PEMBAHASAN Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Kesalahan Pembuatan Radiografi Intraoral Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Denpasar Bali

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 100 orang mahasiswa kepaniteraan klinik pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Denpasar Bali. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuisioner untuk mengukur pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap kesalahan gambaran radiografi yang tidak sesuai dengan gambaran sebenarnya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 100 orang responden diperoleh hasil bahwa berdasarkan jenis kelamin diperoleh 26 frekuensi responden berjenis kelamin laki-laki Tabel 1. Hasil penelitian sebelumnya oleh Tushiva 2013 diperoleh hasil sebesar 36,2 frekuensi responden berjenis kelamin laki-laki. 23 Penelitian dari Sergio Lins de-Azevedo-Vaz,dkk 2013 diperoleh hasil 24,1 frekuensi mahasiswa berjenis kelamin laki-laki. 24 Penelitian dari Emilia Mestika 2012 pada mahasiswa kepaniteraan klinik di Fakultas Kedokteran Gigi di Universitas Sumatera Utara didapat 27,5 responden berjenis kelamin laki-laki. 25 Dari perbandingan ini dapat kita lihat mahasiswa kepaniteraan klinik lebih kecil persentasinya berjenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan yang berjenis kelamin perempuan, hal ini menunjukkan bahwa fakultas kedokteran gigi lebih banyak diminati oleh perempuan. Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang dapat menjawab dengan benar tentang radiografi yang mengalami elongasi pada foto radiografi intraoral adalah sebesar 99 Tabel 2 dan tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang dapat mengetahui penyebab elongasi pada foto radiografi intraoral adalah sebesar 86 Tabel 3. Penelitian yang dilakukan oleh Haghnegahdar,dkk yang meneliti tentang kesalahan mahasiswa dalam pembuatan radiografi intraoral yang mengalami elongasi sebesar 9,4. 4 Elongasi dalam radiografi intaoral adalah suatu penyimpangan gambaran gigi dan jaringan sekitarnya yang terlihat lebih panjang daripada sebenarnya. Elongasi Universitas Sumatera Utara disebabkan karena kesalahan angulasi vertikal. Angulasi vertikal yang terlalu kecil akan mengakibatkan gambar yang dihasilkan lebih panjang dari yang sebenarnya. 1 Untuk menghindari terjadinya elongasi maka operator harus menggunakan angulasi vertikal yang sesuai standar. 3,14 Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang dapat menjawab dengan benar tentang radiografi yang mengalami foreshortening pada foto radiografi intraoral adalah sebesar 100 Tabel 4 dan tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang dapat mengetahui penyebab foreshortening sebesar 46 Tabel 5. Penelitian yang dilakukan oleh Haghnegahdar, dkk yang meneliti tentang kesalahan mahasiswa dalam pembuatan radiografi intraoral yang mengalami foreshortening sebesar 5. 4 Foreshortening dalam radiografi intraoral adalah suatu penyimpangan gambaran gigi dan jaringan sekitarnya yang terlihat lebih pendek dari yang sebenarnya disebabkan oleh kesalahan angulasi vertikal dengan sudut penyinaran yang terlalu besar dari sinar-x sehingga menyebabkan hasil foto radiografi terlihat lebih pendek. 1,3,14 Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang dapat menjawab dengan benar tentang radiografi yang mengalami partial white image pada foto radiografi intraoral adalah sebesar 83 Tabel 6 dan tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang dapat mengetahui penyebab partial white image sebesar 80 Tabel 7. Partial white image dalam radiografi intraoral adalah gambaran yang terlihat putih pada bagian pinggir film. Keadaan ini dapat diakibatkan karena sebagian film tidak tenggelam dalam larutan developer. 3,14 Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang dapat menjawab dengan benar tentang radiografi yang mengalami static electricity pada foto radiografi intraoral adalah sebesar 46 Tabel 8 dan tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang dapat mengetahui penyebab static electricity sebesar 97 Tabel 9. Universitas Sumatera Utara Static electricity adalah gambaran menyerupai ranting pohon berwarna hitam yang dapat ditafsirkan sebagai fraktur tulang. Keadaan ini dapat diakibatkan karena cara mengeluarkan film dari pembungkus secara kasar. 3,14 Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang dapat menjawab dengan benar tentang radiografi yang mengalami high density film image pada foto radiografi intraoral adalah sebesar 60 Tabel 10 dan tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang dapat mengetahui penyebab high density film image sebesar 76 Tabel 11. Penelitian yang dilakukan oleh Pedro, dkk memperoleh hasil kesalahan prosessing pada hasil foto radiografi dengan persentase 1,43. 5 Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya tingkat kesalahan dalam prosessing film yang dilakukan mahasiswa seharusnya berbanding lurus dengan tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik dalam melihat dan mengetahui penyebab high density film image pada hasil foto radiografi. Hasil yang diperoleh bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa yang dapat melihat radiografi yang mengalami high density film image dikategorikan sedang dan tingkat pengetahuan mahasiswa yang dapat mengetahui penyebab high density film image dikategorikan baik. High density film image adalah gambaran radiografi yang terlihat gelap dark radiograph. High density film image dapat disebabkan oleh konsentrasi larutan developer yang terlalu pekat, larutan developer terkontaminasi dengan larutan fixer, dan perendaman dalam larutan developer terlalu lama. 3,19 Tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik secara individual tentang kesalahan pembuatan radiografi intraoral dikategorikan menjadi tiga kategori berdasarkan total skor maksimal. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa secara individual dikategorikan baik sebesar 71 atau sebanyak 71 orang Grafik 1, kategori sedang sebesar 19 atau sebanyak 19 orang Grafik 1 , kategori buruk 10 atau sebanyak 10 orang Grafik 1. Dari hasil penelitian ini persentasi terbesar tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik secara individual dikategorikan baik 71. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Perbandingan Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan dalam Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi pada Dua Provinsi di Indonesia

2 94 98

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Bahaya Radiasi Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Denpasar Bali

2 84 59

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

9 32 82

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

3 25 47

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

0 0 14

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

0 0 1

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

0 0 3

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

0 0 27

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

0 0 2

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

0 0 15