METODOLOGI PENELITIAN

Konfiks/gabungan N- + pang- + -ken

Konfiks/gabungan N- + pang- + -ken. Merupakan gabungan afiks yang cukup produktif dalam membentuk verba dasar dan numeralia. Gabungan N- + pang- + -ken dapat mengimbuhi verba dasar, hal ini dapat dilihat pada data berikut. (44) manghijikuen adonanna kudu bener. (D44) Konf satu adonannya harus benar „menyatukan adonannya harus benar‟.

Manghijikeun „menyatukan‟

m(N-)

panghijikeun „tolong satukan‟ pang-

hijikeun „satukan‟

hiji „satu‟

-keun

Analisis data di atas menunjukkan bahwa kata manghijikeun „menyatukan‟ merupakan afiks yang dibentuk dari kata dasar hiji „satu‟ berkategori numeralia yang mendapat gabungan afiks N- + pang- + - ken. Jika dibuat dalam sebuah kaidah akan berbentuk sebagai berikut.

Konfiks/gabungan N- + pang- + -an + -keun

Konfiks/gabungan N- + pang- + -an + -keun merupakan gabungan afiks yang cukup produktif dalam membentuk verba. Gabungan N- + pang- + -an + -keun dapat mengimbuhi verba dasar, hal ini dapat di lihat pada data berikut. (45) mangnambihankeun beas urang nu di karung. (D45) Konf tambah beras saya yang di karung „menolong menambahkan beras saya yang ada di karung‟.

mangnambihankeun „tolong menambahkan‟ m(N-)

pangnambihankeun ‘tolong menambahkan‟ pangnambihankeun ‘tolong menambahkan‟

nambihankeun ‘menambahkan‟

nambihan „menambahi‟

-keun

nambih „tambah‟

-an

(46) mangalusankeun model taman bumi urang. (D46) Konf bagus model taman rumah 1T „tolong baguskan model taman saya‟.

Mangalusankeun „tolong baguskan‟ m(N-)

pangalusankeun „tolong baguskan‟

pang-

alusankeun „baguskan‟ alsuan „bagusi‟ -keun

alus „bagus‟

-an

Analisis data di atas menunjukkan bahwa kata mangnambihankeun „tolong menambahkan‟, merupakan verba yang dibentuk dari kata nambih „tambah‟ berkategori nomina mendapat gabungan afiks N- + pang- + -an + -keun. Sedangkan unntuk kata mangalusankeun „tolong baguskan‟ merupakan verba yang dibentuk dari kata alus bagus‟ berkategori adjektifa mendapat gabungan afiks N- + pang- + -an + - keun. Jika dibuat dalam sebuah kaidah akan berbentuk sebagai berikut.

N- +

-keun → Vt N-

pang- + N

-keun → Vt

Konfiks/gabungan mi- + pi- + ka-

Konfiks/gabungan mi- + pi- + ka- merupakan afiks yang cukup produktif dalam membentuk adjektiva dan adverba. Gabungan afiks mi- + pi- + ka- dapat mengimbuhi verba dasar, . Hal ini dapat dilihat pada data berikut. (47) kabogoh urang mikaresep boneka dolpin. (D47) Kekasih 1T Konf senang boneka dolpin

„kekasih saya menyenangi boneka dolpin‟.

mikaresep „menyenangi‟

m(N-)

pikaresep „menyenangkan‟

pi-

karesep „kesenangan‟

resep „senang‟ (48) abdi mikasono maneh. (D48) 1T Konf rindu 2T „saya merindukan kamu‟.

ka-

Mikasono ‘merindukan‟

m(N-)

pikasono „dirindukan‟ pi-

kasono „kerinduan‟

sono „rindu‟ (49) kolot abdi mikahayang barudakna pada sukes. (D49) Orang tua 1T Konf ingin anak-anaknya pada sukses „orang tua saya menginginkan anak-anaknya pada sukses‟.

ka-

mikahayang „menginginkan‟ m(N-)

pikahayang „diinginkan‟

pi-

kahayang „keinginan‟

ka-

hayang „ingin‟

Analisis data di atas menunjukkan bahwa kata mikaresep „menyenangi‟ dan mikasono „merindukan‟, merupakan verba yang dibentuk dari kata dasar resep „senang‟ dan sono „rindu‟

berkategori adjektiva dan mendapat gabungan afiks mi- + pi- + ka-. Sedangkan untuk kata mikahayang „menginginkan‟, merupakan verba yang dibentuk dari kata dasar hayang „ingin‟ berkategori adverba mendapat gabungan afiks mi- + pi- + ka-. Jika dibuat dalam sebuah kaidah akan berbentuk sebagai berikut.

mi- +

pi-

ka-

Adj

Vt

Konfiks/gabungan N- + ar- + -an

Konfiks/gabungan N- + ar- + -an merupakan afiks yang cukup produktif dalam membentuk verba dasar dan nomina. Gabungan afiks N- + ar- + -an dapat mengimbuhi verba dasar,. Hal ini dapat dilihat pada data berikut. (50) polisi eukeur naranyaan para tersangka. (D50) Polisi sedang Konf tanya para tersangka „polisi sedang, menanyai para tersangka‟.

naranyaan „menyanyai‟

n(N-)

tanyaan „tanyai‟

tanya „tanya‟

-an

Analisis data di atas menunjukkan bahwa kata naranyaan „menanyai‟, merupakan verba yang dibentuk dari kata dasar tanya „tanya‟ berkategori nomina mendapat gabunngan afiks N- + ar- + -an. Jika dibuat dalam sebuah kaidah akan berbentuk sebagai berikut.

Konfiks/gabungan na- + ar- + -keun

Konfiks/gabungan na- + ar- + -keun merupakan afiks yang cukup produktif dalam membentuk nomina dan verba dasar. Gabungan na- + ar- + -keun dapat mengmbuhi verba dasar, hal ini dapat dilihat pada data berikut. (51) loba kolot nu ker ngadalaptarkeun sakolah budakna. (D51) Banyak orang tua yang sedang Konf daftar sekolah anaknya „banyak orang tua yang sedang mendaftarkan sekolah anaknya‟.

ngadalaptarkeun „mendaftarkan‟

nga(N-)

dalaptarkeun „daftarkan‟ daptar „daftar‟

-keun

Analisis data di atas menunjukkan bahwa kata ngadalaptarkeun „mendaftarakan‟ merupakan verba yang dibentuk dari kata daptar „daftar‟ berkategori nomina mendapat gabungan afiks na- + ar- + -keun. Jika dibuat dalam sebuah kaidah akan berbentuk sebagai berikut.

Konfiks/gabungan N- + -an

Konfiks/gabungan N- + -an merupakan afiks yang cukup produktif dalam membentuk adjektifa, verba dasar dan nomina. Gabungan N- + -an dapat mengimbuhi verba dasar, adjektifa, hal ini dapat dilihat pada data berikut. (52) ulah nyarekan budak maneh wae. (D52) Jangan Konf marah anak kamu terus „jangan memarahi anak kamu terus‟.

nyarekan „memarahi‟

ny(N-)

carekan „marahi‟

carek „marah‟

-an

(53) maneh nempatan bumi saha? (D53) 2T Konf tempat rumah siapa „kamu menempati rumah siapa‟?

Nempatan menempati‟

n(N-)

tempatan „tempati‟

tempat „tempat‟

-an

Analisis data di atas menunjukkan bahwa kata nyarekan „memarahi‟ merupakan verba yang dibentuk dari kata carek „marah‟ berkategori adjektiva mendapat gabungan afiks N- + -an. Sedangkan untuk kata nempatan „menempati‟, merupakan verba yang dibentuk dari kata dasar tempat „tempat‟ berkategori nomina dan mendapat gabungan afiks N- + -an. Jika dibuat dalam sebuh kaidah akan berbentuk sebagai berikut.

Konfiks/gabungan N- + -an + -i

Konfiks/gabungan N- + -an + -i merupakan afiks yang tidak produktif dalam membentuk verba. Gabungan N- + -an + -i hanya dapat mengimbuhi nomina. Hal ini dapat dilihat pada data berikut. (54) abdi nyakseni kajadian banjir kamari. (D54) 1T Konf saksi kejadian banjir kemarin

„saya menyaksikan kejadian banjir kemarin‟.

nyakseni „menyaksikan‟

ny(N-)

sakseni „saksikan‟ saksen „saksi‟

-i

saksi „saksi‟

-an

Analisis data di atas menunjukkan bahwa kata nyakseni „nyaksikan‟ merupakan verba yang dibentuk dari kata dasar saksi „saksi‟ berkategori nomina dan mendapat gabungan afiks N- + -an + -i. jika dibuat dalam sebuah kaidah akan bebentuk sebagai berikut.

Konfiks/gabungan N- + -keun

Konfiks/gabungan N- + -keun merupakan afiks yang cukup produktif dalam membentuk verba dasar, nomina, adjektiva dan numeralia. Gabungan N- + keun dapat mengimbuhi verba dasar, nomina,. Hal ini dapat dilihat pada data berikut. (55) abdi arek museurkeun pikiran. (D55) 1T akan Konf pusat pikiran „saya akan memusatan pikiran‟.

museurkeun „memusatkan‟

m(N-)

puseurkeun „pusatkan‟ puseur „pusat‟

-keun

(56) maneh arek ngaleutikkeun acuk dimana? (D56) 2T akan Konf kecil baju dimana „kamu akan mengecilkan baju dimana‟?

ngaleutikkeun „mengecilkan‟ nga(N-)

letikkeun „kecilkan‟

leutik „kecil‟

-keun

(57) maranehna kudu ngahijikeun tenaga. (D57) Kalian harus Konf satu tenaga „kalian harus menyatukan tenaga‟.

„ngahijikeun „menyatukan nga(N-)

hijikeun „satukan‟

hiji „satu‟

-keun

Analisis data di atas menunjukkan bahwa kata museurkeun „memusatkan‟, merupakan verba yang dibentuk dari kata dasar puseur „pusat‟ berkategori nomina mendapat gabungan afiks N- + -keun. kata ngaletikkeun „mengecilkan‟, merupakan verba yang dibentuk dari kata dasar leutik „kecil‟ berkategori adjektifa mendapat gabungan afiks N- + -keun. Sedangkan untuk kata ngahijikeun „menyatukan‟, Analisis data di atas menunjukkan bahwa kata museurkeun „memusatkan‟, merupakan verba yang dibentuk dari kata dasar puseur „pusat‟ berkategori nomina mendapat gabungan afiks N- + -keun. kata ngaletikkeun „mengecilkan‟, merupakan verba yang dibentuk dari kata dasar leutik „kecil‟ berkategori adjektifa mendapat gabungan afiks N- + -keun. Sedangkan untuk kata ngahijikeun „menyatukan‟,

Konfiks/gabungan pang- + N- + -keun

Konfiks/gabungan pang- + N- + -keun merupakan afiks yang cukup produktif dalam membentuk verba dasar dan nomina. Gabungan pang- + N- + -keun dapat mengimbuhi verba dasar,. Hal ini dapat dilihat pada data berikut. (58) pangmungkuskeun pakean abdi. (D)58 Konf bungkus pakaian saya „tolong bungkuskan pakaian saya‟.

pangmungkuskeun „tolong bungkuskan‟ pang-

mungkuskeun „bungkuskan‟

m(N-)

bungkuskeun „bungkuskan‟ bungkus „bungkus‟

-keun

Analisis data di atas menunjukkan bahwa kata pangmungkuskeun „tolonng bungkuskan‟, merupakan verba yang dibentuk dari kata dasar bungkus „bungkus‟ berkategori nomina mendapat gabungan afiks pang- + N- + -keun. Jika dibuat dalam sebuah kaidah akan berbentuk sebagai berikut.

Konfiks/gabungan pang- + N- + -an + -kuen

Konfiks/gabungan pang- + N- + -an + -kuen merupakan afiks yang cukup produktif dalam membentuk verba. Gabungan pang- + N- + -an + -kuen dapat mengimbuhi verba dasar,.hal ini dapat dilihat pada data berikut. (59) lamun bisa pangnyokelankeun paku eta anggo palu. (D59) Kalau bisa Konf paku itu pakai martil „kalau bisa tolong cungkilkan paku itu pakai martil‟.

Pangnyokelankeun „tolong cungkilkan‟ Pang-

nyokelankeun „mencungkilkan‟

n(N-)

cokelankeun „cungkilkan‟ cokelan „cungkili‟

-keun

cokel „cungkil‟ -an

Analisis data di atas menunjukkan bahwa kata pangnyokelankeun „tolong cungkilkan‟, merupakan verba yang dibentuk dari kata dasar cokel „cungkil‟ berkategori nomina dan mendapat gabungan afiks pang- + N- + -an + -kuen. Jika dibuat dalam sebuah kaidah akan berbentuk sebagai berikut.

-kuen → Vt

Konfiks/gabungan ting- + -ar-

Konfik/gabungan ting- + -ar- merupakan afiks yang cukup produktif dalam membentuk adjektiva dan verba dasar. Gabungan ting- + -ar- dapat mengimbuhi verba dasar,.hal ini dapat dilihat pada data berikut. (60) lamun maneh eukeur di masjid, ulah tinggarandeng. (D60) Kalau 2T sedang di majid, jangan Konf berisik „kalau kamu sedang di masjid, jangan pada berisik‟.

tinggarandeng ‘pada berisik‟ ting-

garangdeng „berisik(jamak)‟

-ar-

gandeng „berisik‟

Analisis data di atas menunjukkan bahwa kata tinggarangeng „pada berisik‟, merupakan verba yang dibentuk dari kata dasar gandeng ‘berisik‟ berkategori adjektiva mendapat gabungan afiks ting- + - ar-. Jika dibuat dalam sebuah kaidah akan berbentuk sebagai berikut.

Konfiks/gabungan N- + -ar-

Konfiks/gabungan N- + -ar- merupakan gabungan afiks yg cukup produktif dalam membentuk verba. Gabungan N- + -ar- dapat mengimbuhi nomina, verba dasar. Hal ini dapat dilihat pada data berikut. (61) maraneh ngaromong naon neumbe. (D61) 2J Konf bicara apa barusan „kalian berbicara apa barusan‟?

ngaromong „berbicara‟

n(N-)

aromong „bicara-bicara‟

-ar-

omong „bicara‟

Analisis data di atas menunjukkan bahwa kata ngaromong „berbicara‟, merupakan verba yang dibentuk dari kata omong „bicara‟ berkategori nomina dan mendapat gabungan afiks N- + -ar-. Jika dibuat dalam sebuah kaidah akan berbentuk sebagai berikut.

Penutup Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa verba bahasa Sunda dapat dibentuk melalui afiks derivasional. Afiks yang mengimbuhi nomina, adjektiva, dan numeralia membentuk verba turunan.

Afiks-afiks dalam bentuk derivasional adalah sebagai berikut.

1. Prefiks ba-(babareng), ka-(kaseureud), N-(ngomong, nyangu, ngadunga), pa-(pateubih), pada(Padanyiwit), si-(sideku, sibeungeut), silih-(silihgeunten), ti- (tibalik), ting(Tinggerendeng, tingkarolot).

2. Infiks -ar-(aralus, gareulis), -in-(tinangtos), -um-(kumaula).

3. Sufiks an-( Bobogohan), -keun(petakeun)

4. Konfiks di-+pang-+-keun(dipanghijikeun, Dipangdoakeun, dipangleuleuskeun), di- + pang- + N- + - keun(dipangmilihkeun, dipangngomongkeun, dipangmenerkeun), di- + pi-(dipiindung), di- + pi- + ka-( dipikameumeut, dipikahayang), di- + sa- + -keun(disaumpamakeun, disakalikeun, disalereskeun), di- + -ar-( diparalu), di- + -ar- + -an(dibaredilan, dibarotakan), di- + -ar- + - an(digareuberkeun), di- + -an(dipaehan, ditarikan), di- + -keun(dijerokeun, diduakeun, disenggrekkeun), ka- + pi-(kapisanggem), ka- + -an(kaleutikan), ka- + -keun(kabejakeun), N- + pang- + -ken(Manghijikeun ), N- + pang- + -an + -keun(mangnambihankeun, Mangalusankeun), mi- + pi- + ka-(mikaresep, Mikasono, mikahayang), N- + ar- + -an(naranyaan), na- + ar- + - keun(ngadalaptarkeun), N- + -an(nyarekan, Nempatan), N- + -an + -i(nyakseni), N- + - keun(museurkeun, ngaleutikkeun, ngahijikeun), pang- + N- + -keun(pangmungkuskeun, Pangnyokelankeun), ting- + -ar-( tinggarandeng), N- + -ar-( ngaromong),

Makna afiks pembentuk verba adalah sebagai berikut  Prefiks Prefiks ba- mengandung makna melakukan kegiatan, prefiks ka- mengandung makna mengalami

suatu peristiwa, prefiks ma- mengandung makna sedang melakukan suatu tindakan, prefiks N- mengandung makna melakukan kegiatan, prefiks pa- mengandung makna mengalami sutau peristiwa dan suatu peristiwa, prefiks ma- mengandung makna sedang melakukan suatu tindakan, prefiks N- mengandung makna melakukan kegiatan, prefiks pa- mengandung makna mengalami sutau peristiwa dan

 Infiks Infiks –ar- mengandung makna jamak, infiks –in- mengandung makna memberi tahu juga memiliki makna mengalami peristiwa atau melakukan suatu kegiatan, infiks –um- mengandung makna melakukan

suatu kegiatan,  Sufiks

Sufiks –an mengandung makna menyuruh dan melakukan suatu kegiatan, sufiks –keun mengandung makna menyuruh,

 Konfiks Konfiiks gabungan di- + pang- + -keun mengandung makna ditolong, gabungan di- + pang- + N-

+ -keun mengandung makna ditolong, gabungan di- + pi- mengandung makna melakukan suatu kegiatan dan mengalami peristiwa, gabungan di- + pi + ka- mengandung makna dirasakan, gabungan di- + sa- + - keun mengandung makna melakukan, gabungan di- + -ar- mengandung makna melakukan kegiatan berulang, gabungan di- + -ar- + -an mengandung makna mengalami suatu peristiwa berulang, gabungan di- + -ar- + -keun mengandung makna mengalami peristiwa berulang, konfiks di- + -an mengandung makna mengalami peristiwa berulang, konfiks di- + -keun jika dalam bentuk verba dasar mengandung makna ditolong, jika dalam bentuk dasar adjektiva mengandung makna melakukan dan dalam bentuk numeralia mengandung makna mengalami peristiwa, konfiks ka- + -pi mengandung makna melakukan, konfiks ka- + -an mengandung makna mengalami, konfiks ka- + -keun kata dasar verba mengandung makna mengalami, sedangkan nomina mengandung makna memberitahu, gabungan N- + pang- + -keun mengandung makna melakukan, gabungan N- + pan- + -an + -keun mengandung makna meminta tolong, gabungan mi- + pi- + ka- mengandung makna mengalami, gabungan N- + ar- + -an mengandung makna melakukan, gabungan N- + ar- + -keun mengandung makna melakukan, konfiks N- + -an mengandung makna melakukan, gabungan N- + -an + -I mengandung makna mengalami, konfiks N- + -keun mengandung makna menolong dan melakukan kegiatan, gabungan pang- + N- + -keun mengandung makna menolong, gabungan pang- + N- + -an + -keun mengandung makna menolong, konfiks ting- + - ar mengandung makna melakukan kegiatan, gabungan N- + -ar- mengandung makna melakukan kegiatan,

Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka penulis menyarankan hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai aspek yang berhubungan dengan bahasa Sunda, diantaranya mengenai bentuk sapaan dalam bahasa Sunda, tindak tutur dalam bahasa Sunda, maksim sopan santun dalam bahasa Sunda, dan sebagainya.

Daftar Pustaka

Arifin, Zaenal dan Junaiyah. 2007. Morfologi Bentuk, Makna dan Fungsi. Jakarta: PT Grasindo. Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka

Cipta. Chaer, Abdul. 2011. Linguistik Umum. Jakarta: Rinekka Cipta. Darwis, Muhammad. 2012. Morfologi Bahasa Indonesia Bidang Verba. Makasar: CV. Menara Intan. Dewi, Wendi Widya Ratna. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Klaten: Intan Pariwara Ino, La. 2013. Morfologi. Kendari: FKIP UHO. Kentjono, Djoko. 2015. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama. Konisi, La Yani. 2004. Metode Penelitian Bahasa”: materi Pokok Perkuliahan. Kendari: FKIP UHO. Kridalaksana, Harimurti.2005. kelaskata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, Harimurti. 2007. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Kridalakana, Harimurti. 2008. Kam us Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Marafad, La Ode Sidu dan Nirmala Sari. 2013. Mutiara Bahasa Seluk beluk Bahasa dan Uraiannya.

Yogyakarta: Pustaka Puitika. Mukthtar.2013. Metode Praktis Peneltian Deskriptif Kualitatif. Jakarta Selatan: Referensi (GP Press Group). Mulyono, Iyo. 2013. Ilmu Bahasa Morfologi Teori dan Sejumput Problematik Terapannya. Bandung: yrama widya. Mahsun. 2013. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Rajawali Pers. Muslich, Masnur. 2008. Tata Bentuk Bahasa Indonesia Kajian Kearah Tata Bahasa Deskriptif. Jakarta

Timur: PT Bumi Aksara. Rachman. 2010. “Afiks Pembentuk Verba Bahasa Muna dialek Muna Standar” Skripsi. Kendari: FKIP

UHO. Subarna, Cece, dkk. 2002. Verba Berkomplemen di Dalam Bahasa Sunda. Jakarta: Pusat Bahasa. Surianto. 2004. “Afiks Pembentuk Verba Bahasa Panca dialek Kapuntori” Skripsi. Kendari: FKIP UHO.