ORGANISASI PEREMPUAN MAHARDHIKA DI SUMATERA UTARA.

(1)

ORGANISASI PEREMPUAN MAHARDHIKA

DI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

JELITA SIMBOLON NIM.3121121006

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

JELITA SIMBOLON. NIM 3121121006. ORGANISASI PEREMPUAN MAHARDHIKA DI SUMATERA UTARA. SKRIPSI S-1 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH. FAKULTAS ILMU SOSIAL. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah berdirinya organisasi Perempuan Mahardhika di Sumatera Utara, peranan serta perkembangan organisasi Perempuan Mahardhika. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Medan, Sumatera Utara. Untuk memperoleh data dalam penyusunan skripsi ini menggunakan metode penelitian lapangan (field researh) dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Serta menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara yang menggunakan pedoman wawancara sebagai alatnya untuk memperoleh data yang di perlukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi Perempuan Mahardhika di sumatera utara berdiri pada tahun 2007 tepatnya di kota Medan. Organisasi Perempuan Mahardhika berdiri di kota Medan sampai saat ini. Jika di lihat dari kegiatan-kegiatan organisasi perempuan Mahardhika, organisasi ini mengalami perkembangan yang lambat jika melihat peluang besar organisasi perempuan di Sumatera Utara untuk berkembang. Dalam perjalanan organisasi, perempuan mahardhika melakukan banyak kegiatan-kegiatan untuk tetap eksis dalam masyarakat. Gerakan yang dilakukan dalam bidang pendidikan, advokasi dan kampanye politik. Organisasi Perempuan Mahardhika menganut paham feminis sosialis di mana budaya dan sistem kapitalisme menjadi sebahagian dari ketimpangan kesetaraan jender.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Segala Puji, hormat dan syukur penulis hantarkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang senantiasa dicurahkan kepada penulis. Melalui penyertaan-Nya penulis di mampukan menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Organisasi Perempuan Mahardhika Di Sumatera Utara”

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisannya, penggunaan tata bahasa bahkan dalam penyajiannya. Oleh sebab itu, penulis dengan segala kerendahan hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Begitu banyak pihak yang terlibat mendukung dalam penulisan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu penulis sepatutnya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya, antara lain kepada:

1. Kedua orang tua saya: Jahotman Simbolon (Ayah) Dan Lustina Lumban Gaol (Ibu), yang melahirkan membesarkan hingga pada saat ini. Menjadi guru pertama yang kudapatkan di dunia ini, memberikan dukungn moril, materi dan doa selalu kepada penulis. Serta 5 saudara yang saya miliki yaitu Maruba Simbolon, Lilis Pebeyanty Simbolon, Petrus Simbolon, Indah Simbolon, dan Wina Simbolon. Terima kasih untuk doa, semangat dan dukungan yang kudapatkan hingga ku dewasa saat ini bahkan untuk materi yang boleh ku terima dari kalian dalam penyelesaian study. Semoga Tuhan membalas segala ketulusan yang kalian miliki. Saya sangat menyayangi kalian.


(7)

iii

2. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

4. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah, dan dosen penguji serta dosen pembimbing akademik yang telah banyak membantu dan memberi masukan kepada peneliti selama kuliah hingga penyelesaian study. Semoga di berkati hingga usia tua

5. Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis. Terimakasih untuk bimbingan dan semua yang telah Bapak berikan yang sangat membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga Bapak selalu sehat dan diberkati oleh Tuhan.

6. Ibu Dr. Syamsidar Tanjung, M.Si, selaku Dosen penguji atau pembanding bebas yang banyak memberi inspirasi bagi peneliti.

7. Bapak Dr. Hidayat,M.Si selaku dosen penguji saya, semoga Tuhan menambahkan berkah-Nya kepada bapak.

8. Seluruh staf pengajar di Fakultas Ilmu Sosial Unimed khususnya Jurusan Pendidikan Sejarah yang selama ini telah memberikan ilmunya dengan senang hati kepada penulis.

9. Seluruh anggota organisasi Perempuan Mahardhika di Kota Medan yang turut ikut membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Untuk ka Tika Manurung, ka Ida Hutauruk, Wiwik, ka Riama, ka Ressi, bang Irwanto dan yang lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.


(8)

iv

10.Sahabat-Sahabat penulis di Five Girls (Eva Susanti, Lastrika Debora, Sister Linier dan Dewi). Terimakasih untuk semua yang sudah saya terima dari kalian, semoga kita bisa mencapai mimpi masing-masing. Seluruh teman-teman kelas regular A pendidikan sejarah 2012 yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

11.Teman-Teman PPL SMA N 1 Siantar Narumonda Porsea. Fiolina, Herinopa, Grace, ka Ucy, Mariani, bang Jo, bang Dani, dll. Warna baru di tempat yang baru, pengalaman baru, ilmu baru serta karakter baru yang penulis temukan dengan kalian. Semangat untuk tugas akhirnya teman-teman.

12.GmnI Unimed dan UKMKP, Bung Fauji, Fitra, Efendy, Bung Kafi, bung Rio, bung Rentus, Okberima, Asnidar, Bg Jontri, Kak Rosani, Terimakasih buat kebersamaan, ilmu yang membantu penulis berkembang dalam pemikiran dan rohani.

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan. Terimakasih untuk setiap motivasi serta canda tawa yang selalu menghibur penulis dalam pengerjaan Skripsi ini.

Medan, Agustus 2016


(9)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR SINGKATAN ... vii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. kerangka teori ... 9

Tinjauan Pustaka ... 10

B. Kerangka Konseptual ... 12

B.1. Konsep organisasi Perempuan Mahardhika ... 12

B.1.1. Organisasi ... 12

B.1.2. Prinsip organisasi ... 15

B.1.3. Unsur-unsur dan tujuan organisasi ... 16

B.1.4. Perempuan Mahardhika ... 18

C. Kerangka Berpikir ... 22

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A. Metode Penelitian ... 24

B. Lokasi Penelitian ... 24

C. Sumber Data ... 24


(10)

vi

E. Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV. PEMBAHASAN ... 27

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 27

1. Gambaran Umum Sumatera Utara ... 27

2. Sejarah Singkat Sumatera Utara ... 28

3. Letak Geografis ... 29

4. Letak administratif ... 29

B. Berdirinya Organisasi Perempuan Mahardhika ... 31

1. Sejarah Berdirinya Organisasi Perempuan Mahardhika ... 31

a. Tujuan, prinsip dan fungsi organisasi ... 35

b. Keanggotaan ... 36

c. Paham organisasi ... 37

2. Organisasi Perempuan Mahardhika Di Medan Sumatera Utara . 38

3. Sruktur organisasi Perempuan Mahardhika di Medan Sumatera Utara ... 42

C. Perkembangan organisasi Perempuan Mahardhika di Medan Sumatera Utara ... 45

1. Perkembangan organisasi ... 45

2. Kendala-Kendala dalam Organisasi ... 48

a. Kendala internal ... 49

b. Kendala eksternal ... 51

3. Pandangan terhadap organisasi Perempuan Mahardhika ... 53

D. Peranan organisasi Perempuan Mahardhika dalam perjuangan perempuan di Medan Sumatera Utara ... 56

1. Program perjuangan Perempuan Mahardhika ... 57

a. Pendidikan/Kelompok Study ... 57

b. Kampanye dan advokasi ... 62


(11)

vii BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ... 68 B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72 LAMPIRAN ...


(12)

viii

Daftar Singkatan

KND : Komite Nasional Daerah

JNPM :Jaringan Nasional Perempuan Mahardhika PRD :Partai Rakyat Demokratik

STN :Serikat Tani Nasional JAKER :Jaringan Kerja

LMND : Liga Mahasiswa Nasional Demokratik KSP : Kelompok Study Mahasiswa

PAPERNAS : Partai Persatauan Nasional KTM :Komisi Tani Menggugat PPI :Partai Persatuan Indonesia PPRM :Partai Persatuan Rakyat Miskin SMI : Serikat Mahasiswa Indonesia KIM :Kawasan Industri Medan LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat CU : Coperasi Unit

HMI : Himpunan Mahasiswa Islam


(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perempuan adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang sederajat dengan laki-laki hanya saja terdapat perbedaan fisik dan kodrat. Sebagai sesama manusia, laki laki dan perempuan mempunyai peran yang sama di dalam masyarakat umum. Tetapi tidak sedikit orang menganggap bahwa laki-laki dan perempuan itu berbeda dalam segala bidang kehidupan. Perempuan dalam pemikiran banyak orang, khususnya masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki, pekerjaan mereka hanya di kasur, dapur dan sumur. Pemikiran masyarakat awam belum paham benar dengan tugas perempuan sebagai mahkluk sosial yang juga bekerja di dalam masyarakat. Seringkali perempuan di asingkan dari kehidupan politik, pendidikan umum, bahkan dalam dunia pekerjaan. Inilah kondisi sistem yang banyak di jumpai dalam masyarakat. Kondisi seperti ini akan melahirkan perlawanan yang di sebut gerakan oleh kaum perempuan yang ingin membebaskan diri dari ikatan yang di anggap merugikan perempuan.

Gerakan perempuan pertama kali dilakukan pada abad-18 di negara Barat seperti Prancis, Amerika dan Afrika. Dan pola dari gerakan ini hampir mirip dengan pola pergerakan perempuan yang ada di Indonesia saat ini. Gerakan perempuan di Indonesia sudah muncul pada zaman penjajahan Kolonial Belanda sekitar tahun 1900-an yang pada masa itu Negara kita masih memakai nama Hindia Belanda. Kedatangan Belanda yang melakukan eksploitasi besar-besaran


(14)

2

terhadap rakyat dan lahirnya kelompok cerdik akibat diterapkannya politik etis telah melahirkan hasrat untuk merdeka dan kesadaran berorganisasi sebagai alat perjuangan. Pergerakan perempuan di mulai dari perjuangan individu yang berawal dari dalam keluarga. Adanya ketertindasan dan ketidakadilan yang di alami kaum perempuan pertama kali di dalam keluarga, sehingga mereka merasa ingin melawan sistem yang menindas diri mereka sebagai seorang perempuan. Salah satu tokoh pelopor yang sering kita dengar ialah Raden Ajeng Kartini dengan tulisan-tulisan yang berhasil dibukukan .

Selain Kartini ada Dewi Sartika seorang pejuang perempuan, kemudian ada Cut Nyak Dien yang berasal dari Aceh, ikut bergerak melawan ketertindasan oleh bangsa penjajah melalui kekuatan fisiknya. Njai Ageng Serang, Tjoet Meutia, Rohana Kudus, dll. Awalnya pergerakan oleh kaum perempuan dilakukan oleh individu dan beberapa perempuan. Semakin lama membentuk sebuah kelompok dan berkembang menjadi lebih besar hingga disebut dengan organisasi.

Organisasi di jadikan sebagai wadah menyalurkan aspirasi perempuan yang di anggap mampu memahami pemasalahan-permasalahan perempuan yang sulit terselesaikan secara individual. Namun perempuan Indonesia sendiri masih belum banyak yang ikut bergabung dalam organisasi perempuan. Hal ini kemungkinan di sebabkan oleh adanya budaya patriarki yang di anut oleh banyak masyarakat Indonesia. Ini yang menjadikan rendahnya kesadaran kaum perempuan untuk menolak perlakuan sistem yang menjadikan mereka dalam ketidakbebasan. Sehingga pergerakan perempuan bergerak secara lambat di bandingkan dengan pegerakan atau organisasi politik lainnya.


(15)

3

Organisasi perempuan pertama kali muncul di Indonesia tepatnya pada masa penjajahan bangsa kolonial Belanda yakni pada tahun 1912 dengan nama

“Poetri Mardika”. Dimana pada awalnya pergerakan perempuan ini memfokuskan perbaikan pada bidang kultural dan sosial. Semua itu di latarbelakangi oleh rasa nasionalime yang berkembang akibat lamanya penjajahan oleh bangsa asing. Kongres perempuan pertama kali di lakukan pada tanggal 22 -25 Desember yang di kenal saat ini sebagai Hari Ibu. Kemudian ada organisasi Aisyah pada Tahun 1920-an.

Sebelum masa Orde Lama yakni di masa pemerintahan Soekarno organisasi perempuan yang muncul tetap di dukung oleh pemerintah. Salah satu organisasi yang muncul ialah organisasi Gerakan Wanita Sedar (GERWIS). Kemudian berubah nama menjadi Gerakan Wanita Indonesia yang mencakup kegiatan-kegiatan berbagai aspek di bidang ekonomi, sosial, keluarga, pendidikan, budaya, kepemimpinan, dan politik. Ada organisasi Wanita Marhaen, Persatuan Wanita Indonesia dan lain-lain.

Sedangkan pada masa pemerintahan orde baru di bawah kekuasaan presiden Soeharto, semua organisasi perempuan di kontrol oleh pemerintah. Dalam hal ini sering di katakan masa penghancuran gerakan perempuan dimana aktivitas semua organisasi perempuan di batasi. Mereka hanya boleh menyelenggarakan pertemuan-pertemuan penggajian, boleh menjalankan kegiatan amal untuk perempuan miskin tetapi mereka tidak boleh mengungkapkan hal-hal yang tidak adil yang terjadi di masa pemerintah pada waktu itu. Bahkan


(16)

4

organisasi- organisasi perempuan yang independen sekalipun telah kehilangan seluruh kekuatan mereka.

Karakter organisasi perempuan di masa orde baru dapat di lihat dalam bidang ideologi bahwa perempuan adalah sebagai istri pendamping setia suami, ibu pendidik anak, dan Pembina generasi muda penerus bangsa, pengatur rumah tangga. Mereka hanya sebagai pekerja yang menambah penghasilan keluarga dan sebagai anggota masyarakat yang berguna. Tidak berjuang untuk hak-hak kaum perempuan, berbicara mengenai penindasan berarti mempertanyakan politik pemerintah dan hal itu adalah perbuatan yang tabu. Kegiatan- kegiatan utamanya seperti membuat karangan bunga, masak-memasak, mengikuti penataran-penataran indoktrinasi ideologi negara. Organisasi perempuan juga memiliki kewajiban untuk mengumpulkan dukungan untuk partai tertentu dalam pemilihan umum.

Wadah yang di sediakan oleh pemerintah adalah PKK ( Pendidikan Kesejahteraan Keluarga) atau Dharma Wanita yang bersifat terikat pada pemerintah. Jadi oganisasi ini tidak di ijinkan untuk bergerak bebas sebagaimana organisasi perempuan sebelumnya. Dan yang menjadi bagian keanggotaan dari organisasi di bawah pemerintahan adalah para istri-istri pegawai pemerintah yang mendukung keberhasilan pembangunan pada masa itu.

Berakhirnya masa orde baru dan di mulainya masa reformasi kemungkinan besar banyak organisasi perempuan yang mulai berdiri. Sebab kita tahu bahwa masa reformasi di sebut juga dengan gerakan perubahan yang cepat.


(17)

5

Jadi dapat kita lihat juga banyak perubahan-perubahan yang terjadi era reformasi. Kebebasan manusia berekspresi tetapi tetap di bawah naungan hukum Negara, sangat jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Gerakan perubahan yang lebih baik dalam segala bidang dan untuk semua kalangan, baik dalam hal sosial, budaya, ekonomi, politik, pendidikan dengan tidak memandang kalangan. Hal inilah yang melatarbelakangi banyaknya organisasi perempuan di berbagai daerah kota-kota di Indonesia.

Melihat kondisi dan masalah-masalah yang terjadi di era modern saat ini, ternyata kita perlu untuk belajar dengan baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah belajar dalam lingkungan organisasi. Belajar dari hal sederhana maka perlu juga mempelajari mengenai kehidupan perempuan itu sendiri. Banyak organisasi perempuan sebagai tempat belajar dan memahami kajian-kajian perempuan. Organisasi perempuan itu sangat perlu, mengingat bagimana sejarah perempuan adalah kaum yang paling lama di tindas di dalam lingkungan sekitar.

Di Sumatera Utara, banyak berdiri organisasi-organisasi perempuan. Kaum perempuan juga banyak mendiami wilayah Sumatera Utara yang bekerja sebagai Petani, Pembantu, ibu-ibu rumah tangga dan sebagai buruh di pabrik-pabrik dll. Organisasi perempuan yang pernah berjaya di Sumatera Utara adalah Gerakan Wanita Indonesia dan organisasi Aisiyah. Sama halnya, mereka dengan organisasi pada umumnya yaitu memberikan pendidikan pada masyarakat sebagai salah satu kegiatan yang paling utama.


(18)

6

Organisasi perempuan yang muncul pada era reformasi tahun 2003 salah satunya adalah organisasi Perempuan Mahardhika berpusat di Jakarta. Organisasi ini selama 13 tahun telah membentuk cabang di 9 kota, dan 7 provinsi. Salah satu cabang di antaranya adalah kota Medan. Di Sumatera Utara organisasi ini hanya terbentuk di Medan. Organisasi Perempuan Mahardhika mulai berdiri di Kota Medan sejak tahun 2008 sampai saat ini. Layaknya sebagaimana organisasi biasa, Perempuan Mahardhika mempunyai anggaran dasar. Organisasi ini bergerak di bidang sosial, pendidikan dan ekonomi. Selain itu, organisasi ini juga berjuang untuk kaum buruh perempuan yang bekerja di perusahaan-perusahaan Kota Medan dan masih banyak lagi yang di lakukan khusus berbicara perempuan. Perkembangan organisasi ini sedikit mengalami kelambanan, hal ini di sebabkan karena minimnya pendidikan perempuan yang kemungkinan besar menyebabkan rendahnya kesadaran perempuan-perempuan di kota ini. Serta

tidak ada yang menuliskan bagaimana gerakan organisasi perempuan paska reformasi saat ini.

Hal di ataslah yang menjadi ketertarikan peneliti untuk mengkaji mengenai

Perkembangan Organisasi Perempuan Mahardhika Di Sumatera Utara Periode 2007-2016”.


(19)

7 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasikan beberapa masalah yaitu:

1. Latar belakang munculnya gerakan perempuan

2. Munculnya Organisasi Perempuan Mahardhika di Sumatera Utara 3. Program organisasi perempuan Mahardhika di Sumatera Utara 4. Pengaruh organisasi Perempuan Mahardhika di Sumatera Utara 5. Kondisi organisasi Perempuan Mahardhika di Sumatera Utara

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penelitian ini dibatasi mengenai:

1. Berdirinya organisasi Perempuan Mahardhika di Sumatera Utara

2. Peranan organisasi “Perempuan Mahardhika” terhadap perjuangan perempuan di Sumatera Utara

3. Perkembangan organisasi “Perempuan Mahardika” di Sumatera Utara

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah berdirinya organisasi Perempuan Mahardika di Sumatera Utara ?

2. Bagaimana peranan organisasi Perempuan Mahardhika terhadap perjuangan perempuan di Sumatera Utara?

3. Bagaiamana perkembangan organisasi Perempuan Mahardika di Sumatera Utara.


(20)

8 E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya organisasi Perempuan Mahardhika di Sumatera Utara

2. Untuk mengetahui peranan organisasi Perempuan Mahardhika terhadap perjuangan perempuan di Sumatera Utara

3. Untuk mengetahui perkembangan organisasi Perempuan Mahardhika di Indonesia khususnya di Sumatera Utara.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini di lakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Menambah wawasan peneliti mengenai pergerakan organisasi perempuan yang ada di Sumatera Utara

2. Untuk menambah pengetahuan atau informasi bagi para pembaca baik dari kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum khususnya perempuan tentang pergerakan organisasi perempuan di Indonesia dan daerah-daerah penyebaran organisasi ini.

3. Memperkaya informasi bagi masyarakat khususnya perempuan-perempuan secara umum mengenai organisasi dalam gerakan perempuan

4. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya dan juga menjadi bahan perbandingan terhadap hasil-hasil penelitian yang ada maupun yang akan sedang dilaksanakan


(21)

68 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemahaman akan jender adalah perlu untuk diketahui oleh masyarakat secara umum. Melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi pada banyak perempuan menjadi korban kekerasan rumah tangga, perkosaan, pembedaan kinerja dan lainnya. maka organisasi perempuan merupakan salah satu cara untuk memberikan pemahaman. Adapun yang menjadi kesimpulan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Organisasi Perempuan Mahardhika berdiri pada tahun 2007di kota Medan Sumatera Utara. organisasi perempuan mahardhika merupakan organisasi khusus berbicara mengenai kajian-kajian perempuan. Mengingat masalah perempuan era modern ini semakin banyak dijumpai di lingkungan masyarakat. Maka perempuan mahardhika berdiri sebagai salah satu sarana untuk perempuan sebagai tempat belajar, memahami dan mengerti kedudukan itu sendiri.

2. Melihat kesetaraan jender dewasa ini menjadi topik pembicaraan di banyak diskusi, adalah baik untuk dipahami oleh perempuan. Memahami bukan berarti langsung menerapkan langsung secara penuh dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat masyarakat Indonesia juga adalah masyarakat berbudaya dan beradab, sehingga pemahaman kedudukan perempuan dalam budaya kembali di pahami dengan baik.


(22)

69

3. Organisasi Perempuan Mahardhika berdiri tahun 2007 di kota Medan. Pada awalnya memiliki basis di Labuhan Batu dan Siantar. Dalam beberapa tahun kemudian basis yang ada di Labuhan Batu dan Siantar tidak aktif. Hal ini di sebabkan sulitnya sarana transportasi dari Medan Siantar Labuhan Batu yang memakan biaya besar dan waktu yang banyak. Organisasi ini saat ini berdiri hanya di kota Medan Sumater Utara. Jika pada tahun-tahun awal jumalah anggota dari Labuhan Batu 55 orang, di Siantar 35 orang dan di Medan sendiri hanya 10 orang. Saat ini organisasi ini hanya berdiri di kota Medan dan tahun 20015/2016, organisasi memiliki anggota di kota Medan kurang lebih 100 orang. Terjadi perkembangan secara perlahan dalam organisasi ini. Hal ini wajar saja, melihat kondisi di lapangan yang lumayan sulit untuk di jangkau.

4. Organisasi Perempuan Mahardhika komite Medan melakukan gerakan dalam pengembangan organisasi dan prinsip organisasi dengan berbagai cara. Melakukan kegiatan pendidikan dengan membentuk kelompok belajar dan diskusi bersama perempuan-perempuan di kota Medan. Melakukan diskusi dalam beberapa dunia kampus yang ada di kota Medan UMSU, UIN, ITM dan kerjasama seminar formal seperti bersama USU, UNIMED dll.

5. Organisasi Perempuan Mahardhika juga melakukan kegiatan advokasi dan kampanye politik bagi buruh perempuan dan perempuan-perempuan tani. Serta permasalahan-permasalahan tanah rakyat yang dianggap tidak adil terhadap masyarakat.


(23)

70 B. Saran

Dari uraian- uraian diatas terlihat bagaimana Perempuan Mahardhika sebagai organisasi massa perempuan yang bergerak untuk membantu perempuan dengan ketidakadilan yang di alami dalam dunia pekerjaan, politik, budaya serta penyadaran bagi yang masih buta akan pemahaman perempuan sebagai salah satu elemen yang sangat penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Untuk itu, akhir tulisan ini penulis sangat mengharapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam sejarah lokal/daerah, hendaknya tokoh-tokoh akademisi maupun penulis memperhatikan kajian perempuan baik dalam bentuk individual maupun kelompok. Karena kajian mengenai perempuan masih dianggap kurang perlu untuk di tulis dan di kaji. Seperti Ir. Soekarno mengatakan dalam simpatinya terhadap kaum perempuan bahwa masalah perempuan adalah masalah bangsa.

2. Dalam proses penulisan ini, penulis mengalami kendala dalam proses penemuan sumber yang tertulis. Terkhusus untuk Perempuan Mahardhika sebagai organisasi secara administrasi supaya lebih di perbaiki ke depan. Kedepannya apabila ada yang tertarik menuliskan kembali maka tidak kesulitan dalam mencari informasi maupun datanya. Karena jika hanya berharap dan berpatokan dengan wawancara, kemungkinan besar pasti mengalami kesulitan dalam penemuan datanya atau kemungkinan besar pelakunya tidak ada di tempat atau sudah berada di lokasi yang tak bisa di temukan.


(24)

71

3. Untuk kalangan masyarakat dan kaum perempuan, baik di dunia akademisi ataupun di luar akademisi. Jangan terlalu anti terhadap jender, organisasi ini ada bukan untuk mempropagandakan kearah yang tidak baik. Sebagai kaum terpelajar kita di tuntut memahami dan mengenali apa yang ada di depan mata kita. Jika itu baik maka lakukan sebaliknya jika itu tidak baik maka berusahalah untuk mengubahnya supaya lebih baik. Jangan terlalu mudah menuduh sesuatu itu tidak baik apabila kita belum mengenalnya. 4. Mari budayakan berpikir positif pada tempatya, memulai untuk adil sejak

dalam pikiran kita masing-masing walau itu sederhana setidaknya kita sudah berbuat dan berbeda daripada yang lain.


(25)

72

DAFTAR PUSTAKA

Bungaran Antonius. 2013. Dampak Otonomi Daerah di Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Davis, Dkk. 1992. Perilaku Dalam Organisasi . Jakarta: Penerbit Erlangga Dwidjowijoto Riant. 2004. Komunikasi Pemerintahan. Jakarta: Pt Gramedia Etzioni Amitai. 1985. Organisasi- Organisasi Modern. Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia

Hurlock Elizabeth.1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Komaruddin.1981. Analisa Organisasi Managemen Modern. Bandung: Rajawali Jakarta

Muhyadi. 2012. Dinamika Organisasi: Konsep Dan Aplikasinya Dalam Interaksi

Sosial. Yokyakarta: Penerbit Ombak

Murniati Nunuk. 2004. Getar Gender. Magelang: Indonesia Tera

Nuryanti Reni. 2011. Perempuan Berselimut Konflik:Perempuan Minagkabau Di

Masa Dewan Banteng Dan PRRI. Yokyakarta: Penerbit Tiara Wacana.

Ollenburger, dkk.1996. Sosiologi Wanita.Jakarta: PT. Rineka Cipta

Remisval, 2012. Menggugah Partisipasi Gender di Lingkungan Komunitas Lokal. Yokyakarta: Graha Ilmu.

Sendratari, Dkk. 2014. Sejarah Wanita. Yokyakarta: Graha Ilmu Sjamsuddin Helius.2012. Metodologi Sejarah. Yokyakarta: Ombak Suggiyono.2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sukarno. 2003. Sarinah.Yokyakarta: Yayasan Gema Indonesia

Tan Mely, Dkk. 1996. Perempuan Indonesia:Pemimpin Masa Depan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.


(26)

73

Sumber Internet:

http://reportasekampus.com/perdana-di-sumut-film-tanah-mama-diputar-di-kampus-usu/. di akses pada tanggal 20 Juni 2016.

http://sumutpos.co/hpplkn-minta-bpn-sumut-selektif-terbitkan-sertifikat/. Di akses pada tanggal 20 juni 2016.

http://dprd-sumutprov.go.id/index.php/blog/2015/03/rapat-dengar-pendapat-dengan-kelompok-tani-menggugat-ktm-kelompok-tani-arih-ersada-aron-balon-pt. Di akses tanggal 20 juni 2016.

http://serikat-tani-nasional.blogspot.co.id/2007/11/sumatera-utara-ratusan-petani-demo.html. Di akses tanggal 20 Juni 2016.

http://economy.okezone.com/read/2012/11/15/320/718695/pemerintah-didesak-cabut-izin-pt-toba-pulp-lestari/large.Di akses tanggal 20 Juni 2016.


(1)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemahaman akan jender adalah perlu untuk diketahui oleh masyarakat secara umum. Melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi pada banyak perempuan menjadi korban kekerasan rumah tangga, perkosaan, pembedaan kinerja dan lainnya. maka organisasi perempuan merupakan salah satu cara untuk memberikan pemahaman. Adapun yang menjadi kesimpulan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Organisasi Perempuan Mahardhika berdiri pada tahun 2007di kota Medan Sumatera Utara. organisasi perempuan mahardhika merupakan organisasi khusus berbicara mengenai kajian-kajian perempuan. Mengingat masalah perempuan era modern ini semakin banyak dijumpai di lingkungan masyarakat. Maka perempuan mahardhika berdiri sebagai salah satu sarana untuk perempuan sebagai tempat belajar, memahami dan mengerti kedudukan itu sendiri.

2. Melihat kesetaraan jender dewasa ini menjadi topik pembicaraan di banyak diskusi, adalah baik untuk dipahami oleh perempuan. Memahami bukan berarti langsung menerapkan langsung secara penuh dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat masyarakat Indonesia juga adalah masyarakat berbudaya dan beradab, sehingga pemahaman kedudukan perempuan dalam budaya kembali di pahami dengan baik.


(2)

3. Organisasi Perempuan Mahardhika berdiri tahun 2007 di kota Medan. Pada awalnya memiliki basis di Labuhan Batu dan Siantar. Dalam beberapa tahun kemudian basis yang ada di Labuhan Batu dan Siantar tidak aktif. Hal ini di sebabkan sulitnya sarana transportasi dari Medan Siantar Labuhan Batu yang memakan biaya besar dan waktu yang banyak. Organisasi ini saat ini berdiri hanya di kota Medan Sumater Utara. Jika pada tahun-tahun awal jumalah anggota dari Labuhan Batu 55 orang, di Siantar 35 orang dan di Medan sendiri hanya 10 orang. Saat ini organisasi ini hanya berdiri di kota Medan dan tahun 20015/2016, organisasi memiliki anggota di kota Medan kurang lebih 100 orang. Terjadi perkembangan secara perlahan dalam organisasi ini. Hal ini wajar saja, melihat kondisi di lapangan yang lumayan sulit untuk di jangkau.

4. Organisasi Perempuan Mahardhika komite Medan melakukan gerakan dalam pengembangan organisasi dan prinsip organisasi dengan berbagai cara. Melakukan kegiatan pendidikan dengan membentuk kelompok belajar dan diskusi bersama perempuan-perempuan di kota Medan. Melakukan diskusi dalam beberapa dunia kampus yang ada di kota Medan UMSU, UIN, ITM dan kerjasama seminar formal seperti bersama USU, UNIMED dll.

5. Organisasi Perempuan Mahardhika juga melakukan kegiatan advokasi dan kampanye politik bagi buruh perempuan dan perempuan-perempuan tani. Serta permasalahan-permasalahan tanah rakyat yang dianggap tidak adil terhadap masyarakat.


(3)

B. Saran

Dari uraian- uraian diatas terlihat bagaimana Perempuan Mahardhika sebagai organisasi massa perempuan yang bergerak untuk membantu perempuan dengan ketidakadilan yang di alami dalam dunia pekerjaan, politik, budaya serta penyadaran bagi yang masih buta akan pemahaman perempuan sebagai salah satu elemen yang sangat penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Untuk itu, akhir tulisan ini penulis sangat mengharapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam sejarah lokal/daerah, hendaknya tokoh-tokoh akademisi maupun penulis memperhatikan kajian perempuan baik dalam bentuk individual maupun kelompok. Karena kajian mengenai perempuan masih dianggap kurang perlu untuk di tulis dan di kaji. Seperti Ir. Soekarno mengatakan dalam simpatinya terhadap kaum perempuan bahwa masalah perempuan adalah masalah bangsa.

2. Dalam proses penulisan ini, penulis mengalami kendala dalam proses penemuan sumber yang tertulis. Terkhusus untuk Perempuan Mahardhika sebagai organisasi secara administrasi supaya lebih di perbaiki ke depan. Kedepannya apabila ada yang tertarik menuliskan kembali maka tidak kesulitan dalam mencari informasi maupun datanya. Karena jika hanya berharap dan berpatokan dengan wawancara, kemungkinan besar pasti mengalami kesulitan dalam penemuan datanya atau kemungkinan besar pelakunya tidak ada di tempat atau sudah berada di lokasi yang tak bisa di temukan.


(4)

3. Untuk kalangan masyarakat dan kaum perempuan, baik di dunia akademisi ataupun di luar akademisi. Jangan terlalu anti terhadap jender, organisasi ini ada bukan untuk mempropagandakan kearah yang tidak baik. Sebagai kaum terpelajar kita di tuntut memahami dan mengenali apa yang ada di depan mata kita. Jika itu baik maka lakukan sebaliknya jika itu tidak baik maka berusahalah untuk mengubahnya supaya lebih baik. Jangan terlalu mudah menuduh sesuatu itu tidak baik apabila kita belum mengenalnya. 4. Mari budayakan berpikir positif pada tempatya, memulai untuk adil sejak

dalam pikiran kita masing-masing walau itu sederhana setidaknya kita sudah berbuat dan berbeda daripada yang lain.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Bungaran Antonius. 2013. Dampak Otonomi Daerah di Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Davis, Dkk. 1992. Perilaku Dalam Organisasi . Jakarta: Penerbit Erlangga Dwidjowijoto Riant. 2004. Komunikasi Pemerintahan. Jakarta: Pt Gramedia Etzioni Amitai. 1985. Organisasi- Organisasi Modern. Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia

Hurlock Elizabeth.1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Komaruddin.1981. Analisa Organisasi Managemen Modern. Bandung: Rajawali Jakarta

Muhyadi. 2012. Dinamika Organisasi: Konsep Dan Aplikasinya Dalam Interaksi

Sosial. Yokyakarta: Penerbit Ombak

Murniati Nunuk. 2004. Getar Gender. Magelang: Indonesia Tera

Nuryanti Reni. 2011. Perempuan Berselimut Konflik:Perempuan Minagkabau Di

Masa Dewan Banteng Dan PRRI. Yokyakarta: Penerbit Tiara Wacana.

Ollenburger, dkk.1996. Sosiologi Wanita.Jakarta: PT. Rineka Cipta

Remisval, 2012. Menggugah Partisipasi Gender di Lingkungan Komunitas Lokal. Yokyakarta: Graha Ilmu.

Sendratari, Dkk. 2014. Sejarah Wanita. Yokyakarta: Graha Ilmu Sjamsuddin Helius.2012. Metodologi Sejarah. Yokyakarta: Ombak Suggiyono.2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sukarno. 2003. Sarinah.Yokyakarta: Yayasan Gema Indonesia

Tan Mely, Dkk. 1996. Perempuan Indonesia:Pemimpin Masa Depan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.


(6)

Sumber Internet:

http://reportasekampus.com/perdana-di-sumut-film-tanah-mama-diputar-di-kampus-usu/. di akses pada tanggal 20 Juni 2016.

http://sumutpos.co/hpplkn-minta-bpn-sumut-selektif-terbitkan-sertifikat/. Di akses pada tanggal 20 juni 2016.

http://dprd-sumutprov.go.id/index.php/blog/2015/03/rapat-dengar-pendapat-dengan-kelompok-tani-menggugat-ktm-kelompok-tani-arih-ersada-aron-balon-pt. Di akses tanggal 20 juni 2016.

http://serikat-tani-nasional.blogspot.co.id/2007/11/sumatera-utara-ratusan-petani-demo.html. Di akses tanggal 20 Juni 2016.

http://economy.okezone.com/read/2012/11/15/320/718695/pemerintah-didesak-cabut-izin-pt-toba-pulp-lestari/large.Di akses tanggal 20 Juni 2016.