Hak Milik Atas Tanah.

2. Mengenai pelaksanaannya. Pelaksanaan hak ulayat harus sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kepentingan nasional dan negara, yang berdasarkan atas perstuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan undang-undang dan peraturan- peraturan lain yang lebih tinggi. 23

2.3.3 Hak Milik Atas Tanah.

Didalam hak-hak individual sebgaimana disebutkan diatas, hak milik merupakan hak atas tanah yang terkuat, turun-temurun, dan terpenuh. Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan dalam Pasal 20 UUPA. Turun temurun artinya hak milik dapat diwariskan.Terkuat dan terpenuh disini artinya diatas sebidang tanah haak milik dapat dibebani dengan hak atas tanah yang lain dan tidak ada jangka waktu untuk menguasaimemiliki hak milik. Waluapun memiliki sifat-sifat tersebut diatas namun pemberian sifat itu tidak berarti bahwa hak milik merupakan hak yang mutlak tak terbatas dan tidak dapat diganggu gugat sebagaimana hak eigendom menurut pengertiannya yang asli dulu itu. Karena sifat demikian itu akan bertentangan dengan sifat hukum adat dan fungsi sosial dari tiap-tiap hak. 24 Tidak semua orang atau badan yang dapat bertindak sebagai subyek dari hak milik. Yang dapat memiliki hak milik hanyalah warga negara Indonesia Pasal 21 ayat 1 UUPA. Dalam hal kewarnegaraan Indonesia ini tidak dibedakan antara yang asli dengan yang keturunan asing, pokoknya asal warga 23 Boedi Harsono, Op.Cit, Hal 166-167 24 K.Wantjik Saleh,SH, Hak Anda Atas Tanah, Ghalia Indonesia, 1985, Hal 23 negara Indonesia. Akan tetapi apabila seseorang memiliki kewarganegaraan yang rangkap maka ia tidak diperkenankan untuk mempunyai Hak Milik. 25 Dalam Pasal 21 ayat 2 UUPA ditentukan bahwa terdapat badan-badan hukum tertentu yang dapat mempunyai hak milik. Kalaupun ditentukan bahwa sesuatu badan hukum dapat mempunyai hak milik, ini hanyalah suatu pengecualian dengan persyaratan tertentu saja, karena pada asanya hanya badan hukum tertentu saja yang dapat mempunyai hak milik, yaitu badan-badan hukum yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1963. Menurut peraturan tersebut badan-badan hukum yang dapat mempunyai hak milik yaitu : 1. Bank-bank yang didirikan oleh Negara selanjutnya disebut Bank Negara; 2. Perkumpulan Koperasi Pertanian yang didirikan berdasarkan atas Undang- undang No. 79 Tahun 1958 Lembaran Negara Tahun 1958 no. 139; 3. Badan-badan keagamaan, yang ditunjuk oleh Menteri PertanianAgraria, setelah mendengar Menteri Agama; 4. Badan-badan sosial, yang ditunjuk oleh Menteri PertanianAgraria setelah Mendengar Menteri Kesejahteraan Sosial.

2.3.4 Tanah Milik Pura.