Aksara Wresastra Aksara Bali

dimulai dari Aksara Dewanegari yang digunakan di India Utara dan Aksara Pallawa yang digunakan di India Selatan. Aksara Dewanegri digunakan untuk menulis Bahasa Sansekerta dan Aksara Pallawa digunakan untuk menuliskan Bahasa Pallawa. Aksara Dewanegari dan Aksara Pallawa masuk ke Indonesia seiring dengan masuknya Agama Hindu dan Budha dari India ke Indonesia. Aksara Dewanegari ditemukan dalam bentuk Tugu Batu pada Tahun 835 Saka 913M di Pura Belanjong, Sanur, Kota Denpasar. Pahatan-pahatan pada Tugu Batu yang berada pada Pura Belanjong dibuat untuk memperingati Raja Sri Kesari Warmadewa yang ditulis dengan menggunakan Aksara Dewanagari menggunakan Bahasa Bali Kuna dan sebagian lagi ditulis dengan Aksara Bali Berbahasa Sansekerta. Aksara yang ditemui pada prastasti yaitu Aksara Bali yang berasal dari gubahan Aksara Pallawa, sedangkan Aksara Dewanagari kini tidak berkembang. Aksara Bali dengan bentuk kebundar-bundaran ditemukan pada masa pemerintahan Raja Antasura 1338 M. Bentuk aksara yang ditemukan pada masa pemerintahan Raja Antasura memiliki kesamaan bentuk dengan Aksara Majapahit. Aksara Bali dengan bentuk kebundar-bundaran inilah yang mengalami perubahan bentuk hingga menjadi Aksara Bali seperti sekarang ini Sudiarga, I M et al. 2009. Aksara Bali saat ini merupakan gabungan dari Aksara Wresastra dan Aksara Swalalita. Penjelasan mengenai Aksara Wresastra dan Aksara Swalalita yaitu sebagai berikut.

2.2.1 Aksara Wresastra

Aksara Wresastra merupakan Aksara Bali yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Bali lumrah atau Bahasa Bali biasa. Contoh penggunaan Aksara Wresastra yaitu pada surat, pangeling-eling, pipil, dan lain-lain. Aksara Wresastra dibagi menjadi 6 bagian yaitu Aksara Suara, Aksara Wianjana, Pengangge Suara, Pengangge Tengenan, Aksara Suara h Wanda, dan Angka Bali Puspawati, N M 2015. Bagian-bagian dari Aksara Wresastra yaitu sebagai berikut. 1 Aksara Suara atau sering disebut Aksara Vokal diambil dari Aksara Wisarga haa, ditambah penanda bunyi Pengange Aksara sesuai dengan kebutuhan. Anggota dari Aksara Suara yaitu pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Aksara Suara No. Bali Latin No. Bali Latin 1 Ha 4 Hē 2 Hi 5 Ho 3 Hu 6 He Tabel 2.1 merupakan tabel yang berisi jenis-jenis dari Aksara Suara. Anggota dari Aksara Suara yaitu Huruf Vokal ha, hi, hu, he, ho, dan he. 2 Aksara Wianjana merupakan aksara yang memiliki anggota yaitu ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, ma, ga, ba, nga, pa, ja, ya, nya, seperti pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Aksara Wianjana No. Bali Latin No. Bali Latin 1 Ha 10 La 2 Na 11 Ma 3 Ca 12 Ga 4 Ra 13 Ba 5 Ka 14 Nga 6 Da 15 Pa 7 Ta 16 Ja 8 Sa 17 Ya 9 Wa 18 Nya Tabel 2.2 merupakan tabel yang menjelaskan anggota yang terdapat pada Aksara Wianjana. Aksara Wianjana merupakan konsonan atau huruf mati dalam Aksara Bali. Penulisan kalimat dalam Aksara Bali tidak mengenal istilah spasi sehingga diperlukan Gantungan atau Gempelan yang sesuai dengan huruf untuk menghubungkan kata yang satu dengan kata yang lainnya. Tabel 2.3 Gantungan dan Gempelan Aksara Wianjana No. Bali Latin No. Bali Latin 1 Ha 10 La 2 Na 11 Ma 3 Ca 12 Ga 4 Ra 13 Ba 5 Ka 14 Nga 6 Da 15 Pa 7 Ta 16 Ja 8 Sa 17 Ya 9 Wa 18 Nya Tabel 2.3 merupakan tabel yang berisi 18 anggota dari Gantungan dan Gempelan Aksara Wianjana. Gantungan dan Gempelan Aksara Wianjana digunakan untuk menggabungkan kata satu dengan kata lainnya jika akhir dari suatu kata tidak memiliki Huruf Vokal. 3 Pengangge Suara merupakan aksara yang digunakan untuk membentuk Suara Vokal dari Aksara Bali. Anggota dari Pengangge Suara yaitu pada Tabel 2.4 . Tabel 2.4 Pengangge Suara No. Bali Nama Latin No. Bali Nama Latin 1 Pepet e 4 Taleng ē 2 Ulu i 5 Taleng Tedong o 3 Suku u Tabel 2.4 merupakan tabel yang menunjukkan anggota dari Penggange Suara. Penggange Suara memiliki lima anggota yaitu i, u, ē, o, dan e 4 Pengangge Tengenan merupakan aksara dengan anggota cecek, surang, bisah, dan adeg-adeg. Pengangge Tengenan biasanya digunakan untuk menutup suatu kata dalam kalimat. Tabel 2.5 Pengangge Tengenan No. Bali Nama Latin No. Bali Nama Latin 1 Cecek ng 3 ¨¨ Bisah h 2 Surang r 4 ¨¨ Adeg- adeg Tabel 2.5 merupakan tabel yang berisi 4 anggota dari Pengangge Tengenan. Pengangge Tengenan merupakan aksara yang bunyi vokalnya tidak ada. Tabel 2.6 Angka Bali No. Bali Latin No. Bali Latin 1 1 6 6 2 2 7 7 3 3 8 8 4 4 9 9 5 5 10 Tabel 2.6 merupakan tabel yang berisi anggota dari Angka Bali. Anggota dari Angka Bali terdari dari 0 sampai dengan 9 dimana setiap angka akan dilakukan perulangan sesuai dengan jumlah angka yang diinginkan.

2.2.2 Aksara Swalalita