Debit Andalan Metode Meteorological Water Balance Dr. F.J. Mock

2.6.1 Debit Andalan Metode Meteorological Water Balance Dr. F.J. Mock

Metode ini ditemukan oleh Dr. F.J. Mock pada tahun 1973 di mana metode ini didasarkan atas fenomena alam di beberapa tempat di Indonesia. Dengan metode ini, besarnya aliran dari data curah hujan, karakteristik hidrologi daerah pengaliran dan evapotranspirasi dapat dihitung. Pada dasarnya metode ini adalah hujan yang jatuh pada catchment area sebagian akan hilang sebagai evapotranspirasi, sebagian akan langsung menjadi aliran permukaan direct run off dan sebagian lagi akan masuk ke dalam tanah infiltrasi, di mana infiltrasi pertama-tama akan menjenuhkan top soil, kemudian menjadi perkolasi membentuk air bawah tanah ground water yang nantinya akan keluar ke sungai sebagai aliran dasar base flow. Adapun ketentuan dari metode ini adalah sebagai berikut : 1. Data meteorologi Data meterologi yang digunakan mencakup: a. Data presipitasi dalam hal ini adalah curah hujan bulanan dan data curah hujan harian. b. Data klimatologi berupa data kecepatan angin, kelembapan udara, tempratur udara dan penyinaran matahari untuk menentukan evapotranspirasi potensial Eto yang dihitung berdasarkan metode Penman Modifikasi. 2. Evapotranspirasi Aktual Ea Penentuan harga evapotranspirasi aktual ditentuakan berdasarkan persamaan: E = Eto x d20 x m 2. 21 E = Eto x m 20 x 18-n 2. 22 Ea = Eto – E 2. 23 di mana: Ea = Evapotranspirasi aktual mm, Eto = Evapotranspirasi potensial mm, D= 27 – 32 x n, N = jumlah hari hujan dalam sebulan, m = Perbandingan permukaan tanah tanah yang tidak tertutup dengan tumbuh- tumbuhan penahan hujan koefisien yang tergantung jenis areal dan musiman dalam , m = 0 untuk lahan dengan hutan lebat, M =Untuk lahan dengan hutan sekunder pada akhir musim dan bertambah 10 setiap bulan berikutnya. m = 10 – 40 untuk lahan yang erosi, m = 20 – 50 untuk lahan pertanian yang diolah sawah. 3. Keseimbangan air di permukaan tanah Δ S a. Air hujan yang mencapai permukaan tanah dapat dirumuskan sebagai berikut: ΔS = R – Ea 2. 24 di mana: Δ S = Keseimbangan air di permukaan tanah, R = Hujan Bulanan , Ea = Evapotranspirasi Aktual. Bila harga positif R Ea maka air akan masuk ke dalam tanah bila kapasitas kelembapan tanah belum terpenuhi. Sebaliknya bila kondisi kelembapan tanah sudah tercapai maka akan terjadi limpasan permukaan surface runoff. Bila harga tanah Δ S negatif R Ea, air hujan tidak dapat masuk ke dalam tanah infltrasi tetapi air tanah akan keluar dan tanah akan kekurangan air defisit. b. Perubahan kandungan air tanah soil storage tergantung dari harga Δ S . Bila Δ S negatif maka kapasitas kelembapan tanah akan kekurangan dan bila harga Δ S positif akan menambah kekurangan kapasitas kelembapan tanah bulan sebelumnya. c. Kapasitas kelembapan tanah soil moisture capacity. Di dalam memperkirakan kapasitas kelembaban tanah awal diperlukan pada saat dimulainya perhitungan dan besarnya tergantung dari kondisi porositas lapisan tanah atas dari daerah pengaliran. Biasanya diambil 50 sd 250 mm, yaitu kapasitas kandungan air di dalam tanah per m 3 . Semakin besar porositas tanah maka kelembapan tanah akan besar pula. d. Kelebihan Air water surplus e. Besarnya air lebih dapat mengikuti formula sbb: WS = ΔS - Tampungan tanah 2. 25 di mana: WS = water surplus, S = R-Ea, Tampungan Tanah = Perbedaan Kelembaban tanah. 4. Limpasan dan penyimpanan air tanah Run off dan Ground Water storage. a. Infiltrasi i Infiltrasi ditaksir berdasarkan kondisi porositas tanah dan kemiringan daerah pengaliran. Daya infiltrasi ditentukan oleh permukaan lapisan atas dari tanah. Misalnya kerikil mempuyai daya infiltrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanah liat yang kedap air. Untuk lahan yang terjal di mana air sangat cepat menikis di atas permukaan tanah sehingga air tidak dapat sempat berinfltrasi yang menyebabkan daya infiltrasi lebih kecil. Formula dari infiltrasi ini adalah sebagai berikut: i = Koefisien Infiltrasi x WS 2. 26 di mana : i = Infiltrasi Koefisien Infiltrasi i = 0 sd 1,0 , WS = kelebihan air b. Penyimpanan air tanah ground water storage. Pada permulaan perhitungan yang telah ditentukan penyimpanan air awal yang besarnya tergantung dari kondisi geologi setempat dan waktu. Persamaan yang digunakan adalah: Vn = k. Vn – 1 + ½ 1 + k in 2. 27 di mana: Vn = Volume simpanan ait tanah periode n m3, Vn – 1 = Volume simpanan air tanah periode n – 1 m3, K = qtqo = Faktor resesi aliran air tanah catchment area recession factor. Faktor resesi aliran tanah k berkisar antara 0 sd 1 , qt = Aliran tanah pada waktu t bulan ke t , qo = Aliran tanah pada awal bulan ke 0, i n = Infiltrasi bulan ke n mm. Untuk mendapatkan perubahan volume aliran air dalam tanah mengikuti persamaan: Vn = Vn - Vn – 1 2. 28 c. Limpasan Run off Air hujan atau presipitasi akan menempuh tiga jalur menuju kesungai. Satu bagian akan mengalir sebagai limpasan permukaan dan masuk ke dalam tanah lalu mengalir ke kiri dan kananya membentuk aliran antara. Bagian ketiga akan berperkolasi jauh ke dalam tanah hingga mencapai lapisan air tanah. Aliran permukaan tanah serta aliran antara sering digabungkan sebagai limpasan langsung direc run off Untuk memperoleh limpasan, maka persamaan yang digunakan adalah: BF = I - Δ Vn 2. 29 Dro = WS – I 2. 30 Ron = BF +Dro 2. 31 di mana: BF = Aliran dasar M3dtkkm, I = Infltrasi mm, Δ Vn = Perubahan volume aliran tanah M3, Dro = Limpasan Langsung mm, WS = Kelebihan air, Ron = Limpasan periode n m 3 dtkkm 2 d. Banyaknya air yang tersedia dari sumbernya. Persamaan yang digunakan adalah: Qn = Ron x A 2. 32 di mana Qn = Banyaknya air yg tersedia dari sumbernya, periode n m 3 dtk, A = Luas daerah tangkapan catchment area km 2 .

2.6.2 Flow Duration Curve FDC