REALISASI ANGGARAN

B. REALISASI ANGGARAN

Pagu alokasi APBN Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan terus mengalami peningkatan, ini menunjukkan bahwa pengelolaan kegiatan dalam upaya pencapaian sasaran program kefarmasian dan alat kesehatan dinilai baik. Peningkatan program tidak hanya dilakukan di tingkat pusat tapi juga program di daerah. Alokasi APBN Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan pada tahun 2015 sebesar Rp.1.863.359.082.000 (Satu triliun delapan ratus enam puluh tiga miliar tiga ratus lima puluh sembilan juta delapan puluh dua ribu rupiah) dengan realisasinya pada Pagu alokasi APBN Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan terus mengalami peningkatan, ini menunjukkan bahwa pengelolaan kegiatan dalam upaya pencapaian sasaran program kefarmasian dan alat kesehatan dinilai baik. Peningkatan program tidak hanya dilakukan di tingkat pusat tapi juga program di daerah. Alokasi APBN Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan pada tahun 2015 sebesar Rp.1.863.359.082.000 (Satu triliun delapan ratus enam puluh tiga miliar tiga ratus lima puluh sembilan juta delapan puluh dua ribu rupiah) dengan realisasinya pada

1. KANTOR PUSAT

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan didukung oleh anggaran DIPA tahun 2015 Pagu di awal tahun anggaran sebesar Rp.1.689.955.800.000. Setelah dilakukan refocusing terhadap alokasi anggaran perjalanan dinas dan hasil refocusing dana Dekonsentrasi Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan serta Hibah Langsung dari GAVI, merubah alokasi pagu Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan menjadi sebesar Rp.1.826.044.116.000 (Satu triliun delapan ratus dua puluh enam miliar empat puluh empat juta seratus enam belas ribu rupiah). Realisasi anggaran tahun 2015 sebesar Rp.1.742.663.280.209 (Satu triliun tujuh ratus empat puluh dua miliar enam ratus enam puluh tiga juta dua ratus delapan puluh ribu dua ratus sembilan rupiah) dengan persentase sebesar 95,43%.

Tabel 16

Alokasi Dana dan Realisasi Anggaran DIPA Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bina

Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2015

NO

SATUAN KERJA

ALOKASI

REALISASI %

1 Direktorat Bina Obat Publik dan

Rp 1.631.612.131.000 Rp 1.599.658.624.605 98,04%

Perbekalan Kesehatan 2 Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian Rp

21.796.400.000 Rp

3 Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Rp

30.285.000.000 Rp

Alat Kesehatan 4 Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Rp

54.835.946.000 Rp

Kefarmasian 5 Sekretariat Direktorat Jenderal Bina

Kefarmasian dan Alat Kesehatan

TOTAL

Rp 1.826.044.116.000 Rp 1.742.663.280.209 95,43%

2. DANA DEKONSENTRASI

Untuk mendukung penyelenggaraan program kefarmasian dan alat kesehatan di daerah tahun 2015 disediakan dana Dekonsentrasi sebesar Rp. 65.000.000.000,-. Setelah dilakukan efisiensi terhadap perjalanan dinas alokasi tersebut berubah menjadi Rp. 37.314.966.000 untuk 34 satker di seluruh provinsi. Realisasi dana Dekonsentrasi tahun 2015 adalah Rp. 31.106.457.946 (83,36%).

Alokasi dana dan realisasi DIPA Dekonsentrasi Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan seperti diuraikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 17

Alokasi Dana dan Realisasi Anggaran DIPA Dekonsentrasi Direktorat Jenderal Bina

Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2015

NO

SATUAN KERJA

ALOKASI

REALISASI %

1 Dinkes Provinsi DKI Jakarta

1.007.334.460 76,75% 2 Dinkes Provinsi Jawa Barat

Rp

1.312.488.000 Rp

897.424.000 54,16% 3 Dinkes Provinsi Jawa Tengah

Rp

1.656.990.000 Rp

1.304.015.989 84,84% 4 Dinkes Provinsi D.I. Yogyakarta

Rp

1.537.064.000 Rp

809.208.238 88,11% 5 Dinkes Provinsi Jawa Timur

Rp

918.369.000 Rp

1.345.486.077 77,47% 6 Dinkes Provinsi Aceh

Rp

1.736.771.000 Rp

952.026.900 74,50% 7 Dinkes Provinsi Sumatera Utara

Rp

1.277.882.000 Rp

1.091.810.302 70,52% 8 Dinkes Provinsi Sumatera Barat

Rp

1.548.190.000 Rp

861.348.800 72,95% 9 Dinkes Provinsi Riau

Rp

1.180.681.000 Rp

684.540.400 59,43% 10 Dinkes Provinsi Jambi

Rp

1.151.866.000 Rp

956.902.444 90,17% 11 Dinkes Provinsi Sumatera Selatan

Rp

1.061.216.000 Rp

909.329.700 84,89% 12 Dinkes Provinsi Lampung

Rp

1.071.242.000 Rp

979.958.260 87,74% 13 Dinkes Provinsi Kalimantan Barat

Rp

1.116.855.000 Rp

940.636.549 86,95% 14 Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah

Rp

1.081.867.000 Rp

857.806.706 83,61% 15 Dinkes Provinsi Kalimantan Selatan

Rp

1.025.998.000 Rp

1.042.425.444 90,93% 16 Dinkes Provinsi Kalimantan Timur

Rp

1.146.427.000 Rp

760.005.930 78,00% 17 Dinkes Provinsi Sulawesi Utara

Rp

974.396.000 Rp

955.599.890 98,91% 18 Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah

Rp

966.116.000 Rp

872.848.219 91,46% 19 Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan

Rp

954.382.000 Rp

1.280.419.135 93,28% 20 Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara

Rp

1.372.730.000 Rp

994.152.100 95,43% 21 Dinkes Provinsi Maluku

Rp

1.041.749.000 Rp

958.012.400 94,57% 22 Dinkes Provinsi Bali

Rp

1.013.069.000 Rp

804.621.464 90,84% 23 Dinkes Provinsi Nusa Tenggara Barat

Rp

885.733.000 Rp

769.420.229 87,86% 24 Dinkes Provinsi Nusa Tenggara Timur

Rp

875.707.000 Rp

1.015.782.676 92,53% 25 Dinkes Provinsi Papua

Rp

1.097.821.000 Rp

1.105.277.750 90,60% 26 Dinkes Provinsi Bengkulu

Rp

1.219.948.000 Rp

852.105.500 92,03% 27 Dinkes Provinsi Maluku Utara

Rp

925.862.000 Rp

817.161.020 92,53% 28 Dinkes Provinsi Banten

Rp

883.121.000 Rp

884.160.957 96,25% 29 Dinkes Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Rp

918.602.000 Rp

890.200.400 96,97% 30 Dinkes Provinsi Gorontalo

Rp

918.020.000 Rp

784.049.350 91,77% 31 Dinkes Provinsi Kepulauan Riau

Rp

854.399.000 Rp

761.082.407 83,15% 32 Dinkes Provinsi Papua Barat

Rp

915.272.000 Rp

1.170.321.000 99,20% 33 Dinkes Provinsi Sulawesi Barat

Rp

1.179.809.000 Rp

502.500.150 66,41% 34 Dinkes Provinsi Kalimantan Utara

Rp 37.314.966.000 Rp 31.106.457.946 83,36%