Perancangan Sosialisasi Pemilihan Bupati Kabupaten Bandung 2015

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN SOSIALISASI PEMILIHAN BUPATI KABUPATEN BANDUNG 2015

DK.38315/Tugas Akhir Semester II 2014/2015

Oleh:

Risfan Fardiansyah 51911147

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya, sehingga Laporan Tugas Akhir yang berjudul “PERANCANGAN SOSIALISASI PEMILIHAN BUPATI KABUPATEN BANDUNG 2015” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Tugas Akhir Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih banyak memiliki kekurangan sehingga apa yang tertulis dalam laporan ini akan jauh dari sempurna dan semoga semua pihak dapat memakluminya. Akhir kata, menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga penyusunan laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung, Agustus 2015


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Rumusan Masalah... 2

I.4 Batasan Masalah ... 2

I.5 Tujuan Perancangan ... 3

BAB II SOSIALISASI PILKADA DI KABUPATEN BANDUNG 2015 II.1 Landasan Teori ... 4

II.1.1 Pengertian Sosialisasi ... 4

II.1.1.1 Interaksi Sosial ... 5

II.1.2 Pemilihan Ketua Daerah (Pilkada) ... 6

II.1.3 Pemutakhiran Data Pemilih ... 8

II.1.4 Kampanye ... 11

II.1.4.1 Kampanye Sosial ... 13

II.1.4.2 Efek dan Tujuan Kampanye ... 14

II.1.5 Jenis Media Informasi Dalam Kampanye ... 15

II.1.5.1 Media Informasi Sosialisasi Dalam Pilkada Bandung 2010 ... 16

II.1.6 Profil Kabupaten Bandung ... 16

II.2 Objek Penelitian ... 18


(6)

II.4 Khalayak Sasaran ... 19

II.5 Resume dan Solusi... 19

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan ... 21

III.1.1. Tujuan Komunikasi ... 21

III.1.2. Pendekatan Komunikasi ... 21

III.1.3. Materi Pesan ... 23

III.1.4. Gaya Bahasa ... 23

III.1.5. Strategi Kreatif ... 23

III.1.6. Strategi Media... 24

III.1.7. Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media ... 26

III.2.1. Konsep Visual... 27

III.2.1.1. Format Desain... 28

III.2.1.2. Tata Letak (Layout) ... 28

III.2.1.3. Tipografi ... 28

III.2.1.4. Ilustrasi ... 30

III.2.1.5. Warna... 31

BAB IV TEKNIS PRODUKSI IV.1 Teknis Media ... 34

IV.1.1 Tahap Sketsa Awal ... 34

IV.1.2 Tahap Eksekusi Visual ... 34

IV.1.3 Tahap Perancangan ... 35

IV.1.4 Tahap Akhir ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 43


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Demokrasi di Indonesia bisa terbilang baik terbukti dengan adanya pemilihan Presiden, DPR/DPD, Bupati, dan Walikota dengan mengunakan sistem dipilih langsung oleh masyarakat. Dengan menerapkan sistem demokrasi, masyarakat Indonesia bisa memilih langsung calon pemimpinnya secara bebas dengan menggunakan hak pilihnya (KPU Kabupaten Bandung, 2010, hal.2). Sistem pemilihan calon pemimpin atau tata cara yang digunakan untuk memilih calon pemimpinya adalah dengan mendatangkan masyarakat ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) untuk melakukan hak pilihnya

Pada saat ini KPU (Komisi Pemilihan Umum) selaku lembaga pemerintah penyelenggara Pilkada akan mengadakan Pilkada serentak di seluruh Indonesia, yang akan dilaksanakan tanggal 9 Desember 2015. Dengan banyaknya daerah di Indonesia yang melakukan Pilkada serentak tentu bukan hal mudah untuk KPU memberikan sosialisasi kepada masyarakat. KPU dalam hal ini sangat berperan penting karena dari awal proses dimulainya pemilihan umum, KPU yang melakukan tugasnya untuk menjalankan pemilihan umum secara terstruktur, baik, dan benar. Maka dari itu salah satu tugas KPU adalah untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang bagaimana aturan Pemilu itu sendiri atau memberikan sosialisasi kepada masyarakat.

KPU Kabupaten Bandung selaku salah satu lembaga pemerintah yang menyelenggarakan pelaksanaan Pilkada 2015 tentu bukan hal mudah untuk melakukan sosialisasi secara merata di daerah Kabupaten Bandung, itu semua karena luasnya Kabupaten Bandung dan banyaknya media-media informasi yang banyak dipasang di area-area jalan yang bukan tujuan sosialisasi dan kurangnya jenis-jenis media sosialisasi pada saat Pilkada Kabupaten Bandung 2010 sehingga menyebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat akan Pilkada Kabupaten Bandung 2015.


(8)

Sosialilisasi wajib dilakukan KPU untuk memberikan kesadaran pada masyarakat akan hak pilihnya. Hasil kuesioner yang dilakukan kepada 250 responden di sejumlah daerah di Kabupaten Bandung pada tanggal 5 sampai tanggal 12 Mei 2015 menyatakan bahwa 230 responden tidak mengetahui akan ada Pilkada di Kabupaten Bandung pada tanggal 9 Desember 2015. Maka dari itu KPU Kabupaten Bandung wajib melakukan sosialisasi agar tidak terjadi kurangnya informasi masyarakat tentang Pilkada sehingga menyebabkan beberapa masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya.

Sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat Kabupaten Bandung harus terstruktur dan baik, agar tidak terjadi kesalahan atau kurangnya informasi kepada masyarakat pada saat Pilkada.

I.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah, maka yang akan menjadi pembahasan dalam identifikasi masalah adalah:

 Masih kurang meratanya informasi kepada masyarakat tentang Pemilihan kepala daerah Kabupaten Bandung.

 Kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai Pemilihan kepala daerah Kabupaten Bandung.

I.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka dapat diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut

”Bagaimana menyampaikan informasi secara merata dan menarik yang mudah dipahami oleh masyarakat ?”

I.4. Batasan Masalah

Untuk menghindari luasnya ruang lingkup permasalahan, batasan masalah ini terfokus pada masalah informasi dan sosialisasi yang akan diberikan oleh KPU Kabupaten Bandung di seluruh Kabupaten. Informasi yang diberikan diupayakan


(9)

dapat memberikan pemahaman untuk ikut serta kedalam Pilkada serentak 9 Desember 2015.

I.5. Tujuan Perancangan

Tujuan yang ingin dicapai dari sosialisasi ini adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya keikutsertaan masyarakat dalam Pilkada Kabupaten Bandung 2015.


(10)

BAB II

SOSIALISASI PILKADA DI KABUPATEN BANDUNG 2015

II.1 Landasan Teori

II.1.1 Pengertian Sosialisasi

Menurut Vander Zanden, sosialisasi adalah proses interaksi sosial melalui mana kita mengenal cara-cara berpikir, berperasaan dan berperilaku, sehingga dapat berperan serta secara efektif dalam masyarakat (Ihromi, 1999; 75). Seorang lahir kedunia ini sebagai suatu organisme kecil yang egois yang penuh dengan segala macam kebutuhan fisik, kemudian ia menjadi seorang manusia dengan seperangkat sikap dan nilai, kesukaan, dan ketidaksukaan, tujuan serta maksud, pola reaksi dan konsep yang mendalam serta konsisten tentang dirinya (Paul B.Horton dan Chester L.Hunt, 1993;99-100).

Menurut Vebrianto dalam (Khairuddin 1997: 63) mengatakan bahwa sosialisasi adalah:

 Proses belajar, yaitu proses akomodasi dengan mana individu menahan, mengubah keinginan dalam dirinya dan mengambil cara hidup atau kebudayaan masyarakat

 Dalam proses sosialisasi itu mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola, nilai dan tingkah laku, dan standar tingkah laku dalam masyarakat dimana ia hidup

 Semua sifat dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun dan dikembangkan sebagai suatu kesatuan sistem dalam diri pribadinya

Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sosialisasi adalah suatu prilaku atau kegiatan yang berkelanjutan yang dapat mengubah pola pikir masyarakat sesuai apa topik atau bahasan yang akan disosialiasikan. Menurut Berger dan Luckman dalam Ihromi (1999;32) sosialisasi dibedakan atas dua tahap yakni:

 Sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, melalui mana ia menjadi anggota masyarakat, dalam tahap ini proses


(11)

sosialisasi primer membentuk kepribadian anak kedalam dunia umum dan keluargalah yang berperan sebagai agen sosialisasi

 Sosialisasi sekunder didefinisikan sebagai proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasikan ke dalam sektor baru dunia objektif masayarkat; dalam tahap ini proses sosialisasi mengarah pada terwujudnya sikap profesionalisme; dan dalam hal ini menjadi agen sosialisasi adalah lembaga pendidikan, peer group, lembaga pekerjaan, lingkungan yang lebih luas dari keluarga

Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa sosialisai primer hanya dari individu untuk memulai ketahap sosialisasi sekunder yang dimana pada sosialisasi ini seseorang individu bisa menangkap proses sosialisasi dengan luas..

II.1.1.1 Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah sebagai atau merupakan dasar dari proses-proses sosial sebab tanpa adanya interaksi ( hubungan antara orang dengan orang atau kelompok dengan kelompok atau orang dengan kelompok) tidak mungkin kehidupan bersama akan terjadi.

Politik dikenalkan atau disosialisasikan oleh lembaga peran yang penting dalam mensosialisasi politik kepada masyarakat hingga mereka mampu bermasyarakat. Sosialisasi politik ialah pembentukan sikap dan orientasi politik pada angggota masyarakat. Melalui proses sosialisasi politik inilah para anggota masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat. Menurut Sri Wiyarti (2008;96) syarat-syarat terjadi interaksi  Adanya kontak sosial

Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih melaui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing dalam kehidupan masyarakat. Kontak sosial dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung antara satu pihak dengan pihak lainnya. Kontak sosial tidak langsung adalah kontak sosial yang menggunakan alat sebagai perantara seperti telepon, radio, surat dan lain-lain. Sedangkan kontak sosial langsung adalah


(12)

kontak sosial melalui suatu pertemuan dengan bertatap muka dan berdialog diantara kedua belah pihak.

 Adanya komunikasi

Dalam komunikasi yang terpenting adalah seseorang memberikan tafsiran tafsiran pada perilaku pada orang lain( dapat berwujud: pembicara,gerak-gerak badaniah tau sikap) perasaan –perasaan apa yang ingin disampaikan kepada orang lain dan selanjutnya orang lain tersebut memberikan reaksi atas perasaan yang ingin disampaikan kepadanya. interaksi social dapat menimbulkan bermacam-macam bentuk: ada yang berupa: kerjasama persaingan, dan pertentangan

Jadi kesimpulan yang didapat di atas mengenai interaksi adalah adanya hubungan antar sesama, sehingga menimbulkan dampak pada suatu kejadian interaksi. Syarat-syarat interaksi yang telah disebut diatas dapat diuraikan tanpa adanya kontak sosial interaksi tidak bisa berjalan, oleh karena itu untuk melakukan interaksi yang benar dibutuhkan kontak sosial anatara komunikator dan komunikan.

II.1.2 Pemilihan Ketua Daerah (Pilkada)

Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah atau seringkali disebut Pilkada adalah pemilihan umum untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk daerah setempat yang memenuhi syarat.

Kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah:  Gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi  Bupati dan wakil bupati untuk kabupaten  Walikota dan wakil walikota untuk kota

Pilkada adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi atau kabupaten/kota berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala


(13)

Daerah.” (Pasal 1 ayat (1) PP No. 6/2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah)

Pasal 58 UU Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa calon kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah warga negara republik Indonesia yang memenuhi syarat :

 Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

 Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, UUD 1945, cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah;

 Berpendidikan sekurang-kurangnya sekolah lanjutan tingkat atas atau sederajat  Berusia sekurang-kurangnya 30 tahun

 Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari tim dokter

 Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karean melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau lebih;

 Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

 Mengenal daerahnya dan dikenal masyarakat di daerahnya;

 Menyerahkan daftar kekayaan pribadi dan bersedia untuk diumumkan;

 Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/atau secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara;

 Tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

 Tidak pernah melakukan perbuatan tercela

 Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau bagi yang belum mempunyai NPWP wajib mempunyai bukti pembayaran pajak;

 Menyerahkan daftar riwayat hidup lengkap yang memuat antara lain riwayat pendidikan dan pekerjaan serta keluarga kandung, suami atau isteri;


(14)

 Belum pernah menjabat sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah selama 2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama;

 Tidak dalam status pejabat kepala daerah

 Mengundurkan diri sejak pendaftaran bagi kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah yang masih menduduki jabatannya

Dari definisi diatas bahwa Pilkada merupakan sarana pelaksanaan yang terstrukutur untuk menentukan calon kepada daerah, sehingga poin-poin diatas adalah landasan mutlak.

II.1.3 Pemutakhiran Data Pemilih

Berdasarkan peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Tata Cara Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, pemilih adalah Warga Negara Republik Indonesia (WNRI) yang pada hari dan tanggal pemungutan suara Pemilih Gubernur dan Wakil Gubernur atau Pemilu Bupati dan wakil Bupati atau Pemilu Walikota dan Wakil Walikota telah berumur 17 tahun atau lebih dan/atau sudah menikah pada hari dan tanggal pemungutan suara Pemilu Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dibuktikan dengan kartu tanda penunduk. Untuk dapat menggunakan hak memilih dalam pemilu kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Wagra Negara Republik Indonesia harus terdaftar sebagai pemilih.

Pemilih harus memenuhi syarat sebagai berikut:  Nyata-nyata tidak terganggu jiwa/ingatannya

 Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

 Berdomisili di daerah pemilihan sekurang-kurangnya enam bulan sebelum sahkannya daftar pemilih sementara yang dibuktikan dengan kartu tanda penduduk atau dokumen kependudukan dari instansi yang berwenang.

Seorang warga negara republik Indonesia yang telah terdaftar dalam daftar pemilih ternyata tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


(15)

tidak dapat menggunakan hak pilihnya. Pemutakhiran dan peyusunan daftar pemilih dilakukan terhadap penduduk dan/atau pemilih, dengan ketentuan sebagai berikut:

 Telah memenuhi syarat usia pemilih yaitu sampai dengan hari dan tanggal pemungutan suara pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah sudah genap berumur 17 tahun atau lebih

 Belum berumur 17 tahun, tetapi sudah pernah menikah

 Perubahan status anggota tentara nasional Indonesia dan kepolisian negara republik Indonesia menjadi status sipil atau punratugas atau sebaliknya

 Tidak terdaftar dalam data pemilih yang digunakan untuk penyusunan daftar pemilih dalam pemilu kepada daerah dan wakil kepala daerah berdasarkan data kependudukan yang sidampaikan pemerintah daerah atau pemilu terakhir  Telah meninggal dunia

 Pindah domisili/sudah tidak berdomisili yang berbeda  Terdaftar pada dua domisili yang berbeda

 Perbaikan penulisan identitas pemilih

 Sudah terdaftar tetapi tidak memenuhi syarat sebagai pemilih sebagaimana dimaksud dengan Pasal 4 ayat (2)

 Pemutakhiran data pemilih diawali dan penerimaan daftar penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) dari dinas sosial, kependudukan, dan catatan sipil (Dinsosdukcasip) pemerintah kabupaten bandung pada tanggal 26 maret 2010. DP4 diterima KPU kabupaten Bandung sebanyak 2.527.929 pemilih dengan rekapitulasi sebagai berikut:


(16)

Tabel II.1 Tabel Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu 2010 Sumber: KPU Kabupaten Bandung 2010


(17)

II.1.4 Kampanye

Kampanye adalah salah satu upaya yang sangat efektif untuk mempengaruhi atau mengubah pola fikir masyarakat sehingga dapat berpihak kepada kita. Berikut beberapa definisi kampanye:

Menurut Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye adalah serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu. Didalam kampanye harus terkandung empat hal yakni :

 Tindakan kampanye yang ditujukkan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu.

 Jumlah khalayak sasaran yang besar

 Biasanya dipusatkan dalam kurun waktu tertentu

 Melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi

Kampanye juga memiliki karakteristik lain, yaitu sumber yang jelas, yang menjadi pengagas, perancang, penyampai sekaligus penanggung jawab suatu produk kampanye ( campaign makers ), sehingga setiap individu yang menerima pesan kampanye dapat mengidentifikasi bahkan mengevaluasi kreadibilitas sumber pesan tersebut setiap saat. Menurut Venus Antar (2002) menyatakan “Kampanye adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan secara terlembaga. Penyelenggara kampanye umumnya bukanlah individu melainkan lembaga atau organisasi”. Pendekatan kampanye menurut Ostergaard (2002) menyebutkan ada tiga aspek yaitu awareness, attitude dan action.

Awareness yakni menggugah kesadaran, menarik perhatian dan memberi informasi tentang produk, atau gagasan yang dikampanyekan

Attitude yakni perubahan dalam ranah sikap. Sasarannya adalah untuk memunculkan simpati, rasa suka, kepedulian atau keberpihakkan khalayak pada isu-isu yang menjadi tema kampanye.

Action yakni untuk mengubah perilaku khalayak secara konkret dan terukur. Tahap ini menghendaki adanya tindakan tertentu yang dilakukan oleh sasaran kampanye. Tindakan tersebut dapat bersifat ‘sekali itu saja’ atau berkelanjutan.


(18)

Menurut Charles U. Larson (1992) membagi jenis kampanye ke dalam tiga kategori yakni : product-oriented campaigns, candidate oriented campaigns dan ideologically or cause oriented campaigns.

Product-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada produk umumnya terjadi pada lingkungan bisnis. Kampanye jenis ini adalah commercial campaigns atau corporate campaign.

Candidate-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada kandidat umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik. Kampanye ini dapat pula disebut sebagai political campaigns (kampanye politik).

Ideologically or cause oriented campaigns adalah jenis kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan seringkali berdimensi perubahan sosial. Kampanye jenis ini dalam istilah Kotler disebut sebagai social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait.

Menurut Venus Antar, 2004 terdapat beberapa definisi tentang kampanye, diantaranya :

 Sebagai salah satu usaha yang terencana dan berjalan untuk memberikan informasi, mendidik, atau meyakinkan masyarakat untuk tujuan khusus.

 Menggunakan berbagai lambang untuk mempengaruhi manusia sedemikian rupa sehingga tingkah laku yang ditimbulkan karena pengaruh tersebut sesuai dengan keinginan komunikator.

 Rencana kegiatan komunikasi pemasaran yang berkesinambungan dan dilaksanakan berdasarkan suatu jadwal yang menunjukan suatu peran atau berbagai media (televisi, radio, majalah, surat kabar, dan film).

 Kampanye publik merupakan aktifitas komunikasi di dalam menyampaikan pesan melalui jaringan saluran komunikasi secara terpadu, dan mengorganisir aktivitas komunikasi tersebut dengan tujuan menghasilkan dampak pada individu-individu dalam jumlah besar, dan atau kelompok masyarakat sesuai dengan target yang ingin dicapai, pada satuan waktu tertentu.


(19)

Dari definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu kampanye adalah aktivitas komunikasi yang terencana untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan dan mempengaruhi individu-individu dalam jumlah besar atau kelompok masyarakat dengan menggunakan berbagai media (televisi, radio, majalah, surat kabar, dan lain sebagainya) agar memenuhi target yang ingin dicapai pada satuan waktu tertentu, dan adapun isi dalam kampanye menurut Menurut Venus (2004: 14). adalah :

 Tema, topik, dan isu apa yang diangkat ke permukaan agar mendapat tanggapan.

 Tujuan dari kampanye.

 Program atau perencanaan dalam kampanye.  Sasaran dari kampanye yang hendak dicapai. II.1.4.1 Kampanye Sosial

Kampanye sosial adalah sebuah upaya yang terorganisir bertujuan untuk memengaruhi proses pengambilan keputusan para pemilih dan kampanye sosial selalu merujuk pada kampanye pada pemilihan umum. (Venus Antar, 2004: 20).

Menurut Ostergaard (2002) Pesan dari kampanye adalah penonjolan ide bahwa sang kandidat atau calon ingin berbagi dengan pemilih. Pesan sering terdiri dari beberapa poin berbicara tentang isu-isu kebijakan. Poin2 ini akan dirangkum dari ide utama dari kampanye dan sering diulang untuk menciptakan kesan abadi kepada pemilih. Dalam banyak pemilihan, para kandidat partai politik akan selalu mencoba untuk membuat para kandidat atau calon lain menjadi "tanpa pesan" berkaitan dengan kebijakannya atau berusaha untuk pengalihan pada pembicaraan yang tidak berkaitan dengan poin kebijakan atau program. Sebagian besar strategis kampanye menjatuhkan kandidat atau calon lain yang lebih memilih untuk menyimpan pesan secara luas dalam rangka untuk menarik pemilih yang paling potensial. Sebuah pesan yang terlalu sempit akan dapat mengasingkan para kandidat atau calon dengan para pemilihnya atau dengan memperlambat dengan penjelasan rinci programnya kampanye sosial pada dasarnya merupakan salah satu bentuk dari komunikasi poliltik. Untuk dapat menyusun sebuah kampanye politik


(20)

yang efektif, maka kita harus dapat memahami komunikasi politik terlebih dahulu. Komunikasi politik menjadi hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh setiap elit politik. Karena komunikasi politik menjadi kunci yang utama bagi partai politik maupun kandidat dalam menyampaiakan pesan kepada massa maupun pendukungnya.

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kampanye yaitu kegiatan-kegiatan penyampaian visi, misi, dan program pada waktu tahapan kampanye Pemilu. Kampanye bagian dari bentuk komunikasi, yakni proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media sehingga menimbulkan efek tertentu. Dari proses komunikasi tersebut, maka yang dimaksud dengan komunuikator adalah pelaksana kampanye itu sendiri tentang suatu kegiatan, yaitu isi pesan yang disampaikan melalui media tertentu dengan tujuan untuk mempengaruhi komunikan, dan dengan harapan membawa dampak tertentu pada diri khalayak.

II.1.4.2 Efek dan Tujuan Kampanye

Efek komunikasi dalam kampanye, merupakan bagian penting dalam pencapain tujuan kampanye. Menurut Charles U. Larson (1992) Efek yang diharapkan timbul dari proses komunikasi dalam kampanye adalah :

 Dampak Kognitif

Komunikan mengetahui atau meningkat intelektualitasnya. Pesan ditujukan kepada pikiran komunikan. Tujuan komunikator berkisar pada upaya mengubah pikiran komunikan.

 Dampak Afektif

Menimbulkan perasaan tertentu, misalnya sedih, gembira, marah dan sebagainya.

 Dampak Behavioral

Dampak ini dalah dampak yang paling tinggi kadarnya, timbul pada diri komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau tindakan.


(21)

II.1.5 Jenis Media Informasi dalam Kampanye

Sobur (seperti dikutip Yoga Supray, 2012) media informasi adalah alat alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual. Jenis Media informasi yang diperuntukan untuk orang banyak biasa disebut media massa dimana media informasi dipakai juga sebagai media kampanye. Media informasi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

 Media Cetak (Printed Media)

Media massa yang dicetak dalam bentuk lembaran lembaran kertas. Media jenis ini mempunyai jangkauna wilayah cukup luas sesuai dengan isi dari informasi yang ditampilkan. Contoh dari media massa yaitu Koran dan majalah.

 Media Elektronik (Electronic Media)

Media massa yang isinya di informasikan dengan suara dan menggunakan teknologi elektronik, seperti radio dan televisi. Media massa elektronik khususnya televisi pada zaman ini merupakan sebuah media massa yang cukup banyak diminati. Media massa elektronik termasuk media yang aktual karena dapat menginformasikan pesan dengan secara cepat, berbeda dengan majalah dan koran yang menginfomasikan pesan perhari.

 Media (Cybermedia)

Media Online adalah media massa yang bisa ditemukan di internet (situs web). Pada zaman ini media online (cybermedia) sudah lebih dari sekedar media infomasi saja media online sudah menjadi sebagai bagian dari gaya hidup bagi sebagian masyarakat. Karena media online memiliki jangkauan media yang paling luas karena media online didukung oleh perkembangan teknologi yang tersu berkembang dari waktu ke waktu sehingga memudahkan untuk menyampaikan informasi.


(22)

II.1.5.1 Media Informasi Sosilalisasi Pilkada Kabupanten Bandung 2010

Media informasi sosialisasi Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Bandung 2010 yang sudah diproduksi oleh KPU Kabupaten Bandung adalah:

 Poster  Spanduk  Baligo  Leaflet

II.1.6 Profil Kabupaten Bandung

Kabupaten Bandung adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kabupaten Bandung terdiri atas 31 kecamatan, yang dibagi lagi menjadi 277 desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan terletak di Kecamatan Soreang. Saat ini menurut data DAK2 Depdagri tanggal 17 april 2015 jumlah penduduk Kabupaten Bandung saat ini adalah 4.492.356. Terdiri dari jumlah laki-laki 1.805.054 dan prempuan 1.687.302.


(23)

(Sumber:Tabel II.1 Tabel Wilayah Kabupaten Bandung sumber https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bandung (4 Juni 2015) )


(24)

II.2 Objek Penelitian

Berdasarkan hasil kuesioner yang dilakukan kepada 250 responden di sejumlah daerah di Kabupaten Bandung pada tanggal 5 sampai 12 Mei 2015 menyatakan bahwa :

 188 respoden tidak mengetahui syarat-syarat calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.

 124 responden tidak mengetahui ketua daerah atau bupati yang saat ini sedang menjabat sebagai di wilayah Kabupaten Bandung.

 122 responden menggunakan hak pilihnya pada Pilkada 5 tahun yang lalu.  230 responden tidak mengetahui akan ada Pilkada serentak pada Desember

2015

Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab kurang pengetahuan masyarakat tentang Pilkada, yaitu :

Media Informasi

 Kurangnya media informasi kepada masyarakat tentang pemilihan ketua daerah..

Jarak

 Adanya jarak antara calon ketua daerah dengan masyarakat, sehingga itu menyebabkan kurang menarik perhatian masyarakat untuk mengenal calon ketua daerah dan wakil ketua daerah lebih dekat.

II.3 Analisa

What

Sosialisasi Pilkada dikenalkan kepada masyarakat yang telah memiliki hak pilih. agar menjadi masyarakat yang baik dan benar dalam berdemokrasi.

Who

Target dikhususkan pada masyarakat usia 17-60 tahun. Why

Agar masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya sebagai masyarakat yang berdemokrasi.


(25)

Where

Di daerah Kab.Bandung, khususnya di lingkungan yang menjadi salah satu kegiatan pemilihan ketua daerah serentak 2015.

When

Saat umur memasuki 17 tahun dengan begitu masyarakat mempunyai hak pilih. How

Melakukan sosialisasi yang dapat mempermudah dan menarik minat masyarakat untuk memilih.

Kesimpulannya adalah diadakanya sosialisasi adalah untuk menjadikan masyarakat baik dalam berdemokrasi dengan menggunakan hak pilihnya. Khalayak sasaran 17-60 tahun atau yang sudah memiliki hal pilihnya didaerah Kabupaten Bandung.

II.4 Khalayak Sasaran Geografis

Masyarakat yang menjadi khalayak sasaran di negara Indonesia, Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bandung.

Demografis

Usia : 17 tahun atau yang sudah memiliki hal pilihnya Gender : Laki-laki dan Perempuan

Psikografis

 Menjunjung tinggi kejujuran

 Mempunya rasa nasionalis yang tinggi  Menginginkan perubahan menjadi lebih baik II.5 Resume dan Solusi

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang aturan Pilkada secara sistematis, baik, dan benar sangat diperlukan, agar setiap masyarakat menggunakan hal pilihnya untuk perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah pemahaman akan hak pilihnya secara aktif, baik dan benar. Semua informasi dan fungsi-fungsi seluruh media informasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pilkada serta permasalahan yang kemungkinan timbul dalam Pilkada perlu


(26)

disampaikan kepada pemilih. Dengan demikian, perubahan perilaku yang dimaksud akan mendapat tempat dengan sendirinya seiring dengan pemahaman dan kesadaran akan hak pilih seorang warga. Tanpa itu, terbuka peluang bagi pemilih terjerumus pada pilihan keliru tanpa dasar.


(27)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Perancangan kampanye ini bersifat persuasif, dimaksudkan untuk mempengaruhi sasaran melalui pendekatan secara mendalam terlebih dahulu. Strategi kampanye mempunyai peranan penting agar pesan dan kesan yang menjadi informasi dapat disampaikan kepada sasaran dapat diterima dan dimengerti dengan baik serta memiliki kesan yang dapat mengubah prilaku masyarakat yang melihatnya. Dalam perancangan sosialisai, strategi pendekatan secara visual maupun verbal mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses penyampaian pesan yang ingin diberikan kepada target sosialisasi. Strategi yang akan dilakukan dalam merancang media mengenai pentingnya sosialisasi bagi semua kalangan masyarakat tentang pentingnya pemilihan kepala daerah, maka akan dilakukan dalam beberapa hal yaitu:

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi sangatlah penting agar pesan yang disampaikan bisa tepat pada target sasaran yang ditujukan. Adapun tujuannya adalah untuk memberikan informasi yang jelas terhadap masyarakat tentang pentingnya menggunakan hak pilihnya di Pilkada Kabupten Bandung 2015.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi Pendekatan Visual

Teknik yang digunakan dalam hal pendekatan secara visual adalah mengutamakan tipografi dan ilustrasi.


(28)

Gambar III.3 Studi Visual

(Sumber: http://www.kpu-jambikota.go.id/sites/default/files/galeri-foto/kpu_poster_contest_2011_by_ruparupi-d4judwl.jpg (4 Juni 2015) )

Sehingga penggabungan ilustrasi, dan tipografi dapat meminimalisir persepsi yang berbeda-beda dari masyarakat. Sehingga khalayak sasaran melakukan aksi yang tepat seperti yang diharapkan.

Pendekatan Verbal

Pendekatan komunikasi verbal dalam perancangan ini menggunakan perpaduan bahasa Indonesia dan bahasa Sunda yang bersifat persuasif atau ajakan, himbauan, maupun peringatan. Bahasa indonesia yang akan digunakan bersifat formal, mengingat bahasa tersebut digunakan dalam kegiatan sehari-hari sehingga penyampaian pesan mudah dipahami dan bahasa Sunda yang digunakan bersifat informal. Agar dapat menarik minat masyarakat Kabupaten Bandung untuk dapat lebih cermat dan pintar menggunakan hak pilihnya.


(29)

III.1.3 Materi Pesan

Adapun materi yang akan disampaikan dari kegiatan kampanye ini adalah, mengajak masyarakat untuk tidak lupa mengunakan hak pilihnya pada Pilkada di Kabupaten Bandung 2015.

III.1.4 Gaya Bahasa

Adapun gaya bahasa yang digunakan untuk kegiatan Sosilasisasi Pilkada di Kabupaten Bandung 2015 adalah gaya bahasa Simile atau ibarat adalah salah satu majas dalam bahasa Indonesia. Simile adalah majas yang membandingkan sesuatu hal dengan hal yang lainnya dengan menggunakan kata penghubung atau kata pembanding

III.1.5 Strategi Kreatif

Strategi kreatif yang dilakukan adalah dengan merancang sebuah poster yang dimana poster dirancang dengan menggabungkan tipografi dan ilustrasi serta Axial Layout yang memiliki tampilan visual yang kuat di tengah halaman dengan tampilan element pendukung di sekeliling gambar utama biasanya berupa gambar atau tulisan yang berhubungan dengan tampilan di tengah halaman sebagai titik pusatnya.

Headline

Headline bisa juga disebut judul atau kepala berita, karena hal yang pertama kali dilihat khalayak sasaran. Headline bersifat singkat, padat, jelas, dan tentunya memancing orang untuk membaca teks berikutnya.

Headline yang akan digunakan dalam perancangan ini adalah: Headline which explain everything

Merupakan headline yang menerangkan apa yang dimaksud sehingga dapat dengan cepat membuat khalayak sasaran paham.

Intriguing Headline

Biasanya digunakan bila menginginkan khalayak sasaran membaca body copy. Headline ini sering membuat khalayak merasa penasaran apabila tidak membacanya secara lengkap.


(30)

Dilihat dari beberapa pengertian diatas, headline yang akan digunakan adalah: Intriguing Headline. Headline ini dipilih karena dengan adanya headline ini khalayak sasaran akan merasa penasaran apa yang dimaksud:

Hayu Atuh Euy

Tagline

Anak Judul (Tagline) adalah penghubung antara headline dan bodycopy. Tagline digunakan apabila headline masih terlalu penjang dan membingungkan konsumen. Tagline yang adalah :

“9 Desember Suara Anda Sangat Berarti”

Sub-headline

Perancangan kampanye ini menggunakan copybased, maka sub-headline yang digunakan, adalah :

“Gunakan Hak Pilih Anda Pada Dalam Pilkada 2015”. III.1.6 Strategi Media

Strategi media adalah sebagai sarana untuk menyampaikan pesan terhadap khalayak sasaran, hal ini menjadi penting karena berkaitan dengan pengaplikasian karya untuk menyampaikan pesan yang ada, kepada khalayak sasaran yang dituju.

Pemilihan Media

Media dipilih untuk menyampaikan pesan terhadap target audien secara informatif dan persuasif, yang bertujuan untuk memudahkan penyampaian pesan kepada khalayak sasaran.

 Media Utama • Poster

Poster disebar melalui PPK/PPS dengan cara ditempel di tempat-tempat strategis seperti pada papan pengumuman di kantor kecamatan, kelurahan/desa, pos ronda, mading sekolah menengah atas dan tempat strategis lainnya di daerah Kabupaten Bandung.


(31)

 Media Pendukung 1. Brosur

Brosur dipilih karena penyebaran brosur mudah dan praktis. Dalam segi ukuran, brosur adalah media kampanye yang cukup kecil namun mampu memuat informasi-informasi yang ingin disampaikan.

2. Spanduk

Spanduk ini dipilih karena ukurannya yang besar sehingga mudah dilihat secara selintas oleh masyarakat. Spanduk digunakan untuk ditempelkan di kelurahan, kecamatan dan ditempat-tempat strategis lainnya. Hal ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat tentang adanya kampanye sosial ini.

3. X-Banner

X-Banner merupakan media pendukung dalam tahap persuasif yang akan digunakan saat acara sosialisasi kepada masyarakat.

4. Baligo

Baligo adalah sarana ataupun media yang digunakan untuk memberitakan informasi ataupun kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat umum.

5. Stiker pada kaca belakang mobil angkot

Stiker pada kaca belakang mobil angkot merupakan media yang dipasang dibelakang kaca angkutan umum sehingga mudah dilihat oleh khalayak.

Merchandise 1. T-Shirt

T-Shirt akan dibagikan pada saat sosialisasi kepada khalayak. Hal itu dimaksudkan untuk mudah manyampaikan informasi kepada masyarakat saat t-shirt dipakai dan akan dilihat oleh khalayk.

2. PIN

PIN merupakan media tambahan yang dibagikan kepada masyarakat atas kepeduliannya terhadap Pilkada di Kabupaten Bandung.

3. Stiker

Stiker akan dibagikan pada saat sosialisasi kepada khalayak. Hal itu dimaksudkan untuk mudah manyampaikan informasi kepada masyarakat saat stiker ditempel di tempat strategis untuk memberitahu dan mengingtkan masyarakat.


(32)

III.1.7 Strategi Distribusi

Strategi distribusi digunakan agar media kampanye dapat dijangkau oleh khalayak sasaran sehingga khalayak menangkap isi dari pesan kampanye. Pendistribusian dilakukan melalui KPU Kabupaten Bandung beserta unit-unitnya, media informasi akan ditempatkan di beberapa wilayah strategis di Kabupaten Bandung. Supaya kegiatan kampanye dapat berjalan dengan efektif, maka harus diadakan sebuah sistem distribusi media-media kampanye secara sistematis. Kampanye ini sendiri akan diselenggarakan selama 8 bulan. Dengan masing-masing tahap kampanye diselenggarakan selama 8 kali dalam sebulan. Waktu penyelenggaraan kampanye ini akan digelar mulai dari bulan Mei sampai dengan bulan Desember dengan target tahap persuasi dapat diselenggarakan pada bulan Desember. Hal ini dilakukan karena pada tanggal 9 Desember merupakan hari pemungutan suara dan perhitungan suara, sehingga momentum terselenggaranya kampanye ini dapat lebih tepat.

Dibawah ini merupakan tabel distribusi dari penyebaran media kampanye yang akan dilakukan mulai dari tahap awareness, tahap persuasive, sampai kepada tahap reminding.


(33)

Tabel III.2 Jadwal Penyebaran Media (2)

III.2.1 Konsep Visual

Konsep visual merupakan konsep yang dimulai dari pendekatan verbal dan diwujudkan dalam bentuk visual. Dalam konsep visual untuk kampanye ini akan disesuaikan dengan segmentasi khalayak sasaran yaitu yang berusia 17-70 tahun supaya proses penyampaian pesan lebih cepat ditangkap. Keselarasan format desain, tata letak, huruf, ilustrasi dan warna dimaksudkan untuk memperkuat dan mengefektifkan kemampuan komunikasi dari pesan yang ingin disampaikan melalui media kampanye.


(34)

III.2.1.1 Format Desain

Format desain yang digunakan pada poster ini berukuran (297x400mm) dengan posisi portrait. Bagian yang dieksplor tidak menggunakan margin atau full frame

.

Gambar III.1 Format Poster III.2.1.2 Tata Letak

Ada beberapa element yang ada didalam desain yaitu teks, gambar dan background. Desain poster ini mengutamakan penekanan pada teks sehingga teks akan ditempatkan dibagian tengah agar menjadi nilai fokus yang dilihat sehingga menjadi pusat perhatian. Gambar dan element lainnya akan diposisikan di bagian lain seperti di pinggir teks sebagai penguat dan penghias. Terdiri dari dua jenis layout dan dari ketiganya memiliki tujuan yang sama, yaitu menitik beratkan pada nilai estetika tanpa mengurangi tingkat keterbacaan teks sebagai point of interest.

III.2.1.3 Tipografi

Tipografi dalam hal ini huruf yang tersusun dalam sebuah alfabet merupakan media penting komunikasi visual. Huruf menjadi sesuatu yang memiliki makna ganda, huruf dapat menjadi sesuatu yang dapat dilihat (bentuk/rupa huruf) dan dapat menjadi sesuatu yang dapat dibaca (kata/kalimat). Selain itu huruf memiliki makna yang tersurat (pesan atau gagasan) dan makna yang tersirat atau kesan. Selain itu pengaruh perkembangan teknologi digital yang sangat pesat pada masa kini membuat makna tipografi semakin meluas. Menurut Rustan (2011:16) tipografi dimaknai sebagai “segala disiplin yang berkenaan dengan huruf”.


(35)

Pemilihan tipografi pada kampanye ini mengutamakan keterbacaan, menarik, dan berkesan. Untuk menarik perhatian masyarakat khususnya remaja dan dewasa pemilihan font yang mudah dibaca dan menarik. Jenis-Jenis typeface yang akan digunakan, diantaranya adalah:

Helvetica

Gambar III.2 Huruf Helvetica Sumber: Dokumen Pribadi

Huruf Helvetica digunakan untuk tagline , disamping memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi, huruf ini digunakan sebagai penguat dan cocok untuk ilustrasi yang dibuat.

Emmett

Gambar III.2 Huruf Emmett (Sumber: Dok. Pribadi)


(36)

Huruf Emmett digunakan untuk headline dan sub-headline , disamping memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi, huruf ini digunakan sebagai penguat dan cocok untuk ilustrasi yang dibuat.

Bordeaux Heavy

Gambar III.3 Huruf Bordeaux Heavy (Sumber: Dok. Pribadi)

Huruf Bordeaux Heavy digunakan untuk bodytext, disamping memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi, huruf ini digunakan sebagai penguat dan cocok untuk ilustrasi yang dibuat.

III.2.4 Ilustrasi

Konsep yang digunakan dalam ilustrasi pada poster ini adalah karakter Cepot.

Gambar III.3 Studi Visual


(37)

Gambar III.2 : IlustrasiCepot Sumber : Dokumen Pribadi

Diambil dengan teknik vekor sehingga lebih mudah diterima khalayak dengan jelas. Dari semua media yang ada memiliki konsep yang sama yaitu lebih menonjolkan sisi budaya agar target yaitu masyarakat Kabupaten Bandung yang mayoritas suku Sunda dapat dengan nyaman dalam membaca dan memahami informasi yang ada.

III.2.5 Warna

Warna memiliki daya tarik yang kuat dan menciptakan makna tersendiri. Warna juga dapat mengurangi rasa bosan, ataupun membangkitkan semangat pada objek. Menurut Molly E. Holzschlag, dalam tulisannya " Creating Color Schme" warna memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi citra orang yang melihatnya dan memberikan respons secara psikologis (Kusrianto,2009,hal :47)

Menurut Teori Sir Isaac Newton (1642-1727) , menyimpulkan bahwa apabila dilakukan pemecahan warna spektrum dari sinar matahari, akan dihasilkan warna merah, jingga, kuning, hijau, biru dan ungu. Warna - warna ini bisa ditangkap mata manusia pada saat ada pelangi (Kusrianto,2009,hal :48).

Dengan mempertimbangkan keharmonisan warna-warna yang digunakan, adapun warna-warna yang digunakan dalam perancangan Sosialisasi Pilkada di


(38)

Kabupaten Bandung 20015 ini adalah warna dengan menggunakan warna CMYK. Warna CMYK adalah warna yang berdasar pada pigmen yang umumnya dipakai dalam teknologi pencetakan. CMYK digunakan karena media yang akan dibuat berupa media cetak :

Hitam

Gambar III.4 Warna Hitam (Sumber: Dok. Pribadi)

Umumnya warna hitam menunjukkan sifat positif, seperti kokoh, tegas, formal, struktur yang kuat, penjelas dan dianggap sebagai warna yang netral. Melambangkan perlindungan, pengusiran, sesuatu yang negatif, mengikat, kekuatan, formalitas, misteri, kekayaan, ketakutan, kejahatan, ketidak bahagiaan, perasaan yang dalam, kesedihan, kemarahan, sesuatu yang melanggar (underground), modern music, harga diri, anti kemapanan.

Putih

Gambar III.5 Warna Putih (Sumber: Dok. Pribadi)

Warna putih yang berarti netral. Menunjukkan kedamaian, Permohonan maaf, pencapaian diri, spiritualitas, kedewaan, keperawanan atau kesucian, kesederhanaan, kesempurnaan, kebersihan, cahaya, takbersalah, keamanan, persatuan. Warna putih sangat bagus untuk menampilkan atau menekankan warna lain serta memberi kesan kesederhanaan dan kebersihan.


(39)

• Merah

Gambar III.6 Warna Merah (Sumber: Dok. Pribadi)

Warna merah adalah yang paling banyak menarik perhatian. melambangkan kesan energi, kekuatan, hasrat, erotisme, keberanian, simbol dari api, pencapaian tujuan, darah, resiko, ketenaran, cinta, perjuangan, perhatian, perang, bahaya, kecepatan, panas, kekerasan.

• Coklat

Gambar III.7 Warna Coklat (Sumber: Dok. Pribadi)

Warna coklat yang mengesankan nyaman dan aman. Menunjukkan Persahabatan, kejadian yang khusus, bumi, pemikiran yang materialis, reliabilitas, kedamaian, produktivitas, praktis, kerja keras.

• Oranye

Gambar III.8 Warna Oranye (Sumber: Dok. Pribadi)

Menunjukkan kehangatan, antusiasme, persahabatan, pencapaian bisnis, karier, kesuksesan, kesehatan pikiran, keadilan, daya tahan. Menunjukkan kehangatan, antusiasme, persahabatan, pencapaian bisnis, karier, kesuksesan, kesehatan pikiran, keadilan, daya tahan, kegembiraan, gerak cepat, sesuatu yang tumbuh, ketertarikan, independensi.


(40)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA

IV.1 Teknis Media

Proses produksi media meluli beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu : IV.1.1 Tahap Sketsa Awal

Tahap awal adalah tahap sketsa dimana untuk mencari bentuk visual yang digunakan untuk media kampenye ini. Pada tahap ini sketsa dibuat dengan mengunakan alat tulis pensil dan pulpen, hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan tahap eksekusi visual.

Gambar IV.1 Sketsa (Dok. Pribadi)

IV.1.2 Tahap Eksekusi Visual

Pada tahap eksekusi ini adalah tahap dimana dilakukannya proses visual, dimana pada proses visual ini adalah dengan mengambil gambar celengan berbentuk ayam dengan tumpukkan sampah di dalamnya, seorang perempuan yang sedang memegang botol bekas dan celengan ayam ditangannya, dan melakukan tracing gambar vektor sesuain dengan sketsa awal yang sudah ada.


(41)

Gambar IV.2 Sketsa Digital (Dok. Pribadi)

IV.1.3 Tahap Perancangan

Tahap perangcangan adalah tahap dimana mulai melakukan perancangan media -media kampanye yang akan digunakan mengunakan Konsep yang sudah telah ditetapkan. Langkah yang akan dilakukan pada tahap ini adalah mengolah visual visual yang sudah dibuat dan menjadikannya suatu kesatuan sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan pada tahap eksekusi visual. Setelah itu adalah membuat layout dan memasukan pesan atau informasi yang akan disampaikan berupa teks.


(42)

IV.1.4 Tahap Akhir  Poster

Ukuran Media : A3 (42 cm x 29,7 cm) Teknis Produksi : Cetak, Art Papper 250 gr

Media poster digunakan sebagai media utama dalam peracangan kampanye sosial ini.

Gambar IV.3 Poster 1 (Dok. Pribadi)


(43)

 Brosur

Ukuran Media : 42 cm x 29,7 cm

Teknis Produksi : Cetak, kertas Art Papper 150gr double side

Media brosur digunakan sebagai media pendukung dalam peracangan kampanye sosial ini.

Gambar IV.4 Brosur Bagian Luar (Dok. Pribadi)

Gambar IV.5 Brosur Bagian Dalam (Dok. Pribadi)

Brosur dipilih karena penyebaran brosur mudah dan praktis. Dalam segi ukuran, brosur adalah media kampanye yang cukup kecil namun mampu memuat informasi-informasi yang ingin disampaikan.


(44)

 Baliho

Ukuran Media : 300 cm x 400 cm

Teknis Produksi : Cetak, Bahan Frontlite 280gr

Gambar IV.6 Baliho (Dok. Pribadi)

Baligo adalah sarana ataupun media yang digunakan untuk memberitakan informasi ataupun kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat umum.


(45)

 X-Banner

Ukuran Media : 60 cm x 160 cm Teknis Produksi : Cetak, bahan TVC

Gambar IV.7 X-Banner (Dok. Pribadi)

X-Banner merupakan media pendukung dalam tahap persuasif yang akan digunakan saat acara sosialisasi kepada masyarakat.


(46)

 Spanduk

Ukuran Media : 300 cm x 100 cm

Teknis Produksi : Cetak, Bahan Frontlite 280gr

Gambar IV.8 Spanduk (Dok. Pribadi)

Spanduk ini dipilih karena ukurannya yang besar sehingga mudah dilihat secara selintas oleh masyarakat. Spanduk digunakan untuk ditempelkan di kelurahan, kecamatan dan ditempat-tempat strategis lainnya. Hal ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat tentang adanya kampanye sosial ini.

 Siker Pada Kaca Belakang Angkutan Umum Ukuran Media : 100 cm x 57 cm

Teknis Produksi : Cetak, bahan OneWay Visiom

Gambar IV.9 Wallpaper Angkot (Dok. Pribadi)


(47)

Stiker pada kaca belakang mobil angkot merupakan media yang dipasang dibelakang kaca angkutan umum sehingga mudah dilihat oleh khalayak.

 PIN

Ukuran Media : 32 mm

Teknis Produksi : Plastik, Paper

Gambar IV.10 PIN (Dok. Pribadi)

PIN merupakan media tambahan yang dibagikan kepada masyarakat atas kepeduliannya terhadap Pilkada di Kabupaten Bandung.

 Stiker

Ukuran Media : 20 cm x 8 cm

Teknis Produksi : plastik, sticker cutting

Gambar IV.11 Stiker (Dok. Pribadi)


(48)

Stiker akan dibagikan pada saat sosialisasi kepada khalayak. Hal itu dimaksudkan untuk mudah manyampaikan informasi kepada masyarakat saat stiker ditempel di tempat strategis untuk memberitahu dan mengingtkan masyarakat.

 T-Shirt

Ukuran Media : 52 cm x 29 cm Teknis Produksi : Cotton Combed

Gambar IV.12 T-Shirt (Dok. Pribadi)

T-Shirt akan dibagikan pada saat sosialisasi kepada khalayak. Hal itu dimaksudkan untuk mudah manyampaikan informasi kepada masyarakat saat t-shirt dipakai dan akan dilihat oleh khalayk.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulah, Khairuddin. (1997). Proses Komumokasi Dalam Sosiologi. Jakarta: Pustaka Utama

Aisyah, Aminy. (2004). Pasang Surut Peran DPR-MPR 1945-2004. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah

Asshiddiqie, Jimly. (2007). Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi. Jakarta: P.T Buana Ilmu Populer

Asshiddiqie, Jimly. (2005). Konstitusi dan Kontitusionalisme Indonesia. Jakarta: Konsitusi Press

Asshiddiqie, Jimly. (1996). Pergumpulan Peran Pemerintah dan Parlemen Dalam Sejarah. Jakarta: UI Press

Dhani, Ihromi. (1999). Sosial Politik. Jakarta: Pustaka Utama

Eko Nugroho. 2008. Pengenalan Teori Warna. Yogyakarta : CV. Andi Offset.

Horton, Paul (1993). Konsep Sosiologi. Jakarta: Merdeka

KPU Kabupaten Bandung. (2010). Laporan Penyelenggaraan Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Bandung Tahun 2010. Bandung: Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bandung

Kusrianto, Adi. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: ANDI.

Syamsuddin, Haris. (2014). Praktik Parlementer Demokrasi Presidensial Indonesia. Yogyakarta: CV. Andi Offset


(50)

Internet

http://www.kpu-jambikota.go.id/sites/default/files/galeri-foto/kpu_poster_contest_2011_by_ruparupi-d4judwl.jpg (4 Juni 2015)


(51)

(52)

(53)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Risfan Fardiansyah

Tempat / Tgl Lahir : Bandung, 4 Juni 1993

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl. Sangkutaing Gg. Sawah Lega III No.70E RT03/RW02 Kecamatan Cimahi Utara Kelurahan Cipageran

Telepon : 082217260444

Email : risfanfardi@gmail.com

Pendidikan Formal

1998 - 1999 : TK Dayang Sumbi Cimahi

1999 - 2005 : SD Sawah Lega 1 Cimahi

2005 - 2008 : SMP Pasundan 3 Cimahi

2008 - 2011 : SMA Pasundan 3 Cimahi


(1)

Stiker akan dibagikan pada saat sosialisasi kepada khalayak. Hal itu dimaksudkan untuk mudah manyampaikan informasi kepada masyarakat saat stiker ditempel di tempat strategis untuk memberitahu dan mengingtkan masyarakat.

 T-Shirt

Ukuran Media : 52 cm x 29 cm Teknis Produksi : Cotton Combed

Gambar IV.12 T-Shirt (Dok. Pribadi)


(2)

43 DAFTAR PUSTAKA

Abdulah, Khairuddin. (1997). Proses Komumokasi Dalam Sosiologi. Jakarta: Pustaka Utama

Aisyah, Aminy. (2004). Pasang Surut Peran DPR-MPR 1945-2004. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah

Asshiddiqie, Jimly. (2007). Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca

Reformasi. Jakarta: P.T Buana Ilmu Populer

Asshiddiqie, Jimly. (2005). Konstitusi dan Kontitusionalisme Indonesia. Jakarta: Konsitusi Press

Asshiddiqie, Jimly. (1996). Pergumpulan Peran Pemerintah dan Parlemen

Dalam Sejarah. Jakarta: UI Press

Dhani, Ihromi. (1999). Sosial Politik. Jakarta: Pustaka Utama

Eko Nugroho. 2008. Pengenalan Teori Warna. Yogyakarta : CV. Andi Offset.

Horton, Paul (1993). Konsep Sosiologi. Jakarta: Merdeka

KPU Kabupaten Bandung. (2010). Laporan Penyelenggaraan Pemilu Bupati dan

Wakil Bupati Bandung Tahun 2010. Bandung: Komisi Pemilihan

Umum Kabupaten Bandung

Kusrianto, Adi. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: ANDI.

Syamsuddin, Haris. (2014). Praktik Parlementer Demokrasi Presidensial

Indonesia. Yogyakarta: CV. Andi Offset


(3)

Internet

http://www.kpu-jambikota.go.id/sites/default/files/galeri-foto/kpu_poster_contest_2011_by_ruparupi-d4judwl.jpg (4 Juni 2015)


(4)

(5)

(6)

63

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Risfan Fardiansyah

Tempat / Tgl Lahir : Bandung, 4 Juni 1993

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl. Sangkutaing Gg. Sawah Lega III No.70E RT03/RW02 Kecamatan Cimahi Utara Kelurahan Cipageran

Telepon : 082217260444

Email : risfanfardi@gmail.com

Pendidikan Formal

1998 - 1999 : TK Dayang Sumbi Cimahi

1999 - 2005 : SD Sawah Lega 1 Cimahi

2005 - 2008 : SMP Pasundan 3 Cimahi

2008 - 2011 : SMA Pasundan 3 Cimahi