasien dan menyerahkannya kepada petugas pendaftaran untuk mendapatkan rekam medis sebelumnya.

4) Jika pasien baru, maka petugas IGD menelpon atau mendatangi petugas pendaftaran untuk meminta nomor rekam medis. Selanjutnya petugas IGD membuat KIB pasien.

5) Selanjutnya petugas IGD memasukkan data pasien ke komputer dan mencatat data pasien pada rekam medis pasien. Berkas rekam medis akan dipakai untuk prosedur berikutnya dan KIB serta kartu identitas diserahkan kembali kepada pasien.


(53)

Pasien / Keluarga Pasien Petugas IGD

Pasien / Keluarga Pasien

Menyerahkan kartu identitas ke petugas IGD

Menanyakan pasien lama atau baru?

Meminta nomor rekam medis yang kosong ke pendaftaran

Memasukkan data pasien ke komputer

Membuat kartu identitas pasien

Mengisi data pasien pada rekam medis

Menyerahkan KIB ke pasien Meminta KIB pasien

Menyerahkan KIB

Menerima KIB dan menyerahkan ke Pendaftaran

Menerima KIB pasien

Mengambil Rekam Medis pasien dan serahkan kembali ke IGD

Menerima Rekam Medis dan KIB pasien

Menyerahkan Rekam Medis ke dokter Baru Lama

Gambar 3.6 Activity Diagram pendaftaran pasien IGD

F. Prosedur Pengambilan Obat Pasien Rawat Jalan dan IGD

Prosedur ini merupakan proses pengambilan obat yang telah diresepkan dokter kepada pasien rawat jalan dan IGD. Prosedur pengambilan (pembayaran) obat untuk pasien rawat jalan dan IGD (Gambar 3.7) yang ada saat ini dapat dijelaskan sebagai berikut :


(54)

1) Pasien menyerahkan resep obat kepada petugas apotek (apoteker). 2) Apotek mengecek status pasien, apa pasien umum atau tanggungan. 3) Petugas apotek kemudian mengambil obat dan mencatat biaya yang

harus dibayar untuk pasien umum serta nota klaim biaya untuk pasien tanggungan.

4) Petugas memberikan obat kepada pasien tanggungan dan nota klaimnya diserahkan kepada bagian keuangan untuk proses klaim biaya. 5) Untuk pasien umum, petugas menyerahan nota pembayaran biaya

pengobatan kepada pasien yang akan dibayarkan kepada kasir.

6) Pasien umum melakukan pembayaran di kasir dan kasir mengesahkan nota pembayaran.

7) Pasien kemudian menyerahkan nota pembayaran yang telah disahkan untuk mengambil obat di apotek.


(55)

Kasir Pasien / Keluarga Pasien

Petugas Apotek

Menyerahkan resep obat ke apotek

Menanyakan pasien umum atau tanggungan

Mengambil obat sesuai resep

Mencatat klaim biaya pengobatan

Menyerahkan klaim biaya ke bagian keuangan

Mengambil obat sesuai resep

Mencatat biaya tagihan obat

Menyerahkan nota tagihan ke pasien

Menerima nota tagihan

Membayar biaya tagihan di kasir

Membuat transkrip pembayaran

Menyimpan tagihan dan menyerahkan transkrip ke pasien

Menerima transkrip pembayaran

Memperlihatkan transkrip untuk ambil obat Menyerahkan obat pasien

Menerima obat dari apotek Umum

Tanggungan

Gambar 3.7 Activity Diagram pengambilan obat pasien rawat jalan dan IGD

G. Prosedur Penanganan Pasien Rawat Inap

Prosedur ini merupakan proses penanganan atau perawatan bagi pasien yang dirawat inap di RSUD kota Bandung. Prosedur penanganan pasien rawat inap (Gambar 3.8) yang ada saat ini dapat dijelaskan sebagai berikut :


(56)

1) Petugas rawat inap menerima surat pernyataan pasien bersedia dirawat, surat pengantar rawat inap, dan rekam medis rawat inap dari petugas pendaftaran.

2) Petugas rawat inap kemudian menyerahkan rekam medis rawat inap kepada dokter.

3) Kemudian dokter melakukan pemeriksaan pasien.

4) Dokter menyerahkan hasil pemeriksaan dan rekam medis rawat inap kepada petugas rawat inap (perawat/suster).

5) Petugas rawat inap melengkapi informasi tindakan medis yang diberikan pada pasien di rekam medis rawat inap.

6) Petugas rawat inap membuat tagihan biaya perawatan pasien. Petugas mengecek cara pembayaran pasien, jika cara bayarnya Umum maka petugas menyerahkan tagihan ke pasien. Jika cara bayarnya Tanggungan, maka petugas menyerahkan data tagihan ke bagian keuangan untuk dibuatkan klaim biaya.

7) Petugas rawat inap mengarsipkan berkas-berkas rawat inap (surat pengantar, surat keterangan bersedia dirawat, hasil pemeriksaan, dan rekam medis rawat inap).


(57)

Dokter Petugas Rawat Inap

Menyerahkan rekam medis rawat inap ke dokter

Melakukan pemeriksaan pasien

Mencatat hasil pemeriksaan dan tindakan medis

Menyerahkan hasil pemeriksaan dan rekam medis update

Melengkapi rekam medis rawat inap sesuai hasil pemeriksaan

Mencatat biaya tagihan perawatan

Mengecek cara bayar pasien

Menyerahkan tagihan biaya ke pasien untuk proses berikutnya Menyerahkan tagihan ke bagian keuangan

Mengarsipkan berkas rekam medis pasien


(58)

H. Prosedur Penanganan Pasien IGD

Prosedur ini merupakan proses penanganan pasien di Instalasi Gawat Darurat. Prosedur penanganan pasien IGD (Gambar 3.9) yang ada saat ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Petugas IGD (perawat/suster IGD) memberikan rekam medis pasien kepada dokter.

2) Dokter melakukan pemeriksaan pasien.

3) Jika dari hasil pemeriksaan dokter menganggap pasien butuh dirawat inap, maka dokter akan mengisi dan menandatangani surat pengantar rawat inap. Surat pengantar tersebut kemudian diserahkan kepada petugas IGD untuk nantinya diteruskan ke petugas pendaftaran untuk didaftarkan sebagai pasien rawat inap.

4) Jika tidak perlu dirawat inap, maka dokter mencatat diagnosa dan tindakan pengobatan yang diberikan (resep obat).

5) Dokter kemudian menyerahkan rekam medis dan resep obat ke petugas IGD.

6) Kemudian Petugas IGD memberikan resep obat ke pasien untuk ditebus di Apotek.

7) Petugas IGD menyerahkan rekam medis pasien ke petugas pendafaran untuk diarsipkan.


(59)

Dokter Petugas IGD

Menyerahkan rekam medis pasien ke doker

Melakukan pemeriksaan pasien

Menentukan apa pasien harus rawat inap atau tidak?

Mencatat diagnosa dan tindakan medis

Menyerahkan rekam medis update dan resep obat ke petugas IGD

Menyerahkan resep obat ke pasien / keluarga pasien

Menyerahkan rekam medis pasien ke pendaftaran untuk diarsipkan

Mengisi dan menandatangani surat pengarat rawat inap

Menyerahkan surat pengantar rawat inap ke petugas IGD Tidak

Ya

Gambar 3.9 Activity Diagram penanganan pasien IGD

I. Prosedur Pembayaran Tagihan Rawat Inap

Prosedur ini merupakan proses pembayaran biaya perawatan pasien selama dirawat inap di RSUD kota Bandung. Prosedur ini hanya berlaku bagi pasien yang cara bayarnya secara Umum (secara tunai / tanpa asuransi kesehatan). Prosedur pembayaran tagihan biaya perawatan (Gambar 3.10) yang ada saat ini dapat dijelaskan sebagai berikut :


(60)

1) Keluarga pasien / pasien menyerahkan data tagihan ke kasir.

2) Kasir menghitung total biaya perawatan dan memberikan informasi ke pasien total biaya yang dibayar.

3) Keluarga pasien / pasien membayar tagihan.

4) Kasir kemudian membuat nota pembayaran. Nota pembayaran diserahkan ke pasien dan duplikat nota tersebut diarsipkan.

Pasien / Keluarga Pasien Kasir

Menyerahkan data tagihan ke kasir

Menghitung total biaya tagihan

Memberi informasi total tagihan

Membayar biaya tagihan perawatan

Membuat nota pembayaran

Menyerahkan nota pembayaran ke pasien

Mengarsipkan salinan nota pembayaran


(61)

J. Prosedur Rontgen

Prosedur ini merupakan proses pemeriksaan radiologi pasien. Prosedur

rontgen (Gambar 3.11)yang ada saat ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Pasien / Keluarga Pasien menyerahkan surat pengantar dokter untuk pemeriksaan radiologi ke petugas radiologi.

2) Petugas mencatat data pasien pada buku registrasi rontgen.

3) Petugas Radiologi kemudian melakukan proses foto rontgen terhadap pasien.

4) Hasil foto rontgen pasien diserahkan oleh petugas ke dokter radiologi. 5) Dokter kemudian melakukan pembacaan foto dan mencatat keterangan

dari hasil foto rontgen tersebut.

6) Dokter menyerahkan kembali ke petugas hasil rontgen lengkap. 7) Petugas kemudian melakukan pencatatan tagihan rontgen.

8) Petugas menyerahkan nota tagihan kepada pasien / keluarga pasien. 9) Pasien / keluarga pasien melakukan pembayaran.

10) Petugas menyerahkan hasil rontgen ke pasien dan mengarsipkan nota tagihan (salinan) serta surat pengantar dokter.


(62)

Dokter Petugas Rontgen

Pasien / Keluarga Pasien

Menyerahkan surat pengantar dokter

Menyerahkan surat pengantar dokter

Mencatat data pasien pada buku registrasi rontgen

melaksanakan rontgen

Menyerahkan hasil rontgen ke dokter radiologi

Membaca foto dan mencatat keterangan foto rontgen

Menyerahkan hasil rontgen lengkap ke petugas

Mencatat tagihan biaya pada nota

Menyerahkan nota tagihan ke pasien

Membayar biaya rontgen

Mengesahkan pelunasan biaya pada nota

Menyerahkan nota pembayaran dan hasil rontgen ke pasien

Mengarsipkan nota tagihan dan surat pengantar


(63)

K. Prosedur Pemeriksaan Laboratorium

Prosedur ini merupakan proses pemeriksaan laboratorium pasien. Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah, air seni, dan lain-lain. Prosedur pemeriksaan laboratorium (Gambar 3.12) yang ada saat ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Pasien / keluarga pasien menyerahkan surat pengatar dokter untuk pemeriksaan laboratorium pasien.

2) Petugas laboratorium kemudian mencatat data pasien pada buku registrasi laboratorium.

3) Petugas kemudian melakukan pemeriksaan laboratorium dengan sampel yang dari pasien (misal darah / air seni) dan kemudian mencatat hasil laboratorium.

4) Petugas laboratorium kemudian melakukan pencatatan tagihan biaya pemeriksaan.

5) Petugas menyerahkan nota tagihan kepada pasien.

6) Pasien melakukan pembayaran biaya pemeriksaan laboratorium. 7) Petugas laboratorium kemudian menyerahkan hasil pemeriksaan

laboratorium kepada pasien dan mengarsipkan nota tagihan laboratorium (salinan) serta surat pengantar dokter.


(64)

Petugas Laboratorium Pasien / Keluarga Pasien

Menyerahkan surat pengantar dokter ke petugas

Mencatat data pasien pada buku registrasi laboratorium

Melaksanakan pemeriksaan laboratorium

Mencatat biaya tagihan pada nota

Menyerahkan nota tagihan ke pasien

Melakukan pembayaran biaya laboratorium

Mengesahkan pelunasan tagihan pada nota

Menyerahkan hasil laboratorium dan nota pembayaran ke pasien

Menyerahkan surat pengantar dokter ke petugas

Mengarsipkan surat pengantar dokter dan nota biaya

Gambar 3.12 Activity Diagram pemeriksaan laboratorium

L. Prosedur Pemesanan Obat oleh Farmasi (Bagian Gudang)

Prosedur ini merupakan proses pemesanan obat-obat oleh instalasi farmasi bagian gudang ke pihak supplier. Prosedur pemesanan obat oleh farmasi (bagian gudang) yang ada saat ini dapat (Gambar 3.13) dijelaskan sebagai berikut :


(65)

1) Petugas gudang melakukan pencatatan data pesanan obat pada bon pemesanan obat.

2) Bon pemesanan tersebut diserahkan kepada Kepala Farmasi.

3) Kepala Farmasi kemudian menandatangani bon pemesanan tersebut. 4) Kepala Farmasi menyerahkan kembali bon pemesanan obat ke petugas

gudang.

5) Petugas gudang kemudian menyerahkan bon pemesanan obat tersebut ke supplier.

Petugas Farmasi (Gudang) Kepala Farmasi

Mencatat data obat yang dipesan pada bon pemesanan

Menyerahkan bon pemesanan ke Kepala Farmasi

Tanda tangan bon pemesanan obat

Menyerahkan kembali bon pemesanan ke petugas

Menyerahkan bon pemesanan ke suplier


(66)

M. Prosedur Penerimaan Obat di Gudang

Prosedur ini merupakan proses penerimaan obat-obat yang telah dipesan sebelumnya dari supplier. Prosedur penerimaan obat di gudang (Gambar 3.14) yang ada saat ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Suplier menyerahkan obat dan bon pembelian obat ke petugas gudang. 2) Petugas gudang kemudian melakukan pengecekan obat yang dibawa

oleh supplier apakah sudah sesuai dengan pemesanan.

3) Jika obat tersebut sudah sesuai dengan yang dipesan, maka petugas gudang melakukan pembayaran biaya pemebelian obat.

4) Petugas gudang kemudian mencatat data penerimaan obat dan bon pembelian diarsipkan.

5) Jika obat yang dibawa oleh supplier masih belum sesuai dengan yang dipesan, maka petugas mencatat data obat yang masih kurang pada bon kekurangan pesanan obat.


(67)

Petugas Farmasi (Gudang) Suplier

Menyerahkan obat dan bon pembelian

Memeriksa kesesuaian obat yang dipesan dengan yang diterima

Mencatat data penerimaan obat

Mencatat data obat yang masih kurang

Menyerahkan bon kekurangan pesanan obat ke Suplier Mengarsipkan data pembelian obat

Belum sesuai Sudah

Gambar 3.14 Activity Diagram penerimaan obat di gudang

N. Prosedur Pendistribusian Obat

Prosedur ini merupakan proses pendistribusian obat oleh petugas gudang farmasi ke apotek dan depo obat di RSUD kota Bandung. Apotek digunakan untuk melayani penebusan obat pasien rawat jalan dan IGD. Sedangakn depo obat digunakan untuk melayani penebusan obat untuk pasien rawat inap. Prosedur pendistribusian obat (Gambar 3.15) yang ada saat ini dapat dijelaskan sebagai berikut :


(68)

1) Petugas apotek / depo menyerahkan bon permintaan obat ke bagian gudang.

2) Bagian gudang melakukan pengecekan ketersediaan obat yang dipesan.

3) Jika obat yang dipesan tidak ada maka petugas gudang memberikan informasi obat tidak ada dan menyerahkan kembali bon permintaan. 4) Jika obat yang dipesan ada, maka petugas gudang kemudian

mengambil obat yang dipesan.

5) Petugas gudang mencatat jumlah obat yang diberikan pada bon permintaan dan menandatangani bon permintaan tersebut.

6) Kemudian petugas gudang menyerahkan obat ke petugas apotek / depo. Bon permintaan tersebu kemudian diarsipkan oleh petugas gudang.


(69)

Petugas Gudang Apotek / Depo

Menyerahkan bon permintaan barang ke petugas gudang

Mengecek ketersediaan oba yang diminta

Memberikan informasi obat tidak ada

Mengambil obat yang dipesan

Mencatat jumlah obat yang diberikan

Tanda tangan bon permintaan obat

Menyerahkan obat yang diminta ke petugas apotek / depo

Mengarsipkan bon permintaan Ada Tidak Ada

Gambar 3.15 Activity Diagram pendistribusian obat

Sistem yang berjalan saat ini melibatkan beberapa petugas dari beberapa instansi sehingga pada perancangan aplikasi nantinya dibutuhkan pengelompokan pegawai sebagai dasar untuk memberikan hak akses kepada pengguna aplikasi yang akan dikembangkan ini.


(70)

3.1.3. Analisis Kebutuhan Non-Fungsional

Analisis kebutuhan non-fungsionalitas ini menggambarkan sistem yang ada saat ini di RSUD kota Bandung. Analisis kebutuhan non-fungsional terdiri dari analisis kebutuhan jaringan, perangkat keras, perangkat lunak, dan pengguna (user). Maksud dari penjabaran kebutuhan non-fungsional ini yaitu agar sistem dapat digunakan dengan baik sesuai dengan kebutuhan proses bisnis dari sistem.

3.1.3.1. Analisis Jaringan

Komputer-komputer yang ada saat ini di RSUD kota Bandung terkoneksi dalam sebuah jaringan lokal atau LAN (Local Area Network) dengan menggunakan topologi star. Jaringan tersebut saat ini hanya digunakan untuk melakukan share file dan konekti internet. Berikut ini gambaran lokasi komputer client dan server yang ada (Gambar 3.16) :


(71)

Gedung Kantor RSUD

Gudang Farmasi

Radiologi

IGD

Ruang Rawat Inap

R

u

an

g

R

a

w

at

Ina

p

Poliklinik

Kasir Apotek

Gambar 3.16 Peta Jaringan LAN RSUD kota Bandung

Sistem informasi rumah sakit lingkup manajemen pasien dan operasional ini akan dibangun berbasis client-server. Kondisi jaringan yang dimiliki oleh RSUD kota Bandung saat ini sudah memenuhi kebutuhan jaringan dari sistem yang akan dibangun sehingga tidak dibutuhkan penambahan komponen atau perubahan topologi jaringan.


(72)

3.1.3.2. Analisis Kebutuhan Perangkat Keras

Komponen perangkat keras (hardware) dibutuhkan dalam pembangunan suatu aplikasi karena akan mendukung kinerja komputer yang digunakan dalam membuat aplikasi tersebut. Berikut spesifikasi dari perangkat keras yang telah dimiliki oleh RSUD kota Bandung, yaitu :

1. Perangkat keras Server

Nama Produk : HP Proliant ML350 G6-932

Prosesor : Quad-Core Intel Xeon E5504 2.00 GHz Memori : DDR3 4 GB

VGA : ATI 32 MB

Harddisk : 250 GB

2. Perangkat keras Client (semua instansi memiliki spesifikasi yang sama) Prosesor : Intel Pentium Dual Core E5300 2,60 GHz

Memory : DDR2 1 MB VGA : On Board 256 MB Harddisk : 160 GB

Perangkat keras yang digunakan saat ini di RSUD kota Bandung untuk mengolah data dan informasi dalam lingkup manajemen pasien dan operasional telah memenuhi kebutuhan perangkat keras sistem informasi yang akan dibangun sehingga tidak dibutuhkan penambahan perangkat maupun upgrade perangkat.


(1)

C Cukup Cepat 6 30%

D Biasa – biasa saja 0 0%

E Kurang Cepat 1 5%

F Tidak Cepat 0 0%

G Sangat Tidak Cepat 0 0%

Jumlah 20 100%

Berdasarkan hasil persentase kuesioner pertanyaan nomor 5 dapat disumpulkan bahwa sebanyak 25% responden menyatakan sangat cepat, 40% reseponden menyatakan cepat, 30% reseponden menyatakan cukup cepat, dan 5% responden menyatakan kurang cepat tentang kecepatan aplikasi dalam mengolah data.

6. Dengan dibangunnya aplikasi sistem informasi operasional rumah sakit ini, sudah membantu petugas dalam mengakses data yang dibutuhkan dari isntansi lain.

Data hasil kuesioner pertanyaan nomor 6 dapat dilihat pada tabel 4.114. Tabel 4.114 Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 6

Pilihan Jawaban Keterangan Responden persentase

A Sangat Setuju 7 35%

B Setuju 10 50%

C Cukup Setuju 3 15%

D Biasa – biasa saja 0 0%

E Kurang Setuju 0 0%

F Tidak Setuju 0 0%

G Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 20 100%

Berdasarkan hasil persentase kuesioner pertanyaan nomor 6 dapat disumpulkan bahwa sebanyak 35% responden menyatakan sangat setuju, 50% reseponden menyatakan setuju, dan 15% reseponden menyatakan


(2)

424

cukup setuju tentang kemudahan dalam mengakses data yang dibutuhkan dari instansi lain.

7. Bagaimana informasi atau laporan yang dihasilkan aplikasi perangkat lunak ini?

Data hasil kuesioner pertanyaan nomor 7 dapat dilihat pada tabel 4.115. Tabel 4.115 Hasil Kuesioner Pertanyaan No. 7

Pilihan Jawaban Keterangan Responden persentase

A Sangat Akurat 2 10%

B Akurat 11 55%

C Cukup Akurat 7 35%

D Biasa – biasa saja 0 0%

E Kurang Akurat 0 0%

F Tidak Akurat 0 0%

G Sangat Tidak Akurat 0 0%

Jumlah 20 100%

Berdasarkan hasil persentase kuesioner pertanyaan nomor 7 dapat disumpulkan bahwa sebanyak 10% responden menyatakan sangat akurat, 55% reseponden menyatakan akurat, dan 35% reseponden menyatakan cukup akurat tentang informasi atau laporan yang dihasilkan aplikasi ini

4.4.5. Kesimpulan Pengujian Beta

Berdasarkan hasil pengujian beta yang dilakukan dengan perhitungan pilihan kategori jawaban kuesioner yang telah dibagikan di RSUD Kota Bandung, didapat kesimpulan bahwa aplikasi sistem informasi operasional rumah sakit ini dinilai mudah digunakan dan dipelajari, membantu petugas dalam mengolah data, serta mempercepat proses pengolahan data yang ada.


(3)

425 5.1. Kesimpulan

Setelah melalui proses pembangunan dan pengujian aplikasi sistem informasi operasional rumah sakit berbasis client-server di Rumah Sakit Umum Daeah Kota Bandung dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tersedia sebuah sistem yang dapat membantu petugas dalam mengolah data pasien dengan lebih mudah.

2. Tersedia sebuah sistem yang dapat membantu petugas dari suatu instansi untuk mengakses data yang dibutuhkan dari instansi lain.

3. Tersedia sebuah sistem yang dapat membantu petugas gudang farmasi dalam mengolah data persediaan barang farmasi dan memperkirakan jumlah penggunaan untuk masa depan.

4. Proses pembuatan laporan menjadi lebih mudah dengan adanya sistem ini.

5.2. Saran

Aplikasi sistem informasi operasional rumah sakit di RSUD Kota Bandung ini masih memiliki banyak kelemahan dan kekurangan. Adapun saran yang diberikan untuk pengembangan selanjutnya, sebagai berikut :

1. Pengolahan data rekam medis pasien sebaiknya juga menangani rekam medis keperawatan dan kebidanan agar informasi rekam medis yang dihasilkan lebih lengkap.


(4)

426

2. Dibutuhkan suatu sistem pengamanan yang baik untuk menjaga keamanan sistem dan data, misalnya dengan enkripsi password dan back up database.

3. Proses prakiraan atau peramalan sebaiknya menggunakan data masa lalu yang lebih banyak dan menggunakan beberapa variasi rata-rata bergerak agar nilai prakiraan yang dihasilkan lebih akurat.


(5)

427 Informatika, Bandung.

[2] Hariyanto, Bambang (2004), Rekayasa Sistem Berorientasi Objek, Penerbit Informatika, Bandung.

[3] Hartono, Jogiyanto, MBA, Ph.D., Pengenalan Komputer : Dasar Ilmu Komputer, Pemrograman, Sistem Informasi dan Intelegensi Buatan. Yogyakarta : Penerbit Andi, 2002.

[4] Jazle, diakses pada 16 Maret 2011 jam 21:22 WIB, MySQL, http://id.wikipedia.org/wiki/Mysql.

[5] Nugroho, Adi (2010), Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek dengan Metode USDP (Unified Software Development Process), Penerbit ANDI, Yogyakarta.

[6] Schroeder, Roger G. (1989), Manajemen Operasi : Pengambilan Keputusan dalam Suatu Fungsi Operasi, Edisi III, Pongoh, Ivonne Ir., Editor, Penerbit Erlangga, Jakarta


(6)

BIODATA PENULIS

NIM : 10107841

Nama Lengkap : SAKTIONO MARDIMAN

Agama : Kristen Protestan

Fakultas : Teknik dan Ilmu Komputer

Jurusan : Teknik Informatika

Tempat, Tanggal Lahir : Uluale, 1 Oktober 1988

Alamat : Tubagus Ismail dalam gang Kubangsari 1 No.37 / Kota Bandung.

Pendidikan :

Tahun Tempat

1995-2000 SDN 3 Lawawoi

2000-2003 SMP Negeri 1 Watang Pulu

2003-2005 SMA Negeri 1 Pangkajene Sidenreng 2005-2006

2006-2007 2007-sekarang

SMA Kelas Khusus LPMP Sulawesi Selatan Program Professional STT Telkom

Universitas Komputer Indonesia

DATA ORANG TUA

Nama Ayah : Marthen Mundu

Tempat Tanggal Lahir : Sillanan, 24 Agustus 1961

Alamat : Komp. SDN 3 Lawawoi,

Kel.Bangkai, KecWatangpulu, Kab.Sidrap, Sulawesi Selatan

Nama Ibu : Ester Dimin

Tempat Tanggal Lahir : Sillanan, 9 September 1962

Alamat : Komp. SDN 3 Lawawoi,

Kel.Bangkai, Kec.Watangpulu, Kab.Sidrap, Sulawesi Selatan