51 proper test ini dapat diperluas kepada seluruh pejabat struktural perseroan dalam skala yang
sesuai dengan jabatannya. Pembuatan pakta integritas dan kontrak manajemen juga membantu untuk menegakkan kemandirian Direksi dan
Komisaris.
5.
Fairness Kewajaran
Kewajaran fairness yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak–hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penerapan prinsip kewajaran ini erat kaitnnya dengan prinsip transparansi. Tanpa transparansi akan sulit
bahkan hamper tidak mungkin diperoleh fairness. Secara filosofis Jeremy Bentham, seorang filsuf dan ahli hokum Inggris menyatakan “dalam
gelapnya ketertutupan, segaja jenis kepentingan jahat berada di puncak kekuasaannya. Hanya dengan keterbukaanlah pengawasan terhadap segala
ketidakadilan di lembaga peradilan dapat dilakukan. Selama tidak ada keterbukaan, tidak akan ada keadilan. Keterbukaan adalah alat untuk
melawan serta penjaga utama ketidakjujuran. Keterbukaan membuat hakim “diadili” saat ia mengadili.
2. Penerapan Good Corporate Governance Pada Industri Perbankan
a. Karakter industri perbankan
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan dalam Undang-Undang perbankan didefinisikan
sebagai segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, menyangkut kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya pasal 1 butir 1 Undang-Undang Perbankan. Dari definisi di atas terlihat bahwa sektor perbankan merupakan sektor yang sangat strategis
52 sebagai lembaga penghimpun dana masyarakat dan juga sekaligus gerbang investasi,
sehingga posisinya sangat penting bagi perekonomian nasional. Sebagai lembaga intermediasi, kelangsungan kegiatan usaha bank sangat tergantung dari
kepercayaan masyarakat. Hal tersebut dapat terlihat dari struktur dana yang dikelola oleh
pengurus bank, dimana sekitar 90 adalah dana pihak ketiga dan hanya 10 merupakan modal pendiri bank. Kondisi ini mengakibatkan paparan risiko yang
sangat tinggi high risk exposure atas sejumlah dana yang dikelola. Oleh karenanya diperlukan pengaturan dan pengawasan bank untuk memastikan
bahwa bank dijalankan dengan hati-hati, penuh integritas dan profesional terhindar dari moral hazard para pengurusnya. Pengawasan dan pengaturan ini
selain menjadi tanggungjawab utama otoritas perbankan, yaitu Bank Indonesia juga harus dilakukan oleh Komisaris, Direksi Bank dan para pelaku pasar
market discipline, khususnya para deposan dan penabung. Sesuai dengan fungsinya, sektor perbankan mempunyai Karakter
khusus bila dibandingkan dengan sektor – sektor ekonomi lainnya. Karakteristik yang membedakan sektor perbankan dengan sektor dengan ekonomi antara lain
adalah:
1.
Sebagai lembaga intermediasi di bidang keuangan, bank merupakan lembaga yang dalam menjalankan usahanya :
a.
Menghadapi berbagai macam risiko usaha, baik risiko hukum, risiko kredit, risiko likuiditas, risiko operasional, dan lain sebagainya.
b.
Kegagalan kegiatan perbankan mempunyai pengaruh luas terhadap sektor ekonomi mempunyai pengaruh luas terhadap sektor ekonomi
lainnya, baik makro maupun mikro
c.
Sebagai industri jasa, bank harus dapat memberikan pelayanan yang baik sesuai dengan fungsinya.
53 2. Mengingat karakteristik seperti diuraikan diatas, maka sektor perbankan, menjadi sektor
yang higly regulated. Dalam pengertian sebagai berikut :
a.
Perbankan mempunyai lembaga otoritas perbankan yang secara khusus melakukan pengawasan dan pembinaan dengan cakupan yang sangat
luas, mulai dari pendirian, pengawasan operasional hingga penutupan operasi bank.
b.
Terdapat lembaga internasional yang secara terus menerus mengkaji prinsip – prinsip kehati – hatian dan pengawasan terhadap perbankan.
c.
Pengaturan – pengaturan untuk sektor perbankan yang dikeluarkan Bank Indonesia bersifat mengikat bagi bank di Bank Indonesia,
sedangkan yang dikeluarkan oleh BIS lebih merupakan rekomendasi yang masih harus diadopsi oleh masing – masing bank sentral yang
menjadi anggotanya.
d.
Selain peraturan dan regulasi yang diterbitkan oleh otoritas perbankan, bank secara internal juga memiliki aturan – aturan tertulis untuk semua
kegiatan yang dilakukan berupa kebijakan, manual dan pengaturan kewenangan.
3.
Etika dan kehati – hatian merupakan aspek yang sangat penting bagi suatu bank.Oleh karena itu disamping ketentuan –ketentuan formal, terdapat
kebiasaan-kebiasaan yang sering disebut kebiasaan perbankan yang sehat best practices seperti misalnya ; Code of Conduct kode etik bankir
Indonesia, Corporate Values dan International General Accepted Accounting Principles.
Fokus utama kegiatan perbankan adalah menjaga kepercayaan masyarakat dan mencegah risiko-risiko sesuai PBI No. 58PBI2003 yang terdiri
dari 8 macam risiko, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategis dan risiko kepatuhan.
54 Apabila tidak ditangani dengan baik risiko-risiko tersebut diatas dapat mengakibatkan
kegagalan operasi atau pelanggaran berupa kejahatan perbankan . Usaha perbankan adalah usaha yang sarat dengan batasan-batasan, peraturan dan
ketentuan yang harus dipatuhi oleh aparat bank, sehingga usaha perbankan disebut ”Bank is the most regulated industry in the world”. Adapun dari sisi pelaku,
penekanan terhadap nilai-nilai dan etika perusahaan harus disebarluaskan ke seluruh jajaran dan karyawan, menjadi salah satu aspek dalam penerapan Good
Corporate Governance pada perbankan.
b. Aspek Khusus Penerapan GCG pada Industri Perbankan