Perancangan Kampanye Sosialisasi Bank Sampah di Kota Bandung.

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Perancangan Kampanye Sosialisasi Bank Sampah di Kota Bandung

oleh

Nathanael Arya Pradana NRP 0864261

Masalah sampah adalah masalah nasional, karena penanganannya harus diterapkan sejak dari sumbernya, membutuhkan upaya secara kolektif, serta harus dilakukan secara rutin atau sudah menjadi bagian dari budaya. Salah satu upaya mengurangi besarnya timbunan sampah adalah dengan program kegiatan 3R, yaitu reduce, reuse,

recycling. Namun pada kenyataannya, kesadaran masyarakat akan sampah masih cukup rendah, sehingga program tersebut tidak berjalan dengan baik.

Kampanye ini dirancang untuk menggugah masyarakat untuk merubah pola pikir tentang sampah, dari konsep masyarakat tentang sampah sebagai sisa produk yang tidak diinginkan menjadi resource yang masih dapat dipergunakan dan diolah kembali. Dengan memperkenalkan Bank Sampah sebagai solusi masalah sampah, diharapkan masyarakat dapat melihat secara langsung manfaat dari memilah dan mengolah sampah. Pendekatan yang digunakan akan menggunakan unsur komunitas terutama komunitas tempat tinggal sehari – hari, karena diharapkan dengan terpengaruhnya komunitas tersebut, dapat merubah perilaku kebiasaan (behaviour) suatu individual, mengingat salah sifat dasar dari manusia yaitu beradaptasi dengan lingkungan.


(2)

ABSTRACT

The Design of Waste Bank System Socialization Campaign in Bandung

By

Nathanael Arya Pradana / 0864261

Waste problem are a national concern because it should be handled from its source, it need a collective effort, and it also should be done regularly on a daily basis, which mean it should be a part of the national culture. The 3R programme, which stand for Reduce, Reuse and Recycle, are one of an effort to reduce this waste

increment. However, in its practice, people’s awareness and concern about waste

are considerably low, hence, this programme are not running efficiently.

This campaign are aimed to encourage people to shift their paradigm about waste. From the people concept about waste, which is an unwanted after product which no longer have any use, into a valuable and reusable resource. By introducing waste bank system as a solution for waste problem, hopefully people can see its direct benefit from selectively discarding their waste. This campaign will use a community based approach, especially their living community. By affecting their community, it is believed it would change an individual behaviour regarding the fact of the natural tendency of human behaviour, which is to adapt to its surroundings.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

KATA PENGANTAR... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan &Ruang Lingkup ... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 4

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 4

1.5 Skema Perancangan ... 5

BAB II : LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Kampanye.... ... 6

2.2 Komunikasi Massa ... 8

2.3 Faktor Situasional yang mempengaruhi perilaku manusia ... 9

BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 10

3.1 Data dan Fakta ... 10

3.1.1 PD. Kebersihan Kota Bandung ... 11

3.1.2 LPTT Bandung ... 16 3.1.3 Peraturan Menteri Negara Lingkungan HidupRepublik


(4)

Indonesia Nomor 13 Tahun 2012... 26

3.1.4 Wawancara dengan Kepala RT 06 RW 04 Komplek Perumahan Sutami, Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari ... 27

3.2 Tinjauan Proyek Sejenis 3.2.1 Bandung Green and Clean ... 29

3.2.2 Bank Sampah Unilver ... 32

3.3 Analisis Berdasarkan Data dan Fakta ... 33

BAB IV: PEMECAHAN MASALAH ... 36

4.1 Konsep Komunikasi ... 36

4.2 Konsep Kreatif ... 37

4.3 Konsep Media ... 38

4.4 Timeline kampanye ... 40

4.5 Pembahasan Karya ... 40

4.6 Biaya Produksi Media ... 59

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Kesimpulan ... 60


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Timbulan Sampah Kota Bandung ... 14

Tabel 3. 2 Data rata - rata sampah yang terangkut di kota Bandung ... 15

Tabel 3.3 Kompilasi Data Bank Sampah Kuartal 4 tahun 2012 Program Bandung Green and Clean ... 23

Tabel 3.4 Kompilasi Data Bank Sampah, Desember 2013 ... 24

Tabel 4.1 Timeline Kampanye Sosialisasi Bank Sampah ...40


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan ... 5

Gambar 2.1 Skema Model Kampanye Ostergaard... 7

Gambar 3.1 Logo PD Kebersihan Kota Bandung ...10

Gambar 3.2 Skema Operasional Pelayanan Kebersihan ... 12

Gambar 3.3 Logo LPTT .....16

Gambar 3.4 Tim relawan LPTT program BGC2012 ... 19

Gambar 3.5 Diagram paradigma masyarakat dalam pengolahan sampah dan penyesuaiannya ... 25

Gambar 3.6 Bapak Didin dan usaha pemilahan sampahnya ... 27

Gambar 3.7 Logo Kampanye BGC beserta Tagline ... 29

Gambar 3.8 Spanduk yang terpasang di berbagai Bank Sampah diberbagai kelurahan di Bandung ... 30

Gambar 3.9 Cover depan dan belakang buku tabungan Bank Sampah ... 31

Gambar 3.10 Cover depan buku panduan pelaksanaan Bank Sampah Unilever ... 33

Gambar 4.1 Logo UtamaKampanye Sosialisasi Bank Sampah ... 42

Gambar 4.2 Variasi Penerapan Logo Utama ... 42

Gambar 4.3 Logo UtamaKampanyeBeserta Clear Area –nya ... 43

Gambar 4.4 Variasi Layout Logo ... 43

Gambar 4.5 Warna yang digunakan pada logo ... 45

Gambar 4.6 Karikatu Presiden RI danWakil ... 46

Gambar 4.7 Karikatur Walikota Bandung ... 47

Gambar 4.8 Cuplikan animasi Bank Sampah ... 50

Gambar 4.9 Poster Awareness Bank Sampah ... 51


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.11 Cover Image Akun Facebook LPTT ... 54

Gambar 4.12 Penerapan Cover Image Pada Akun Facebook LPTT ... 55

Gambar 4.13 Tampak Depan danTampak Belakang Kaos ... 56

Gambar 4.14 Tampak Depan Tote Bag Jejaring Bank Sampah ... 57


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Peraturan Menteri Negara Lingkungan HidupRepublik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012

LAMPIRAN B Lembar Asistensi Sketsa LAMPIRAN C Artikel Terkait


(9)

Universitas Kristen Maranatha 1

Bab I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pada tahun 17 Agustus 1945, telah diikrarkan sebuah kemerdekaan suatu negara di Asia tenggara bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kemerdekaan ini disepakati oleh segenap rakyatnya yang multikultural yang menyatakan untuk bersatu , dan menyudahi era penjajahan selama 354 tahun oleh bangsa lain. Negara Kesatuan Republik Indonesia kini sudah mencapai 69 tahun semenjak kemerdekaannya.

Pengikraran kemerdekaan tersebut juga menandakan terbentuknya suatu Nasionalisme. Nasionalisme yang diambil dari kata Nationalism yang artinya dedikasi atau kesetiaan pada negaranya sendiri, berdaulat atas negaranya sendiri, bebas dari pengaruh penjajah atau pihak lain. Sementara bangsa Indonesia memiliki Nasionalismenya sendiri, yaitu Nasionalisme Pancasila. Dalam Nasionalisme Pancasila ini didalamnya ditekankan beberapa perihal utama seperti: Mengutamakan persatuan dan kesatuan, mengutamakan kepentingan bangsa diatas pribadi dan golongan, mau berkorban demi bangsa dan negara, mengakui persamaan hak dan kewajiban, serta mengembangkan sikap tenggang rasa. Secara umum, Nasionalisme merujuk pada paham yang mengikat dan menyatukan secara kolektif berdasarkan rasa cinta dan kesetiaan warga pada negeri sendiri. Dari penyatuan tersebut, manusia berharap dapat mencapai cita – cita bersama yang tidak dapat dilakukan secara Individual.

Dalam perkembangannya menjalani 69 tahun kemerdekaannya, bangsa Indonesia mengalami lonjakan jumlah penduduk yang besar, sertatidak luput dari pengaruh modernisasi. Modernisasi ini memicu Kapitalisme, sikap individualis, serta budaya konsumtif. Budaya konsumtif ini akan berdampak pada semakin banyaknya sampah dan limbah, baik itu residu dari sisi produksi maupun dari sisi konsumsi. Sampah jika dibiarkan semakin menumpuk akan menimbulkan berbagai masalah yang kelak akan menjadi masalah bersama.


(10)

Dengan jumlah penduduknya yang banyak, Indonesia juga menghasilkan sampah dalam jumlah yang besar. Kementerian Lingkungan Hidup mencatat tiap harinya setiap orang menghasilkan 2,5 Liter sampah, atau 625 Juta Liter dari seluruh jumlah penduduk (Kambuaya,2012).Dengan jumlah sebesar itu, penanganan sampah harus dimulai semenjak dari sumbernya, harus ditangani dan dilakukan secara kolektif, serta harus dilakukan secara rutin. Maka dari itusudah sepantasnya perihal sampah ini menjadi perhatian nasional.

Pada kenyataannya, kesadaran publik akan masalah sampah masih rendah. Pada kasus ini diambil sampel data PD Kebersihan kota Bandung dengan penduduknya yang berjumlah ± 2,5 Juta jiwa, timbulan sampah di kota Bandung adalah sebesar 7500 M3 perhari dengan berat jenis 225 Kg / M3 . Sementara sampah yangterangkut rata – rata perhari adalah sebesar 4000 M3. Kontributor sampah terbesar adalah sampah rumah tangga. Berbagai sosialisasi telah dilakukan namun mayoritas publik masih beranggapan bahwa masalah sampah merupakan tanggung jawab instansi daerah dan pemerintah, terlebih lagi mereka pun beralasan sudah membayar retribusi yang ditentukan pemerintah daerah. Hal ini mengindikasikan bahwa publik tidak lagi peduli dengan kondisi tanah airnya, tidak lagi mengekspresikan nilai – nilai Nasionalisme Pancasila.

Fenomena sampah ini bisa diminimalisir salah satunya dengan cara yang biasa dikenal dengan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Salah satu kegiatannya yaitu

Recycle (daur ulang) saat ini masih terus diupayakan di Indonesia, namun menghadapi satu tantangan utamanya yaitu proses pemilahannya. Sebagai contoh, sampah plastik yang seharusnya bisa didaur ulang dan memiliki nilai guna kembali, karena telah bercampur dengan sampah organik menjadi terdegradasi sehingga tidak dapat didaur ulang. Jika pun masih dapat digunakan, ongkos dan upaya yang diperlukan untuk membersihkannya tidak sebanding dengan harga jualnya. Sampah organik pun sebetulnya masih memiliki nilai guna diantaranya dapat diolah menjadi pupuk kompos, atau pun dikonversi menjadi bio-gas, namun problem sampah yang bercampur juga menjadi kendala. Sosialisasi pemilahan sampah pun sudah pernah dilakukan, namun konsep sampah sebagai benda kotor yang tidak diinginkan dan


(11)

Universitas Kristen Maranatha 3 dapat menimbulkan penyakit masih melekat di masyarakat, sehingga mereka cenderung enggan untuk melakukan pemilahan sampah.

Salah satu upaya untuk menarik masyarakat melakukan pemilahan sampah ini adalah dengan menggunakan sistem Bank Sampah. Sistem Bank Sampah ini beroperasi seperti Bank, namun yang ditabung adalah sampah yang dapat didaur ulang. Nasabah Bank Sampah akan diberikan rekening, dan dalam rekeningnya tersebut akan dibayarkan sejumlah uang sesuai dengan sampah layak daur ulang yang sudah diserahkan oleh nasabah. Perihal ini telah ditetapkan oleh peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup, dan untuk diterapkan mulai dari tingkat RT/RW. Namun dari hasil survei penulis, masih banyak masyarakat belum mengerti atau bahkan tidak tahu mengenai Bank Sampah. Dengan memilah sampah, volume sampah akan berkurang, sistem pendaurulangan akan menjadi lebih efisien, lingkungan akan menjadi lebih sehat, dan masyarakat akan lebih sejahtera.

Dari fenomena – fenomena tersebut diatas, penulis mengangkat tema ini untuk merancang suatu solusi sosialisasi yang tepat, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan sampah dan nasionalisme cinta tanah air. Penulis yang juga adalah mahasiswa Desain Komunikasi Visual, suatu cabang ilmu yang mempelajari komunikasi massa, akan mengambil peran dalam memberikan dan menyebarluaskan informasi.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Dari latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, maka beberapa hal yang akan diselidiki, diteliti, dan dibahas dari sudut pandang DKV adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana menyampaikan pentingnya memilah sampah kepada target masyarakat, yang umumnya adalah pemuda dan keluarga?

2. Bagaimana target dapat mengetahui sertaikut berpartisipasi dalam pengolahan sampah?

Pada penelitian kali ini, penulis akan mempergunakan fenomena sampah yang terjadi di kota Bandung sebagai objek penelitiannya. Selain itu penulis akan memfokuskan


(12)

pada peningkatan kegiatan recycle dari rangkaian gerakan 3R yang sudah dicanangkan.

1.3 Tujuan Perancangan

Sesuai dengan masalah yang sudah dibahas di atas, maka hasil yang akan dicapai melalui Tugas Akhir ini yaitu:

1. Merancang strategi sosialisasi yang menarik dan tepat kepada target masyarakat dengan pendekatan media sosial yang up to date dan mudah diakses.

2. Merancang sarana penunjang informasi demi menumbuhkan minat target masyarakat untuk berpartisipasi.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi langsung pada pihak – pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kebersihan serta pihak – pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan daur ulang sampah, dan melakukan survei sehingga mendapatkan gambaran terhadap objek yang akan diteliti.

Metode studi literatur dengan membaca buku-buku teori yang ada, majalah, surat kabar, dan media sosial tentang permasalahan sampah di Indonesia.

Setelah itu metode dengan wawancara langsung dan menyebarkan kuisioner terhadap masyarakat sehingga penulis mendapat informasi langsung.

Terakhir, melakukan analisis teks STP dan SWOT yang membahas tentang kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman dari kampanye ini.


(13)

Universitas Kristen Maranatha 5 1.5 Skema Perancangan

Sosialisasi Pilah Sampah & Bank Sampah

Permasalahan :

- Masyarakat tidak lagi peduli dengan keadaan negerinya dan bangsanya - Tidak dipilahnya sampah, kurangnya informasi tentang sistem Bank

sampah

Tujuan Perancangan :

- Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memilah sampah - Menumbuhkan minat masyarakat untuk berpartisipasi menabung sampah

Landasan Teori :

- Kampanye - Komunikasi Massa - Media Massa - SWOT

Sumber Data :

- Wawancara - Kuesioner

- Observasi langsung - Studi literatur

Data dan Analisis Masalah

Strategi Pemecahan Masalah

Konsep Komunikasi:Menginform

asikan bahwa sampah masih memiliki nilai

ekonomis selama penangananya benar

Konsep Kreatif :

Kampanye pendekatan penyampaian melalui gaya

animasi, yang cenderung ringan, naif, jenaka dan idealis

yang melambangkan harapan

Konsep Media :

Video Wall, Megatron, radio, Koran, majalah, fb account, merchandise, dll

Mandatori :

LPTT (Lembaga Penerapan

Teknologi Tepat)

Institusi Terkait :

Kementrian Lingkungan Hidup Badan Pengawas Lingkungan

Hidup (BPLH)

Latar Belakang:

- Jaman semakin modern, Penduduk semakin banyak,budaya Konsumtif semakin berkembang, Sampah semakin sering dihasilkan

- Kesadaran masyarakat terhadap sampah rendah, penanganan sampah bergantung pada Institusi Pengelola kebersihan

- Sampah organik dan anorganik saling bercampur dalam penanganannya, proses daur ulang terhambat.


(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari serangkaian pembahasan yang sudah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan dalam penelitian ini yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Masalah sampah yang cenderung dilematis ini sebetulnya dapat diatasi dan dikonversi menjadi sesuatu yang produktif, seperti yang sudah dilakukan beberapa negara maju, namun pada pelaksanaannya tetap membutuhkan partisipasi dan kedisiplinan masyarakat sebagai penghasil sampah. Oleh karena itu perlu dilakukan perubahan perilaku atau kebiasaan pada masyarakat. Salah satu cara mengubah perilaku ini adalah dengan mengganti kebiasaan buruk tersebut dengan kebiasaan baru yang secara umum lebih menyenangkan atau lebih bermanfaat. Salah satunya adalah dengan memperkenalkan Bank Sampah, dimana masyarakat dapat berpatisipasi menjaga lingkungan sambil mendapatkan keuntungan secara langsung.

2. Untuk mengubah kebiasaan, selain dengan menggunakan cara yang disebutkan dibutir satu diatas, adalah dengan menggunakan pendekatan pada tingkat komunitas lingkungan hidup tempat tinggal. Secara psikologis, manusia akan beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan jika lingkungan tempat tinggalnya tersebut sudah mulai memilah sampah dan memanfaatkan fasilitas Bank Sampah, maka diharapkan individu yang belum melakukannya akan terdorong untuk ikut berpartisipasi demi menjaga keharmonisan antara sesama komunitas tempat tinggalnya. Oleh karena itu, kegiatan penyuluhan yang sedang dilakukan LPTT sudah tepat, dan perlu didukung melalui media – media sosialisasi yang informatif.


(15)

Universitas Kristen Maranatha 61 3. Dari rangkaian program – program sejenis mengenai sampah, dapat diindikasikan bahwa kampanye, atau sosialisasi tentang sampah ini perlu dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan sampai akhirnya menjadi bagian dari budaya. Hal ini terlihat dari menurunnya peserta Bank Sampah setelah dilakukannya pergantian kader kepengurusan baik itu dari tingkat RT maupun RW.

5.2. Saran

Dari penelitian ini, maka dapat ditarik juga beberapa saran untuk perkembangan kedepannya dari program ini, maupun untuk kampanye sejenis. Beberapa saran yang dapat diutarakan adalah sebagai berikut:

1. Saran kepada LPTT yaitu dengan membangun corporate identity yang kuat dan berkesinambungan sehingga lebih mudah dikenali dan diidentifikasi oleh masyarakat ketika melakukan penyuluhan. Selain itu juga untuk membangun database yang dapat diakses masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengetahui perkembangan dari jaringan Bank Sampah yang ada di kota Bandung.

2. Selain itu, disarankan kepada LPTT untuk juga melakukan pendekatan kepada pelaku – pelaku bisnis atau investor, dan mengkampanyekan program Bank Sampah ini kepada mereka sehingga diharapkan dapat mengundang mereka untuk melakukan investasi yang dapat dimanfaatkan oleh Bank Sampah sebagai modal dasar sistem koperasi. 3. Saran kepada Pemda kota Bandung, agar memberikan kemudahan

kepada LPTT dalam melakukan kampanye, salah satunya dengan menyediakan slot penayangan pada media megatron maupun televisi lokal. Selain itu juga agar membantu penanggulangan masalah sampah ini dengan mengatur Perda yang memberi sanksi kepada mereka yang lalai membuang sampah pada tempatnya.

4. Saran kepada masyarakat, untuk mulai menggunakan sistem Bank Sampah ini. Walaupun hasil yang didapat tidak seberapa, namun


(16)

dengan kesabaran, sedikit demi sedikit lama kelamaan akan memiliki nilai yang berarti, dan sampah yang semula akan menumpuk di TPA dapat dikonversi menjadi bentuk lain, baik itu energi maupun produk baru.

5. Saran kepada mahasiswa atau peneliti lain yang bermaksud menggunakan teknik animasi dalam penyampaian komunikasinya, untuk menggunakan animasi singkat yang berseri, dan diterbitkan secara periodik melalui media sosial, dengan demikian, diharapkan antusiasme audience akan terjaga dan akan terdorong untuk selalu melakukan update mengenai Bank Sampah.


(17)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Damanhuri, Enri dan Padmi, Tri (2006). Pengolahan Sampah. Bandung: Institut Teknologi Bandung

Safanayong, Yongky (2006). Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta: Arte Intermedia.

Rakhmat, Jalaludin (2005). Psikologi Komunikasi, cetakan keduapuluhdua. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Venus, Antara (2004). Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Vivian, John (1999). The Media of Mass Communication, cetakan kelima. Boston: Allyn & Bacon.

http://lpttbandung.blogspot.com/ diakses 13 September 2014 http://www.unilever.co.id/ diakses pada 1 September 2014 http://www.bandung.go.id/ diakses pada 13 September 2014


(1)

Universitas Kristen Maranatha 4 pada peningkatan kegiatan recycle dari rangkaian gerakan 3R yang sudah dicanangkan.

1.3 Tujuan Perancangan

Sesuai dengan masalah yang sudah dibahas di atas, maka hasil yang akan dicapai melalui Tugas Akhir ini yaitu:

1. Merancang strategi sosialisasi yang menarik dan tepat kepada target masyarakat dengan pendekatan media sosial yang up to date dan mudah diakses.

2. Merancang sarana penunjang informasi demi menumbuhkan minat target masyarakat untuk berpartisipasi.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi langsung pada pihak – pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kebersihan serta pihak – pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan daur ulang sampah, dan melakukan survei sehingga mendapatkan gambaran terhadap objek yang akan diteliti.

Metode studi literatur dengan membaca buku-buku teori yang ada, majalah, surat kabar, dan media sosial tentang permasalahan sampah di Indonesia.

Setelah itu metode dengan wawancara langsung dan menyebarkan kuisioner terhadap masyarakat sehingga penulis mendapat informasi langsung.

Terakhir, melakukan analisis teks STP dan SWOT yang membahas tentang kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman dari kampanye ini.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 5

1.5 Skema Perancangan

Sosialisasi Pilah Sampah & Bank Sampah

Permasalahan :

- Masyarakat tidak lagi peduli dengan keadaan negerinya dan bangsanya - Tidak dipilahnya sampah, kurangnya informasi tentang sistem Bank

sampah

Tujuan Perancangan :

- Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memilah sampah - Menumbuhkan minat masyarakat untuk berpartisipasi menabung sampah

Landasan Teori :

- Kampanye - Komunikasi Massa - Media Massa - SWOT

Sumber Data :

- Wawancara - Kuesioner

- Observasi langsung - Studi literatur

Data dan Analisis Masalah Strategi Pemecahan Masalah

Konsep Komunikasi:Menginform

asikan bahwa sampah masih memiliki nilai

ekonomis selama penangananya benar

Konsep Kreatif :

Kampanye pendekatan penyampaian melalui gaya

animasi, yang cenderung ringan, naif, jenaka dan idealis

yang melambangkan harapan

Konsep Media :

Video Wall, Megatron, radio, Koran, majalah, fb account, merchandise, dll

Mandatori :

LPTT (Lembaga Penerapan

Teknologi Tepat)

Institusi Terkait :

Kementrian Lingkungan Hidup Badan Pengawas Lingkungan

Hidup (BPLH)

Latar Belakang:

- Jaman semakin modern, Penduduk semakin banyak,budaya Konsumtif semakin berkembang, Sampah semakin sering dihasilkan

- Kesadaran masyarakat terhadap sampah rendah, penanganan sampah bergantung pada Institusi Pengelola kebersihan

- Sampah organik dan anorganik saling bercampur dalam penanganannya, proses daur ulang terhambat.


(3)

Universitas Kristen Maranatha 60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari serangkaian pembahasan yang sudah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan dalam penelitian ini yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Masalah sampah yang cenderung dilematis ini sebetulnya dapat diatasi dan dikonversi menjadi sesuatu yang produktif, seperti yang sudah dilakukan beberapa negara maju, namun pada pelaksanaannya tetap membutuhkan partisipasi dan kedisiplinan masyarakat sebagai penghasil sampah. Oleh karena itu perlu dilakukan perubahan perilaku atau kebiasaan pada masyarakat. Salah satu cara mengubah perilaku ini adalah dengan mengganti kebiasaan buruk tersebut dengan kebiasaan baru yang secara umum lebih menyenangkan atau lebih bermanfaat. Salah satunya adalah dengan memperkenalkan Bank Sampah, dimana masyarakat dapat berpatisipasi menjaga lingkungan sambil mendapatkan keuntungan secara langsung.

2. Untuk mengubah kebiasaan, selain dengan menggunakan cara yang disebutkan dibutir satu diatas, adalah dengan menggunakan pendekatan pada tingkat komunitas lingkungan hidup tempat tinggal. Secara psikologis, manusia akan beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan jika lingkungan tempat tinggalnya tersebut sudah mulai memilah sampah dan memanfaatkan fasilitas Bank Sampah, maka diharapkan individu yang belum melakukannya akan terdorong untuk ikut berpartisipasi demi menjaga keharmonisan antara sesama komunitas tempat tinggalnya. Oleh karena itu, kegiatan penyuluhan yang sedang dilakukan LPTT sudah tepat, dan perlu didukung melalui media – media sosialisasi yang informatif.


(4)

Universitas Kristen Maranatha 61 3. Dari rangkaian program – program sejenis mengenai sampah, dapat diindikasikan bahwa kampanye, atau sosialisasi tentang sampah ini perlu dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan sampai akhirnya menjadi bagian dari budaya. Hal ini terlihat dari menurunnya peserta Bank Sampah setelah dilakukannya pergantian kader kepengurusan baik itu dari tingkat RT maupun RW.

5.2. Saran

Dari penelitian ini, maka dapat ditarik juga beberapa saran untuk perkembangan kedepannya dari program ini, maupun untuk kampanye sejenis. Beberapa saran yang dapat diutarakan adalah sebagai berikut:

1. Saran kepada LPTT yaitu dengan membangun corporate identity yang kuat dan berkesinambungan sehingga lebih mudah dikenali dan diidentifikasi oleh masyarakat ketika melakukan penyuluhan. Selain itu juga untuk membangun database yang dapat diakses masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengetahui perkembangan dari jaringan Bank Sampah yang ada di kota Bandung.

2. Selain itu, disarankan kepada LPTT untuk juga melakukan pendekatan kepada pelaku – pelaku bisnis atau investor, dan mengkampanyekan program Bank Sampah ini kepada mereka sehingga diharapkan dapat mengundang mereka untuk melakukan investasi yang dapat dimanfaatkan oleh Bank Sampah sebagai modal dasar sistem koperasi. 3. Saran kepada Pemda kota Bandung, agar memberikan kemudahan

kepada LPTT dalam melakukan kampanye, salah satunya dengan menyediakan slot penayangan pada media megatron maupun televisi lokal. Selain itu juga agar membantu penanggulangan masalah sampah ini dengan mengatur Perda yang memberi sanksi kepada mereka yang lalai membuang sampah pada tempatnya.

4. Saran kepada masyarakat, untuk mulai menggunakan sistem Bank Sampah ini. Walaupun hasil yang didapat tidak seberapa, namun


(5)

Universitas Kristen Maranatha 62 dengan kesabaran, sedikit demi sedikit lama kelamaan akan memiliki nilai yang berarti, dan sampah yang semula akan menumpuk di TPA dapat dikonversi menjadi bentuk lain, baik itu energi maupun produk baru.

5. Saran kepada mahasiswa atau peneliti lain yang bermaksud menggunakan teknik animasi dalam penyampaian komunikasinya, untuk menggunakan animasi singkat yang berseri, dan diterbitkan secara periodik melalui media sosial, dengan demikian, diharapkan antusiasme audience akan terjaga dan akan terdorong untuk selalu melakukan update mengenai Bank Sampah.


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Damanhuri, Enri dan Padmi, Tri (2006). Pengolahan Sampah. Bandung: Institut Teknologi Bandung

Safanayong, Yongky (2006). Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta: Arte Intermedia.

Rakhmat, Jalaludin (2005). Psikologi Komunikasi, cetakan keduapuluhdua. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Venus, Antara (2004). Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Vivian, John (1999). The Media of Mass Communication, cetakan kelima. Boston: Allyn & Bacon.

http://lpttbandung.blogspot.com/ diakses 13 September 2014

http://www.unilever.co.id/ diakses pada 1 September 2014