dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Jangka Waktu Setiap pembiayaan yang diberikan memiliki jangka waktu
tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian pembiayaan yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa
berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka penjang.
4. Risiko Adanya
suatu tenggang
waktu pengembalian
akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnyamacet pemberian
pembiayaan. Semakin panjang suatu pembiayaan semakin besar risikonya, demikian pula sebaliknya.
5. Balas Jasa Merupakan keuntungan suatu pem berian atas pembiayaan
atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi pembiayaan
ini merupakan keuntungan bank.
2.1.3.5 Prinsip-prinsip Pemberian Pembiayaan
Sama halnya dengan konsep pemberian pembiayaan, prinsip-prinsip pemberian pembiayaan pada bank syariah pun tidak beda jauh dengan halnya
bank konvensional. Dalam menyalurkan pembiayaan, setiap lembaga keuangan harus berpedoman pada prinsip-prinsip pemberian pembiayaan agar resiko
pembiayaan macet dapat diminimalisasi. Yaitu dengan analisis 6C yang dapat dijelaskan sebagai berikut Dendawijaya, 2005 :
1. Character sifat atau watak
WatakKarakter dari setiap orang yang mengajukan permohonan
pembiayaan haruslah
benar-benar dapat dipercaya. Hal ini tercermin dari latar belakang calon debitur
baik dari segi pekerjaan maupun pribadi.
2. Capital modal Untuk
melihat kondisi
keuangan perusahaan
dan penggunaannya dalam menjalankan usaha. Kondisi keuangan
tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan perusahan dengan mengukur rentabilitas, likuiditas dan solvabilitasnya
3. Capacity kemampuan
Penilaian terhadap calon nasabah pembiayaan dalam hal kemampuan memenuhi kewajiban yang telah disepakati
dalam perjanjian pinjaman atau pembiayaan untuk melunasi pokok pinjaman serta bunga sesuai dengan syarat yang
diperjanjikan.
4. Condition of Economic kondisi perekonomian Dalam menilai suatu pembiayaan juga harus memperhatikan
berbagai situasi seperti keadaan perekonomian, sosial budaya dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah pusat
dan daerah. Apakah situasi tersebut dapat merangsang perkembangan usaha calon debitur dan sebaliknya.
5. Collateral agunan atau jaminan Merupakan jaminan yang diberikan oleh calon debitur
sebagai pengaman atas pembiayaan tersebut. Besarnya nilai jaminan minimal sama dengan besarnya pembiayaan yang
diberikan atau lebih baik jika nilai dari barang jaminan tersebut lebih besar dari nominal pembiayaan yang diberikan.
6. Constraint kendala Merupakan penilaian terhadap batasan-batasan untuk
melakukan usaha di suatu tempat.
2.1.4 Laba
2.1.4.1 Konsep Laba
Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, penentuan kebijakan, pembayaran deviden, pedoman investasi dan
pengambilan keputusan dan unsur kinerja perusahaan. Maka tidak jarang banyak perusahaan menetapkan perolehan laba sebagai tujuan atau target
utama usahanya. Menurut standar akuntansi keungan 2002:25, meyatakan pengertian
laba sebagai berikut :
“Definisi penghasilan meliputi baik pendapatan maupun keuntungan. Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas
perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan berbeda, dengan penjualan, penghasilan jasa, bungan, royalti, dan sewa,
keuntungan mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi dan yang demikian pada hakekatnya tidak berbeda dengan pendapatan,