Kerangka Pikir

H. Kerangka Pikir

1. Diagram Model EPBI

Kerangka pikir dalam penelitian ini didasarkan atas penyususnan dan pembangunan model evaluasi pembelajaran bahasa Inggris (EPBI) di jenjang SMA. Model ini bertitik tolak dari pandangan bahwa faktor-faktor yang sangat kuat mempengaruhi proses pembelajaran bahasa Inggris adalah kinerja guru bahasa inggris, kepribadian guru bahasa Inggris, fasilitas yang mendukung proses pembelajaran bahasa Inggris, perilaku siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris. Proses pembelajaran bahasa Inggris tersebut akan menghasilkan output berupa kompetensi bahasa Inggris siswa. Keterampilan yang diharapkan yang wajib dikuasai oleh siswa adalah listening, speaking, reading , dan writing. Oleh karena itu, peneliti ingin membangun model evaluasi pembelajaran bahasa Inggris SMA yang efektif dan efisien.

Evaluasi menurut model ini bertujuan untuk mengungkap semua komponen yang terkait dengan pembelajaran bahasa Inggris. Pengembangan model evaluasi ini akan menggambarkan Kriteria-Kriteria kompetensi siswa SMA kelas XII yang perlu dinilai dan dievaluasi. Kompetensi siswa SMA kelas XII yang dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik secara tulisan maupun lisan akan menggambarkan ketercapaian pembelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA.

Process Output

Kepribadian

Kinerja Guru

Listening Reading

Guru B. Inggris Bahasa Inggris

Pembelajaran Kompetensi

B. Inggris

B.Ing Siswa

Perilaku Siswa

Fasilitas

Speaking Writing

EVALUASI

Gambar 4: Diagram Model EPBI

Model evaluasi pembelajaran bahasa inggris ini mengembangkan dan memodifikasi model yang digunakan oleh Kirkpatrick. Tetapi model ini akan mengambil level 1 dan level 2. Level 1, reaction di dalam model Kirkpatrik dapat diartikan sebagai perilaku siswa terhadap proses pembelajaran bahasa Inggris, situasi, kondisi serta fasilitas yang mendukung pembelajaran bahasa Inggris. Kalau Model evaluasi pembelajaran bahasa inggris ini mengembangkan dan memodifikasi model yang digunakan oleh Kirkpatrick. Tetapi model ini akan mengambil level 1 dan level 2. Level 1, reaction di dalam model Kirkpatrik dapat diartikan sebagai perilaku siswa terhadap proses pembelajaran bahasa Inggris, situasi, kondisi serta fasilitas yang mendukung pembelajaran bahasa Inggris. Kalau

2. Komponen Model EPBI

Evaluasi program pembelajaran model EPBI mempunyai dua komponen utama, yaitu proses dan output pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran meliputi aspek: kinerja guru bahasa Inggris dalam kelas, kepribadian guru bahasa Inggris, sikap siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris, fasilitas yang mendukung pembelajaran bahasa Inggris. Penilaian output pembelajaran bahasa Inggris meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu: listening, reading, speaking, dan writing . Penilaian proses pembelajaran perlu dilakukan dengan asumsi bahwa proses pembelajaran akan mempunyai pengaruh kuat terhadap output belajar siswa. Proses pembelajaran akan tergantung pada kinerja guru, kepribadian guru, sikap siswa, dan fasilitas pembelajaran dengan asumsi bahwa fasilitas pembelajaran yang kondusif untuk kegiatan pembelajaran akan mempengaruhi kinerja guru. Kinerja guru yang baik akan mampu menumbuhkan proses pembelajaran bahasa Inggris yang kondusif. Fasilitas pembelajaran yang kondusif dengan didukung kinerja guru yang baik akan menumbuhkan reaksi /respon atau perilaku positif siswa dalam belajar, siswa merasa senang dalam belajar. Perilaku Evaluasi program pembelajaran model EPBI mempunyai dua komponen utama, yaitu proses dan output pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran meliputi aspek: kinerja guru bahasa Inggris dalam kelas, kepribadian guru bahasa Inggris, sikap siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris, fasilitas yang mendukung pembelajaran bahasa Inggris. Penilaian output pembelajaran bahasa Inggris meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu: listening, reading, speaking, dan writing . Penilaian proses pembelajaran perlu dilakukan dengan asumsi bahwa proses pembelajaran akan mempunyai pengaruh kuat terhadap output belajar siswa. Proses pembelajaran akan tergantung pada kinerja guru, kepribadian guru, sikap siswa, dan fasilitas pembelajaran dengan asumsi bahwa fasilitas pembelajaran yang kondusif untuk kegiatan pembelajaran akan mempengaruhi kinerja guru. Kinerja guru yang baik akan mampu menumbuhkan proses pembelajaran bahasa Inggris yang kondusif. Fasilitas pembelajaran yang kondusif dengan didukung kinerja guru yang baik akan menumbuhkan reaksi /respon atau perilaku positif siswa dalam belajar, siswa merasa senang dalam belajar. Perilaku

Kinerja Guru

Bahasa Inggris

Proses

Kepribadian Guru B.Inggris

Pembelajaran

Fasilitas

Model EPBI

Perilaku Siswa

Listening Kompetensi Speaking

B. Inggris Siswa

Reading Writing

Gambar 5: Komponen Model EPBI

3. Indikator Proses dan Output Pembelajaran Bahasa Inggris

Berdasarkan kajian teori di atas, indikator komponen proses dan output pembelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA dapat disederhanakan sebagai berikut.

a. Kinerja Guru Bahasa Inggris

Berdasarkan berbagai macam kompetensi guru yang dikemukakan oleh Samana (1994:123), Hamalik (1991: 43), Kuhlman (Brown, 2004: 109), Richards (2006: 209-210), Allen (Brown, 2001: 432, 434), dan Muijs &

Reynold (Jones, Jenkin, & Lord, 2006: 5), beberapa indikator kinerja guru di dalam kelas dapat dirumuskan sebagai berikut.

1) Persiapan

a) Guru betul-betul siap dan kelas tertata rapi.

b) Materi yang lalu ditinjau ulang dan dikaitkan dengan materi baru.

c) Tujuan atau target yang dikomunikasikan cukup jelas.

2) Pembukaan, Pre-Teaching (Warming Up)

d) Guru memberi salam (greeting).

e) Guru memotivasi siswa.

f) Guru mengingatkan pelajaran sebelumnya.

3) Penyajian Materi ( Whilst Teaching)

g) Materi dijelaskan dengan cara yang dapat dipahami.

h) Kegiatan pembelajaran lancar, runtut dan logis.

i) Materi pelajaran disampaikan dengan kecepatan yang sesuai. j) Petunjuk yang diberikan jelas dan ringkas dan siswa dapat melaksanakannya. k) Materi dipresentasikan sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. l) Metode yang diterapkan sesuai dengan usia dan kemampuan siswa. m) Guru mengetahui ketika siswa mengalami kesulitan dalam memahami

materi. n) Guru menunjukkan minat dan antusiasme dalam mata pelajaran yang

diajarkan.

o) Persentase yang tepat dalam kegiatan kelas melibatkan siswa memproduksi bahasa. p) Ada keseimbangan kegiatan yang dilakukan antara guru dan siswa, siswa dan temannya, dan variasi aktivitas selama pembelajaran. q) Guru mampu beradaptasi terhadap situasi yang tidak diantisipasi sebelumnya. r) Guru mampu mengontrol dan mengarahkan siswa. s) Guru memberi pengayaan terhadap materi. t) Guru menggunakan pelafalan, intonasi, kelancaran pengucapan, dan

penggunaan bahasa yang tepat dan berterima. u) Guru secara positif memberi dorongan pada siswa. v) Alat bantu pembelajaran atau sumber belajar digunakan secara efektif.

w) Guru memberi dorongan dan meyakinkan siswa untuk berpartisipasi penuh dalam kelas. x) Struktur kalimat diambil dari konteks latihan buatan dan diterapkan pada situasi yang nyata dalam budaya dan pengalaman pribadi siswa. y) Persepsi guru kesalahan. z) Koreksi kesalahan dilakukan dengan tepat.

aa) Guru mengetahui nama-nama siswa.

bb) Suara guru jelas, berirama, dan dapat didengar.

cc) Guru bergerak di dalam kelas dan berinteraksi dengan siswa.

dd) Guru sabar dalam meminta siswa memberi respon.

ee) Drill (latihan) dilakukan dan diberikan secara efektif.

ff) Contoh dan ilustrasi digunakan secara efektif.

gg) Penampilan pribadi baik.

hh) Respon siswa bisa diperoleh secara efektif.

ii) Guru dan siswa punya inisiatif, berdaya guna, dan kreatif. jj) Guru menjawab pertanyaan dengan seksama dan memuaskan. kk) Para siswa merasa bebas untuk bertanya, menyanggah, atau

mengekspresikan gagasan mereka sendiri. ll) Para siswa memperhatikan dan merasa terlibat.

mm) Para siswa merasa nyaman dan santai, bahkan selama kegiatan yang menekankan pada kemampuan berpikir secara intens. nn) Para siswa diperlakukan secara adil, tidak memihak, dan dihargai. oo) Para siswa didorong untuk melakukan yang terbaik. pp) Guru bersikap tenang dan memberi tanggapan dan berbicara sesuai

dengan keadaan. qq) Guru menyadari akan kebutuhan pribadi dan kelompok. rr) Digresi (penyimpangan dari materi pokok) dilakukan secara positif dan

tidak berlebih-lebihan.

4) Penutupan ( Closing)

ss) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pelajaran yang telah dilaksanakan.

tt) Guru mengecek pemahaman siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan. uu) Guru memberi semangat kepada siswa untuk belajar mandiri di rumah. vv) Guru mengucapkan salam perpisahan sebelum keluar kelas.

Penilaian kinerja guru bahasa Inggris dalam kelas dilakukan oleh siswa, pimpinan sekolah, teman sejawat (fellow teacher), dan self report dari guru bahasa Inggris sendiri.

b. Kepribadian Guru Bahasa Inggris

Selain menguasai kompetensi akademik, seorang guru bahasa Inggris seharusnya memiliki kepribadian, karakter yang baik. Merujuk pada (pasal 28 ayat 3 PP Nomor 19 tahun 2005) tentang Standar Pendidikan Nasional dan (pasal 10 ayat 1 UU Nomor 14 tahun 2005) tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa kompetensi kepribadian guru adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kriteria-kriteria yang disebutkan oleh Nasution (Samana, 1994: 58) menunjukkan ciri guru yang disenangi oleh siswanya.

Selain menguasai kompetensi akademik dan pedagogis, seorang guru bahasa Inggris harus memiliki kepribadian dengan kreteria-kreteria yang menunjukan ciri guru yang disenangi oleh siswanya. Merujuk Nasution (Samana, 1994: 58), Hamalik (1991: 41), (pasal 28 ayat 3 PP Nomor 19 tahun

2005), dan (pasal 10 ayat 1 UU Nomor 14 tahun 2005), ada beberapa ciri atau kriteria utama guru yang disenangi oleh siswanya, yaitu:

1) senang membantu siswa dalam pekerjaan sekolah,

2) berperangai riang,

3) berperasaan humor,

4) rela menerima lelucon atas dirinya,

5) bersikap bersahabat,

6) sabar dalam meminta siswa memberi respon,

7) suara jelas, berirama, dan dapat didengar,

8) penampilan pribadi baik,

9) punya inisiatif, berdaya guna, dan kreatif,

10) menggunakan pelafalan, intonasi, kelancaran pengucapan, dan penggunaan bahasa yang tepat dan berterima,

11) merasa menjadi anggota dari kelompok kelas,

12) penuh perhatian kepada setiap siswa,

13) tidak pilih kasih,

14) berusaha memahami keadaan siswa ,

15) menghargai pendapat siswa,

16) bersifat korektif,

17) mampu membangkitkan semangat serta keuletan belajar siswa,

18) bertindak tegas,

19) dapat membangkitkan rasa hormat dari siswa kepada guru,

20) tidak pernah menghina siswa,

21) tidak pernah bertindak sarkastis,

22) memberikan sesuatu yang bermakna kepada siswanya,

23) berkepribadian yang menyenangakan siswa, dan

24) pantas menjadi panutan para siswa. Penilaian kepribadian guru bahasa Inggris dilakukan oleh siswa, pimpinan sekolah, teman sejawat (fellow teacher). Penilaian kepribadian guru bahasa Inggris di dalam kelas dilakukan dengan angket skala Likert.

c. Perilaku Siswa

Berdasarkan indikator sikap dan perilaku siswa yang dikemukakan Depdiknas (2003: 53), Shaw & Wright (1967: 4), “concern for others” (Henerson, Morris, & Fitz-Gibbon, 1978:46), indikator perilaku siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Siswa menjawab ucapan salam dari guru bahasa Inggris,

2) Siswa sudah menyiapkan buku pelajaran bahasa Inggris di atas meja mereka sebelum guru masuk kelas,

3) Siswa membentuk kelompok atau berpasangan ketika mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya,

4) Siswa memperhatikan penjelasan guru,

5) Apabila siswa memahami penjelasan guru, siswa mengucapkan “yes” atau mengangguk-anggukkan kepalanya,

6) Siswa bertanya kepada guru apabila ada materi pelajaran yang kurang jelas dalam bahasa Inggris,

7) Jika siswa tidak mempunyai kesempatan bertanya kepada guru, siswa bertanya kepada teman di dekatnya,

8) Siswa tidak pernah berpindah tempat duduk atau berdiri selama pelajaran berlangsung,

9) Siswa menunjukkan pekerjaannya yang sudah selesai dikerjakan untuk diperiksa oleh gurunya, dan

10) Siswa ikut mengemukakan kesimpulan pelajaran. Sikap siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris dinilai dengan menggunakan

angket sikap skala Likert.

d. Fasilitas Pembelajaran

Merujuk indikator yang dikemukakan oleh Richards (2006: 207), indikator fasilitas pembelajaran yang mendukung terwujudnya proses pembelajaran bahasa Inggris dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) ketersediaan kursi dan meja,

2) ketersediaan papan tulis, kapur, boardmarker,

3) ketersediaan buku pegangan pelajaran bahasa Inggris,

4) ketersediaan sumber belajar (seperti: buku tambahan, surat kabar, majalah yang berbahasa Inggris, dan internet),

5) ketersediaan kamus lengkap bahasa Inggris,

6) ketersediaan rekaman kaset, video, dan CD/DVD untuk pelajaran bahasa Inggris

7) ketersediaan video/CD/DVD player,

8) ketersediaan audio, visual (tape recorder, sound system, dan monitor ),

9) ketersediaan alat peraga untuk pembelajaran bahasa Inggris (seperti: gambar, flow Chart), dan

10) ketersediaan teknologi/media pembelajaran bahasa Inggris (OHP, LCD, komputer, dll.).

Fasilitas yang mendukung pembelajaran bahasa Inggris dinilai dengan menggunakan angket skala Likert.

e . Output Pembelajaran Bahasa Inggris Siswa

Kompetensi bahasa Inggris siswa adalah kompetensi yang dimiliki oleh siswa dalam berkomunikasi bahasa Inggris baik secara tertulis maupun secara lisan. Kompetensi bahasa Inggris siswa merupakan output dari proses pembelajaran bahasa Inggris di dalam konteks pembelajaran. Dari output ini terlihat ketercapaian standar kompetensi bahasa Inggris siswa. Kompetensi bahasa Inggris siswa mencakup: listening, speaking, reading, dan writing.

Penilaian kompetensi bahasa Inggris siswa dalam model ini dilakukan oleh guru atau peneliti sendiri. Adapun instrument penilaian menyesuaikan dengan kompetensi dasar dan indikator yang dikembangkan dalam program pembelajaran bahasa Inggris. Berdasarkan kompetensi dasar yang dituntut Penilaian kompetensi bahasa Inggris siswa dalam model ini dilakukan oleh guru atau peneliti sendiri. Adapun instrument penilaian menyesuaikan dengan kompetensi dasar dan indikator yang dikembangkan dalam program pembelajaran bahasa Inggris. Berdasarkan kompetensi dasar yang dituntut

4. Kelebihan dan Keterbatasan Model EPBI

Dibandingkan dengan model evaluasi pembelajaran yang selama ini dipakai di sekolah, model ini memiliki kelebihan sebagai berikut:

a) Lebih komprehensif, karena objek evaluasi tidak hanya terbatas pada output belajar siswa semata tetapi juga mencakup penilaian proses pembelajaran.

Penilaian terhadap output pembelajaran tidak hanya terbatas pada kompetensi bahasa Inggris siswa saja tetapi juga menjangkau penilaian komponen bahasa Inggris yang dipelajari dalam proses pembelajaran bahasa Inggris sehingga informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi pembelajaran akan lebih lengkap,

b) Model ini relatif lebih sederhana tanpa mengurangi kelengkapan informasi yang dibutuhkan dalam evaluasi pembelajaran bahasa Inggris,

c) Karena penggunaan Model EPBI ini relatif lebih sederhana sehingga tingkat keterlaksanaannya cukup tinggi,

d) Penggunaan model ini tidak tergantung pada setting maupun konteks pembelajaran,

e) Penggunaan model ini tidak tergantung pada pendekatan pengajaran yang dilakukan oleh guru bahasa Inggris, dan

f) Penggunaan model ini tidak tergantung pada kurikulum yang berlaku pada saat pelaksanaan evaluasi.

Salah satu kelemahan model EPBI ini adalah tidak melibatkan penilai independen dari luar, hanya mengandalkan penilaian dari pihak intern sehingga dimungkinkan dapat mengurangi tingkat objektivitas hasil penilaian. Untuk mengatasi kelemahan ini dapat dilakukan dengan mengadakan crosscheck hasil penilaian antarkomponen penilaian maupun antar sumber data, misalnya penilaian kinerja guru dapat dilakukan crosscheck antara versi siswa, versi guru maupun pimpinan

penilaian, misalnya membandingkan antara hasil penilaian proses pembelajaran dengan output pembelajaran. Perbedaan hasil penilaian yang terlalu mencolok perlu ada analisis lebih lanjut, baik mengenai keakuratan data maupun validitas dan reliabilitas instrumen penilaian. Model ini tidak mempermasalakan siswa sebagai input, karena siswa dianggap sama penegetahuannnya, sudah lulus tes masuk SMA sehingga model ini cukup melihat hasil (output) pembelajaran bahasa Inggris.

sekolah. Crosscheck antarkomponen