Kerugian Daerah atau Kerugian Daerah yang terjadi pada Perusahaan Milik Daerah

Kerugian Daerah atau Kerugian Daerah yang terjadi pada Perusahaan Milik Daerah

26.97 Kerugian daerah atau kerugian daerah yang terjadi pada perusahaan milik daerah adalah berkurangnya kekayaan daerah daerah berupa uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai.

26.98 Kelompok temuan kerugian daerah atau kerugian daerah yang terjadi pada perusahaan milik daerah diantaranya meliputi permasalahan pengadaan barang/jasa yang diterima oleh daerah/perusahaan daerah baik kuantitas maupun kualitas tidak sesuai dari nilai yang dibayarkan, adanya kelebihan penggunaan uang untuk biaya yang tidak diperkenankan menurut ketentuan yang berlaku, dan adanya pengembalian pinjaman/piutang dana bergulir macet.

26.99 Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya 21 kasus mengenai kerugian daerah atau kerugian daerah yang terjadi pada perusahaan milik daerah senilai Rp2,25 miliar, terdiri dari:

• sebanyak 1 kasus kekurangan volume pekerjaan senilai Rp26,11 juta; • sebanyak 1 kasus kelebihan pembayaran selain kekurangan volume

pekerjaan senilai Rp49,52 juta; • sebanyak 1 kasus pemahalan harga (Mark up) senilai Rp35,12 juta; • sebanyak 4 kasus pengunaan uang/barang untuk kepentingan pribadi

senilai Rp108,64 juta; • sebanyak 12 kasus pembebanan biaya tidak sesuai ketentuan senilai

Rp1,53 miliar; • sebanyak 1 kasus pengembalian pinjaman/piutang atau dana bergulir

macet senilai Rp490,25 juta; dan • sebanyak 1 kasus lain-lain kerugian daerah atau kerugian daerah yang

terjadi pada perusahaan milik daerah senilai Rp11,80 juta. 26.100 Kasus-kasus tersebut diantaranya adalah: • pengeluaran untuk biaya pegawai PDAM Kota Gorontalo dibayarkan

tidak sesuai ketentuan senilai Rp721,50 juta; • pinjaman kepada mantan pegawai PDAM dan bukan pegawai PDAM Kota

Gorontalo senilai Rp490,25 juta tidak tertagih dengan rata-rata umur piutang di atas 2 tahun; dan

• kerjasama dengan PT Karsa Tirta Darma Pangada terkait Program Capacity Building membebani keuangan PDAM Tirta Siak Kota Pekanbaru senilai Rp184,61 juta.

26.101 Atas kasus-kasus kerugian daerah atau kerugian daerah yang terjadi pada perusahaan milik daerah sebanyak 21 kasus senilai Rp2,25 miliar, sebagian telah ditindaklanjuti dengan penyetoran ke kas daerah oleh PDAM Kabupaten Kotawaringin Barat sebanyak 1 kasus senilai Rp35,11 juta.

Penyebab Kerugian Daerah atau Kerugian Daerah yang terjadi pada Perusahaan Milik Daerah

26.102 Permasalahan tersebut diantaranya terjadi karena pelaksana kegiatan

tidak memperhatikan ketentuan yang berlaku, belum ditetapkannya aturan mengenai besaran biaya representatif direksi, belum ditetapkannya prosedur yang baku dan tegas mengenai mekanisme pengembalian pinjaman, serta lemahnya pengawasan dan pengendalian oleh atasan langsung.

Rekomendasi atas Kerugian Daerah atau Kerugian Daerah yang terjadi pada Perusahaan Milik Daerah

26.103 Atas temuan kerugian daerah atau kerugian daerah yang terjadi pada

perusahaan milik daerah tersebut BPK telah merekomendasikan agar entitas yang diperiksa menagih dan menyetorkan kerugian yang terjadi ke kas daerah/perusahaan milik daerah, memberikan teguran dan sanksi yang tegas kepada pihak yang bersalah sesuai ketentuan yang berlaku, menyusun dan menetapkan peraturan mengenai biaya representatif direksi, membuat dan menyampaikan surat penagihan kepada para peminjam, serta meningkatkan pengawasan dan pengendalian.

Potensi Kerugian Daerah atau Potensi Kerugian Daerah yang terjadi pada Perusahaan Milik Daerah

26.104 Potensi kerugian daerah atau potensi kerugian daerah yang terjadi pada

perusahaan milik daerah adalah adanya suatu perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai yang dapat mengakibatkan risiko terjadinya kerugian di masa yang akan datang berupa berkurangnya uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya.

26.105 Kelompok temuan potensi kerugian daerah atau potensi kerugian daerah

yang terjadi pada perusahaan milik daerah meliputi permasalahan rekanan belum melaksanakan kewajiban pemeliharaan hasil pengadaan yang rusak selama masa pemeliharaan, aset dikuasai pihak lain secara tidak sah, piutang/pinjaman atau dana bergulir yang berpotensi tidak tertagih, dan penghapusan piutang tidak sesuai ketentuan.

26.106 Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya 19 kasus mengenai potensi kerugian

daerah atau potensi kerugian daerah yang terjadi pada perusahaan milik daerah senilai Rp58,95 miliar, terdiri dari:

• sebanyak 1 kasus rekanan belum melaksanakan kewajiban pemeliharaan

barang hasil pengadaan yang telah rusak selama masa pemeliharaan senilai Rp137,28 juta;

• sebanyak 2 kasus aset dikuasai pihak lain senilai Rp1,77 miliar; • sebanyak 13 kasus piutang/pinjaman atau dana bergulir yang berpotensi

tidak tertagih senilai Rp56,87 miliar;

• sebanyak 1 kasus penghapusan piutang tidak sesuai ketentuan senilai Rp8,75 juta; dan

• sebanyak 2 kasus lain-lain potensi kerugian daerah atau potensi kerugian daerah yang terjadi pada perusahaan milik daerah senilai Rp162,92 juta.

26.107 Kasus-kasus tersebut diantaranya adalah pelanggan yang menunggak pembayaran belum dikenakan sanksi tegas sehingga berpotensi merugikan perusahaan daerah, masing-masing pada PDAM Tirta Siak Kota Pekanbaru senilai Rp19,59 miliar, PDAM Tirta Daroy Kota Banda Aceh senilai Rp14,87 miliar, dan PDAM Tirta Kepri senilai Rp10,33 miliar.

Penyebab Potensi Kerugian Daerah atau Potensi Kerugian Daerah yang terjadi pada Perusahaan Milik Daerah

26.108 Permasalahan tersebut diantaranya terjadi karena tidak tegasnya pelaksana kegiatan dalam melaksanakan ketentuan pemberian sanksi kepada pelanggan yang lalai, belum ada aturan yang mengatur tentang pemberian sanksi bagi pelanggan yang lalai, dan pelaksana kegiatan belum optimal dalam melakukan penagihan.

Rekomendasi atas Potensi Kerugian Daerah atau Potensi Kerugian Daerah yang terjadi pada Perusahaan Milik Daerah

26.109 Atas temuan potensi kerugian daerah atau potensi kerugian daerah yang terjadi pada perusahaan milik daerah tersebut BPK telah merekomendasikan agar entitas yang diperiksa memberikan sanksi yang tegas kepada pihak yang bersalah sesuai ketentuan yang berlaku, membuat aturan tentang pemberian sanksi kepada pelanggan yang menunggak, meningkatkan pengawasan dan pengendalian, serta lebih intensif dalam melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah berkenaan dengan pelunasan piutang.

Kekurangan Penerimaan Daerah atau Perusahaan Milik Daerah

26.110 Kekurangan penerimaan daerah atau perusahaan milik daerah adalah adanya penerimaan yang sudah menjadi hak daerah/perusahaan milik daerah tetapi tidak atau belum masuk ke kas daerah/perusahaan milik daerah karena adanya unsur ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan.

26.111 Kelompok temuan kekurangan penerimaan daerah atau perusahaan milik daerah meliputi permasalahan penerimaan daerah atau denda keterlambatan pekerjaan belum/tidak atau terlambat dipungut/diterima/ disetor ke kas daerah/perusahaan dan pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah dari ketentuan.

26.112 Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya 25 kasus mengenai kekurangan penerimaan daerah atau perusahaan milik daerah senilai Rp3,28 miliar, terdiri dari:

• sebanyak 21 kasus penerimaan daerah atau denda keterlambatan

• sebanyak 4 kasus pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah dari

ketentuan senilai Rp88,92 juta. 26.113 Kasus-kasus tersebut diantaranya:

• pelaksana pekerjaan pembangunan infrastruktur sumber dan pipa

transmisi air bersih Dago Bengkok pada PDAM Tirtawening Kota Bandung belum membayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10% senilai Rp1,69 miliar;

• PDAM Bekasi belum menyetorkan PPN yang diterima dari rekanan senilai

Rp587,32 juta; dan • pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan

(P3AP) dilaporkan tidak sesuai ketentuan mengakibatkan PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin kurang menyetorkan pajak dan denda keterlambatan senilai Rp417,21 juta.

26.114 Atas kasus-kasus kekurangan penerimaan daerah atau perusahaan milik

daerah sebanyak 26 kasus senilai Rp4,04 miliar, sebagian telah ditindaklanjuti dengan penyetoran ke kas daerah oleh PDAM Kabupaten Kotawaringin Barat sebanyak 1 kasus senilai Rp37,86 juta.