Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Dana Iplikasinya Terhadap Laba Bank Syariah (Penelitian pada Perbankan Syariah di Indonesia)
IMPLICATION TO BANK PROFIT (Research at Indonesia Syaria Bank)
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar sarjana Srata-1 pada Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Ekonomi Indonesia
Disusun Oleh : WINDI WIDIA NIM : 21110510
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
(2)
Nama : Windi Widia
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 20 Juli 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kp. Neglasari RT 04/10 Kel.Manggahang Kec.Baleendah Kab.Bandung
Email : [email protected]
PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar di SDN Dr Cipto, Bandung 1999 - 2005
2. Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Baleendah, Kab.Bandung 2005 - 2007 3. Sekolah Menengah Atas di SMK Negeri 3 Baleendah, Kab.Bandung 2007 –
2010 Jurusan Akuntansi
4. Sekolah Perguruan Tinggi di UNIKOM Jurusan Akuntansi Syariah 2010-2014
PENGALAMAN BERORGANISASI
Agustus 2008-Agustus 2009 Bendahara di OSIS SMKN 3 Baleendah Kab.Bandung.
Agustus 2008-Agustus 2009 Ketua Ekstrakulikuler Kesenian di SMKN 3 Baleendah, Kab.Bandung.
(3)
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
ABSTRACT ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR GRAFIK... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah... 11
1.2.1. Identifikasi Masalah... 11
1.2.2. Rumusan Masalah... 12
1.3 Tujuan Penelitian... 12
1.4 Kegunaan Penelitian ... 13
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian... 13
1.5.1. Lokasi Penelitian ... 13
1.5.2. Waktu Penelitian ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 14 2.1 Kajian Pustaka ... 14
(4)
2.1.1.1Definisi Bank ... 14
2.1.1.2Definisi Bank Syariah... 15
2.1.1.3 Fungsi Bank Syariah ... 15
2.1.1.4 Tujuan Bank Syariah... 16
2.1.2. Dana Pihak Ketiga ... 18
2.1.2.1 Konsep Dana Pihak Ketiga ... 18
2.1.2.2 Jenis-jenis Dana Pihak Ketiga... 19
2.1.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sumber Dana Pihak Ketiga... 22
2.1.3. Pembiayaan ... 23
2.1.3.1 Konsep Pembiayaan ... 23
2.1.3.2 Jenis-jenis Pembiayaan ... 23
2.1.3.3 Tujuan dan Fungsi Pembiayaan ... 25
2.1.3.3.1 Tujuan Pembiayaan ... 25
2.1.3.3.2 Fungsi Pembiayaan ... 25
2.1.3.4 Unsur-unsur Pembiayaan ... 26
2.1.3.5 Prinsip-prinsip Pemberian Pembiayaan . 27 2.1.4. Laba ... 28
2.1.4.1Konsep Laba ... 28
2.1.4.2 Jenis-jenis Laba ... 30
2.1.4.3 Tujuan Perhitungan Laba ... 30
2.1.5. Hubungan Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan 32 2.1.6. Hubungan Pembiayaan terhadap Laba ... 34
2.2. Kerangka Pemikiran ... 35
2.2.1. Dasar Kerangka Pemikiran ... 35
2.2.2. Penelitian Terdahulu ... 38
2.2.3. Skema Kerangka Pemikiran ... 41
(5)
3.1. Objek Penelitian ... 43
3.2. Metode Penelitian... 44
3.2.1. Desain Penelitian ... 45
3.2.2. Operasionalisasi Variabel ... 47
3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data... 50
3.2.3.1 Sumber Data ... 50
3.2.3.2 Populasi dan Sampel... 51
3.2.3.2.1 Populasi Penelitian ... 51
3.2.3.2.2 Sampel Penelitian ... 52
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data ... 52
3.2.5. Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis... 53
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 53
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 63
4.2. Analisis Deskriptif ... 74
4.2.1. Deskriptif Dana Pihak Ketiga... 74
4.2.2. Deskriptif Pembiayaan ... 79
4.2.3. Deskriptif Laba ... 82
4.3. Analisis Verifikatif ... 85
4.3.1.Sub.Struktur 1 : Pengaruh DPK (x) Terhadap Pembiayaan (Y) ... 85
4.3.1.1Uji Normalitas ... 86
4.3.1.2Uji Heteroskedastisitas ... 86
4.3.1.3Perhitungan Koefisien Jalur ... 87
4.3.1.4Menghitung Koefisien Determinasi ... 89
(6)
(Z) melalui Pembiayaan (Y) ... 91
4.3.2.1 Uji Normalitas ... 91
4.3.2.2Uji Heteroskedastisitas ... 91
4.3.2.3Perhitungan Koefisien Jalur ... 93
4.3.2.4Menghitung Koefisien Determinasi ... 95
4.3.2.5Pengujian Hipotesis Sub.Struktur 2 ... 96
4.3.2.6Dekomposisi Struktur : Pengaruh DPK (x) Terhadap Laba (Z) melalui Pembiayaan (y) ... 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 99
5.1. Kesimpulan ... 99
5.2. Saran ... 99
DAFTAR PUSTAKA ... 101
(7)
101
Ahmad Heryawan melalui situs resmi http://www.ahmadheryawan.com//; diakses pada 25 April 2014, pada pukul 8.00
Andi Supangat. (2006). Statistika Untuk Ekonomi dan Bisnis. Bandung: PUSTAKA.
Bank Indonesia melalui situs resmi http://www.bi.go.id//; diakses pada 25 April 2014, pada pukul 10.00
Dahlan Siamat. (2004). Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Dahlan Siamat. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan; Kebijakan Moneter dan Perbannkan Edisi ke 5.Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Damodar N Gurajati. (1995). Basic econometrics. New York: McGraw-Hill. Damodar N Gurajati. (2004).Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Erlangga
Diyah Putriani. (2009). Pengaruh Total Asset, Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Perkembangan Pembiayaan Dari Alokasi Dana Bergulir Syariah (DBS) Pada BMT Studi Kasus : BMT Penerima DBS Kota Yogyakarta. Journal of Islamic Business and Economics Vol.3 No.1.
Habib Nazir dan Muhammad Hasanuddin. (2004). Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah._____: Kafa Publishing.
Heri Sudarsono. (2003). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonosia.
Husein Umar. (2008). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. (2000). Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kasmir. (2004). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Kasmir. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Press. Kasmir. (2007). Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kasmir. (2008). Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers
(8)
Komarudin Sastradipoera. (2004).Manajemen Perbankan. Bandung: Kappa Lukman Dendawijaya. (2001). Manajemen Perbankan.Jakarta: Ghalia Indonesia. Lukman Dendawijaya. (2005). Manajemen Perbankan. Edisi kedua. Ghalia
Indonesia. Bogor.
Lukman Dendawijaya. (2009). Manajemen Perbankan.Jakarta: Ghalia Indonesia. Maman Abdurahman, dkk. (2011). Dasar-dasar Metode Statistika untuk
Penelitian.Bandung: Pustaka Setia.
Moh. Hasanudin dan Prihatiningsih. (2010). Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Suku Bunga Kredit, Non Performance Loan (NPL) dan Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Jawa Tengah. Jurnal Tekhnis Vol.5 No.1 April 2010.
Mohamad Pabuan Tika. (2006) Metologi Riset Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara. Mudrajat Kuncoro dan Suhardjono. (2002). Manajemen Perbankan Teori dan
Aplikasi Edisi ke 2. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Mudrajat Kuncoro dan Suhardjono. (2011). Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Muhammad. (2005). Manajemen Bank Syariah. Edisi Revisi. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Muhammad. (____). Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia. Muhammad Antonio Syafi’i. (2001). Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani.
Nurul Huda, Handi Risza Idris, dkk. (____). Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoretis. Prenada Media Group.
O.P. Simorangkir. (2000). Pengantar Lemabag Keuangan Bank dan Non Bank. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pedoman Standar Akuntansi Keuangan melalui situs web http://www.iai.go.id//
Permata Ulfah. (2008). Pengaruh Pembiayaan Terhadap Perolehan Laba BMT di Purwokerto. JPA Vol.9 No.1 Januari-Juni 2008 ISSN 1411-5875.
Pratin, Akhyar Adnan. (2005). Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL, Prosentase Bagi Hasil dan Markup Keuntungan Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia (BMI). SINERGI Kajian Bisnis dan Manajemen Edisi Khusus on Finance, 2005 ISSN : 1410-9018.
(9)
Sigit Winarno dan Sujana Ismaya. (2004). Kamus Besar Ekonomi. Bandung: Pustaka Grafika.
Singgih Santoso. (1999). Buku Latihan SPSS: Statistik Parametrik. Cetakan Ketiga.Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Soemarso. (2002). Metologi Penelitian untuk Bisnis. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Sofyan Syafri Harahap. (2004). Teori Akuntansi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sri Widyastuti, MB. Hendrie Anto. (2010). Pengaruh Volume Pembiayaan, Dana
Pihak Ketiga dan Biaya Intermediasi Terhadap Marjin Laba Pada Bank Umum Syariah di Indonesia. SINERGI Kajian Bisnis dan Manajemen Vol.12 No.1 Januari 2010 ISSN 1410-9018.
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alpabeta.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis. Edisi Revisi Cetakan Kedelapan. Bandung: Alpabeta.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Statistik. Edisi Revisi Cetakan Kedelapan. Bandung: Alpabeta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alpabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alpabeta.
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Teddy Hikmat Fauzi. (2011). Manajerisasi Dana Pihak Ketiga terhadap Peningkatan Laba Operasional Pada PT Bank Jabar Syariah Bandung. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol.91 No.31 Mei 2011 Terakreditasi SK Dirjen Dikti No 43/DIKTI/KEP/2008 ISSN : 1693-5241.
Thomas Suyatno, dkk. (1997). Kelembagaan Perbankan. Jakarta: Gramedia. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Pasal 1. Wahid Sulaiman. (2004). Jalan Pintas Menguasai SPSS 10. Yogyakarta: Andi
Publisher.
(10)
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang berjudul : “PENGARUH DANA PIHAK
KETIGA TERHADAP PEMBIAYAAN DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP LABA BANK SYARIAH” yang sesuai dengan tujuan dan tepat pada waktunya. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam penulisan penelitian ini tidak terlepas dari kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Baik penyajian maupun isinya, hal ini disebabkan masih terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dalam penyusunan karya tulis lainnya penulis dapat menyusun dengan lebih baik. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto,Msc, Selaku Rektor Universitas Indonesia. 2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini., SE.,Spec.Lic Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia dan selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
(11)
4. Dr. Surtikanti, SE.,M.Si.,Ak Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
5. Staf Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia.
6. Orang Tua yang dengan penuh kasih saying selalu mendoakan, mendukung dan memberi semangat untuk menyelesaikan penelitian ini.
7. Atasan dan rekan-rekan kerja yang selalu memberikan semangat dan kesempatannya untuk menyelesaikan penelitian ini.
8. Rekan-rekan, sahabat, saudara dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik berupa doa, tenaga maupun pikiran dalam penulisan laporan ini.
Akhir kata, semoga budi baik semua pihak yang telah diberikan kapada penulis mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT dan penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca serta pihak-pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Bandung, Agustus 2014 Penulis
Windi Widia NIM. 21110510
(12)
14
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Bank
2.1.1.1 Definisi Bank
Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkan. Disamping itu juga bank dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran, seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya.
Menurut Dendawijaya (2005:14) menyatakan bahwa
“Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana (idle fund surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan”.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan artinya setiap aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan, dan tidak terlepas dari masalah keuangan. Dimana aktivitas perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya kepada masyarakat banyak.
(13)
2.1.1.2 Definisi Bank Syariah
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 dalam buku Sofyan S. Harahap, dkk (2005 : 3), pengertian bank dan prinsip syariah sebagai berikut :
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan lainnya yang dinyatakan dengan syariah”.
Sedangkan menurut Heri Sudarsono (2003 : 27),
”Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.”
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa bank syariah adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat untuk disalurkan kembali kepada masyarakat serta memberikan jasa (pelayanan) kepada nasabah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
2.1.1.3 Fungsi Bank Syariah
Perbankan syariah sebagai bagian dari industri perbankan nasional memiliki peran yang tidak berbeda dengan bank konvensional lainnya yaitu sebagai salah satu agen pembangunan (agent of development). Keberadaannya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan guna menunjang jalannya proses pembangunan. Hal ini dikarenakan bank syariah memiliki fungsi sebagai berikut :
(14)
Yaitu lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan.
b. Manajer investasi
Bank syariah merupakan manajer investasi dari pemilik dana dan dari dana yang dihimpunnya. Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh pemilik dana sangat tergantung pada pendapatan yang diterima oleh bank syariah dalam mengelola dana yang dihimpunnya serta pada keahlian, kehati-hatian dan professionalismenya.
c. Investor
Dalam penyaluran dana, bank syariah berfungsi sebagai investor (pemilik dana).
d. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran
Dalam hal ini bank syariah dapat melakukan berbagai kegiatan jasa pelayanan perbankan sebagaimana lazimnya, seperti transfer uang. e. Pelaksana kegiatan sosial
Sebagai ciri yang melekat pada entitaskeuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola zakat serta dana-dana sosial lainnya.
2.1.1.4 Tujuan Bank Syariah
Bank syariah mempunyai beberapa tujuan diantaranya:
a. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk ber-muamalat secara Islam, khususnya muamalat yang berhubungan dengan perbankan.
(15)
Agar terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis-jenis usaha/perdagangan lain yang mengandung unsur gharar (tipuan). Dimana jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang dalam Islam juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi rakyat.
b. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan invetasi. Gunanya agar tidak terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana.
c. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang berusaha yang lebih besar terutama kelompok miskin, yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya kemandirian usaha.
d. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya merupakan program utama dari negara-negara yang sedang berkembang. Upaya bank syariah di dalam mengentaskan kemiskinan ini berupa pembinaan nasabah yang lebih menonjol sifat kebersamaan dari siklus usaha yang lengkap seperti program pembinaan pengusaha produsen, pembinaan pedagang perantara, program pembinaan konsumen, program pengembangan modal kerja dan program pengembangan usaha bersama.
e. Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter. Dengan aktivitas bank syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi
(16)
diakibatkan adanya inflasi, menghindari persaingan yang tidak sehat antara lembaga keuangan.
f. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam kepada bank non-syariah
2.1.2 Dana Pihak Ketiga
2.1.2.1 Konsep Dana Pihak Ketiga
Dana pihak ketiga merupakan komposisi dana yang paling besar dan berpengaruh terhadap kegiatan operasional bank. Sebagian besar modal yang dimiliki oleh bank adalah bersumber dari dana masyarakat ini (dana pihak ketiga). Sebagai salah satu fungsinya bank melakukan kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat atau pihak yang kelebihan dana (surplus unit).
Menurut Kasmir (2000:19), mendefinisikan bahwa :
“Dana bank sebagai usaha bank dalam menghimpun dana tergantung dari bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau diberi lembaga lainnya. Dana bank merupakan semua utang dan modal yang tercatat pada neraca bank sisi pasiva yang dapat dipergunakan sebagai modal operasional bank dalam rangka kegiatan penyaluran/penempatan dana. Dana bank yang diggunakan sebagai modal operasional dalam kegiatan usaha tersebut dapat bersumber dari salah satunya dana masyarakat (dana pihak ketiga). Dana pihak ketiga adalah dana-dana yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank. Dana masyarakat dana terbesar yang dimiliki oleh bank dan ini sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpunan dana dari pihak-pihak yang berkelebihan dana dalam masyarakat.”
Dana dari masyarakat merupakan dana yang terpenting bagi kegiatan operasional suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasionalnya dari sumber ini. Penghimpun dana dari masyarakat
(17)
dapat dikatakan relative lebih mudah jika dibandingkan dengan dana lainnya, keuntungan dari dana yang berasal dari masyarakat adalah jumlahnya tidak terbatas.
Menurut UU No 21 Tahun 2008 tetang perbankan syariah (pasal 1) disebutkan bahwa
“simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada Bank Syariah dan atau UUS berdasarkan Akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentang dengan Prinsip Syariah dalam bentuk Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.”
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dana pihak ketiga adalah dana yang berasal dari masyarakat yang mempercayakan kepada bank dengan produk simpanan yang dimiliki oleh bank tersebut.
2.1.2.2 Jenis-jenis Dana Pihak Ketiga
Dalam menarik minat nasabah untuk menyimpan dananya di bank, bank memiliki berbagai macam jenis simpanan yang dimiliki bank. Menurut Undang-Undang RI No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Bab IV Pasal 19, menyatakan bahwa :
“Kegiatan usaha bank umum syariah dalam menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang berupa giro, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersmakan dengan itu berdasarkan Akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah. Dan menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad Mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah”
(18)
1. Tabungan
Menurut Lukman Dendawijaya (2009) menyatakan bahwa :
“Tabungan merupakan simpanan dana pihak ketiga yang disimpan di bank, penarikan tabungan hanya dapat dilakukan dengan syarat dan cara tertentu”
Sedangkan pengertian tabungan menurut Undang-undang pokok perbankan No 10 Tahun 1998, pasal 1 tabungan didefinisikan sebagai
“Simpanan pihak ketiga paada bank yang penarikannya hanya dapat dilakkan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan menggunakan Cek, Bilyet Giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.”
Dari beberapa definisi tabungan yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa tabungan merupakan simpanan dana pihak ketiga yang disimpan oleh masyarakat kepada bank dengan syarat dan ketentuan tertentu.
2. Deposito
Menurut Lukman Dendawijaya (2001:27) menyatakan bahwa :
“ Deposito adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan .“
(19)
” Deposito adalah Simpanan dalam rupiah milik pihak ketiga yang penarikannya dilakukan setelah jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara bank dengan si penyimpan.”
Dari beberapa definisi tabungan yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa deposito adalah simpanan dana pihak ketiga yang dalam penarikannya dilakukan setelah jangka waktu yang telah ditetapkan pada awal perjanjian.
3. Giro
Menurut Kasmir (2008 : 50)Pengertian giro adalah sebagai berikut:
“Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan.”
Sedangkan menurut Sujana Ismaya (2004 : 340)adalah sebagai berikut : “Giro adalah simpanan dari pihak ketiga kepada Bank yang Penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau surat perintah penarikan lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.”
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau surat perintah lainnya.
Jika dilihat dalam bentuk akad, jenis dana pihak syariah menurut Antonio Syafi’i (2001) sistem penghimpunan dana bank syariah adalah sebagai berikut :
1. Titipan
Salah satu prinsip yang digunakan bank syariah dalam memobilisasi dana adalah dengan menggunakan prinsip titipan.
(20)
Adapun akad yang sesuai dengan prinsip ini ialah al wadiah. al wadiah merupakan titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki.
2. Investasi
Prinsip lain yang digunakan adalah prinsip investasi. Akad yang sesuai dengan prinsip ini adalah mudharabah. Tujuan dari mudharabah adalah kerja sama antara pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib), dalam hal ini bank.
2.1.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sumber Dana Pihak Ketiga Beberapa faktor yang mempengaruhi sumber dana pihak ketiga dalam sistem perbankan menurut Dahlan (2004) adalah sebagai berikut :
1) Kepercayaan masyarakat pada suatu bank dipengaruhi oleh kinerja, posisi kapabilitas, integritas, dan kredibilitas.
2) Ekspektasi perkiraan pendapatan yang akan diterima oleh penabung dibandingkan alternatif investasi lainnya dengan tingkat resiko yang sama.
3) Keamanan dana nasabah lebih terjamin.
4) Ketepatan waktu pengambilan simpanan nasabah harus selalu tepat waktu.
5) Pelayanan yang lebih cepat dan fleksibel. 6) Pengelolaan dana bank yang hati-hati. 2.1.3 Pembiayaan
2.1.3.1 Konsep Pembiayaan
Pembiayaan merupakan aktivitas yang sangat penting karena dengan adanya pembiayaan akan diperoleh sumber pendapatan utama dan menjadi penunjang kelangsungan usaha suatu bank. Pembiayaan atau penyaluran pembiayaan adalah salah satu fungsi bank lainnya, yaitu menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus unit) pihak yang kekurangan dana (defisit unit) dengan berbagai produk pembiayaan yang ditetapkan pada bank.
Menurut Habib Nazir dan Muhammad Hasanuddin (2004:457) “Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu
(21)
pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit.”
Sedangkan menurut Kasmir (2004:92)
“Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.” Dan menurut UU No 10 Tahun 1998 tentang perbankan (pasal 1) disebutkan bahwa
“Pembiayaan berdasarkna prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tahigan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembiayaan merupakan penyediaan uang atau penyediaan fasilitas dana kepada pihak yang membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhannya dengan kesepakatan bersama.
2.1.3.2 Jenis-jenis Pembiayaan
Menurut Peraturan Bank Indonesia No 9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah pada pasal 1 no 3 mengatakan bahwa
“Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan/piutang yang dapat dipersamakan dengan itu dalam :
a. Transaksi investasi yang didasarkan antara lain atas akad mudharabahdan atau musyarakah.
(22)
b. Transaksi sewa yang didasaekan antara lain atas akad ijarah atau akad ijarah dengan opsi perpindahan hak milik (ijrah muntahiya bit tamlik).
c. Transaksi jual beli yang didasarkan antara lain atas akad murabahah, salam,danistishna.
d. Transaksi pinjaman yang didasarkan antara lain atas akad qard.
e. Transaksi multijasa yang didasarkan antara lain atas akad ijarah atau kafalah.”
Sedangkan menurut Antonio Syafi’i (2001) menyatakan bahwa : “Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit. Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal berikut :
1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu, untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.
a. Pembiayaan modal kerja
Yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan :
1. Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kuantitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi.
2. Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of palace dari suatu barang.
b. Pembiayaan investasi
Yaitu diberikan kepada para nasabah untuk keperluan investasi, yaitu keperluan penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha, ataupun pendirian proyek baru. Ciri-ciri pembiayaan investasi adalah :
1. Untuk pengadaan barang-barang modal.
2. Mempunyai perencanaan alokasi dana yang matang dan terarah.
3. Berjangka waktu menengah dan panjang.
2. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
(23)
2.1.3.3 Tujuan dan Fungsi Pembiayaan 2.1.3.3.1Tujuan Pembiayaan
Menurut Yusuf dkk (2009:68) menyatakan bahwa :
“Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomomi sesuai dengan nilai-nilai Islam.”
Pembiayaan tersebut harus dapat dinikmati oleh sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak dibidang industri, pertanian, dan perdagangan untuk menunjang kesempatan kerja dan menunjang produksi dan distribusi barang-barang dan jasa-jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
2.1.3.3.2Fungsi Pembiayaan
Adapun fungsi dari pembiayaan menurut Yusuf dkk (2009:68) bahwa : “Keberadaan bank syariah yang menjalankan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah bukan hanya untuk mencari keuntungan dan meraimakan bisnis perbankan di Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang aman, diantaranya :
1) Memberikan pembiayaan dengn prinsip syariah yang menerapkan sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur. 2) Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank konvensional karena tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank konvensional.
3) Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh rentenir dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang dilakukan.
Sedangkan menurut Muhammad (2005:263) fungsi pembiayaan adalah :
1) Memperoleh profit yang optimal
(24)
3) Menyimpan cadangan
4) Mengelola kegiatan-kegiatan lembaga ekonomi dengan kebijakan yang pantas bagi seseorang yang bertindak sebagai pemelihara dana-dana orang lain.
5) Memenuhi kebutuhan masyarakat akan pembiayaan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembiayaan memiliki fungsi sosial yang lebih banyak dibanding fungsi profit karena pembiayaan dengan prinsip syariah merupakan keunggulan tersendiri untuk membantu masyarakat kecil dalam menjalankan usaha atau membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.
2.1.3.4 Unsur-Unsur Pembiayaan
Pada dasarnya konsep pemberian pembiyaan pada bank syariah sama seperti bank konvensional. Pembiayaan yang diberikan oleh suatu lembaga keuangan didasarkan atas pemberian kepercayaan. Ini berarti bahwa suatu lembaga pembiayaan akan memberikan pembiayaannya kalau ia benar-benar yakin bahwa debitur akan mengembalikan pinjaman/pembiayaan yang diberikan oleh lembaga keuangan, sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Menurut Kasmir (2010:98), unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas pembiayaan, yaitu:
1. Kepercayaan
Kepercayaan adalah suatu keyakinan pemberi pembiayaan bahwa pembiayaan yang diberikan (berupa uang, jasa atau barang) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa yang akan datang.
2. Kesepakatan
Disamping unsur percaya didalam pembiayaan juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi pembiayaan dengan si penerima pembiayaan. Kesepakatan ini
(25)
dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. 3. Jangka Waktu
Setiap pembiayaan yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian pembiayaan yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka penjang.
4. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian pembiayaan. Semakin panjang suatu pembiayaan semakin besar risikonya, demikian pula sebaliknya.
5. Balas Jasa
Merupakan keuntungan suatu pem berian atas pembiayaan atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi pembiayaan ini merupakan keuntungan bank.
2.1.3.5 Prinsip-prinsip Pemberian Pembiayaan
Sama halnya dengan konsep pemberian pembiayaan, prinsip-prinsip pemberian pembiayaan pada bank syariah pun tidak beda jauh dengan halnya bank konvensional. Dalam menyalurkan pembiayaan, setiap lembaga keuangan harus berpedoman pada prinsip-prinsip pemberian pembiayaan agar resiko pembiayaan macet dapat diminimalisasi. Yaitu dengan analisis 6C yang dapat dijelaskan sebagai berikut (Dendawijaya, 2005) :
1. Character (sifat atau watak)
Watak/Karakter dari setiap orang yang mengajukan permohonan pembiayaan haruslah benar-benar dapat dipercaya. Hal ini tercermin dari latar belakang calon debitur baik dari segi pekerjaan maupun pribadi.
2. Capital (modal)
Untuk melihat kondisi keuangan perusahaan dan penggunaannya dalam menjalankan usaha. Kondisi keuangan tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan perusahan dengan mengukur rentabilitas, likuiditas dan solvabilitasnya 3. Capacity (kemampuan)
(26)
Penilaian terhadap calon nasabah pembiayaan dalam hal kemampuan memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam perjanjian pinjaman atau pembiayaan untuk melunasi pokok pinjaman serta bunga sesuai dengan syarat yang diperjanjikan.
4. Condition of Economic (kondisi perekonomian)
Dalam menilai suatu pembiayaan juga harus memperhatikan berbagai situasi seperti keadaan perekonomian, sosial budaya dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah pusat dan daerah. Apakah situasi tersebut dapat merangsang perkembangan usaha calon debitur dan sebaliknya.
5. Collateral (agunan atau jaminan)
Merupakan jaminan yang diberikan oleh calon debitur sebagai pengaman atas pembiayaan tersebut. Besarnya nilai jaminan minimal sama dengan besarnya pembiayaan yang diberikan atau lebih baik jika nilai dari barang jaminan tersebut lebih besar dari nominal pembiayaan yang diberikan. 6. Constraint (kendala)
Merupakan penilaian terhadap batasan-batasan untuk melakukan usaha di suatu tempat.
2.1.4 Laba
2.1.4.1 Konsep Laba
Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, penentuan kebijakan, pembayaran deviden, pedoman investasi dan pengambilan keputusan dan unsur kinerja perusahaan. Maka tidak jarang banyak perusahaan menetapkan perolehan laba sebagai tujuan atau target utama usahanya.
Menurut standar akuntansi keungan (2002:25), meyatakan pengertian laba sebagai berikut :
“Definisi penghasilan meliputi baik pendapatan maupun keuntungan. Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan berbeda, dengan penjualan, penghasilan jasa, bungan, royalti, dan sewa, keuntungan mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi dan yang demikian pada hakekatnya tidak berbeda dengan pendapatan,
(27)
oleh karena itu pos tersebut tidak dipandang sebagai unsur terpisah dalam kerangka dasar”.
Pengertian laba menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:147) adalah sebagai berikut :
“Laba adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu yang dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut”. Salah satu sarana penting bagi bank dalam pemberian pembiayaan adalah menghasilkan laba atau keuntungan. Oleh karena itu jumlah laba yang dihasilkan perusahaan dapat digunakan sebagai alat ukur efektif karena laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya dari satu kesatuan perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Adapun laba yang digunakan dalam penelitin ini adalah laba operasional. Laba operasional merupakan hasil dari aktivitas-aktivitas utama perusahaan atau bidang usaha perusahaan. Laba operasi diperoleh dengan cara mengurangi pendapatan yang diperoleh dari aktivitas utama perusahaan dengan total biaya yang dikeluarkan guna melaksanakan aktivitas-aktivitas utama perusahaan.
Menurut Soemarso (2002:227) laba operasional adalah: “Selisih antara laba bruto dan beban usaha disebut laba usaha (income from operation) atau laba operasi (operating income). Laba usaha yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan.” Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laba operasi merupakan laba yang diperoleh dari aktivitas utama perusahaan dan ditentukan
(28)
dengan cara mengurangi jumlah pendapatan operasi (hasil penjualan dikurangi biaya yang diperoleh sebelum dikurangi dengan pajak).
Definisi laba dalam bisnis perbankan adalah “jumlah yang tersisa setelah biaya tetap dan biaya variabel dikurangkan dari penerimaan bank; kelebihan pendapatan (income) diatas pengeluaran (expenditure) bank”.
Dengan demikian semakin jelas bahwa terdapat keterkaitan antara penghimpunan dana yaitu simpanan dana pihak ketiga dan perolehan keuntungan yaitu laba operasional bank.
2.1.4.2 Jenis-jenis Laba
Menurut (Tuanakotta, 2000:157) jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba ada 3 (tiga), yaitu :
1. Laba kotor
Laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan dengan harga pokok penjualan.
2. Laba dari operasi
Yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban operasi. 3. Laba bersih
Laba bersih yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana untuk mencarinya laba operasi ditambah pendapatan lain-lain dikurangi beban lain-lain.
2.1.4.3 Tujuan Perhitungan Laba
Bagi setiap perusahaan, perhitungan laba adalah suatu hal yang sangat penting karena ada tujuan perhitungan laba, yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan intern
Dimana besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan merupakan dasar petunjuk tentang kualitas pimpinan perusahaan. Selain itu,
(29)
laba yang diperoleh perusahaan merupakan bahan analisis untuk perbaikan perusahaan periode selanjutnya.
2. Tujuan ekstern
Dimna laba dijadikan sebagai bahan pertanggung jawaban dan perhitungan para pemegang saham, pajakm emisi saham di bursa efek dan sebagai bahan pertimbangan permohonan kredit pada bank-bank lain.
Sedangkan dalam perhitungan akuntansi syariah kesejahteraan dan laba merupakan dasar penentuan zakat, baik zakat individu maupun zakat perusahaan (lembaga). Konsep laba secara umum memiliki peranan yang penting bagi manajemen perusahaan (bank maupun pihak luar) yang berkepentingan dengan perusahaan, diantanya yaitu sebagai bentuk :
1. Konsep laba sebagai transfer kesejahteraan pihak-pihak lain. 2. Sebagai penentu besarnya bonus karyawan dan deviden yang
diberikan kepada investor.
3. Laba sebagai ukuran usaha dan prestasi manajemen perusahaan.
4. Sebagai petunjuk untuk melakukan investasi laba perusahaan berdasarkan jumlah laba merupakan indikator penting dimana nilai saham tergantung pada pembuatan keputusan investor. 5. Sedangkan dalam akuntansi syariah, laba merupakan peran
(30)
a. Sebagai landasan terlaksananya salah satu rukun Islam yaitu zakat.
Adapun yang dimaksud dengan zakat adalah sebagaian dari harta yang dikeluarkan oleh muzaki (pembayar zakat) untuk diserahkan kepada mustahik (penerima zakat). Zakat dimaksudkan sebagai upaya mengaktualisasikan keislaman jati diri manusia pada dimensi etis dan moralitasnya, yang terkait dengan realita sosialnya sebagai khallifah Allah di muka bumi.
b. Sebagai dasar pengambilan keputusan dan kontrak
Dimana laba estimasi dari laba keuntungan, dijadikan dasar dalam beberap kontrak pembiayaan syariah karena pembiayaan atas laba tersebut.
c. Laba sebagai alat peranan
Maksudnya laba dijadikan landasan untuk membuat keputusan investasi, misalnya laba digunakan untuk memprediksikan harga per lembar saham.
2.1.5 Hubungan Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan
Oleh karena itu, penulis menduga bahwa semakin besar sumber dana (simpanan) yang ada maka bank akan dapat menyalurkan pembiayaan semakin besar pula. Makin besar pembiayaan yang disalurkan maka makin besar usaha bank dalam menjalankan fungsi intermediasinya.
(31)
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak”.
Menurut Dahlan Siamat (2005:349) menyatakan bahwa
“salah satu alasan terkonsentrasinya usaha bank dalam penyaluran pembiayaan adalah sifat usaha bank sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit dan sumber utama dana bank berasal dari masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan”.
Menurut Lukman Dendawijaya (2009:58) mengatakan bahwa :
“Besarnya jumlah penyaluran pembiayaan, perlu memperhatikan reserve requirement (RR) yang merupakan ketentuan bagi bank umum untuk menyisihkan sebagian dana pihak ketiga yang berhasil diperolehnya dalam bentuk giro wajib minimum berupa rekening giro bank yang bersangkutan pada Bank Indonesia, Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan (BMPK).”
Menurut Antonio Syafi’i (2001) mengatakan bahwa :
“besar kecilnya dana yang berhasil dihimpun oleh suatu bank merupakan ukuran dam menilai tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut. Salah satu sumber dana yang dapat digunakan oleh bank untuk pembiayaan adalah simpanan”.
Menurut Mudrajat Kuncoro dan Suhardjono (2011) :
“dana yang dihimpun oleh bank harus disalurkan dalam bentuk pembiayaan. Hal ini dilakukan karena fungsi bank sebagai lembaga perantara (intermediare) antara pihak-pihak yang kelebihan dan dengan pihak yang kekurangan dana, dan keuntungan bank diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga dana tersebut setelah dikurangi dengan biaya operasional.” Dari berbagai macam pendapat para ahli akan pengaruh dana pihak ketiga terhadap pembiayaan, maka dapat disimpulkan bahwa dana pihak ketiga
(32)
memliki pengaruh yang besar dalam penyediaan dana untuk penyaluran dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat.
2.1.6 Hubungan Pembiayaan terhadap Laba
Salah satu sumber terbesar laba sebuah bank yaitu dari hasil pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat. Poporsi yang besar dari bagi hasil pembiayaan dapat berpengaruh besar terhadap besar-kecilnya laba sebuah bank.
Menurut Kasmir (2010:242)
“kegiatan utama bank adalah menyalurkan dana dalam bentuk pembiayaan, dan menghimpun dana dalam bentuk simpanan dana pihak ketiga berupa giro, deposito, tabungan, maka wajar dikatakan bahwa apabila pinjaman meningkat, maka dalam praktiknya akan mampu meningkatkan laba perusahaan. Demikian pula sebaliknya apabila tidak mampu menyalurkan pembiayaan, dan semakin sedikitnya dana yang dihimpun, maka bank akan rugi karena beban biaya untuk penyimpanan dana tetap harus dibayar”.
Menurut Mudrajat Kuncoro dan Suhardjono (2011)
“dana yang dihimpun oleh bank harus disalurkan dalam bentuk pembiayaan. Hal ini dilakukan karena fungsi bank sebagai lembaga perantara (intermediare) antara pihak-pihak yang kelebihan dan dengan pihak yang kekurangan dana, dan keuntungan bank diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga dana tersebut setelah dikurangi dengan biaya operasional.”
2.2 Kerangka Pemikiran 2.2.1 Dasar Kerangka Pemikiran
Sebagai lembaga keuangan, bank merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan para usahawan maupun masyarakat umum. Kedua
(33)
pihak tersebut banyak melakukan hubungan dengan bank untuk menggunakan fasilitas-fasilitas pelayanan yang diberikan oleh bank. Usaha untuk menghimpun dana dari pihak ketiga ini dimaksud untuk meningkatkan kemampuan pemberian pembiayaan kepada pihak-pihak atau masyarakat yang kekurangan dan yang membutuhkan dana, dengan mengajukan pinjaman atau pembiayaan kepada bank.
Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 yang dikutip dari Dahlan (2004:87) menyatakan bahwa,
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Dana pihak ketiga merupakan komposisi dana yang paling besar dan berpengaruh terhadap kegiatan operasional bank. Penghimpun dana dari masyarakat dapat dikatakan relative lebih mudah jika dibandingkan dengan dana lainnya, keuntungan dari dana yang berasal dari masyarakat adalah jumlahnya tidak terbatas. Sebagian besar modal yang dimiliki oleh bank adalah bersumber dari dana masyarakat ini (dana pihak ketiga). Sebagai salah satu fungsinya bank melakukan kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat atau pihak yang kelebihan dana (surplus unit).
Menurut Mudrajat Kuncoro (2002:155) mengungkapkan bahwa : “Dana pihak ketiga adalah dana-dana yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan menggunakan produk simpanan yang dimiliki oleh bank. Dana masyarakat merupakan dana terbesar yang dimiliki oleh bank dan sesuai dengan fungsi bank sebagai
(34)
penghimpun dana dari pihak-pihak yang kelebihan dana dalam masyarakat.”
Dana dari masyarakat merupakan dana yang terpenting bagi kegiatan operasional suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasionalnya dari sumber ini.
Oleh karena itu, penulis menduga bahwa semakin besar sumber dana (simpanan) yang ada maka bank akan dapat menyalurkan pembiayaan semakin besar pula. Makin besar pembiayaan yang disalurkan maka makin besar usaha bank dalam menjalankan fungsi intermediasinya.
Pembiayaan merupakan aktivitas lainnya yang sangat penting karena dengan adanya pembiayaan akan diperoleh sumber pendapatan utama dan menjadi penunjang kelangsungan usaha suatu bank. Pembiayaan atau penyaluran pembiayaan adalah salah satu fungsi bank lainnya, yaitu menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus unit) pihak yang kekurangan dana (defisit unit) dengan berbagai produk pembiayaan yang ditetapkan pada bank.
Menurut Dahlan Siamat (2004:192) menjelaskan bahwa penyaluran dana disebut dengan pembiayaan :
“Dalam penyaluran dana bank syariah harus berpedoman pada prinsip kehati-hatian. Sehubungan dengan hal itu bank diwajibkan untuk meneliti secara seksama calon nasabah penerima dana berdasarkan azas pembiayaan yang sehat agar pendapatan yang diterima dapat optimal”.
Salah satu sarana penting bagi bank dalam pemberian pembiayaan adalah menghasilkan laba atau keuntungan. Oleh karena itu jumlah laba yang
(35)
dihasilkan perusahaan dapat digunakan sebagai alat ukur efektif karena laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya dari satu kesatuan perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Adapun laba yang digunakan dalam penelitin ini adalah laba operasional. Laba operasional merupakan hasil dari aktivitas-aktivitas utama perusahaan atau bidang usaha perusahaan. Laba operasi diperoleh dengan cara mengurangi pendapatan yang diperoleh dari aktivitas utama perusahaan dengan total biaya yang dikeluarkan guna melaksanakan aktivitas-aktivitas utama perusahaan.
Menurut Soemarso (2002:227) laba operasional adalah:
“Selisih antara laba bruto dan beban usaha disebut laba usaha (income from operation) atau laba operasi (operating income). Laba usaha yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan.”
Kegiatan utama bank adalah menyalurkan dana dalam bentuk pembiayaan,dan menghimpun dana dalam bentuk simpanan dana pihak ketiga berupa giro, deposito, tabungan, maka wajar dikatakan bahwa apabila pinjaman meningkat, maka dalam praktiknya akan mampu meningkatkan laba perusahaan. Demikian pula sebaliknya apabila tidak mampu menyalurkan pembiayaan, dan semakin sedikitnya dana yg dihimpun, maka bank akan rugi karena beban biaya untuk penyimpanan dana tetap harus dibayar (Kasmir 2010: 242).
(36)
Keuntungan yang diterima bank berasal dari selisih marjin pinjaman kepada debitur dengan suku bunga (fee) simpanan yang dibayar kepada nasabah penyimpan. Jika pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat semakin besar maka pendapatan yang diterima bank akan meningkat dan akan mempengaruhi besarnya laba yang diterima oleh bank. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, pengaruh antara simpanan dana pihak ketiga, dan jumlah pembiayaan yang disalurkan dalam meningkatkan laba perusahaan, dilihat dari laporan laba rugi perusahaan yang menyatakan adanya hubungan yang erat mengenai simpanan dana pihak ketiga dan jumlah pembiayaan yang disalurkan terhadap laba perusahaan, karena laba akan timbul jika pendapatan yang diperoleh dari penyaluran pembiayaan lebih besar dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan.
2.2.2 Penelitian Terdahulu
Dibawah ini merupakan tabel perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya :
Tabel.2.2
Perbandingan Jurnal Penelitian Sebelumnya
No Nama Peneliti Judul/ Tahun Penelitian
Kesimpulan Persamaan Perbedaan
1 Diyah
Putriani
Pengaruh Total Asset, Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap
Perkembangan Pembiayaan Dari Alokasi Dana Bergulir Syariah (DBS) Pada BMT Studi Kasus : BMT Penerima DBS Kota
PYD dipengaruhi oleh DPK yang dimiliki BMT
Sama-sama menggunakan analisis korelasi.
Metode penelitian. Dan variabel
penelitian yang lebih sedikit.
(37)
Yogyakarta/ 2009 2 Sri
Widyastuti, MB. Hendrie Anto
Pengaruh Volume Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga dan Biaya Intermediasi Terhadap Marjin Laba Pada Bank Umum Syariah di Indonesia/ 2010
DPK berpengaruh positif terhadap marjin laba
Variabel-variabel yang digunakan sama.
Subjek
penelitian di Bank Syariah yang
beroperasional
di Kota
Bandung. Tahun Penelitian Berbeda. 3 Pratin, Akhyar Adnan
Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL, Prosentase Bagi Hasil dan Markup Keuntungan
Terhadap
Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia (BMI)/ 2005
Secara parsial variabel DPK mempunyai hubungan positif secara signifikan terhadap
pembiayaan. Secara parsial
variabel ekuitas mempunyai hubungan positif secara tidak signifikan
terhadap pembiayaan.
Variabel DPK sebagai variabel independen. Variabel pembiayaan sebagai variabel interfenik 4 Permata Ulfah Pengaruh Pembiayaan
Terhadap Perolehan Laba BMT di Purwokerto/ 2008
Sektor kegiatan pembiayaan secara bersama-sama ternyata berpengaruh secara signifikan terhadap laba yang dihasilkan oleh BMT. Sama-sama menggunakan variabel pembiayaan dan laba. Tempat penelitian berbeda. 5 Moh. Hasanudin dan Prihatiningsi h
Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Suku Bunga Pembiayaan, Non Performance Loan (NPL) dan Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran
Pembiayaan Bank
- bahwa DPK berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penyaluran pembiayaan BPR. Dengan
demikian, jika
Sama-sama menggunakan variabel DPK sebagai variabel independen. Metode penelitian berbeda. Tempat penelitian berbeda.
(38)
Perpembiayaanan Rakyat (BPR) di Jawa Tengah/ 2010
DPK meningkat maka penyaluran pembiayaan yang diberikan BPR
juga ikut
meningkat
- bahwa suku bunga
pembiayaan berpengaruh negatif terhadap penyaluran
pembiayaan BPR. Dengan
demikian, jika tingkat suku bunga
pembiayaan meningkat maka penyaluran
pembiayaan BPR tidak akan terpengaruh atas kenaikan suku bunga
pembiayaan. 6 Teddy
Hikmat Fauzi
Manajerisasi Dana Pihak Ketiga terhadap
Peningkatan Laba Operasional Pada PT Bank Jabar Syariah Bandung/ 2011
Terdapat
hubungan positif antara giro dan tabungan
terhadap
perolehan laba operasional. Terdapat
hubungan negatif antara deposito terhadap laba operasional. - Terdapat
hubungan positif yang kuat antara dana pihak ketiga terhadap laba operasional.
Indikator DPK yang sama
Tempat dan waktu
penelitian berbeda.
7 Siti Ita Rosita dan
Evaluasi Penerapan Pembiayaan Pendapatan pembiayaan Sama-sama mengunakan Metode penelitian
(39)
Abdul Rahman
Mudharabah dan Pengaruhnya
Terhadap Laba Perusahaan (Studi Kasus pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Bogor)/2011
mudharabah berpengaruh terhadap laba
variabel laba berbeda Tempat
penelitian berbeda
2.2.3 Skema Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2010:56)
“Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah pada suatu penelitian”.
Kegunaan hipotesis antara lain:
1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang. 2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung
dapat diuji dalam penelitian.
3. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan
Bank Syariah
Laba
(40)
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan sebelumnya, hipotesis yang diajukan adalah :
a. H0 : yx = 0 Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan (PYD).
Ha : yx ≠ 0 Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh terhadap
pemiayaan (PYD).
b. H0 : zy = 0 Pembiayaan (PYD) tidak berpengaruh terhadap laba.
Ha : zy ≠ 0 Pembiayaan (PYD) berpengaruh terhadap laba.
c. H0 : zy. yx = 0 Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh
terhadap Laba melalui Pembiayaan (PYD)
Ha : zy. yx ≠ 0 Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh terhadap
(41)
43
3.1 Objek Penelitian
Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, seorang peneliti harus dapat menentukan objek penelitiannya. Ini dimaksudkan agar setiap penelitian yang kita lakukan dapat terselesaikan dengan baik dan benar serta terarah dan fokus terhadap permasalahan yang terjadi atas objek penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:15),
“Obyek penelitian adalah variabel apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, sedangkan subjek penelitian merupakan tempat dimana variabel melekat.”
Merujuk pada definisi tersebut, objek yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah di Indonesia, dengan mengambil data sample laporan keuangan beberapa Bank Syariah. Bank Syariah tersebut yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank Mega Syariah, Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah dan Bank Syariah Bukopin. Berikut ini alasan memilih Bank Umum Syariah tersebut sebagai objek penelitian :
1. Bank Umum Syariah tersebut merupakan bank dengan jaringan kantor cabang terbanyak berdasarkan data statistik perbankan syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, sehingga dapat dianggap mewakili perbankan syariah di Indonesia.
2. Ke 6 Bank Umum Syariah tersebut sudah beroperasi lebih dari 3 tahun.
(42)
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara penulis dalam menganalisis data. Pengertian dari metode penelitian adalah sebagai berikut:
Menurut Umi Narimawati (2010:29), pengertian metode penelitian adalah sebagai berikut:
“Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan dan kegunaan tertentu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif dan verifikatif, data yang digunakan ialah data sekunder yang berupa Laporan Keuangan PerTriwulan Bank Syariah.
Menurut Sugiyono (2014:207), pengertian metode statistik deskriptif adalah sebagai berikut:
“Metode statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.
Metode deskriptif digunakan penulis untuk menggambarkan hasil penelitian dalam menjawab perumusan masalah mengenai gambaran masing-masing variabel yang diteliti.
(43)
Sedangkan menurut Masyhuri (2008:45), pengertian metode statistik verifikatif adalah sebagai berikut:
“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel X (Dana Pihak Ketiga) terhadap Y (Pembiayaan) dan implikasinya pada Z (Laba) yang diteliti. Sehingga metode penelitian yang digunakan adalah metode verifikatif, metode verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak. Dengan menggunakan metode verifikatif akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
3.2.1. Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis
(44)
“Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar-ancar kegiatanyang akan dilaksanakan”.
Inti dari desain penelitian menurut Husein Umar (2008:4) yaitu :
1. Desain merupakan rencana untuk memilih sumber-sumber daya dan data yang akan dipakai untuk diolah dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.
2. Desain merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan-hubungan antara variabel yang terkait dalam kajian tersebut. 3. Desain juga merupakan metode, yaitu cetak biru yang berupa
prosedur-prosedur secara garis besar mulai dari hipotesis sampai kepada analisis data.
4. Penentuan desain penelitian sangat tergantung pada tujuan penelitian itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dana pihak ketiga dan pembiayaan, dan seberapa besar dana pihak ketiga mempengaruhi pembiayaan. Oleh karena itu, desain penelitian ini menggunakan desain kausal.
Hal ini didukung oleh pendapat Husein Umar (2008:8) bahwa
“Desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antarvariabel penelitian atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan suatu cara bagi penulis untuk dapat melakukan penelitian secara baik dan sistematis sehingga penulis akan dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya
Adapun desain penelitian untuk penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut :
(45)
referensi, literatur yang mendukung terhadap penelitian yang akan diteliti.
2. Menentukan judul berdasarkan rumusan fenomena-fenomena dan variabel.
3. Mengidentifikasi masalah atau merumuskan masalah-masalah yang akan dianalisis pada unit yang akan diteliti.
4. Mencari atau mengkaji teori-teori yang terkait dengan variabel penelitian dan mengembangkan kerangka pemikiran. Lalu menarik dugaan sementara terhadap permasalahan yang terjadi (hipotesis). 5. Mengoperasionalisasikan variabel-variabel penelitian.
6. Menentukan objek dan metode penelitian.
7. Menyusun tekhnik pengumpulan data yang digunakan.
8. Melakukan perancangan analisis data dan pengujian hipotesis. 9. Penarikan kesimpulan berdasarkan haisl penelitian.
10. Pelaporan hasil penelitian termasuk proses penelitian dan interpretasi data.
3.2.2. Operasionalisasi Variabel
Variabel menurut Maman Abdurahman (2011:48) adalah
“Karakteristik yang akan di observasi dari satuan pengamatan.” Jenis-jenis variabel berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :
1. Variabel Independen
(46)
antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Menurut Sugiyono (2005 : 33),
“Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen(terikat)”.
Yang menjadi variabel independen (variabel X) dalam penelitian ini adalah dana pihak ketiga.
2. Variabel Intervening
Menurut Sugiyono (2014:63),
“Variabel intervening (penghubung) adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependenmenjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.”
Variabel ini merupakan variabel penyela atau antara variabel independen dengan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Yang menjadi variabel intervening dalam penelitian ini yaitu pembiayaan.
3. Variabel Dependen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Menurut Sugiyono (2005:33),
“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.
(47)
Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu variabel dengan lainnya dan pengukurannya. Yang termasuk varibel dependendalam penelitian ini adalah laba.
Berikut operasional variabel dalam penelitian ini :
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel
Konsep Variabel Indikator Skala
Dana Pihak Ketiga (x)
Dana bank yang digunakan sebagai modal operasional dalam kegiatan usaha bank dapat bersumber dari salah satunya dana masyarakat (dana pihak ketiga). Dana pihak ketiga adalah dana-dana yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank. (Kasmir,2000)
Dana Pihak Ketiga = Tabungan wadiah+ Tabungan mudharabah+ Deposito mudharabah+ Giro wadiah Rasio Pembiayaan (y)
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. (Kasmir, 2004)
Pembiayaan = Pembiayaan akad mudharabah + Pembiayaan akad musyarakah + Pembiayaan akad murabahah
(48)
Laba (z) Selisih antara laba bruto dan beban usaha disebut laba usaha (income from operation) atau laba operasi (operating income). Laba usaha yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan. (Soemarso, 2002)
Laba Operasional = Pendapatan - biaya
Rasio
3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1.Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.Menurut Sugiyono (2010:137), pengertian sumber sekunder adalah sebagai berikut:
“Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen”.
Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian dimana subjeknya tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi membantu dan dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian. Sumber data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari laporan keuangan triwulan yang diunduh dari website resmi Perbankan Syariah. Data-data yang digunakan mencakup :
1. Data tentang dana pihak ketiga yang terdiri dari tabungan wadiah, tabungan mudharabah, giro wadiah, dan depostio mudharabah. 2. Data tentang pembiayaan yang terdiri dari pembiayaan mudhabarah,
musyarakah, murabahah.
(49)
yaitu data yang dikumpulkan pada waktu tertentu yang dapat menggambarkan keadaan atau karakteristik objek pada saat penelitian dilakukan. Pada penelitian ini data time series Perbankan Syariah yang diperoleh adalah data laporan keuangan triwulan yaitu dari Bulan Maret 2011-Maret 2012.
3. Data tentang laba yang terdiri dari total pendapatan operasional dan biaya-biaya operasional.
3.2.3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam sebuah penelitian untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan diperlukan teknik-teknik dalam pengumpulan data. Oleh karena itu, seorang peneliti memerlukan populasi dari data yang akan diteliti. Tetapi dalam menentukan populasi tersebut tidak semua kita ambil, kita hanya akan mengambil sampel yang akan kita jadikan bahan analisis dalam menentukan kesimpulan dari variabel-variabel yang peneliti ambil.
Adapun teknik penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel.
3.2.3.2.1. Populasi Penelitian
Populasi menurut Maman Abdurahman (2011:129) adalah “Keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).”
(50)
Keuangan Triwulan Bank Syariah yang ada di Indonesia dari Maret 2011-Maret 2012. Bank Syariah di Indonesia ada 11 (bank indonesia,
www.bi.go.id/statistik/perbankan/syariah ), sehingga jumlah populasi dalam penelitian ini ada sebanyak 55 populasi.
3.2.3.2.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian populasi yang dijadikan sebagai objek dan sumber data dan informasi dalam penelitian yang dianggap mewakili dari suatu penelitian. Definisi sampel menurut Sugiyono (2008:81)
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”
Dalam menentukan sampel dari objek penelitian ini ditetapkan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang ditetapkan secara sengaja oleh peneliti. Adapun yang menjadi sampel dari penelirian penulis adalah Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank Mega Indonesia, Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah dan Bank Syariah Bukopin dengan laporan keuangan triwulan dari Maret 2011-Maret 2012. Sehingga jumlah sampe dalam penelitian ini yaitu 30 sample.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data merupakan cara-cara untuk memperoleh data dan keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Untuk menunjang hasil penelitian, maka dilakukan pengumpulan data dengan 2 cara, yaitu :
1. Penelitian lapangan (Field Research)
(51)
langsung di perusahaan/instansi yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh dengan cara:
a. Dokumen-dokumen
Pengumpulan data laporan keuangan dengan cara mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang berhubungan yaitu Laporan Keuangan Triwulan Perbankan Syariah.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data yang bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh. Data tersebut dapat diperoleh dari buku-buku, artikel, catatan kuliah dan literatur serta tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis
Untuk memperoleh hasil penelitian, diperlukan adanya sebuah perancangan untuk melakukan analisa pada data yang telah dikumpulkan. Selain itu, diperlukan adanya pengujian pada hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya.
3.2.5.1. Rancangan Analisis
Dalam penelitian ini, analisis yang dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan metode analisis deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan
(52)
kuantitatif. Berikut ini adalah penjelasan mengenai metode analisis deskriptif dan metode analisis verifikatif :
1. Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2012:147), pengertian analisis deskriptif adalah : “Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah sebuah penelitian dimana penulis turut berpartisipasi dilapangan dengan mencatat segala kejadian, melakukan analisis terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan untuk dibuatkan laporan hasil penelitiannya.
2. Metode Verifikatif
Menurut Juliansyah Noor (2012:20), pengertian metode penelitian verifikatif adalah sebagai berikut:
“Metode penelitian verifikatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk menguji kebenaran dari sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada”.
Adapun langkah-langkah analisis verifikatif yang diuraikan diatas adalah sebagai berikut :
a. Analisis Jalur (Path)
Untuk melakukan analisis data, pengolahan data dilakukan menggunakan analisis jalur (path analysis). Belanja modal diposisikan sebagai variabel intervening yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel
(53)
dependen. Metode path analysis merupakan perluasan regresi linier berganda yang digunakan untuk menaksir hubungan kausalitas antara variabel dalam model penelitian yang dibangun berdasarkan landasan teori yang kuat.
Adapun langkah-langkah menguji path analysisadalah sebagai berikut: 1) Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural
a) Merumuskan hipotesis:
- Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh terhadap Pembiayaan. - Pembiayaan berpengaruh terhadap Laba.
- Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh terhadap labamelalui pembiayaan.
b) Persamaan Struktural
Sesuai dengan kerangka pemikiran maka dapat membuat dua persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan. Dua persamaan tersebut sebagai berikut:
Sumber : Riduwan & Kuncoro (2012:5)
Dimana:
X = Dana Pihak Ketiga (DPK) Y = Pembiayaan (PYD) Z = Laba
= Koefisien Korelasi
Y =
YXX +
Y
1(54)
Pada kedua persamaan tersebut terdapat unexplained variance yang dimiliki oleh 1dan 2 digunakan untuk mewakili variabel lain yang berpengaruh terhadap Y dan Z tetapi variabel tersebut tidak dilibatkan dalam model penelitian.
2) Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi a) Menggambar diagram jalur lengkap, menentukan sub-sub strukturnya
dan merumuskan persamaan strukturnya sesuai dengan hipotesisyang diajukan.
Sumber : Riduwan & Kuncoro (2012:5)
Sub-Struktur 1 (Hubungan Sub-Struktur X terhadap Y)
Sumber : Riduwan & Kuncoro (2012:6)
Sub-Struktur 2 (Hubungan Sub-Struktur Y terhadap Z)
X Y Z
YX ZY
1 2
Y = YXX + Y1
X Y
YX
1
Y = ZYY + Z2
Y Z
ZY
(55)
Sumber : Riduwan & Kuncoro (2012:6)
b) Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. Hitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan dengan persamaan regresi ganda:
Sumber : Riduwan & Kuncoro (2012:116)
Keterangan:
Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka baku atau Z-score (data yang diset dengan nilai rata-rata = 0 dan standar deviasi = 1). Koefisien jalur yang distandarkan (standardized path coefficient) ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh (bukan memprediksi) variabel bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen).
3) Menghitung koefisien jalur secara individu
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus:
Z = a + bX + bY
=
(56)
Sumber : Riduwan & Kuncoro (2012:117)
Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi analisis jalur bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka H0 diterima dan Ha ditolak,
artinya tidak signifikan.
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka H0 ditolak dan Haditerima,
artinya tidak signifikan.
b. Analisis Korelasi Pearson
Analisis korelasi pearson digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Pengujiannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Sumber : Umi Narimawati (2010:49)
dimana : -1≤r≤+1 r = Koefisien Korelasi X = Dana Pihak Ketiga (DPK) Y = Pembiayaan (PYD) Z = Laba
(57)
Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada Tabel 3.3:
Tabel 3.3
Tingkat Keeratan Korelasi
0 – 0,20 Sangat rendah (hampir tidak ada hubungan 0,21 – 0,40 Korelasi yang lemah
0,41 – 0,60 Korelasi sedang 0,61 – 0,80 Cukup tinggi 0,81 - 1 Korelasi tinggi
Sumber: Syahri Alhusin (2003: 157)
c. Koefisien Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapabesar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yangdinyatakan dalam persentase.Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumussebagai berikut:
Sumber: Umi Narimawati (2010:50)
dimana :
Kd = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelasi 3.2.5.2. Pengujian Hipotesis
MenurutSugiyono (2009:159)yang dimaksud dengan hipotesis adalah sebagai berikut:
“Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.”
Menurut Andi Supangat (2006:296) mendefinisikan bahwa pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
(1)
Maksimum 87214000 182090000 254300000 760822714 110697000
Minimum -3272000 -1468000 10311000 5071000 3018000
Rata-rata 39262712 57849341 83862993 221731286 43860622
Gambar 4.3 Laba Perbankan Syariah Periode Maret 2011- Maret 2012
Gambar 4.8 Diagram Jalur Variabel X Terhadap Variabel Z Melalui Variabel Y
Tabel 4.14 Dekomposisi pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel bebas X
terhadap variabel terikat Z melalui variabel antara Y
Pengaruh terhadap Z melalui Y
t-hitung
t-tabel
Kesimpulan
ρZX = 0,887
× 0,537 = 0,4763 =
47,63%
10,179
-2,048 dan 2,048
Ho Ditolak
3,367
-2,048 dan 2,048
Ho Ditolak
0200000000 400000000 600000000 800000000 1000000000 1200000000 1400000000
Mar Juni Sep Dec Mar
Buko BNI BRI BME BMU BSM
(2)
Sub Struktur I
Uji Normalitas
Uji Heteroskedastisitas
Analisis Jalur
Sub Struktur I
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
30 ,0000000 193,88789316 ,097 ,097 -,077 ,530 ,942 N
Mean
Std. Deviation Normal Parametersa,b
Absolute Positive Negative Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Residual
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Descriptive Statistics
362,3227 420,35267 30
197,0247 149,07436 30
Pembiayaan DPK
(3)
Sub Struktur II
Uji Normalitas
Correlations 1,000 ,887 ,887 1,000 . ,000 ,000 . 30 30 30 30 Pembiayaan DPK Pembiayaan DPK Pembiayaan DPK Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pembiayaan DPKModel Summaryb
,887a ,787 ,780 197,31980
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Predictors: (Constant), DPK a.
Dependent Variable: Pembiayaan b.
Coefficientsa
-130,610 60,358 -2,164 ,039
2,502 ,246 ,887 10,179 ,000
(Constant) DPK Model 1
B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.
Dependent Variable: Pembiayaan a.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
30 ,0000000 12,78363663 ,206 ,206 -,142 1,129 ,156 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b
Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Residual
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
(4)
Uji Heteroskedastisitas
Analisis Jalur
Sub Struktur II
Descriptive Statistics
8,9313 15,15230 30
362,3227 420,35267 30
Laba Pembiayaan
Mean Std. Deviation N
Correlations
1,000 ,537
,537 1,000
. ,001
,001 .
30 30
30 30
Laba Pembiayaan Laba Pembiayaan Laba Pembiayaan Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
(5)
Model Summaryb
,537a ,288 ,263 13,00991
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Predictors: (Constant), Pembiayaan a.
Dependent Variable: Laba b.
Coefficientsa
1,920 3,159 ,608 ,548
,019 ,006 ,537 3,367 ,002
(Constant) Pembiayaan Model
1
B Std. Error Unstandardized
Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Laba a.
(6)
t Tabel :
Critical Values for the t-Distribution (Two-Tailed)
v1 = n - (k+1)
α
0,1 0,05 0,025 0,01 0,005
1 6,314 12,706 25,452 63,657 127,321
2 2,920 4,303 6,205 9,925 14,089
3 2,353 3,182 4,177 5,841 7,453
4 2,132 2,776 3,495 4,604 5,598
5 2,015 2,571 3,163 4,032 4,773
6 1,943 2,447 2,969 3,707 4,317
7 1,895 2,365 2,841 3,499 4,029
8 1,860 2,306 2,752 3,355 3,833
9 1,833 2,262 2,685 3,250 3,690
10 1,812 2,228 2,634 3,169 3,581
11 1,796 2,201 2,593 3,106 3,497
12 1,782 2,179 2,560 3,055 3,428
13 1,771 2,160 2,533 3,012 3,372
14 1,761 2,145 2,510 2,977 3,326
15 1,753 2,131 2,490 2,947 3,286
16 1,746 2,120 2,473 2,921 3,252
17 1,740 2,110 2,458 2,898 3,222
18 1,734 2,101 2,445 2,878 3,197
19 1,729 2,093 2,433 2,861 3,174
20 1,725 2,086 2,423 2,845 3,153
21 1,721 2,080 2,414 2,831 3,135
22 1,717 2,074 2,405 2,819 3,119
23 1,714 2,069 2,398 2,807 3,104
24 1,711 2,064 2,391 2,797 3,091
25 1,708 2,060 2,385 2,787 3,078
26 1,706 2,056 2,379 2,779 3,067
27 1,703 2,052 2,373 2,771 3,057
28 1,701 2,048 2,368 2,763 3,047
29 1,699 2,045 2,364 2,756 3,038
30 1,697 2,042 2,360 2,750 3,030
31 1,696 2,040 2,356 2,744 3,022
32 1,694 2,037 2,352 2,738 3,015
33 1,692 2,035 2,348 2,733 3,008
34 1,691 2,032 2,345 2,728 3,002
35 1,690 2,030 2,342 2,724 2,996
36 1,688 2,028 2,339 2,719 2,990
37 1,687 2,026 2,336 2,715 2,985
38 1,686 2,024 2,334 2,712 2,980
39 1,685 2,023 2,331 2,708 2,976
40 1,684 2,021 2,329 2,704 2,971
41 1,683 2,020 2,327 2,701 2,967
42 1,682 2,018 2,325 2,698 2,963
43 1,681 2,017 2,323 2,695 2,959
44 1,680 2,015 2,321 2,692 2,956