DINAMIKA POLITIK DPC PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN KABUPATEN MOJOKERTO DALAM PEMILIHAN BUPATI MOJOKERTO 2015.

(1)

DINAMIKA POLITIK DPC PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN KABUPATEN MOJOKERTO DALAM

PEMILIHAN BUPATI MOJOKERTO 2015

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir Pada Program Studi Filsafat Politik Islam

Oleh : Hanifa Zuhria

E34212046

PROGRAM STUDI FILSAFAT POLITIK ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DINAMIKA POLITIK DPC PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN KABUPATEN MOJOKERTO DALAM

PEMILIHAN BUPATI MOJOKERTO 2015 Hanifa Zuhria

ABSTRAK

Dinamika politik terjadi pada Partai Persatuan Pembangunan kabupaten Mojokerto dalam Pemilihan Bupati Mojokerto 2015. Pada saat itu merek amemiliki 3 kandidat calon Bupati yang mendaftarkan diri. Choirun Nisa adalah salah satu kandidat calon Bupati yang mendaftarkan diri ke DPC PPP kabupaten Mojokerto yang kemudian ditetapkan sebagai calon untuk diusung di pemilihan Bupati Mojokerto 2015. Pada perjalanannya, salah satu rekom PPP milik Choirun Nisa mengalami masalah. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana dinamika politik yang terjadi pada PPP kabupaten Mojokerto pada saat Pemilihan Bupati. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Teori yang digunakan adalah Teori Fenomenologi dan Teori Tindakan Sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditetapkannya Choirun Nisa sebagai calon yang akan diusung oleh DPC PPP kabupaten Mojokerto karena memiliki visi dan misi politik yang diharapkan oleh kedua pihak Partai Persatuan Pembangunan. Namun, salah satu rekom PPP Djan Faridz dipersoalkan oleh kubu lawan yaituMusatafa Kamal Pasa hingga Choirun Nisa didiskualifkasi oleh KPU. Karena hal tersebut, PPP Djan Faridz memutuskan mengalihkan dukungan mereka kepada calon Mustafa Kamal Pasa dengan alasan agar suara PPP tidak mubazir, sedangkan PPP Romahurmuziy tidak mengalihkan dukungan mereka dan menyerahkan kepada umat (masyarakat).

Kata Kunci :DinamikaPolitik, PartaiPersatuan Pembangunan Mojokerto, PemilihanKepala Daerah.


(7)

DAFTAR ISI

COVER DEPAN ... i

ABSTRAK ... ii

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Penelitian Terdahulu ... 12

F. Metode Penelitian... 16

G. Sistematika Pembahasan ... 24

BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Fenomenologi ... 26

B. Teori Tindakan Sosial ... 31

BAB III DESKRIPTIF PENELITIAN A. Partai Persatuan Pembangunan ... 38


(8)

2. Ideologi Partai Persatuan Pemabangunan ... 42

3. Visi dan Misi ... 43

4. Partai Persatuan Pembangunan Pasca Reformasi ... 43

5. Perolehan Suara PPP Pasca Reformasi ... 46

B. Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Mojokerto ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dinamika Politik PPP Mojokerto dalam Pemilihan Kepala Daerah Mojokerto 2015 ... 54

1. Proses penentuan bakal calon Bupati ... 54

2. PPP dalam Pilkada Kabupaten Mojokerto 2015 ... 68

B. Pandangan Elit Partai dalam melihat dinamika Politik DPC PPP Kabupaten Mojokerto pada Pemilihan Bupati Mojokerto 2015 ... 83

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN ... 91

B. SARAN ... 92 DAFTAR PUSTAKA


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemilihan Umum merupakan mekanisme demokrasi untuk memutuskan pergantian pemerintah dimana rakyat dapat menyalurkan hak politiknya secara bebas dan aman. Pemilu harus dilaksanakan secara teratur serta kompetisi yang terbuka dan sederajat di antara partai-partai politik. Melalui pemilihan rakyat memilih wakilnya untuk duduk dalam parlemen dan dalam struktur pemerintahan.1Transfer kekuasaan dari Presiden Soeharto kepada wakil Presiden B.J.Habibie telah membawa perubahan-perubahan yang berarti pada sistem politik Indonesia. di tingkat makro, perubahan itu terlihat dari adanya tranformasi sistem politik Indonesia dari yang sebelumnya bercorak otoriter kearah yang lebih demokratis.2

Pemerintah yang sebelumnya sentralistik diubah menjadi desentralistik dalam artian pemerintah pusat memberikan wewenang kepada daerahnya masing-masing untuk memilih kepala daerah dan wakilnya. Selain perubahan atas sistem politik di tingkat makro, reformasi juga menyakut dua perubahan penting lainnya, yakni

1

A. Ubaedillah dkk, Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, (Jakarta,

PrenadaMedia Grup, 2013) 18.

2

Kacung Marijan, Sistem Politik Indonesia: Konsolidasi Demokrasi Pasca-Orde Baru

(Jakarta, Kencana Prenada Media Grup, 2012). 1.


(10)

2

mekanisme dan prosedur pengisian jabatan dalam struktur sistem politik di Indonesia, serta instrumen politik yang digunakan. Dua instrumen politik penting yang menjadi kebijakan yaitu pemilihan umum yang demokratis serta kebijakan otonomi daerah atau desentralisasi.Bagi suatu Negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi maupun yang sedang membangun proses demokratisasi, partai politik menjadi sarana demokrasi yang bisa berperan sebagai penghubung antara rakyat dan pemerintahan. Pembentukan partai politik berdasar atas prinsip-prinsip demokrasi, yakni pemerintahan yang dipimpin oleh mayoritas maka diperlukan partai-partai yang dapat digunakan sebagai kendaraan politik untuk ikut dalam pemilihan umum. Melalui partai politik rakyat berhak menentukan siapa yang akan menjadi wakil mereka dan siapa akan menjadi pemimpin yang menentukan kebijakan.3.

Secara umum partai politik dijelaskan sebagai suatu kelompok yang terorganisir yang dimana anggota-anggotanya memiliki orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan dari kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan melalui kekuasaan itu, melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.4 Dengan demikian, Partai politik dalam pengertian modern didefinisikan sebagai kelompok yang mengajukan calon-calon bagi jabatan publik untuk dipilih oleh rakyat sehingga dapat mengontrol atau mempengaruhi tindakan-tindakan pemerintah.

3 Hafied Cangara,Komunikasi Politik : Konsep, Teori dan Strategi ( Jakarta, PT.RajaGrafindo

Persada,2011). 165.

4 Miriam Budiharjo, Partisipasi Dan Partai Politik-sebuah bunga rampai ( Jakarta, PT.

Gramedia, 1981), 14.


(11)

3

Salah satu fungsi dari partai politik adalah sarana rekruitmen politik. Sebagaimana yang disebutkan dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 2008, partai politik berfungsi sebagai sarana rekruitmen politik dalam pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi. Fungsi ini berkaitan dengan masalah seleksi kepemimpinan, baik kepemimpinan internal partai atau kepemimpinan nasional yang lebih luas. Untuk kepentingan internalnya, setiap partai membutuhkan kader-kader yang berkualitas, karena dengan mempunyai kader yang berkualitas dapat menjadi partai yang mempunyai integritas yang baik dan mempunyai kesempatan lebih besar untuk berkembang. Dengan memiliki kader-kader yang baik dan berkualitas, partai tidak akan sulit menentukan pemimpinnya sendiri dan mempunyai peluang untuk mengajukan calon untuk masuk ke bursa kepemimpinan nasional.5

Dari sekian banyak partai politik yang ada di Indonesia, baik yang berdiri sejak zaman orde lama sampai zaman reformasi, baik yang berbasis nasionalis maupun islam, Partai Persatuan Pembangunan adalah salah satunya. Partai Persatuan Pembangunan adalah salah satu partai berbasis agama islam di Indonesia yang sudah berdiri sejak lama. Partai yang mendeklarasikan pada 5 Januari 1973 yang merupakan gabungan dari empat partai keagamaan yaitu Nahdlatul Ulama (NU), Partai Serikat Islam Indonesia (PSII), Perti dan Parmusi. Partai Persatuan Pembangunan berasaskan islam dan berlambangkan kabah, akan tetapi dalam perjalanannya, akibat tekanan politik kekuasaan Orde Baru, Partai Persatuan Pembangunan pernah meninggalkan

5 Miriam Budiharjo, Dasar-dasar Ilmu Politik ( Jakarta,PT. Gramedia, 2008), 408.


(12)

4

asas islam dan menggunakan asas Negara Pancasila sesuai dengan sistem politik dan peraturan perundangan yang berlaku sejak tahun 1984. Namun setelah tumbangnya Orde Baru yang ditandai lengsernya presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998, Partai Persatuan Pembangunan kembali menggunakan asas islam dan lambang kabah.

Dalam sebuah partai politik, tidak dapat ditutup kemungkinan adanya sebuah konflik dalam tubuh partai, baik itu konflik internal maupun konflik eksternal. Konflik internal yang kerap menimpa partai politik di Indonesia selalu berujung pada perpecahan para elitenya. Sejumlah elite parpol seringkali menempatkan kekuasaan sebagai tujuan utama dalam berpolitik dan menjadikan parpol sebagai kendaraan untuk mengejar kekuasaan. Konflik internal juga terjadi dalam tubuh Partai Persatuan Pembangunan. Konflik internal Partai Persatuan Pembangunan terjadi pada tahun 2014 lalu tersebut memicu adanya dualisme kepengurusan, yang dimana hasil muktamar Surabaya dengan ketua umum M. Romahurmuziy dan kepengurusan hasil muktamar Jakarta yang dipimpin oleh Djan Faridz.

Perpecahan Partai Persatuan Pembangunan diawali dengan dukungan Ketua umum Suryadharma Ali kepada kubu pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang dirasa keputusan sepihak oleh beberapa elite PPP. Keputusan Suryadharma Ali yang menghadiri kampanye terbuka Prabowo dinilai 27 Dewan


(13)

5

Pimpinan Wilayah (DPW) PPP melanggar kesepakatan partai dalam Mukernas II PPP dan mendesak agar pengurus PPP menjatuhkan sanksi kepada Suryadharma Ali.6

Dualisme yang terdapat pada partai politik tentunya berpengaruh dalam menentukan bakal calon yang akan diusung dalam Pemilihan Umum, baik itu pemilihan kepala daerah (Bupati, Walikota dan Gubernur) atau pada pemilihan calon legislatif, karena adanya dualisme kepengurusan dalam partai bisa menimbulkan pandangan berbeda antara kubu A dan kubu B. Di jelaskan dalam pasal 38 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yaitu bakal calon yang boleh diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik, tidak boleh dicalonkan lagi oleh partai politik atau gabungan partai politik lainnya. Artinya bakal calon yang sama tidak boleh diusulkan oleh partai politik atau gabungan politik lainnya. Jadi partai politik yang memiliki dualisme kepengurusan harus satu pandangan dalam menentukan calon.

Dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah di kabupaten mojokerto 2015 diwarnai oleh peristiwa politik yang dimana salah satu pasangan calon bupati/wakil bupati yaitu Mustofa Kamal Pasa-Pungkasiadi menuding adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh KPU dan Pasangan calon bupati/wakil bupatiyaitu Choirun Nisa-Arifudinsyah. Menurut pasangan calon bupati/wakil bupati Mustofa Kamal Pasa-Pungkasiadi KPU melakukan kesalahan terkait diloloskannya Pasangan calon bupati/wakil bupati Choirun Nisa-Arifudinsyah dalam bursa pemilihan bupati/wakil

6MetroTV.Com, Awal Perseteruan “Panas” PPP,

http://news.metrotvnews.com/read/2014/09/13/290975/awal-perseteruan-panas-ppp (diakses pada tanggal 16 Oktober 2016 pukul 14.10)


(14)

6

bupati mojokerto 2015 yang dimana pasangan calon Mustofa Kamal Pasa-Pungkasiadi menuding bahwa pasangan calon Nisa-Arifudinsyah menggunakan surat rekomendasi DPP Partai Persatuan Pembangunan kubu Djan Faridz palsu untuk digunakan mendaftar sebagai calon bupati/wakil bupati. Banyaknya peristiwa politik yang terjadi di pemilihan kepala daerah kabupaten mojoketo 2015 menjadi sorotan publik, adapun kronologis peristiwa politik yang terjadi saat pemilihan kepala daerah di kabupaten mojokerto dapat dilihat dalam table sebagai berikut :

Tabel 1.1

kronologis peristiwa politik yang terjadi di pemilihan kepala daerah kabupaten mojokerto tahun 2015

NO WAKTU KETERANGAN

1 24 AGUSTUS 2015 Pencalonan dan Penetapan Pasangan calon Bupati/Wakil Bupati oleh KPU

2 25 AGUSTUS 2015 Pengundian Nomor Pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati

3 26 AGUSTUS 2015 Pasangan Calon Nomor 2 (MKP-Pungkasiadi) Melaporkan KPU dan Pasangan Calon Nomor 1 (Choirun Nisa-Arifudinsyah) terkait dugaan pelanggaran kode etik ke BAWASLU

4 23 SEPTEMBER 2015 Dilaksanakan sidang di PTUN Surabayaterkait laporan Pasangan Calon Nomor saru (Choirun Nisa-Arifudinsyah) Kepada Pasangan Calon Nomor2 (MKP-Pungkasiadi) dan hasil sidang


(15)

7

dimenangkan oleh pasangan calon Nomor 1 ( Choirun Nisa-Arifudinsyah)

5 10 OKTOBER 2015 Pasangan Calon Nomor 2 (MKP-Pungkasiadi) mengajukan Kasasi terhadap hasil Putusan PTUN ke Mahkamah Agung

6 3 NOVEMBER 2015 Mahkamah Agung mengabulkan Kasasi Pasangan Calon Nomor 1 (MKP-Pungkasiadi) 7 14 NOVEMBER 2015 Pencopotan Pasangan Calon Nomor 1 (Choirun

Nisa-Arifudinsyah) dari Pencalonan Bupati/Wakil Bupati Mojokerto oleh KPU

8 17 NOVEMBER 2015 Pendukung Pasangan Calon Nomor 1 (Choirun Nisa-Arifudinsyah) melakukakan unjuk rasa di depan kantor KPU Mojokerto

9 27 NOVEMBER 2015 Pasangan Calon Nomor 1 (Choirun Nisa-Arifudinsyah) melaporkan KPU dan BAWASLU ke Dewan Kehormatan Ppenyelenggaraan Pemilu (DKPP)

10 3 DESEMBER 2015 Gugatan Pasangan Calon Nomor 1 (Choirun Nisa-Arifudinsyah) ditolak oleh DKPP.

11 9 DESEMBER 2015 Dilaksanakannya Pemilihan Bupati Kabupaten Mojokerto dengan dua Pasangan Calon yaitu Pasangan Calon MKP-Pungkasiadi dan Pasanagn Calon Misnan Gatot-Rohma Sofiana

Sumber : Beberapa media online yang membahas peristiwa politik pilkada mojokerto 2015

Dalam pemilihan Bupati Mojokerto 2015 lalu, sejak awal baik DPP, DPW dan DPC Partai Persatuan Pembangunan mengusung pasangan calon Bupati/Wakil Bupati Choirun Nisa-Arifudinsyah untuk bertarung di Pemilihan Kepala Daerah


(16)

8

kabupaten Mojokerto 2015. Namun dipertengahan jalan, salah satu pihak di DPP Partai Persatuan Pembangunan berbelok arah dari rencana awal, yaitu dimana pihak Djan Faridz mengatakan bahwa pasangan calon bupati/wakil bupati kabupaten mojokerto yang mereka usung adalah pasangan calon Mustofa Kamal Pasa-Pungkasiadi. Sehingga dukungan Partai Persatuan Pembangunan ini menjadi rebutkan oleh pasangan calon Choirun Nisa-Arifudinsyah dan pasangan calon Mustofa Kamal Pasa-Pungkasiadi.

Pasangan calon Mustofa Kamal Pasa-Pungkasiadi mengklaim dirinya bahwa merekalah yang memiliki surat rekomendasi dari Partai Persatuan Pembangunan pihak Djan Faridz yang asli, namun tidak dipergunakan untuk mendaftar sebagai cabup dan cawabup mojokerto ke komisi pemilihan umum karena alasannya tidak memiliki rekomendasi Partai Persatuan Pembangunan kubu Romahurmuziy7, namun pasangan calon bupati/wakil bupati Choirun Nisa-Arifudinsyah juga mengatakan bahwa mereka juga memiliki surat rekomendasi dari Partai Persatuan Pembangunan tersebut. Dalam pernyataan yang diberikan oleh tim sukses pasangan calon bupati/wakil bupati Choirun Nisa-Arifudinsyah di media online yang bernama Anton Fatkhurrahman yang dimana menyatakan bahwa pasangan calon Choirun

Nisa-7 Beritajatim,com, Zero Sum Game di Pilkada Mojokerto sebelum 9 Desember 2015, (diakses

pada tanggal 14 Oktober 2016, 15.10)


(17)

9

Arifudinsyah sejak awal tahap penyerahan syarat dukungan sampai perbaikan berkas pencalonan ke KPU sudah melalui prosedur.8

Dari pernyataan yang dikemukakan oleh tim sukses dari pasangan calon Chorun Nisa-Arifudinsyah menunjukkan bahwa tidak ada masalah dari surat rekomendasi partai politik yang mengusung mereka di cabup/cawabup mojokerto 2015, terutama surat rekomendasi dari Partai Persatuan Pembangunan. hal tersebut juga diperjelas saat pasangan calon Choirun Nisa-Arifudinsyah saat mendaftarkan diri ke KPU mojokerto pada tanggal 28 Juli 2015 yang dimana pasangan calon ini membawa SK Rekomendasi dari DPP Romahurmuziy serta DPP PPP Djan Faridz. Aturan tersebut sesuai dengan ketentuan KPU untuk partai politik yang memiliki dualisme kepengurusan.9

Partai Persatuan Pembangunan kabupaten mojokerto memberikan penjelasan bahwasanya sejak awal penetapan calon yang akan mereka usung untuk bertarung di pemilihan kepala daerah mojokerto 2015 adalah pasangan calon Choirun Nisa-Arifudinsyah. Setelah penetapan calon yang dilakukan oleh Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan kabupaten Mojokerto menyerahkannya ke Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan. setelah itu oleh DPW PPP mengajukan calon tersebut ke Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan

8Tempo.com, PPP terbitkan dua rekomendasi di pilkada mojokerto, ada

apa?, https://nasional.tempo.co/read/news/2015/08/19/058693363/ppp-terbitkan-dua-rekomendasi-di-pilkada-mojokerto-ada-apa (diakses pada tanggal 14 Oktober 2016, 16.20)

9 Antarajatim.com, PPP Dukung Pasangan Nisa-Syah Dapatkan keadilan, (diakses pada

tanggal 22 November 2016, 07.03)


(18)

10

yang kemudian diturunkannya surat rekomendasi untuk pasangan calon bupati Choirun Nisa-Arifudinsyah.10

Undang-undang baru parpol dan pemilu mendorong setiap orang, yang tertarik untuk berkarir dalam jabatan-jabatan publik, untuk membentuk parpol, bergabung dengan parpol yang ada atau membangun dukungan parpol. Gambaran ini relevan di setiap tingkatan pemerintah termasuk ibu kota Jakarta, propinsi dan kabupaten atau kota. Siapapun yang tertarik menjadi Presiden, Gubernur, Bupati atau walikota harus mendapat dukungan parpol.11

Tidak bisa dipungkiri jika partai politik di Indonesia saat ini masih bergantung pada sosok-sosok tertentu. Tidak hanya itu, hampir semua keputusan strategis partai dikendalikan oleh orang-orang yang berada dilingkungan elite partai politik. Jika dicermati, UU Pilkada tiga edisi terakhir, pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang akan diusung oleh partai atau gabungan partai harus mendapatkan tanda tangan dari ketua umum pengurus pusat partai politik.

Melihat fenomena atau peristiwa diatas, maka dirasakan perlu untuk mengkaji sebuah penelitian tentang “ DINAMIKA POLITIK DPC PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN KABUPATEN MOJOKERTO DALAM PEMILIHAN BUPATI MOJOKERTO 2015”

10 Pak Kusairin, Ketua DPC PPP kabupaten Mojokerto pihak Romahurmuziy, wawancara,

kediaman narasumber, 23 Oktober 2016.

11 Bob Sugeng Hadiwinata dkk, Demokrasi di Indonesia (Teori dan Praktik), (Yogyakarta,

Graha Ilmu, 2010), 12.


(19)

11

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, maka rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana dinamika Politik DPC Partai Persatuan PembangunanKabupaten Mojokerto Dalam Pemilihan BupatiMojokerto 2015?

2. Bagaimana pandangan elite Partaidalam melihat dinamika Politik DPC PPP Kabupaten Mojokerto pada Pemilihan Bupati Mojokerto 2015?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dinamika Politik DPC Partai Persatuan Pembangunan KabupatenMojokerto Dalam Pemilihan Bupati Mojokerto 2015.

2. Untuk mengetahui pandangan eliteDPC Partai Persatuaan Pembangunan Kabupaten Mojokerto dalam melihat dinamika Politik DPC PPP Kabupaten Mojokerto pada Pemilihan Bupati Mojokerto 2015.

D. Manfaat Penelitian

Berhubungan dengan tujuan penelitian di atas maka penulis paparkan bahwa manfaat dari penelitian ini adalah :


(20)

12

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang dinamika politik suatu partai dalam pemilihan kepala daerah. Dalam penelitian ini adalah gerak atau kekuatan suatu partai politik saat berlangsungnya pemilihan kepala daerahdan juga dapat membantu memberikan pemahaman tentang fenomana kehidupan politik yang terjadi di masyarakat, khususnya terhadap partai politik.

Kegunaan Praktis :

Sebagai masukan dan evaluasi bagi mahasiswa politik islam, atas hal-hal yang mengenai pergerakan atau kekuatan suatu partai politik saat berlangsungnya pemilihan kepala daerah . Juga memberikan masukan kepada seluruh anggota partai dalam menyikapi hal-hal yang akan terjadi saat berlangsungnya pada pemilihan kepala daerah. Dalam penelitian “Dinamika Politik DPC Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Mojokerto Dalam pemilihan Bupati Mojokerto 2015” sebagai mahasiswa politik islam, semoga bisa memberikan wawasan agar nanti bisa memberikan informasi kepada masyarakat.

E. Penelitian Terdahulu

Telaah pustaka atau bisa disebut penelitian terdahulu, memuat hasil-hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, dengan maksud untuk menghindari duplikasi. Disamping itu, untuk menunjukkan bahwa topik yang dieliti belum pernah diteliti oleh peneliti lain dalam konteks yang sama


(21)

13

serta menjelaskan posisi penelitian yang dilakukan oleh yang bersangkutan. Dengan kata lain, tinjauan pustaka bertujuan untuk meletakkan posisi penelitian diantara penelitia-penelitian yang telah ada.12

Hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan penulis terdahulu digunakan sebagai bahan kajian dan masukan bagi penulis, sehingga diharapkan dengan hasil-hasil penulisan yang dilakukan oleh penulis akan lebih berbobot, karena adanya hasil-hasil penulisan terdahulu tersebut sebagai tolok ukur atas hasil berkelanjutan yang telah dicapai. Hasil penulisan terdahulu tersebut antara lain:

1. Skripsi yang ditulis oleh Alfianti Rahman yang berjudul Dinamika Penetapan Calon Bupati dari Partai Golkar di Kabupaten Bone Periode 2013-2018 Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu politik Universitas Hasanuddin pada tahun 2013, dimana penelitiannya diperoleh hasil bahwa sebelum penentuan dilakukan, ada proses yang disebut penjaringan, dimana didalamnya dilaksanakan proses seleksi bakal calon internal. Proses ini dilakukan oleh tim pemilukada kabupaten, merekrut semua bakal calon yang potensial. Sesuai mekanisme partai, penetapan dilakukan lembaga survei yang ditunjuk oleh DPD. Yang terlibat dalam proses penentapan ini adalah ketua, Sekretaris DPP dan badan pemenangan pemilu DPP. Selebihnya bisa diundang jika dibutuhkan. Penetapan A. Fahsar ini didasarkan pada keputusan DPP Partai Golkar yang berpatokan pada hasil survei yang telah

12Syarifuddin Jurdi, Panduan Penulisan skripsi Jurusan Ilmu Politik Uin Alauddin

(Makassar.UIN Alauddin,2012), 11-12.


(22)

14

ditunjuk. Selain itu pertimbangan lain juga didasarkan pada kemauan masyarakat dan kecakapan calon yang bersangkutan.

Yang membedakan dari penelitian ini dengan penelitian di atas adalah pada apa yang akan dikaji yaitu penelitian diatas mengkaji tentang bagaimana proses dalam menentukan penentapan calon bupati yang akan diusung di kabupaten Bone oleh partai Golkar, sedangkan penelitian ini mengkaji tentang dinamika politik yang terjadi pada Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Mojokerto pada Pemilihan Bupati Mojokerto 2015,

2. Skripsi Dinamika Politik Partai Golkar ( Studi Kasus DPD Partai Golkar di Kota

Salatiga pada Pilkada tahun 2011) ditulis oleh Yonatan Umbu Tara Program

Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga tahun 2012 ini, dalam hasil penelitiannya di peroleh hasil bahwasanya Dinamika Partai Partai Golkar di Salatiga pada Pilkada tahun 2011 sarat dengan konflik internal partai. Kemudian dari konflik tersebut menimbulkan beberapa hal yang merugikan Partai Golkar sendiri.

Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah apa yang dikaji yaitu bahwa penelitian di atas membahas tentang dinamika politik Partai Golkar saat Pilkada 2011 di Kota Salatiga sedangkan penelitian ini membahas dinamika politik Partai Persatuan Pembangunan pada Pemilihan Bupati Mojokerto 2015. 3. Skripsi yang ditulis oleh Tian Fitriara Huda jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan


(23)

15

yang berjudul Dinamika Persatuan Pembangunan pada Masa Orde Baru, yang dimana hasil penelitiannya diperoleh hasil bahwa PPP lahir dan berkembang dengan pesat dan mencapai titik puncak kekuatan pada awal berdirinya. Dinamika menampakkan adanya perubahan susunan pengurus PPP yang sesungguhnyan karena keterpaksaan, namun dengan ketangguhannya PPP mampu berdiri dan bangkit kembali meskipun jauh. Perkembangan PPP menjadi lebih kuat ketika berjalan selaras dengan tiap unsurnya, hal ini menunjukkan betapa tangguhnya PPP dan menunjukkan keeksisannya dalam dunia politik di Indonesia.

Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah apa yang dikaji yaitu bahwa penelitian di atas terfokus membahas tentang dinamika Partai Persatuan Pembangunan pada masa Orde Baru, sedangkan penelitian ini membahas tentang dinamika politik Partai Persatuan Pembangunan dalam pemilihan bupati mojokerto 2015.

4. Dalam Jurnal Vol 2, No 5 tahun 2008 yang berjudul Dinamika Partai Politik di Sumatera Selatan yang ditulis ole Alfitri, dimana hasil dari yang dikaji oleh penulis memperlihatkan bahwa di Sumatera Selatan partai politik besar dan kecil berebut pengaruh dalam upaya memenangkan pertarungan pilkada di setiap kabupaten/kota maupun provinsi. Hal tersebut dapat dilihat dari persaingan dua partai besar yaitu Golkar dan PDIP yang bertarung ketat memperebutkan kuris kekuasaan pemerintaha di tingkat lokal sebagai bentuk dinamika partai politik di daerah. Dalam pemilu legislative faktor figure calon legislative akan


(24)

16

mempengaruhi kemenangan parpol, karena wakil rakyat akan bekerja mempengaruhi kinerja parpol dalam memperebutkan kursi diparlemen lokal.

Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah apa yang dikaji yaitu penelitian diatas lebih terfokus pada pergerakan partai politik yang ada di Sumatera Selatan yang dimana partai besar dan partai kecil berebut dalam memenangkan pilkada disetiap kabupaten maupun provinsi. Sedangkan penelitian ini memfokuskan pada dinamika politik yang terjadi pada Partai Persatuan Pembangunan kabupaten Mojokerto pada pemilihan bupati mojokerto 2015.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu strategi yang umum dilakukan untuk mencoba mengumpulkan data seta menganalisisnya. Selain itu, dengan mengaplikasikan metode penelitian yang sesuai akan memudahkan untuk melakukan atau menyikapi suatu problem yang diteliti.

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian merupakan cara-cara ilmiah untuk memahami dan memecahkan masalah sehingga didapatkan kebenaran yang sifatnya kebenaran ilmiah.13Penulisan skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penggambaran situasi yang sebenarnya tentang suatu objek, gejala atau keadaan dari hasil temuan dilapangan serta memahaminya sehingga

13

Muhammad Idrus, Metode Peneitian Ilmu Sosial,( PT. Gelora Aksara Pratama, Yogyakarta,

2009),9.


(25)

17

mendapatkan sutau gambaran atau informasi yang tepat berkaitan dengan masalah penelitian tersebut.

Menurut Moleong (2005) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami suatu fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya.14

Sedangkan menurut Banister et al (1994) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah suatu metode untuk menangkap dan memberikan gambaran terhadap suatu fenomena, sebagai metode untuk mengeksplorasi fenomena dan sebagai metode untuk memberikan penjelasan dari suatu fenomena yang diteliti.15

Berdasarkan pada definisi-definisi ini, dalam penelitian kualitatif peneliti akan terjun langsung terhadap informan yang diteliti, yakni Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan kabupaten mojokerto beserta pengurus harian DPC Partai Persatuan Pembangunan serta elite Partai

2. Tahap-tahap penelitian a. Tahap Pra Lapangan

Pada tahap pra lapangan ini peneliti melakukan empat kegiatan yaitu, menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan, meminta perizinan kepada DPC Partai Persatuan Pembangunan, memilih dan memanfaatkan informasi serta menyiapkan perlengkapan penelitian.

14 Haris Herdiansyah, Metodelogi Penelitian Kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial, ( Jakarta,

Salemba Humanika,2010),9. 15 Ibid., 8.


(26)

18

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Dalam tahap ini ada 3 hal yang harus dilakukan peneliti, yaitu : 1. Memahami latar penelitian dan persiapan diri

2. Memasuki lapangan

3. Berperan dan mengambil serta mengumpulkan data c. Tahap Pengolahan Data

Peneliti menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dalam mengelola hasil penelitian

d. Tahap Penyusunan Data

Adapun tahap terakhir adalah penyusunan penelitian, peneliti mengkombinasikan masalah yang diteliti, hal ini untuk mendukung keabsahan penelitian.

3. Sumber Data a. Data Primer

Data primer dikumpulkan melalui studi lapangan yang diperoleh dari narasumber dengan menggunakan teknik wawancara yang dilakukan secara mendalam.16 Dalam pelaksanaan teknik ini peneliti mengumpulkan data melalui komunikasi langsung dengan informan.

b. Data Sekunder

16

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2005),

186.


(27)

19

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepusttakaan dengan cara membaca buku, literature-literatur, serta informasi tertulis lainnya yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Selain itu terdapat situs-situs atau website yang diakses untuk memperoleh data yang lebih akurat. Data sekunder dimaksudkan sebagai data-data penunjang untuk melengkapi penelitian ini.

1. Alasan Pemilihan Lokasi

Peneliti mengambil tempat dan lokasi di kota Mojokerto khususnya di DPC Partai Persatuan Bangsa kabupaten Mojokerto. Alasan pemilihan lokasi adalah kota Mojokerto adalah salah satu kota/kabupaten yang menyelenggarakan Pemilihan Bupati pada saat itu juga adanya berita tentang perebutan surat rekomendasi Partai Persatuan Pembangunan oleh dua pasangan calon bupati/wakil bupati disana. Dari fenomena tersebut peneliti ingin mengetahui bagaimana dinamika tentang hal tersebut kepada DPC Partai Persatuan Pembangunan kabupaten Mojokerto. Ditambah banyaknya kabar yang beredar bahwa DPC Partai Persatuan Pembangunan mengeluarkan surat rekomendasi ganda kepada dua pasangan calon bupati/wakil bupati mojokerto 2015 kemarin. Dengan adanya fenomena tersebut, peneliti memutuskan untuk meneliti di DPC Partai Persatuan Pembangunan kabupaten mojokerto.


(28)

20

Teknik pengumpulan merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengatahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.17

a. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Peneliti akan mengamati fenomena dan melakukan pencatatan sistematik mengenai dinamika politik partai persatuan pembangunan kabupaten Mojokerto pada pemilihan bupati Mojokerto 2015. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran objektif mengenai tujuan penelitian yang ingin dicapai.

b. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.18 Peneliti langsung terjun ke lapangan, dengan cara menanyakan kepada informan mengenai dinamika politik yang terjadi pada Partai Persatuan Pembangunan kabupaten Mojokerto saat pemilihan bupati Mojokerto tahun 2015.

c. Dokumentasi

17

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, ( Bndung, Alfabeta, 2010), 62.

18 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, ( Bndung, Alfabeta, 2010),72.


(29)

21

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.19 Dalam penelitian ini, menggunakan dokumen tertulis baik dari media cetak maupun media online sebagai bahan bukti yang relevan dengan penelitian, yang dimana memuat tentang topik Partai Persatuan Pembangunan di pemilihan bupati mojokerto 2015.

3. Teknik Penentuan Informan a. Informan

Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti. Dalam menggunakan penelitian kualitatif, maka peneliti sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual, jadi dalam hal ini sampling dijaring sebanyak mungkin dari berbagai sumber. Maksud kedua dari informan adalah untuk menggali informasi yang menjadi dasar dan rancangan teori yang dibangun.

b. Teknik penentuan informan

Pemilihan informan dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan bersedia memberikan informasi lengkap dan akurat. Informan yang bertindak sebagai sumber data dan informasi harus memenuhi syarat, yang akan

19

Ibid. 82.


(30)

22

menjadi informan narasumber dalam penelitian ini adalah Ketua DPC PPP Kabupaten Mojokkerto, Pengurus DPC PPP Kabupaten Mojokerto dan Elite Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Mojokerto.

Penelitian kualitatif tidak dipersoalkan jumlah informan, tetapi bisa tergantung dari tepat tidaknya pemilihan informan kunci dan komplesitas dari keragaman fenomena sosial yang diteliti. Dengan demikian informan ditentukan dengan teknik purposive sampling, yaitu proses penentuan informan yang dianggap mengetahui permaalahan dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang memiliki kebenaran dan pengetahuan yang mendalam.

Adapun kriteria-kriteria penentuan informan narasumber yang tepat, dalam pemberian informasi dan data yang tepat dan akurat mengenai Dinamika Politik Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Mojokerto pada Pemilihan Bupati Mojokerto 2015, yaitu :

a. Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Mojokerto b. Pengurus DPC Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Mojokerto c. Elite/Tokoh Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Mojokerto

Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan dalam proposal. Menurut Bogdan, analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,


(31)

23

dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.20

c. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan dijabarkan secara sistematis nantinya. Menurut Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah penuh. Aktifitas dalam analisis data, yaitu, Reduksi Data, Display Data dan Kesimpulan/verifikasi. 21

Yang pertama, Reduksi data. Reduksi data merupakan proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis. Hasil wawancara, hasil observasi, hasil studi dokumentasi diubah menjadi bentuk tulisan sesuai dengan format masing-masing. Yang kedua, Display data. Display data merupakan mengolah data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas kedalam suatu matriks kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah dikelompokkan dan dikategorikan. Yang terakhir adalah kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan atau verivikasi adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat

20

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, ( Bandung, Alfabeta, 2010), 88.

21

Haris Herdiansyah, Metodelogi Penelitian Kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial, ( Jakarta,

Salemba Humanika,2010),163.


(32)

24

berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih bersifat remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

d. Triangulasi

Triangulasi dalam penelitian kualitatif diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat trigulasi sumber, trigulasi teknik dan trigulasi waktu. Triangulasi sumber adalah untuk menguji krediilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui berbagai sumber. Triangulasi teknik yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh melalui wawancara, kemudian dicek dengan observasi, dokumentsi atau kuesioner. Tringulasi waktu merupakan hal yang sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.22

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan teknik dimana peneliti mengecek data yang telah diperoleh dari berbagai sumber (informan), hingga data tersebut bisa dinyatakan valid dan juga melakukan observasi serta dokumentasi diberbagai sumber.

22 Ibid,. Sugiyono,. 125-127.


(33)

25

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan yaitu rangkaian pembahasan yang tercakup dalam isi penelitian, dimana yang satu dengan yang lain saling berkaitan sebagai satu kesatuan yang utuh, yang merupakan urutan-urutan tiap bab, diantaranya sebagai berikut :

BAB I, PENDAHULUAN: Merupakan tahapan awal dari proposal penelitian ini. Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konseptual, penelitian terdahulu, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II, LANDASAN TEORI: Dalam bagian ini materi menjelaskan tentang kajian pustaka dan ojek kajian dan kajian teoritik.

BAB III, DESKRIPSI PENELITIAN: Bab ini berisi tentang deskripsi umum penelitian.

BAB IV, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN: Pada bab ini berisikan tentang deskripsi hasil penelitian dan analisis data.

BAB V, PENUTUP: Bab ini merupakan bab akhir yang di dalamnya berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.


(34)

26

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Fenomenologi

Fenomenologi secara etimologi berasal dari kata “phenomenon” yang berarti realitas yang tampak, dan “logos” yang berarti ilmu. Sehingga secara terminology, fenomenologi adalah ilmu berorientasi untuk dapat mendapatkan penjelasan tentang realitas yang tampak.1 Fenomena yang tampak adalah refleksi dari realitas yang tidak berdiri sendiri Karena ia memiliki makna yang memerlukan penafsiran lebih lanjut. Fenomenologi menerobos fenomena untuk dapat mengetahui makna (hakikat) terdalam dari fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Teori Fenomenologi pertama kali di perkenalkan dan dijelaskan oleh Alfred Schutz, dia berusaha menjelaskan bagaimana fenomenologi dapat diterapkan untuk mengembangkan wawasan ke dalam dunia sosial. Schutz memakai apa yang ia anggap sebagai piranti-piranti filsafat fenomenologis Edmund Husserl. Schurtz memusatkan perhatian pada cara orang memahami kesadaraan orang lain, akan tetapi ia hidup dalam aliran kesadaran diri sendiri. Perspektif yang digunakan oleh Schurtz

1

Soerdjono Soekanto, Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat,

(Jakarta,PT.Raja Grafindo Persada, 1993), 68.


(35)

27

untuk memahami kesadaran itu dengan konsep intersubyektif. Yang dimaksud dari intersubyektif ini adalah kehidupan-dunia atau dunia kehidupan sehari-hari.2

Fenomenologi tidak dikenal setidaknya sampai menjelang abad ke-20. Abad ke-18 menjadi awal digunakannya istilah fenomenologi sebagai nama teori tentang penampakan yang menjadi dasar pengetahuan empiris atau penampakan yang diterima secara inderawi. Istilah tersebut diperkenalkan oleh Johann Heinrich Lambert. Sesudah itu, filosof Immanuel Kant mulai sesekali menggunakan istilah fenomenologi dalam tulisannya. Pada tahun 1889, Franz Brentano menggunakan fenomenologi untuk psikologi deskriptif, dimana menjadi awal awalnya Emmund Husserl mengambil istilah fenomenologi untuk pemikirannya mengenai “kesengajaan”.

Sebelum abad ke-18, pemikiran filsuf terbagi menjadi dua aliran yang saling bertentangan. Adalah aliran empiris yang percaya bahwa pengetahuan muncul dari penginderaan. Dengan demikian kita mengalami dunia dan melihat apa yang sedang terjadi. Bagi penganut empiris, sumber pengetahuan yang memadai itu adalah pengalaman. Akal yang dimiliki manusia bertugas untu mengatur dan mengolah bahan-bahan yang diterima oleh panca indera.

Sedangkan disisi lain terdapat aliran rasionalisme yang percaya bahwa pengetahuan timbul dari kekuatan pikiran manusia. Hanya pengetahuan yang diperoleh melalui akallah yang memenuhi syarat untuk diakui sebagai pengetahuan

2

George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, terj Alimandan ( Jakarta,

Kencana,2007),94.


(36)

28

ilmiah. Dari dua pemikiran yang berbeda, Immanuel Kant muncul untuk menjembatani keduanya. Menurutnya, pengetahuan adalah apa yang tampak kepada kita atau fenomena. Sedangkan fenomena sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang tampak dengan sendirinya dan merupakan hasil sintesis antara penginderaan dan bentuk konsep dari objek. Sejak pemikiran tersebut menyebar luas, fenomena menjadi titik awal pembahasaan para filsafat pada abad ke-18 dan 19 terutama tentang bagaimana sebuah pengetahuan dibangun.

Fenomenologi yang pada mulanya berkembang dalam studi filsafat, oleh beberapa orang murid Husserl dan ahli lainnya, seperti Maurice Merleau-Ponty, Alfred Schurt, Sartre, dan de Beauvior, digunakan untuk menganalisis pengalaman hidup sehari-hari. Analisis pengalaman hidup seharai-hari berfokus, baik pada aspek-aspek subjektif maupun aspek-aspek-aspek-aspek intersubjektif. Pengalaman subjektif menunjuk pada persepsi individual tentang pengalaman hidupnya juga, termasuk realitas pengalaman hidup individual lain sebagai bagian dari hidupnya. Secara etimologis, fenomenologi menunjuk pada studi tentang fenomena atau bagaimana fenomena muncul dalam kehidupan seseorang. Aliran ini mengivenstasikan struktur berbagai pengalaman dan mengasumsikan bahwa analisisnya menghasilkan fondasi filosofi yang lebih baik daripada, misalnya epistimologi atau metafisikan.

Tugas utama fenomenologi sosial adalah mendemonstrasikan interaksi-interaksi resiprokal diantara proses-proses tindakan manusia, penstrukturan situasional, dan konstruksi realitas. Tidak seperti kaum positivis yang melihat aspek sebagai suatu faktor kausal, fenomenologi melihat bahwa semua dimensi sebagai


(37)

29

pembentuk realitas. Tugas fenemenologi kemudian adalah untuk mengungkapkan refeksivitas tindakan, situasi, dan realita dari berbagai modal dari “dari sesuatu yang ada di dunia” (being in the world). Fenemenologi memulai dengan suatu sikap analisis yang ilmiah. Hal ini dipahami sebagai cara pada umumnya individu berpartisipasi dalam kehidupan sosial, menggunakan pengetahuan yang diterima apa adanya, mengasukmsikan objektivitasnya, dan melakukan tindakan yang sebelumnya telah ditentukan.3

Saat ini fenomenologi dikenal sebagai suatu disiplin ilmu yang kompleks karena memiliki metode dan dasar filsafat komrehensif dan mandiri. Fenomenologi juga dikenal sebagai pelopor pemisah antara ilmu sosial dari ilmu alam, yang mempelajari struktur tipe-tipe kesadaran yang dinamakan dengan “kesengajaan” oleh Husserl. Struktur kesadaran dalam pengalaman pada akhirnya membuat makna dan menentukan isi dari penampakannya.

Schurtz adalah murid Husserl dan sangat kuat dipengaruhinya. Apabaila pendekatan Husserl adalah murni filsafat, Schurtz mengekpolorasi relevansi fenomenologi kedalam sosiologi.

Dalam karyanya The Phenomenology of the social world (1967) dan koleksi makalahnya, schurtz secara khusus tertarik cara-cara ketika individu menggunakan skema interpretatifnya untuk merasionalkan fenomenologi personalnya dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu menjadi stock of knowledge yang memungkinkan dia memahami makna dari apa yang dikatakan atau dilakukan orang lain. orang secara

3

Sindung Haryanto, Spektrum Teori Sosial dari Klasik hingga Modern, 140.


(38)

30

normal memerhatikan stock of knowledge yang digunakannnya, yang menjadi bagian dari pengetahuan tak disadari (tacit knowledge). Dalam konteks ini, Schurtz berbicara tentang rasionalitas sehari-hari sebagai lawan rasionalitas ilmiah. Apabila rasionalitas ilmiah dicirikan dengan pengetahuan teoritis dan keraguan-keraguan sistematik, rasionalitas sehari-hari bersumber pada pengetahuan praktis dan penilaian (suspense)

ketidakpercayaan.

Schurtz mengadopsi aliran fenomenologi ke dalam sosiologi dengan menekankan bahwa interpretasi-interpretasi tidaklah unik bagi setiap orang, tetapi tergantung pada kategori-kategori kolektif atau yang ia sebut “tipifikasi”, masing-masing kelompok mempunyai kerangka “pengetahuan bersama”. Meskipun demikian, orang hanya dapat berkomunikasi dengan berpijak pada asumsi bahwa dirinya memiliki makna yang sama, dan kemudian menegosiasikan untuk mendapatkan saling pengertian dan persetujuan komprehensif.4

Dia mengatakan bahwa reduksi fenomenologis, pengesampingan pengetahuan kita tentang dunia, meninggalkan kita dengan apa yang ia disebut sebagai suatu “arus-pengalaman”. Sebutan fenomologis berarti studi tentang cara dimana fenomena- hal-hal yang kita sadari muncul kepada kita dan yang paling mendasar dari pemunculannya adalah sebagai suatu aliran pengalaman-pengalaman inderawi yang berkesinambungan yang kita terima melalui panca-indra kita. Menurut Schurtz, cara kita mengkontruksikan makna di luar dari arus utama pengalaman adalah melalui proses tipikasi. Dalam hal ini membentuk penggolongan atau klasifikasi dari

4 Sindung Haryanto, Spektrum Teori Sosial dari Klasik hingga Modern, 149.


(39)

31

pengalaman dengan melihat keserupaannya. Jadi dalam arus pengalaman saya, saya melihat bahwa objek-objek tertentu pada umumnya memiliki ciri-ciri khusus, bahwa mereka bergerak dari tempat ke tempat, sementara lingkungan sendiri tetap diam. 5

Schurtz membedakan antara makna dan motif. Makna berkaitan dengan bagaimana aktor menentukan aspek apa yang penting dari kehidupan sosialnya. Sementara, motif menujuk pada alasan seseorang melakukan sesuatu. Makna mempunyai dua macam tipe, yaitu makna subjektif dan makna objektif. Makna subjektif adalah konstruksi realitas tempat seseorang mendefinisikan komponen realitas tertentu yang bermakna baginya. Makna objektif adalah seperangkat makna yang ada dan hidup dalam kerangka budaya secara keseluruhan yang dipahami bersama lebih dari sekedar idiosinkratik. Schurtz juga membedakan dua tipe, yaitu motif “dalam kerangka untuk” dan motif “karena”. Motif pertama berkaitan dengan alasan seseorang melakukan sesuatu tindakan sebagai usahanya menciptakan situasi dan kondisi yang diharapkan di masa mendatang. Motif ke dua adalah pandangan retrospektif terhadap faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan tertentu.

B. Teori Tindakan Sosial

Weber melihat sosiologi sebagai sebuah studi tentang tindakan sosial antar hubungan sosial dan itulah yang dimaksud dengan pengertian paradigma definisi atau

5 Ian Craib, Teori-teori Sosial Modern dari Parsons sampai Habermas, (Jakarta, Rajawali

Pers, 1992), 128-130


(40)

32

ilmu sosial itu. Tindakan manusia dianggap sebagai sebuah bentuk tindakan sosial manakala tindakan itu ditujukan kepada orang lain.

Secara definitif Weber merumuskan sosiologi sebagai ilmu yang berusaha untuk menafsirkan dan memahami (interpretative understanding) tindakan sosial serta antar hubungan sosial untuk sampai kepada penjelasan kasual.Dalam definisi ini terkandung dua keonsep dasarnya.Pertama konsep tindakan sosial.Kedua konsep tentang penafsiran dan pemahaman.Konsep terakhir ini menyangkut metode untuk menerangkan yang pertama. Tindakan sosial yang dimaksudkan Weber dapat berupa tindakan yang nyata-nyata diarahkan kepada orang lain. juga dapat berupa tindakan yang bersifat “membatin” atau bersifat subyektif yang mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu. Atau tindakan perulangan dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi yang serupa.6

Dalam sosiologinya Weber mendefinisiakan sosiologi sebagai ilmu tentang instiusi sosial.Menurutnya terjadi suatu pergeseran tekanan kearah keyakinan, motivasi, dan tujuan pada diri anggota masyarakat, yang semuanya memberi isi dan bentuk kepada kelakuannya.Kata perikelakuan dipakai Weber untuk perbuatan-perbuatan bagi si pelaku mempunyai arti subyektif. Pelaku hendak mencapai suatu tujuan atau ia didorong oleh motivasi. Perikelakuan menjadi sosial menurut Weber terjadi hanya kalau dan sejauh mana arti maksud subyektif dari tingkahlaku membuat individu memikirkan dan menunjukkan suatu keseragaman yang kurang lebih tetap.

6

George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, (Jakarta, PT. Rajawali Press, 1985), 44-45


(41)

33

Sumbangan Weber terhadap pemikirannya tentang tindakan sosial membantu memperbaiki pemahaman tentang watak dan kemampuan-kemampuan aktor sosial secara individu melalui sebuah tipologi tentang berbagai cara dimana individu yang bersangkutan bisa bertindak dilingkungan eksternalnya. Weber membedakan tindakan dari tingkah laku pada umumnya dengan mengatakan bahwa sebuah gerakan bukanlah sebuah tindakan kalau gerakan itu tidak memiliki makna subjektif untuk orang (orang) yang bersangkutan. Ini menunjukkan bahwa seorang pelaku memiliki sebuah kesadaran akan apa yang sedang ia lakukan yang bisa dianalisis menurut maksud-maksud, motif-motif, dan perasaan-perasaan sebagaimana mereka alami.7

Max Weber mengatakan bahwa individu manusia dalam masyarakat merupakan aktor yang kreatif dan realitas sosial bukan merupakan alat yang statis dari pada paksaan fakta sosial. Artinya, tindakan manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh norma, kebiasaan, nilai, dan sebagainya yang tercakup didalam konsep fakta sosial. Walaupun pada akhirnya Weber mengakui bahwa dalam masyarakat terdapat struktur sosial dan pranata sosial.Dikatakan bahwa struktur sosial dan pranata sosial merupakan dua konsep yang saling berkaitan dalam membentuk tindakan sosial.8

Tindakan Sosial menurut Weber adalah sesuatu yang lebih daripada sekedar kesamaan diantara tingkah-laku banyak orang (tingkah laku massa) walaupun tak

7

Tom Campbell, Tujuh Teori Sosial : Sketsa, Penilaian, Perbandingan, (Yogyakarta, Kanisius, 1994), 204

8

I.B.Wirawan, Teori-teori sosial dalam Tiga Paradigma, (Jakarta, Kencana Prenadamedia Grup, 2013), 79.


(42)

34

perlu mengandung kesadaraan timbal-balik karena satu orang bisa bertingkah laku dengan sadar menuju orang lain tanpa yang lainnya itu sadar akan fakta ini. Tetapi tindakan sosial memang menuntut bahwa sekurang-kurangnya satu peserta memberi makna untuk tingkah lakunya menurut pengalaman-pengalaman subjektif orang lain, yaitu berkenaan dengan maksud-maksud, motif-motif atau perasaan-perasaan orang lain.

Atas dasar rasionalitas tindakan sosial, Weber membedakannya kedalam empat tipe.Semakin rasional tindakan sosial itu, semakin mudah pula untuk dipahami. Empat tipe tindakan sosial tersebut antara lain: Rasionalitas Instrumental, Rasionalitas berorientasi Nilai, Tindakan Tradisional dan Tindakan Afektif.9

• Rasionlitas Instrumental

Bentuk orientasi ini mencakup perhitungan yang tepat dan pengambilan sarana-sarana yang paling efektif untuk tujuan-tujuan yang dipilih dan dipertimbangkan dengan jelas, atau sasaran, seorang pelaku dalam terang keadaan-keadaan khusus tindakannya dan efek-efek sampingnya yang diperkirakan ada sarana-sarana yang diikuti dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan lainnya yang mungkin dimiliki pelaku tersebut. Artinya, tindakan ini didasari oleh tujuan yang telah matang dipertimbangkan.

• Rasionalitas berorientasi Nilai

9

Ibid, Tom Campbell., 208-209


(43)

35

Menurut model ini seorang pelaku terlibat dalam nilai penting yang mutlak atau nilai kegiatan yang bersangkutan. Dia lebih mengejar nilai-nilai daripada memperhitungkan sarana-sarana dengan cara yang secara evaluatif netral. Artinya, tindakan ini didasari oleh kesadaran keyakinan mengenai nilai-nilai lain yang penting seperti estetika, agama, dan nilai-nilai lainnya yang mempengaruhi tingkah laku manusia dalam kehidupannya.

• Tindakan Tradisional

Dalam tindakan jenis ini, seseorang memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan.

• Tindakan Afektif

Tindakan yang ditentukan oleh kondisi kejiwaan dan perasaan aktor yang melakukannya.Tindakan ini tergolong tindakan yang irasional, karena sebagian besar tindakan dikuasai oleh perasaan (afeksi) ataupun emosi, tanpa perhitungan atau pertimbangan yang matang.

Dengan mempergunakan tipe-tipe ideal tindakannya, Weber bisa menyusun sebuah gambaran terpadu mengenai manusia individual menurut kombinasi jenis-jenis tindakan yang mencirikan tingkah-laku mereka dan kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai khusus yang mereka miliki.Individu-individu actual berbeda-beda menurut kegiatan-kegiatan mereka, apakah kegiatan-kegiatan rasional-tujuan, rasional-nilai, afektif atau tradisional. Jelas beberapa unsur rasionalitas kalkulatif tak


(44)

36

dapat dihindari tetapi sama-sama perlunya pengambilan nilai-nilai oleh individu yang lalu ia kejar secara rasional atau afektif.

Selain empat macam tindakan di atas, Weber juga membagi tindakan sosial berdasarkan sudut waktu sehingga ada tindakan yang diarahkan kepada waktu sekarang, waktu lalu, dan waktu yang akan datang. Sasaran suatu tindakan sosial bisa individu tetapi juga bisa kelompok atau sekumpulan orang.Dilihat dari segi sasarannya, maka “fihak sana” yang menjadi sasaran tindakan sosial si aktor dapat berupa seorang individu atau sekumpulan orang. Dengan membatasi suatu perbuatan-perbuatan lainnya tidak termasuk kedalam obyek

Bagi Weber, konsep Rasionalitas merupakan kunci bagi suatu analisa objektif mengenai arti-arti subyektif dan juga merupakan dasar perbandingan mengenai tindakan sosial yang berbeda. Weber melihat kenyataan sosial sebagai suatu yang didasarkan paada motivasi individu dan tindakan-tindakan sosial. Tindakan sosial merupakan tindakan individu sepanjang tindakannya itu mempunyai makna atau arti subyektif bagi dirinya dan diarahkan kepada orang lain.suatu tindakan individu yang diarahkan kepada benda mati tidak masuk dalam kategori tindakan sosial, suatu tindakan akan dikatakan sebagai tindakan sosial ketika tindakan tersebut benar-benar diarahkan kepada orang lain (individu lainnya).

Tindakan sosial dan antar hubungan sosial itu, Weber mengemukakan lima ciri pokok yang menjadi sasaran penelitian sosiologi, yaitu:

a. Tindakan manusia, yang menurut aktor mengandung makna yang subyektif. Ini meliputi tindakan nyata.


(45)

37

b. Tindakan nyata dan yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subyektif.

c. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang serta dalam bentuk persetujuan secara diam-diam.

d. Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau kepada beberapa individu. e. Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang

lain itu.10

10

George Ritzer, Sosiologi Ilmu Beparadigma Ganda. ( Jakarta, PT. Rajawali Press, 1985), 45


(46)

38

BAB III

DESKRPSI PENELITIAN

A. Partai Persatuan Pembangunan

1. Sejarah Partai Persatuan Pembangunan

Partai Persatuan Pembangunan merupakan hasil fusi politik Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), dan Partai Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) yang dideklarasikan pada tanggal 5 Januari 1973 bertepatan dengan 30 Dzulqo’dah 1392 Hijriyah merupakan partai politik penerus estafeta empat partai islam dan wadah penyelamat aspirasi umat Islam, serta cermin kesadaran dan tanggungjawab tokoh-tokoh umat Islam dan Pimpinan Partai untuk bersatu, bahu-membahu membina masyarakat agar lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui perjuangan politik.1

Partai Persatuan Pembangunan didirikan oleh lima deklarator yang merupakan pimpinan empat Partai Islam peserta Pemilu 1971 dan seorang ketua kelompok

1 Ketetapan-ketetapan Dan Hasil Muktamar VIII PPP (Surabaya,15-17 Oktober 2014), 154.


(47)

39

Persatuan Pembangunan, semacam fraksi empat partai islam di DPR. Para deklarator itu adalah2:

a. KH. Idham Chalid, Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama

b. H. Mohammad Syafaat Mintaredja, SH, Ketua Umum Partai Muslimin Indonesia

c. H. Anwar Tjokroaminoto, Ketua Umum Partai Syarikat Islam Indonesia d. H. Rusli Halil, Ketua Umum Partai Persatuan Tarbiyah Islamiyah e. H. Mayskur, Ketua Kelompok Persatuan Pembangunan di fraksi DPR

Suatu deklarasi yang dirumuskan dari hasil rapat presidium Badan Pekerja dan pimpinan fraksi Kelompok Partai Persatuan Pembangunan menyebutkan bahwa keempat partai politik Islam “telah seia-sekata untuk menfusikan politiknya dalam satu partai politik yang bernama Partai Persatuan Pembangunan”. Kemunculan PPP semula diwarnai oleh pesimisme, utamanya menyangkut distribusi kekuasaan yang dikhawatirkan akan kembali mimicu konflik internal dan akan membawa perpecahan didalam partai. Akan tetapi, PPP berhasil memupus kekhawatiran itu. Sidang-sidang membahas fusi berjalan lancar dan persahabatan.

Salah satu faktor utama adalah karena tokoh-tokoh yang menandatangani deklarasi itu adalah ulama-ulama dan politikus muslim yang dikenal memiliki integritas dan moral politik yang tinggi. Penghidmatan mereka lebih tertuju kepada

2http://ppp.or.id/page/sejarah.html(Di akses pada tanggal 30 Oktober 2016, 10.17).


(48)

40

kepentingan bangsa dan agama, dan bukan kepada kepentingan sempit kelompok per kelompok. Karena partai politik yang memfusi kedalam PPP merupakan partai-partai Islam, maka kiprah dan gerakan PPP juga diwarnai oleh agregrasi dan artikulasi politik Islam. Salah satu wujud kongkritnya adalah keputusan PPP untuk menetapkan Islam sebagai dasar asas partai dan Kabah sebagai lambang partai.3

Partai Persatuan Pembangunan yang berasaskan Islam berketetapan hati dan bertekad dengan segenap kemampuannya untuk berusaha mewujudkan cita-cita proklmasi 17 Agustus 1945, yakni terwujudnya masyarakat adil dan makmur, rohaniah, dan jasmaniah yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Partai Persatuan Pembangunan berasaskan Islam dan berlambangkan Kabah. Akan tetapi dalam perjalanannya, akibat tekanan politik kekuasaan Orde Baru, Partai Persatuan Pembangunan pernah menanggalkan asas Islam dan menggunakan asas Negara Pancasila sesuai dengan sistem politik dan peraturan perundangan yang berlaku sejak tahun 1984. Pada Muktamar I Partai Persatuan Pembangunan secara resmi menggunakan asas Pancasila dan lambang partai berupa bintang dalam segi lima. Setelah tumbangnya Orde Baru yang ditandai dengan lengsernya Presiden Soeharto tanggal 21 Mei 1998 dan dia digantikan oleh wakil Presiden B.J.Habibie, Partai Persatuan Pembangunan kembali menggunakan asas Islam dan lambang

3 Abdul Aziz, Politik Islam Politik : Pergulatan Ideologis PPP menjadi Partai Islam,

(Yogyakarta, Tiara Wacana, 2006), 88-89.


(49)

41

Kabah. Secara resmi hal itu dilakukan Muktamar IV ahir tahun 1998. Walau Partai Persatuan Pembangunan kembali menjadikan Islam sebagai asas, Partai Persatuan Pembangunan tetap berkomitmen keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila. Hal ini ditegaskan dalam pasal 5 AD PPP yang ditetapkan dalam Muktamar VII Bandung 2011 bahwa:

“ Tujuan PPP adalah terwujudnya masyarakat madani yang adil, makmur, sejahtera lahir batin dan demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

berdasarkan Pancasila di bawah Ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala

Kepribadian dan cita-cita perjuangan Partai Persatuan Pembangunan tidak lain adalah merupakan mata rantai pengembangan kepribadian dan cita-cita perjuangan bangsa Indonesia. kemudian dengan kepribadian dan cita-cita itu, Partai Persatuan Pembangunan berkewajiban untuk berkhidmat kepada bangsa dan negara serta Repbulik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, demi suksesnya upaya menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur, masyarakata yang beriman dan bertaqwa serta mendapat ridha Allah SWT.

Ketua Umum DPP PPP yang pertama adalah H. Mohammad Syafaat Mintaredja, SH yang menjabat sejak berdirinya PPP yaitu pada tanggal 5 Januari 1973 sampai tahun 1978. Ketua Umum yang Kedua adalah H. Jailani Naro, SH yang menjabat dua periode yaitu pada tahun 1978 ketika H. Mohammad Syafaat Mintaredja, SH mengundurkan diri sampai diselenggarakannya Muktamar I PPP pada tahun 1984. Dalam Muktamar I PPP, H. Jailani Naro, SH terpilih kembali menjadi Ketua Umum DPP PPP. Kemudian H. Ismail Hasan Matereum, SH yang menjadi


(50)

42

Ketua Umum DPP PP ketiga yang menjabat sejak terpilihnya dalam Muktamar II PPP tahun 1989 dan kemudian terpilih kembali dalam Muktamar III pada tahun 1994.4

Sedangkan Ketua Umum DPP PPP yang kelima adalah H. Suryadharma Aliyang terpilih dalam Muktamar VI pada tahun 2007 dan H. Irgan Chairul Mahfiz sebagai Sekretaris Jendral. H. Suryadharma Ali kemudian terpilih kembali menjadi ketua Umum masa bakti 2011-2015 melalui Muktamar VII PPP pada tahun 2011.

2. Ideologi Partai Persatuan Pembangunan

PPP berpendapat bahwa Islam sebagai syari’at terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada umat manusia di muka bumi adalah suatu kebenaran mutlak yang mengandung tuntunan kebajikan yang bersifat universal serta meliputi seluruh aspek kehidupan dan berlaku sepanjang massa. Islam sebagai agama (ad-dien) mengandung nilai kebenaran absolute karena ajarannya diturunkan oleh Allah SWT kepada umat manusia memuliakan martabat kemanusiaan pada derajat yang paling sempurna diantara ciptaan-Nya. Islam sebagai ad-dien merupakan sekumpulan perintah dan larangan (Syariat) yang mengandung tuntunan kebajikan bertujuan menebarkan kedamaian dan kasih sayang untuk sekalian alam semesta (rahmatul lil‘alamin).

Sama halnya dengan Lambang PPP yaitu adalah Kabah. Dimana Kabah merupakan simbol pemersatu umat Islam. Kabah bagi PPP merupakan simbol

4http://asal-usul-motivasi-blogspot.com/2014/02/asal-usul-sejarah-partaipersatuan. (Di akses

pada tanggal 7 Desember 2016, 20.54)


(51)

43

kesatuan arah perjuangan umat Islam Indonesia rangka beribadah kepada Allah SWT serta merupakan sumber inspirasi dan motivasi untuk menegakan ajaran Islam dalam segala bidang kehidupan. Lambang PPP adalah gambar Kabah yang dipandang dari arah depan pintu masuk bertirai warna kuning emas dan tampak disisi kiri Hajar Aswad tepat disudut dinding. Di bawah gambar Kabah bertuliskan PPP berwarna kuning emas yaitu singkatan nama Partai Persatuan Pembangunan diatas dasar warna dasar hijau dalam bingkai segi 4 (empat) sama sisi berwana kuning emas.5

3. Visi dan Misi

Visi PPP adalah Terwujudnya masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT dan negara Indonesia yang adil, makmur, sejahtera, bermoral, demokratis, tegaknya supremasi hukum, penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), serta menjunjung tinggi harkat-martabat kemanusiaan dan keadilan sosial yang berlandasan kepada nilai-nilai keislaman. Dan misi PPP adalah Berjuang dalam mewujudkan dan membina manusia dan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, meningkatkan mutu kehidupan beragama, mengembangkan

ukhuwah Islamiyah (Persaudaraan sesame muslim). Dengan demikian PPP mencegah

berkembangnya faham-faham atheisme, komunisme/Marxism, serta sekulerisme, liberalism, dan pendangkalan agama dalam kehidupan bangsa Indonesia.

4. Partai Persatuan Pembangunan Pasca Reformasi

5

Ketetapan-ketetapan Dan Hasil Muktamar VIII PPP (Surabaya,15-17 Oktober 2014), 111.


(52)

44

Pada tahun 1999 PPP diloanda friksi parah yang berujung mantan ketua umumnya Jailani Naro keluar dan membentuk partai baru bernama Partai Persatuan (PP). perpecahan itu mempengaruhi performa PPP secara signifikan pada pemilu 1999. Perpecahan berikutnya terjadi pada tahun 2002. Ketika itu salah satu tokok PPP, KH Zainuddin MZ mendirikan Partai Persatuan Pembangunan Reformasi yang kemudia menjadi Partai Bintang Reformasi (PBR) di tahun 2003. Perpecahan ini juga membawa dampak lumayan besar dimana pada pemilu 2004 perolehan suara PPP mengalami penurun cukup parah, setelah itu PPP nyaris tidak terdengar. Pada pemilu 2009 PPP memperoleh sedikit suara yaitu 5,32% dan ditahun itulah PPP mendeklarasikan diri menjadi Rumah Besar Umat Islam untuk mendongkrak kembali kejayaan PPP dimata masyarakat.

Tidak sampai disitu, konflik PPP makin memanas pada tahun 2014. Konflik internal partai Persatuan Pembangunan (PPP) berawal sebelum diadakannya Pilpres 2014 dilaksanakan. Konflik yang didasari oleh perbedaan pandangan terhadap kandidat calon presiden dan wakil presiden pada waktu itu. Ketua Umum PPP Suryadharma Ali yang memutuskankan bahwa PPP secara kelembagaan mendukung pasangan Prabowo-Hatta mendapat kencaman dari berbagai elit partai berlambang kabah tersebut. Pasca Pilpres, dengan kekalahan Prabowo-Hatta, konflik tersebut semakin memanas dimana saling memecat antar kubu yang bertikai.

Keputusan Suryadharma Ali menghadiri kampanye terbuka Prabowo dinilai 27 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) melanggar kesepakatan partai dalam Mukernas II PPP dan mendesak agar pengurus PPP menjatuhkan sanksi kepada Suryadharma


(53)

45

Ali. Dalam Mukernas II Bandung, PPP akan menjalin komunikasi politik dengan delapan bakal capres yang ada saat itu. Dalam bursa capres PPP tersebut tidak ada nama Prabowo. Atas keputusan sepihak Suryadharma Ali itulah DPP PPP mengelar rapat yang dikabarkan akan terjadi islah antara Suryadharma Ali dengan pihak yang tidak setuju dengan keputusan dukungannya ke Prabowo.

Suryadharma Ali mendapat respon darri 26 DPW PPP yang menyatakan keberatan akan tindakan Suryadharma Ali dan menuntut dan juga memberikan sanksi untuk Suryadharma Ali. Hingga Suryadharma Ali merespon tuntutan ke-26 DPW tersebut dan memecat wakil ketua umum PPP serta beberapa ketua Dewan Pimpinan Wilayah PPP, yakni ketua DPW PPP Jawa Barat, ketua DPW PPP Jawa Timur, ketua DPW PPP SumateraUtara, ketua DPW PPP Sulawesi Selatan.6

Tidak sampai disitu, ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Suryadharama Ali sebagai tersangka korupsi dalam kasus penyelenggaran ibadah haji tahun 2012-2013 memicu kembali isu pemakzulan Suryadharma Ali sebagai ketua umum. Hingga rapat harian DPP PPP memutuskan untuk memecat Suryadharma Ali dari kursi ketua umum PPP dan keputusan tersebut didukung oleh 28 DPW PPP. Namun Suryadharma Ali tidak terima atas keputusan tersebut sehingga dia balik memecat orang-orang yang sudah memecat dirinya.

Pada tanggal 15-17 Oktobr 2014 muktamar kubu Romahurmuziy digelar di Empire Palace Surabaya. Dalam muktamar tersebut Romahurmuziy terpilih sebagai

6

www.cariram.xyz/kronologi-lengkap-konflik-internal-partai-ppp-2014-2016.(diakses pada

tanggal 25 Desember 2016, 19.15).


(54)

46

ketua umum DPP PPP. Dua hari menjelang muktamar kubu Suryadharma Ali, menkumham mengesahkan kepengurusan kubu Romahurmuziy. SK dengan Nomor M.HH-07.AH.11.01 Tahun 2014 tentang pengesahan perubahan susunan kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan yang dimana pada waktu itu menkumham beralasan tak ingin konflik PPP berlarut-larut. Pada tanggal 30 Oktober-2 Novembber 2014 Suryadharma Ali menggelar muktamar di Jakarta, dan hasilnya Djan Faridz terpilih sebagai ketua umum DPP PPP.

5. Perolehan suara PPP pasca Reformasi

Perolehan suara Partai Persatuan Pembangunan pada pasca reformasi secara nasional yaitu pada tahun 2004, 2009, dan 2014 mengalami naik-turun. Pada pemilu legislatif 2004, perolehan suara PPP semakin menurun yaitu PPP mendapatkan suara 8,15%, namun pada pemilu Legislatif 2009, PPP menunjukkan penurunan suara yang cukup tajam yaitu hanya mendapatkan 5,32%. Sedangkan pada pemilu Legislatif 2014 PPP memperoleh suara sebanyak 6,53%. Artinya sejarah elektoral PPP menunjukkan penurunan suara sejak rezim Soeharto. Padahal pada masa orde baru PPP adalah partai yang hampir selalu menjadi partai pemenang kedua setelah Golkar.

Sedangkan perolehan suara Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Mojokerto pasca reformasi juga mengalami naik-turun. Seperti pada Pemilu Legislatisf 2004, Partai Persatuan Pembangunan kabupaten Mojokerto memperoleh suara sebanyak 34.234 suara, pada Pemilu Legislatif 2009 mengalami sedikit kenaikan yaitu memperoleh 37.763 suara dan pada Pemilu Legislatif 2014, Partai


(55)

47

persatuan Pembangunan kabupaten Mojokerto mengalami kenaikan yaitu memperoleh 42.974 suara.

Jika dilihat dari perolehan jumlah kursi DPRD, Partai Persatuan Pembangunan kabupaten Mojokerto juga mengalami hal yang sama yaitu naik-turun. Pada Pemilu Legisltif 2014 memperoleh 5 kursi, pada Pemilu Legislatif 2009 memperoleh 3 kursi dan pada Pemilu Legislatif 2004 memperoleh 5 kursi sedangkan pada Pemilu1999 mendapatkan 2 kursi, terakhir pada Pemilu 1997 Partai Persatuan Pembangunan mendapatkan 16 kursi. Menurut informasi yang penulis dapat, perolehan jumlah kursi Partai Persatuan Pembangunan kabupaten Mojokerto mengalami kejayaan pada Pemilu Legislatif adalah pada tahun 1997, yaitu dengan memperoleh 16 kursi di DPRD.

B. Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Mojokerto

Dewan Pimpinan Cabang merupakan lembaga (Organisasi) yang memiliki wewenang tertinggi di tingkat Kabupaten/Kota dan bertanggung jawab kepada Musyawarah Cabang. Dewan Pimpinan Cabang merupakan lembaga di atas Anak Cabang (Tingkat Kecamatan). Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Mojokerto berada di Jalan Raya Gayaman No. 71 Mojoanyar Mojokerto.

Seperti yang diketahui, dalam tubuh internal Partai Persatuan Pembangunan tingkat Pusat mengalami konflik yang dimana dalam internal Partai Persatuan Pembangunan memiliki dua kepengurusan didalamnya. Tentunya jika ada konflik di


(56)

48

tubuh internal sebuah partai akan berimbas ke tubuh partai tingkat bawah, namun ternyata hal tersebut tidak terjadi pada Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan Mojokerto. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Ketua DPC PPP kabupaten mojokerto7:

“ Dalam melaksanakan program dan perjuangan DPC PPP kabupaten mojokerto tidak terganggu dengan konflik internal yang terjadi di pusat. DPC PPP menjalankan visi dan misi dengan adil dan makmur, serta beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT”

Terjadinya konflik di tubuh internal PPP tidak berpengaruh ke semua tubuh PPP tingkat bawah. Walaupun tentunya juga ada pengaruh di tubuh PPP tingkat bawah, namun tidak untuk DPC PPP kabupaten mojokerto. Kesolidan antar anggota dan pengurus partai inilah yang menjadi kunci sukses berjalannya partai politik dalam menjalankan visi dan misinya. Hal tersebut di dukung oleh pernyataan dari Ketua DPW PPP Jawa Timur dalam musyawarah cabang yang dilakukan DPC PPP kabupaten mojokerto pada tanggal 18 September 2016 lalu, yang dimana hasil dari musyawarah cabang tersebut bahwasanya pengurus yang terpilih harus bisa membawa PPP jaya bersama rakyat. Ini sesuai dengan motto PPP saat ini yaitu bergerak bersama rakyat.8

Seperti yang kita ketahui bahwa Partai Persatuan Pembangunan tingkat pusat memiliki dua struktur kepengurusan, di Partai Persatuan Pembangunan kabupaten Mojokerto juga memiliki dua kepengurusan, namun struktur kepengurusan Partai

7

Wawancara dengan Bapak ketua DPC PPP Kabupaten Mojokerto (pada tanggal 22 Desember 2016, pukul 20.37).

8

www. pppjatim.com


(57)

49

Persatuan Pembangunan kabupaten Mojokerto secara faktual dbawah kepemimpinan H. Kusairin, yaitu dibawah kepemimpinan Pusat Romahurmuziy. Romahurmuziy merupakan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan yang memiliki Surat Keputusan dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.

Tabel 1.3

Struktur dan Personalia Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Mojokero Masa Bakti 2011-2016:

No NAMA JABATAN

1 H. Kusairin S.IP Ketua

2 H. Ridwan S.H, SE, M.Hum Wakil Ketua 3 H. Zainul Arifin S.Ag Wakil Ketua 4 Drs. Dipo Suhariyono Wakil Ketua 5 Drs. Halim Fatoni M.Pd Wakil Ketua 6 Drs. H.Mulyadi Hamdi S.H, M.Hum Wakil Ketua 7 Jaya Putrayadi S.H Wakil Ketua 8 Fasichatul Sakdiyah Wakil Ketua 9 Siti Maslachah S.A.g Wakil Ketua 10 Ainur Rosyid S.IP Sekretaris 11 H. Husni Siregar Wakil Sekretaris 12 Akhnu Afandi M.Pd Wakil Sekretaris 13 Ach. Yamadi Wakil Sekretaris 14 Hj. Sholihati Syakur Wakil Sekretaris 15 Ir. Soetomo Wakil Sekretaris 16 M. Arwani S.T Wakil Sekretaris


(58)

50

17 Drs. H. Didik Subiyantoro M.BA Wakil Sekretaris

18 Siti Kulsum Bendahara

19 Lifaliyah S.Pd Wakil Bendahara 20 Langgeng Ismanto MM Wakil Bendahara Sumber: Dokumen Dewan Pimpinan Wilayah PPP Jawa Timur.

Sedangkan kepengurusan DPC Partai Persatuan Pembangunan kabupaten Mojokerto dibawah pimpinan pusat Djan Faridz yaitu dibawah kepemimpinan KH. Abd. Rochim. Berikut struktur kepengurusan DPC Partai Persatuan Pembangunan kabupatenMojokerto pihak Djan Faridz:

Tabel 1.4

Struktur dan Personalia Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Mojokero Pihak Djan Fardz Masa Bakti

2011-2016:

No NAMA JABATAN

1 Dr. KH. Abd.Rochim, SH.MH Ketua

2 Mulyadi SE Wakil Ketua

3 Maimunah S.Pd.I Wakil Ketua 4 Hj.Khoirunnisa’il Fitriyah M.Pd.I Wakil Ketua

5 KH. Jumain Wakil Ketua

6 M. Solikun Wakil Ketua

7 Lukman Ali Sekretaris


(59)

51

9 Hj. Umi Nur Cholifah M.Pd.I Wakil Sekretaris 10 M. Mahmud S.Pd.I Wakil Sekretaris 11 Chusnul Latifah S.Pd Wakil Sekretaris 12 Sulikatiningsih S.Pd Bendahara 13 Anis Pujiana S.Pd Wakil Bendahara 14 Romli Arif S.Pd Wakil Bendahara

15 Muhajir SE Wakil Bendahara

Sumber : Dokumen Pribadi Pak Abd. Rochim

Mojokerto merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di wilayah Jawa Timur. Mojokerto merupakan kabupaten yang dimana mempunyai organisasi masyarakatseperti Nahdlatul Ulama, Muhamadiyyah, LDII, FPI, JAT dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, Mojokerto memiliki banyak pondok-pondok pesantren yang tersebar di wilayah kabupaten Mojokerto. Banyaknya pondok pesantren tersebut menggambarkan bahwa kabupaten Mojokerto merupakan kabupaten yang mempunyai basis Islam yang cukup kuat dan bisa dikatakan Mojokerto adalah daerah santri.. Banyaknya tokoh-tokoh Islam dan kyai menjadikan kabupaten mojokerto terkenal kental agamanya.

Di era reformasi, banyak partai Islam yang muncul di kancah politik Indonesia. Di kabupaten mojokerto sendiri terdapat 5 partai Islam yang mengikuti pesta demokrasi baik itu pemilu maupun pilkada, yaitu Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanah Nasional, Partai Bulan Bintang, dan Partai Keadilan Sejahtera. Berdirinya dan keikutsertaan partai Islam di mojokerto terutama Partai persatuan Pembangunan tentunya akan memberikan


(60)

52

pengaruh yang baik terhadap perjalanan dan pergerakan politik di mojokerto itu sendiri. PPP di era reformasi memiliki perbedaan tentang basis massa, yaitu tidak lagi beranggotaan NU, Parmusi, PSII dan Perti. Hubungan Partai Persatuan Pembangunan dengan Mojokerto sendiri dilihat dari segi sosial, agama dan politik terlihat dari tabel di bawah ini9 :

Tabel 1.6

Kegiatan Partai Persatuan Pembangunan Mojokerto

Aspek Kegiatan yang di Lakukan

Sosial PPP selalu berpartisipasi dalam rangka kebutuhan masyarakat, terutama kebutuhan yang berdampak terhadap kepentingan masyarakat terutama sarana dan prasarana seperti memberikan bantuan untuk masjid, jalan dan lain sebagainya (yang berdasarkan usulan fraksi kepada pemerintah daerah) juga memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat.

Agama PPP juga berkomunikasi dengan kalangan pondok pesantren, Dalam rangka untuk menjaga silaturahmi kepada kontituenya.

Politik Pemilih PPP di mojokerto adalah pemilih yang majemuk, tidak hanya dari kalangan NU saja tetapi juga dari Organisasi-organisasi masyarakat lainya seperti LDII, Muhammadiyah, Pedagang, PNS dan lainnya

9

Wawancara dengan Bapak Arif Winarko ketua PAC Jatirejo PPP Mojokerto pada tanggal 25 Desember 2016.


(61)

53

Dilihat dari tabel diatas, hubungan Partai Persatuan Pembangunan Mojokerto dengan masyarakat mojokerto sendiri baik dari segi sosial, agama dan politiknya. Terlihat dalam segi politik, pendukung atau pemilih PPP bukan dari kalangan NU saja, melainkan dari kalangan manapun. Ini membuktikan bahwa PPP adalah partai yang “merangkul” rakyat.

Partai Persatuan Pembangunan kabupaten Mojokerto juga memiliki organisasi yang dinaunginya, seperti Lembaga Bantuan Hukum, Wanita Persatuan Pembangunan (WPP), Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI), dan Angkatan Muda Kabah (AMK).


(62)

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menguraikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama 2 bulan, melalui pengumpulan data dari berbagai sumber, pengumpulan data di lapangan, melakukan wawancara mendalam dengan segenap komponen yang terkait dengan judul penelitian ini. Hal ini diuraikan sebagai berikut:

A. Dinamika Politik PPP Mojokerto dalam Pemilihan Kepala Daerah Mojokerto 2015

1. Proses penentuan bakal calon Bupati

Sesuai dengan peraturan perundangan-undangan Nomor 12 Tahun 2008 yang menyebutkan bahwa pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah baik Gubernur, Bupati dan Walikota dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

Pasangan calon sebagai peserta Pemilihan Umum Kepala Daerah harus diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa salah satu fungsi dari partai politik adalah sarana rekruitmen politik. Sebagaimana yang disebutkan dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 2008, partai politik berfungsi sebagai sarana rekruitmen politik dalam pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi. Fungsi ini berkaitan dengan masalah seleksi


(63)

55

kepemimpinan, baik kepemimpinan internal partai atau kepemimpinan nasional yang lebih luas.

Mekanisme dalam penentuan calon kepala daerah di DPC Partai Persatuan Pembangunan Mojokerto adalah1

a. Penjaringan bakal calon

Partai melakukan inventarisasi nama-nama tokoh yang bakal calon dan dilakukan survei awal terhadap mereka untuk kemudian dilakukan perkuatan terhadap salah seorang yang berpeluang.

b. Bakal calon mendaftar

Biasanya calon akan datang ke kantor partai untuk mendaftar. Paling tidak sudah memberikan konfirmasi kepada Ketua Partai.

c. Dilaksanakan rapat

Partai akan melakukan rapat untuk menentukan calon yang sudah mendaftar ke kantor dan menentukan siapa yang akan di calonkan.

d. Melakukan Survei

Partai akan melakukan survei ke lapangan untuk melihat potensi calon mana yang akan diusung memiliki peluang untuk bisa menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah.

e. Penetapan bakal calon

1 Pak Hadi, Kesektariatan Kantor DPC PPP kabupaten Mojokerto, wawancara, Kantor DPC

PPP kabupaten Mojokerto, 25 November 2016.


(64)

56

Setelah melakukan survei partai akan mengetahui siapa calon yang memiliki peluang untuk bisa menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah dan partai menetapkan calon mana yang akan diusung.

Setelah semua tahap sudah terlaksana maka DPC Partai Persatuan Pembangunan akan mengusulkan bakal calon yang sudah ditentukan kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPW) Partai Persatuan Pembangunan dan kemudian diteruskan ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan.Seperti halnya yang disampaikan oleh Ketua DPC PPP kabupaten Mojokerto pihak Romahurmuziy:

" DPC PPP kabupaten Mojokerto mengadakan rapimda dalam rangka melakukan penjaringan bakal calon kepala daerah yang hasilnya nanti akan disampaikan ke

DPW PPP Jawa Timur dan DPP PPP Jakarta untuk disahkan menjadi calon. "2

Berdasarkan keterangan yang dijelaskan oleh Ketua DPC PPP kabupaten Mojokerto pihak Romahurmuziy bahwa dalam mekanisme penentuan calon yang akan diusung, DPC PPP kabupaten Mojokerto harus melalui tahap-tahap yang sudah ditentukan oleh Partai, setelah itu baru DPC PPP kabupaten Mojokerto akan menyeleksi bakal calon yang sudah mendaftarkan diri, sebelum memutuskan siapa yang akan dicalonkan maka dilakukanlah Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) oleh DPC PPP kabupaten Mojokerto, setelah itu baru bisa menentukan calon mana yang akan diusung yang kemudian akan diusulkan ke Dewan Pimpinan Wilayah PPP setelah itu baru di usulkan ke Dewan Pimpinan Pusat PPP.

2

Pak Kusairin, Ketua DPC PPP Kabupaten Mojokerto pihak Romahurmuziy,Pesan singkat, 2

Januari 2017.


(1)

93

Partai Persatuan Pembangunan Jakarta harus diselesaikan agar tidak ada lagi konflik

dan dualisme kepengurusan agar kedepannya bisa mengikuti pesta demokrasi tanpa


(2)

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pada Pemilihan Kepala Daerah kabupaten Mojokerto 2015, Surat rekomendasi

PPP Djan Faridz yang dimiliki oleh Choirun Nisa-Arifudinsyah diklaim tidak asli

oleh pasangan calon Mustafa Kamal Pasa yang dimana mereka mengakui

memiliki surat rekomendasi asli dari PPP Djan Faridz hingga pasangan calon

Choirun Nisa-Arifudinsyah didiskualifikasi oleh KPU dari bursa Pemilihan

Kepala Daerah kabupaten Mojokerto 2015. Didiskualifikasinya pasangan calon

Choirun Nisa-Arifudinsyah dari pencalonan Kepala Daerah, PPP Djan Faridz

akhirnya mengalihkan dukungan mereka ke pasangan calon Mustafa Kamal

Pasa-Pungkasiadi, sedangkan PPP Romahurmuziy tidak mengalihkan dukungan

mereka dan menyerahkan semua pilihan ke masyarakat.

2. Adanya indikasi permainan politik yang terjadi di PPP tingkat pusat. Karena hal

tersebut, semua elit PPP kabupaten Mojokerto baik pihak Romahurmuziy dan

pihak Djan Faridz harus melakukan konsolidasi dan memusyawarahkan apa yang

menjadi masalahnya. Elite PPP kabupaten Mojokerto berharap agar kedepannya

PPP bisa bersatu kembali untuk kepentingan umat (masyarakat).


(3)

96

B. Saran

Diharapkan adanya penelitian lanjutan karena hasil penelitian yang dibuat masih

banyak kekurangan dan keterbatasan baik dalam pengolahan data maupun kedalaman

isi yang diteliti. Hal ini dikarenakan waktu pelaksanaan yang relatif singkat dan

terbatasserta keterbatasan pengetahuan peneliti mengenai analisis juga pembahasan

data penelitian, sehingga untuk bisa menjangkau sampai ke akar permasalahan yang

ada di DPC PPP kabupaten Mojokerto pada saat Pilkada Mojokerti 2015 tidak


(4)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

A. Ubaedillahdkk. DemokrasiHakAsasiManusiadanMasyarakatMadani. Jakarta:

PrenadaMediaGrup, 2013.

Abdul Aziz. Politik Islam Politik :PergulatanIdeologis PPP menjadiPartai Islam.

Bob SugengHadiwinata. Demokrasi di Indonesia (TeoridanPraktik). Yogyakarta:

GrahaIlmu, 2010.

George Ritzer. SosiologiIlmuPengerahuanBeparadigmaGanda. Jakarta: PT. Rajawali

Press, 1985

George Ritzerdan Douglas J. Goodman.TeoriSosiologi Modern, terjAlimandan.

Jakarta: Kencana, 2007.

Hafied Cangara,M.Sc.,Ph.D. KomunikasiPolitik: Konsep, TeoridanStrategi.

Jakarta: PT.RajaGrafindoPersada, 2011.

HarisHerdiansyah. MetodelogiPenelitianKualitatifuntukilmu-ilmusosial. Jakarta:

SalembaHumanika, 2010

IAN CRAIB. Teori-teoriSosial Modern dari Parsons sampaiHabermas. Jakartaa:

RajawaliPers, 1992.

I.B.Wirawan, Teori-teorisosialdalamTigaParadigma. Jakarta:

KencanaPrenadamediaGrup, 2013.

KacungMarijan. SistemPolitikIndonesia :KonsolidasiDemokrasiPasca-OrdeBaru.

Jakarta: KencanaPrenada Media Grup, 2012.

Ketetapan-ketetapan Dan HasilMuktamar VIII PPP Surabaya: 15-17 Oktober 2014.

Lexy J. Moleong.MetodePenelitianKualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakarya,

2005.

Muhammad Idrus. MetodePeneitianIlmuSosial. Yogyakarta: PT.

GeloraAksaraPratama, 2009.

Miriam Budiharjo. Partisipasi Dan PartaiPolitik-sebuahbungarampai (Jakarta,

PT. Gramedia, 1981), 14.

Miriam Budiharjo. Dasar-dasarIlmuPolitik. Jakarta: PT. Gramedia, 2008.

Prof.Dr. MusdahMulia, MA.KemulianPerempuandalam Islam. Jakarta: PT. Elex


(5)

RahmatHollyson MZ dan Sri Sundari.Pilkada: PenuhEuforia, MiskinMakna.

Jakarta: PenerbitBestari, 2015.

SyarifuddinJurdi. PanduanPenulisanskripsiJurusanIlmuPolitikUinAlauddin.

Makassar: UIN Alauddin, 2012.

SindungHaryanto, SpektrumTeoriSosialdariKlasikhingga Modern, Yogyakarta:

Tiara Wacana, 2006.

Sugiyono.MemahamiPenelitianKualitatif. Bandung: Alfabeta, 2010.

SoerdjonoSoekanto. BeberapaTeoriSosiologiTentangStrukturMasyarakat. Jakarta:

PT.RajaGrafindoPersada, 1993.

Tom Campbell, TujuhTeoriSosial :Sketsa, Penilaian, Perbandingan. Yogyakarta:

KANISIUS, 1994

Internet

Metrotv.com

http://news.metrotvnews.com/read/2014/09/03/290975/awal-perseteruan-panas-ppp “AwalPerseteruan “Panas” PPP”. 16 Oktober

2016

Beritajatim,com, Zero Sum Game di PilkadaMojokertosebelum 9 Desember 2015.

14 Oktober 2016

Tempo.com.https://nasional.tempo.co/read/news/2015/08/19/058693363/ppp-terbitkan-dua-rekomendasi-di-pilkada-mojokerto-ada-apa/ “PPP

terbitkanduarekomendasi di pilkadamojokerto, adaapa?”. 14 Oktober 2016

Antarajatim.com, “PPP DukungPasanganNisa-SyahDapatkankeadilan. 22

November 2016

http://ppp.or.id/page/sejarah.html 30 Oktober 2016

http://asal-usul-motivasi-blogspot.com/2014/02/asal-usul-sejarah-partai-persatuan.html?m=1. 7 Desember 2016

www.cariram.yz/kronologi-lengkap-konflik-internal-ppp-2014-2016. 25 Desember 2016

www.pppjatim.com. 23 Desember 2016

http://syeirazi.blogspot.com/20006/11/hilafiah-soal-kepemimpinan-politik.html.7 Oktober 2016.

https://m.tempo.co/read/news/2015/07/08/ "Pilkadabupati-wakilbupatimojokertopecahkongsi".18 Oktober 2016.


(6)

Beritajatim.com/”IniJawaban DPC PPP

KabupatenMojokertoSoalRekomPalsuNisa-Syah”/ 7 Oktober , 2016. http://nasional.inilah.com/read/detail/2230321/ “PilkadaMojokerto PPP

kubuRomikirim ultimatum”, 3 September 2016.

http://realita.com/ “Gara-GaraRekomgandaPilkadaMojokertoberpotensirusuh”, 17 September 2016.

http://www.tribunnews.com/nasional/2015/11/05/ “secarakonstitusionalnisa-syahtetapsebagaicalon", Minggu, 23 Oktober 2016.