Penerjemahan Buku "Johnny Schweigt" Karya Bernhard Hagemann Dari Bahasa Jerman Ke Dalam Bahasa Indonesia

Kaji;m セLゥGliAkャ@jO

セ[QWf」Mヲjャ 201//. 10J - J14

QセAHィG@ーIッc @2()13, PrOl,'l-alll Studi Lillguislik SP-s ES'C 15:51'/1693-46o()

TabuIl Ke-lO, No 1

PENERJEMAHAN BUKU "JOHNNY SCHWEIGT" KARYA BERNHARD HAGEMANN DARI BAHASA JERMAN KE DALAM BAHASA INDONESIA

Nurhanifah Lubis Universitas Negeri Medan
Syahron Lubis FIB Universitas Sumatera Utara

Abstract

The objectives ofthis study are (1) to translate the book "Johnny schweigt" to indonesian

language (2) to describe the translation methods lIsed in translation the book "Johnny

schweigt" to Indonesianlanguage(3j to describe the shifts that occur in translation (4) to


describe accuracy rating. This study uses a descriptivequalitativeapproach The

dataare1528 simple and complex sentences from the book ''Johnny schweigt" by Bernhard

Hagemann.The findings of this study are as. {JJ indonesien translation of the book

"Johnny schweigt" (2) the method most widely used is literal method for 1310(85,f)(}/oj,

followedby communicative54 (3,5%), adaptation 51 S@LイH、EセッI

for word 49 (3,2%),

faithful 48 (3,/%), free 16 (J%) (3)/he shifts found arel431,Sfnlctureshift for 1402

(98%),unit shift 24{J,7%), and class shift5 (0.3%) (4)accuracy rating theaccllrate

translation are/407 (92%). less accurate translation 105 (7%) and inaccurate 16 (1%).

Keywords: Translation, Translationl'vfethod, Shift. Accuracy Rating ofthe Translation.


PENDAHULUAN

Makalah ini mengambil membahas penerjemahan dari bahasa Jerman ke dalam bahasa

Indonesia yang memokuskan pada budaya peneJjemah dan produk tetjemahannya. Penerjemah

adalah orang Indonesia dan menerjemahkan sebuah teks bahasa Jennan, untuk hal itu

penerjemah sudah memahami bahasa dan budaya bahasa Jerman sebelum melakukan

penerjemahan. Menerjemahkan teks bahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia mengalami

permasalahan tata bahasa. TSu seperti teks dalam bahasa Jennan yang menggunakan sarana

grammatikaJ sebaiknya menggunakan bantuan sarana leksikal dalam terjemahan. Contoh dalam

bahasa Jennan (Hagemann 2005:8):

MeinVaterhattefiir vier Wochen


keinen Fuhrerschein

Saya ayah mempunyai untuk empat minggu

tidak ada SIM

(ayahku sudah empat minggu tidak mempunyai SIM).

Kalimat diatas diterjemahkan secara kata perkata maka dapat di terjemabkan menjadi "Ayahku

mempunyai untuk 4 minggu tidak ada SIM", apabila hal ini teJjadi maka pesan yang terdapat

pada BSu tidak tersampaikan dalam BSa, maka hams diterjemahkan dengan bantuan sarana

leksikal sehingga menjadi "ayahku sudah empat minggu tidak mempunyai SIM". Kata hatte

adalah bentuk grammatikal kala Priiteritum atau bentuk lampau yang tidak ada dalam sistem

grammatikal bahasa Indonesia sehingga peneJjemabannya menggunakan sarana leksikal dengan


menambahkan kata sudah yang menunjukkan babwa kalimat tersebut sudah teJjadi. Teknik

peneJjemahan yang digunakan dalam hal ini adalah teknik penerjemahan penambahan yaitu

dengan menggunakan tambaban kata sudah. Apabila grammatikal kala perfekt dalam bahasa

Jennan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka sudah pasti akan terjadi pergeseran

struktur karena kata kerja tersebut harns diletakkan pada akhir kalimat, contoh dalam bahasa

Jennan (Hagemann 2005:26):

lchhabdichauchschofl malgesehen

Aku sudah kamu juga sudah melihat

(akujuga sudah pemah melihatmu)

Nwhanibh Lllbi,
Kata gesehen adalah kata kerja ke tiga (Parlizip II) yang berasal dari kata sehen. Kata kerja ketiga atau Partizip II digunakan dalarn bentuk grammatikal kala Peifekt dan posisi kata tersebut hams diletakkan diakhir kalimat atau seteJah objek. Demikian haJnya dengan Plusquampeifekt, yakni kata kerja yang kejadiannya lebih dulu teIjadi dari kala Perfekt atau Priiteritum. Plusquampeifekt banyak didapat pada cerita-cerita tertulis seperti dalam buku eerita remaja "Johnny schweigt". Berbeda dengan kalimat Peifekt yang biasanya sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari.

Penerjemahan buku "Johnny schweigt" ini cukup menantang khususnya dalam menerjemahkan suatu kalimat yang mengandung nilai-nilai budaya Jerman, misalnya dalam kalimat (Hagemann 2005:59)"Fischers Fritze fischt frische Fische". Kalimat tersebut adalah kalimat yang biasanya digunakan untuk melatih kelenturan lidah dalam bahasa Jennao atau yang di sebut Der Zungenbrecher. Disebut der Zzmgenbrecher karenabanyak terdapat kata-kata yang bunyinya hampir sarna sehingga suIit untuk mengucapkannya. Kalirnat bahasa Indonesia "ular melingkar di pagar pal Umar", juga termasuk der Zungenbrecher karena kalirnat tersebut banyak terdapat kata-kata yang bunyinya hampir sarna sehingga sulit untuk mengueapkannya dengan eepat dan berulang-ulang, sehingga sering kali teIjadi kesalahan dalam pengucapanya. Sarna halnya dengan kalirnat dalam bahasa Jerman "Fischers Fritze fischt frische Fische ", apabiLakalimat tersebut diucapkan dengan cepat dan berulang-ulang baik dari depan mau pun dari belakang maka orang Jerman sendiripun sering melakukan kesalahan daIam pengucapannya kalau tidak terlatih. Kalimat "Fischers Fritze fISch! frische Fische ., telahditeIjemahkan dengan mengunakan metode penerjemahan faitJiful translation atau peneIjernahan setia. PeneIjemah mempertahankan kalimat "Fischers Fritze fischt frische Fische" di dalam BSa agar pembaca Indonesia memahami bahwa kalimat tersebut adalah kalimat untuk melatih kelenturan atau pengucapan dalam bahasa Jerman atau dalam bahasa Jerman disebut der Zungenbrecher. Buku "Johnny schweigt" adalah sebuah buku cerita tentang remaja. Tokoh utama dalarn buku ini adalah John, John adalah salah satu siswa pertukaran pelajar yang berasal dari lnggris, John dan teman-temannya yang berasal dari lnggris diberi kesempatan selama tiga minggu untuk tinggal dengan keluarga Jerman di Jerman untuk belajar bahasa Jerman. Sikap John sangat berbeda dengan teman-temannya yang lain, dia sangat pendiam. Hal itu membuatnya sangat sulit menguasai bahasa asing dalam hal ini bahasa Jerman. Sementara itu keluarga tempat tinggal John di Jerman sudah berusaha dengan beibagai cam supaya John mau berbicara dan daIam usaha tersebut pula banyak hal-hal lueu yang terjadi yang membuat daya tarik tersendiri untuk membacanya.
Buku ini diterbitkan oleh penerbit yang terkenal yaitu penerbit Langenseheidt pada talmn 2005. Buku ini masih tergoiong baru sehingga bahasanya masih reievan sampai sekarang dan dijadikan buku bacaan di Goethe Institut (Goethe Institut adaIah pusat kebudayaan Jerman yang terdapat di berbagai negara salah satunya adalah Indonesia yang berlokasi di Jakarta) jadi buku ini sudah banyak dibaca orang diseluruh dunia. Buku berbahasa Jerman yang menceritakan tentang remaja sangat jarang dijumpai terjemahannya dalam bahasa Indonesia, menerjemahkan buku "Johnny schweigt" ke dalam bahasa Indonesia cukup penting karena sampai saat ini buku tersebut belum ada teIjemahannya dalam bahasa Indonesia. Selain itu buku ini mengandung niJai pendidikan dalam pembelajaran bahasa Jerman temtarna tentang sikap pembelajar bahasa asing (bahasa Jerman). Pembe1ajar bahasa asing harus banyak berbicara dalarn bahasa Jerman karena berbicara adalah salah satu dari empat kompetensi bahasa yang penting. Ketrarnpilan berbicara dapat dilatih dengan memokuskan pada pengucapan dalarn bahasa Jerman sehingga pengucapannya menjadi fasih. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menerjemahkan buku '"Johnny schweigt" kedalarn bahasa Indonesia dan selanjutnya peneliti menganalisis hasil terjemahan buku tersebut untuk mengetahui metode peneIjemahan yang digunakan peneJjemah,dan pergeseran apa saja yang terjadi dalam peneIjemahan tersebut. Disarnping itu, teJjemahan buku tersebut dinilai tingkat kesepadanan terjemahannya oleh dua infonnan kunci yang mempunyai kompetensi dalam dua bahasa yaitu bahasa Jerman dan Indonesia dan memiliki keahlian dalam bidang penerjemahan.
102

Kif/iiJIJ Lin,ljwstik, TaiJuIl ke-j(}, ;Vo 1 FebmaIi 2013
KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini berorientasi pada 'proses' dan 'produk' yang terdiri atas dua (2) tahapan. Yang pertama adalah 'proses' yaitu peneJiti meneIjemahkan sebuah buku untuk menghasilkan sebuah 'produk' terjemahan, kemudianpeneliti mendeskripsikan metode peneJjemahan yang digunakan dalam meneJjemahkan buku tersebut dengan menggunakan teori Newmark (1988) dan menganalisis jenis pergeseran (shift) yang terjadi dalam terjemahan tersebut dengan menggunakan teori (Catford 1965:73). Produk (teJjemahan) tersebut dinilai tingkat kesepadanan teIjemahan pesan antara TSu dan TSa oleh dua informan kunci dengan menggunakan instrumen pengukur tingkat kesepadan terjemahan menurut SiJalahi (2012).
Defenisi Penerjemahan Kamus (The New International Webster's2002:1428) memberikan defenisi bahwa to translate (meneIjemahkan), berarti to render into another language (menyusun ke dalam bahasa lain); to explain by using another word (menjelaskan dengan menggunakan kata-kata lain). Kata translate berasal dari bahasa latintrans artinya melintas dan tatun artinya melaksanakan. Sementara itu, (The Oxford Companion to the English Language 2005:1329) mendefinisikan translate sebagai "uraian barn dari satu bentuk bahasa ke dalam bahasa lain" (Muchtar 20 I 1:7). Da]am bahasa Jerman peneIjemahan berarti ubersetzen, teIjemahan berarti die Obersetzung atau das tJ'oersetzen, orangnya atau peneIjemah disebut der Ubersetzer untuk penerjemah laki-laki dan die Ubersetzerin untuk peneIjemah perempuan. Brockhaus (1957) dalam (Stolze 2008:13) yang menggunkan bahasa Jerman menyatakan bahwa peneIjemahan adalah "die Obertragung von gesprochenem oder geschriebenem aus einer Sprache in eine andere" artinya peneIjemahan ada/ah mengalihkan pesan dari bahasa tulis atau lisan ke bahasa tulis atau lisan Jainnya.
Ada beberapa catatan yang perlu dikemukakan dalam kaitan dengan istilah pene1jemahan, teJjemahan. penerjemah. dan juru bahasa. Kata dasar terjemah berasal dari bahasa Arab tarjammah yang maknanya adalah ikhwal pengalihan dari satu bahasa kebahasa yang lain. Penerjemahan adalah suatu kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari.teks suatu bahasa (misalnya bahasa Inggris) kedalam teks bahasa lain (misalnya bahasa Indonesia). Dalam hal ini teks yang diteIjemahkan disebut teks sumber (TSu) dan bahasanya disebut BSu, sedangkan teks yang disusun oleh penerjemah disebut teks sasaran (TSa) dan bahasanya disebut bahasa sasaran (BSa). Hasil dari kegiatan peneIjemahan yang berupa TSa disebut teIjemahan, sedangkan peneJjemah adalah orang yang melakukan kegiatan penerjemahan.lhwa/ peneIjemahan biasanya disebut penerjemahanJul1l bahasa adalah orang yang meJakukan kegiatan peneIjemahan secara lisan.Dewasa ini sedang disosialisasikan kata penjurubahasaan untuk kegiatan peneIjemahan secara lisan (Hoed, 2006:23). Catford (1965) menggunakan pendekatan kebahasaan daJam melihat kegiatan penerjemallan dan mendefenisikannya sebagai "the replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material in another language (TLj" mengganti bahan teks dalam BSu dengan bahan teks yang sepadan dalamBSa. Ne\vmark (1988) juga memberikan defenisi serupa, namun lebih jelas /agi: "rendering the meaning ofa text into another language in the wcry that the author intended the text" meneIjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang. (Menurut Bachmann-Medick 1997:V) peneIjemahan adalah: "Ubersetzung bedeutet mehr als nur die Ubertragung aus einer Sprache in eine andere oder von einem Ausgangstext in einen Zieltext. Obersetzung impliziert vielmehr einen weiterreichen den Transfer zwischen Kulturen und ist in den verschiedensten Formen am Kontakt und an der Auseinandersetzzmg zwischen den Kulturen beteiligt". (PeneJjemahan berarti pengalihan pesan dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain atau dari teks sumber ke teks tujuan atau teks sasaran. PeneIjemahan berarti juga transfer antar budaya dalam berbagai bentuk perbedaan budaya).
103

Apabila semua defenisi diatas dilihat lebih jauh, dapat disimpulkan bahwa: (1) peneIjemahan adalah upaya '''mengganti'' teks dalam BSu dengan teks yang sepadan dalamBsa, (2) yang diteIjemahkan adalah makna sebagaimana yang dimaksudkan pengarang. Upaya dalam mengganti dan teks sumber ke dalam teks sasaran.

Metode Penerjemahan Metode dalam konteks penerjemahan adalah prinsip yang mendasari carn kita meneljemahkan yang sudah barang tentu bermuara pada bentuk (jenis) terjemahannya (Hoed 2006:55).Pengertian peneIjemahan yang lebih luas juga dikenal dikalangan para pakar. Sebelum menerjemahkan, seorang peneIjemah menentukan dulu siapa calon pembaca teIjemahannya dan atau akan digunakan untuk keper1uan apa teIjemahan itu. Oleh karena itu penerjemahan sering didasari oleh audience design dan atau need analysis. Pada praktiknya penerjemah memilih salah satu metode yang sesuai dengan untuk siapa dan untuk tujuan apa peneIjemahan dilakukan. Ada delapan metode terjemahan yang bisa dipilih, akan tetapi Newmark (1988:4548)secara gans besar membaginya menjadi dua go)ongan, yakni yang empat berorientasi kepada BSu (SL emphasis) dan yang empat lagi berorientasi kepada BSa (TL emphasis). Pemilihan
metode menghasilkan jenis teIjemahan".Pembagian tersebut dapat dilihat pada gambar berikut
ini atau sering disebut juga sebagai diagram V.

SLEmpbasis Word-for-word translation Litera) translation Faithful translation Idiomatic translation Semantic Transl.Communicative transl.

TLEmpbasis Adaptation Free translation


Pergeseran (Shift) Pergeseran (shift) adalah perubahan linguistik yang teIjadi antara teks sumber dan teks sasaran, (Hatim dan Munday 2004:26). (Catford 1965:73) mengelompokkan pergeseran (shift) menjadi 2 kelompok, yaitu: Pergeseran tingkatan (level shift) dan pergeseran kategori (category shift). Pergeseran tingkatan (level shift) adalah pergeseran dari satu tataran linguistik ke tataran lainnya. Contoh:
She is my mother'sfriend Dia (perempuan) ternan ibu saya Sie ist die Freundin meiner Mutter (dalam bahasa Jerman) Dia (perempuan) teman ibu saya

Pergeseran kategori (Category shifts) dapat dibedakan meTtiadi: a. Pergeseran Struktur (Structure-shift) Pergeseran struktur adalah perubahan yangdiakibatkan oleh sistem struktur BSu tidak sarna dengan sistem struktur BSa. Contoh: Dalam bahasa Jennan: Kleines Haus: Rumah kedl Apabjja diterjemahkan seeara kata perkata maka teljemahannya menjadi keeiJ rumah. Akan tetapi terjemahan tersebut tidak mempunyai artj maka diteIjemahkanlah menjadi rumah keeil. Hal ini diakibatkan perubahan struktur DM (diterangkan menerangkan) dalam bahasa Jerman dan MD dalam bahasa Indonesia (menerangkan diterangkan) maka artinya menjadi rumah kecil. b. Pergeseran Kelas(Class-shift) Pergeseran yang terjadi dalam pergeseran kelas adalah kelas kata tertentu dalam BSu menjadi kelas kata yang lain dalam Bsa. Contoh: Pesta tahun diterjemahkan menjadi aJmual party. Kata tahun adalah nomina, kata annual mempunyai kelas kata adjektiva.

l(H

K:yJ.1I1 セjゥDlャェ@Nォ

TabuJ} ke-J0, No J Fcbmari 2013

c. Pergeseran Unit (Unit-shift) Pergeseran unit teljadi apabila unsur BSu pada suatu unit linguistiknya memiliki padanan yang berbeda unitnya pada BSa. Berikut contoh pergeseran dari unit kata menjadi unit klausa dalam bahasa Jerman: interessanter Platz diteljemahkan menjadi tempat yang menarik.

d. Pergeseran antar-sistem (Intra-system shift)

Pergeseran antar-sistem adalah pergeseran yang terjadi pada kategori grammatikal yang

sama.Contoh: Der Chef heirateteseine Sekretiirin: Bos menikahi sekretarisnya. Kata menikah

dalam bahasa Indonesia adalah verba intransitif sedangkan kata heiratete dalam bahasa Jennan


adalah verba transitif.

Penilaian Mutu Terjemahan

Menilai mutu teljemahan berarti mengkritik karya terjemahan. Guna ゥ、。・セ@ュ

seorang kritikus

karya tetjemahan, seseorang harns menguasai kriteria-kriteria tertelltu. kritikus karya

tetjemahan harns menguasai BSu dan BSa dengan baik, mellgetahui perbedaan persepsi

lingustik BSu dan BSa, dan akrab dengan konteks estetika dan budaya BSu dan BSa. Lalu,

siapakah yang berhak menilai mutu suatu karya tetjemahan? Jawabllya adalah setiap orang

berhak menilai mutu karya teJjemahan asalkan dia mempunyai kemampuan seperti yang te1ab

disebutkan diatas (Nababan 2003:83). Penilaian mutu terjemahan difokuskan pada produk,


bukan proses peneIjemahan. Artinya bahwa yang dinilai adalah hasil teIjemahan. Penilaian

terhadap mutu terjemahan dibedakan menjadi dua yaitu umum dan khusus. Penilaian umum

didasarkan pada metode penerjemahan semantik dan komunikatif, yang secara relatif dapat

diterapkan pada segala jenis tetjemahan. Data tentang kualitas tetjemahan teks Medical-

Surgical Nursing dalam ballasa Indonesia, dijaring dengan menggullakan tiga kuesioner.

Kuesiner pertama disebut Accuracy Rating Instrument, yang di manfaatkan untuk menentukan

tingkat kesepadanan teJjemahan. Kuesioner kedua disebut Acceptability Rating Instrument yang

digunakau untuk mengukur tiugkat keberterimaan tetjemahan. Kuesioner ketiga disebut

Readability Rating Instrument, yang digunakan untuk mengukur tingkat keterbacaan

teIjemahan.


Kalimat Kalimat adalah kata atau kumpu)an kata yang mempunyai maksud tertentu dan meuguugkapkan 8uatu kousep pikiran dan perasaan. Kalimat tunggal adaJab kalimat yang hanya terdirj atas satu subjek atau satu predikat dan kalimat majemuk adalah kalimat yang terjadi dari dua kalimat atau lebih yang dipadukan meujadi satu (Qodratilah, 2011 :209). Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula (Sugono. 2011:91). Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turon, dan keras ]ernbut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan hurof kapital dan diakhiri dengan tauda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, hams memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah preJikat (p).Kalau tidak merniliki kedua unsur tersebut. pemyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa.Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat. Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat. contoh: aku pergi latihan teater besama ternan-ternan di taman kota selong. Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua po1a kalimat atau lebih. Setiap kalimat majemuk rnempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis ka1imat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
Kalimat majemuk setara KaLimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat. Kalimat majemuk rapatan

105

NwiJanik7b Luhis
Kalirnat majernuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalirnat tunggal yang karena subjek, predikat atau objeknya sama,rnaka bagian yang sarna hanya disebutkan sekali. Kalimat majemnk bertingkat Kalimat majernuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalirnat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalirnat rnajernuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalirnat. Anak kal.imat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri Kalimat majemnk campuran Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kaJimat majemuk bertingkat Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat. http://id.wildpedia.orglwikilKalimat

METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif yang berorientasi pada proses dan produk Lubis (2009), artinya bahwa peneliti melakukan suatu proses menetjemahkan buku "Johnny scliweigt" untuk menghasilkan sebuah tetjemahan buku "Johnny schweigt " dalam bahasa Indonesia, kemudian peneliti mendeskripsikan metode peneJjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan buku tersebut dan jenis pergeseran (shift) yang tetjadi dalam penetjemahannya. Tetjemahan tersebut dinilai tingkat kesepadanan terjemahan pesan antara TSu dan TSa, khususnya menilai dari segi tata bahasa Indonesia baku oleh dua informan kunei, yaitu: 1. Julia Linder, M.A. 2. Suci Pujiastuti, M.A. Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup 2 kategori. Kategori pertama adaJah kaJimat tunggaJ dan kalimat majemuk yang terdapat dalam buku "Johnny schweigt" dan yang kedua rnerupakan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Sumber data penelitian ini ada dua, yaitu (1) buku "Johnny schweigl" yang berisi 84 halaman yang terbagi ke dalam 11 Bab dengan ukuran buku lebar 11 em dan panjang 18 em diterbitkan pada tahun 2005 oleh penerbit Lallgenscheidt dengan menggunakan bahasa Jennan dan tetjemaban buku "Johnny schweigt" dalam bahasa Indonesia diterjemahkan oleh peneliti dan belum pemah diterbitkan, dan (2) infonnan kunei melibatkan ahli penetjemahan untuk menentukan tingkat kesepadanan tetjemahan pesan TSu dan TSa.
Data penelitian ini dikumpulkan dengan menerapkan tiga macam teknik pengumpulan datayaitu: (I)Menetjemahkan bnku "Johnny schweigt" ke dalam bahasa Indonesia (2)AnaUsis dokumen (content analysis). Teknik ini diterapkan untuk mengumpulkan data yang
terkait metode penerjemahan dan jenis pergeseran (shift) yang tetjadi. (3)Kuesioner (questionnaire). Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang tingkat
kesepadanan tetjemahan. Kuesioner tersebut memuat pertanyaan tertutup yang menghendaki infonnan kunci untuk memilih satu jawaban dari beberapa alternatif yang disediakan dan pernyataan terbuka yang menghendaki infonnan kunei untuk memberikan tanggapan atau a]asan yang mendasari mengapa infonnan kunci memilh jawaban tertentu. Tanggapantanggapan tersebut kemudian dipetakan untuk melihat kecenderungan tanggapan tentang kesepadanan terjemahan (Silalahi, 2012:72-73.) Berikut adalah instrumen pengukur tingkat kesepadanan yang digunakan dalam pene/itian.

Tabell Instrumen Pengukur Tingkat Kesepadanan Terjemaban

Skala 3
2

Defenisi Makna kalimat BSu dialihkan secara akurat ke dalam BSa, sarna sekali tidak tetjadi distorsi makna Sebagian besar malma kalimat BSu sudah dialihkan seeara akurat ke dalam BSa. Namun, masih terdapat distorsi makna atau tetjemahan makna ganda (taksa) atau ada makna yang dihilangkan, yang menganggu


Kesim ulan Akurat
Kurang Akurat

106

Kqji1Il Nウ@オサLIiゥGセェ

TaiJlIIl kc-l0, No 1 rebruari 2013

I keutuhan pesan

Makna kalimat BSu dialihkan se.cara tidak akurat ke dalam BSa atau dihilangkan (deleted)

Tidak Akurat

Sumber: Nababan (2004) Dalam Silalahi (2012:73) Dengan Modifikasi

Tabel diatas menggunakan skala 1 sampai 3, semakin tinggi skor yang diberikan informan kunci, maka semakin bagus terjemahan yang dihasikan. Sebaliknya, semakin rendah SkOT yang diberikan terhadap teIjemahan, maka semakin tidak bagus terjemahan yang dihasilkall. Metode penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu tahap penerjemahan dan tahap analisis data. Tahap penetjemahan merupakan sebuah proses untuk menghasilkan suatu tetjemahan. Tahap penerjemahan ini beroasarkan tahap penetjemahan Lubis (2009) dengan modifikasi seperti: Menulis draf pertama, revisi draft pertama, penulisan draft kedua, evaluasi draft kedua, penulisan draft ketiga, reeva)uasi draft ketiga, penulisan tahap akhir (Tetjemahan buku "Johnny sehweigt" dalam bahasa Indonesia). Tahap analjsis data ditujukan untuk menjawab masalah penelitian, 2, 3, 4. Analisis pada tahap ini dilakukan sebagai berikut: (1) Mendeskripsikan metode penetjemahan yang dilakukan untuk menerjemahkan buku '"Johnny sehweigf' dari bahasa Jerman ke dalarn bahasa Indonesia dengan menggunakan metode peneIjemahan Newmark (1988) yang terdiri dari deJapan metode penetjemahan yaitu: (a) word for word translation (Penetjemahan kata demi kata), (b) adaptation(saduran).(c) literal translation(Penerjemahan Harfiah), (d) free translation (penetjemahan bebas),(e)faitlful translation(Penerjemahan setia), (f)idiomatie translation (penerjemahan idiomatik), (g) semantic translation(Penerjemahan semantik), (h) commwlieative translation(Penetjemahan komunikatif). (2) Mendeskripsikan pergeseran (shift) yang teIjadi dalam penerjemahan buku '"Johnny sehweigt" berdasarkan teori (Catford 1965:73). (3) Mendeskripsikan tingkat kesepadanan terjemahan buku "Johnny schweigt", dengan tahapan, sebagai berikut: (a) mengumpulkan kuesioner dari dua infonnan kunci, (b) membandingkan dan (c) memetakan tanggapan-tanggapan dari dna informan kunci untuk melihat kecenderungan tanggapan tentang kesepadanan terjemahan (Silalahi 72-73).


PEMBAHASAN

Terjemahan buku"Johnny schweigt" dalam bahasa Indonesia

Berikut adalah cuplikan tetjemahan buku "Johnny sehweigt" dalam bahasa Indonesia.

"Ob man AustausehschUler austauschen "Apa orang bisa saling menukar siswa peserta

/LI,ann.?.,, fragle I.eh.

pertukaran pelajar? ", Tanya ku.

"Gegen einen anderen? Oder sind "Tukaran satu sarna lain? Atau apa kita bisa

Austauschschiiler yom Umtauseh mengeluarkan peserta yang satu dan

ausgeschlossen? "

menggantikannya dengan peserta yang Jain?

Red keinen Unsinn!, sagte meine ]J,t/utter.

Tidak boleh seperti itu!Kata ibu ku

Vormittags ging John mit den anderen Austausehschillem zum Deutschlmterricht

Pada pagi hari nya John dan peserta pertukaran pelajar lainnya pergi ke tempat kursus bahasa Jerman

und naehmittags war er bei Ims zu Hause dan pada sore hari dia pulang ke rumah dan

und schwieg uns mit seinem erlernten hanya diam saja dengan pelajaran bahasa

Deutsch an.

Jermannya.

War aufseinem Zimmer und las oder schUch Berada di karnarnya dan membaca atau hanya

durch Haus.

selalu di rumah.

Er halte auch keinen Kontakt zu den anderen Dia juga tidak punya komunikasi dengan siswa

Sprachenschiilern.

lain.

Es wird eine Zeit dal/ern, his er sich bei lms Butuh waktu, sampai dia merasa nyaman

wohl fiihlt,

tinggal bersama kita ",

107

iViIrhallifaJl Lubis
Metode penerjemahan yang digunakan daJam menerjemahkan buku "Johnny Schweigt" ke dalam bahasa Indonesia. Dari 1528 data yang bempa kaI imat tunggaJ dan majemuk pada buku "Johnny schweigt" dalam bahasa Jennan. Metode peneIjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan baku tersebutke dalam bahasa Indonesiaadalah metode harfiab, komunikatif, adaptasi, setia, kata perkata dan behas. Dari ke 6 metode penerjemaban tersebut, metode penerjemaban yang paling banyak digunakan adalah metode harfiah sebanyak 1310 (85,9%), komunikatif 54 (3,5%), adaptasi 51 (3,3%), kata perkata 49 (3,2%), setia 48 (3,1%), bebas 16 (1%). Dalam peneIjemahan buku "Johnny schweigt" dari bahasa Jennan ke daJam bahasa Indonesia, metode peneIjemahan harfiah paling banyak digunakan hal lni djlakukan karena bahasa yang dominan terdapat pada buku «Johnny schweigt" adalah babasa Jerman baku, sehingga dalam peneIjemahannya katakata dan gaya pada TSu masib bisa dipertahankan dalam TSa, hanya saja struktur TSu sudah dimbah dan disesuaikan dengan kaidah BSa. Metode semantik tidak digunakan karena tidak ada penerjemahan yang menekankan pada penggunaan istilah, kata kunci, ataupun ungkapan yang hams dihadirkan dalam terjemahannya, karena biasanya penerjemahan tersebut dilakukan pada karya ilmiah atau teks hukum. Begitu juga dengan metode idiomatik tidak digunakan dalam peneIjemahan karena tidak ada penerjemahan idiom. Penerapan dari masing-masing metode peneIjemahan tersebut terhadap data penelitian diuraikan di bawah ini:
Metode Harfiah Metode harfiah adalah metode yang paling banyak digunakan dalam peneIjemahan buku "Johnny schweigt" dari bahasa Jennan ke dalam bahasa Indonesia, hal ini dilakukan karena bahasa yang dominan terdapat pada buku Johnny schweigt" adalah bahasa Jerman baku, sehingga dalam penel:.jemahannya kata-kata dan gaya pada TSu masih bisa dipertahankan dalam TSa, hanya saja strllktur TSu sudah dirubah dan disesuaikan dengan kaidah BSa.Di dalam peneIjemahannya terdapat ! 31 0 data bahasa Jerman yang diterjemahkan ke daJam bahasa Indonesia dengan menggunakan metode penerjemahan harfiah. Contoh.
unaWir miissen ihm Wiirme und Geborgenheit gebenZuwendung Liebe. (Bab 2. Kalimat ]4)
WirmiissenihmWiirmeundGeborgenheitgeben. Kita harns nya (Iaki-Iaki) kehangatan dan kenyamanan memberikan Zuwendung und Liebe. kasih saying dan cinta. (Kita harns memberikannya kehangatan dan kenyamanan kasih saying dan cinta.).
Wir miissen nur gemeinsam daran arbeiten. (Bab 2. Kalimat 67) Wir miissen nur gemeinsam daran arbeiten Kita hams hanya bersama-sama llntuk itu bekeIja (Hanya kita harns bekerja bersama-sama untuk itu).
Wir miissen nur gemeinsam daran arbeiten. (Bab 2. Kalimat 67) Wir miissen nur gemeinsam daran arbeiten Kita harns hanya bersama-sama untuk itu bekeIja (Hanya kita harns bekerja bersama-sama untuk itll).
Kalimat diatas adalah kalimat Modalverben dalam bahasa Jennan, setiap kalimat Alodalverben dalam bahasa Jennan, maka posisi kata kerja terletak di akhir kalimat, seperti kata miissen dan geben. Hal ini yang mernbuat perubahan struktur bahasa dalam penetjemallannya.
Begitu juga pada kalimat Plusquamperfekt, posisi kata kerja pada kalimat Plusquampeifekt harns diletakkan pada akh ir kalimat. Seperti contoh berikut. Aufterdem hatle meine l\1utter die englische Dekoration erweitert
108

K;!iiw ェゥセャケHli@

TaiIun ke-JO. No 1 l'cbrmui 2013

(Bab 6. Kalirnat 29).

AufJerdemhattemeine Alutterdie englischeDekorationerweitert

Selain itu telah ibuku

Inggris hiasan rnernperbanyak

(Selain itu ibuku telah memperbanyak hiasan Inggris).

Sarna seperti kalirnat Plusquampeifekt, posisi kata kerja pada kalimat Peifekt jugaberada-di akhir kaJimat. Contoh. lch habe euch nurvon hinten gesehen. (Bab 8. KaIimat 113) lch haheeuchnurvonhintengesehen Aku telah kalian hanya dari beJakang melihat (Aku hanya telah melihat kalian dari belakang).

Metode Komunikatif

Dalam penerjemahan buku "Johnny schweigt" ke dalam bahasa Indonesia, metode kornunikatif

digunakan karena menekankan pengungkapan pesannya tanpa hams menerjernahkan secara

bebas. Contoh.

Einen grossen Trichter, den man an den Mund halt, um die Stimme zu verstiirken. (Bab 10.

KaIirnat 70).

EinengrossenTrichter. denmanan den Mundhalt.

Sebuah corong besar,

orang ke mulut rnenempel,

umdie Stimmezuverstiirken

suara untuk memperkuat

(sebuah corong besar seperti topi kemcut, yang menempel ke mulutnya untuk rnemperkuat

suara).

"Er schnappte sich wieder seine Flustertiite und rannte azifImsere Kiejer zu". (Bab 10. Kalimat 93). "Erschnappte sich wiederseine Flilsterluleundrannteaufunsere Dia mengambil kembali kantongannya dan berlari menuju kami Kiefer zu pohonPinus. (Dia mengambil pengeras suaranya lagi dan berlari menuju pohon Pinus kami).

Metode Adaptasi Dalam peneIjemahan buku "Johnny schweigl" ke dalam bahasa Indonesia, Metode adaptasi digunakan karena budaya pada TSu di adaptasikan ke dalam budaya pada TSa seperti pada kata Herr dalam bahasa Jennan diadaptasikan kata tersebut menjadi pak atau titan dalam TSa. Contoh. "Aile Achtung",sagte Herr Zinknagel anerkennend (Bah 10 kalimat 145). "Aile Achtung",sag/eHerr Zinknagelanerkennend "Perhatian semua"',katatuan Zinknagelsetuju. ("Perhatian semua",katatuan Zinknagel setuju).

Mein Vater soh Herm Zinknagel groft an (Bab ] 0 kalimat ]49). Mein VatersahHerm Zinknagelgro8an Ayahku memandang Tuan Zinknagel besar (Ayahku memandang Tuan ZinknageJ dengan meJotot).

Metode Kata Perkata Dalam peneljemahan buku "Johnny schweigt" ke dalam bahasa Indonesia, Metode kata perkata yang digunakan karena struktur kalimat pada TSu sarna dengan stmktur kaJjrnat pada TSa. Contoh.

109

JVurballi/aJJ Lubi'i
!ch sah ihn von hinlen (Bab 6 kalimat 6) !ch sahihnvonhinten aku me]ihatnya (1aki-Iaki)dari belakang (aku melihatnya dari belakang).

John deckl den Tisch (Bab 6 kalimat 34) John deckt den Tisch John membereskan meja (John membereskan meja)

"Oh nein !", rieler von dort (Bab 6 kalimat 83) "Ohnein !", riekrvondort Ohtidak,teriaknya(laki-Iaki) dari sana (Oh tidak,teriaknya dari sana).

Metode Setia Dalam peneIjemahan buku "Johnny schweigt" ke dalam bahasa Indonesia, Metode setia digunakan untuk mempertahankan TSu ke dalam TSa Contoh. Und wenig sptiter:"Backers Benno back! breite Bratchen! Breite Brachen backt Backers Benno(Bab 10 kalimat 144). (Dan tidak lama kemudian:..Back.ers Benno backt breite Bra/chen! Breite Brochen backt Backers Benno ").

Fischers Fritze tischt /tische Fische!,riefJohn von oben herab (Bab 10 kalimat 160). "Fischers Fritze tischt frische Fische! ", teriak John dari atas.

Metode Bebas

Dalam peneIjemahan buku "Johnny schweigt" ke dalam bahasa Indonesia, Metode bebas

digunakan karena TSu su]it dipahami, sehingga digunakanlah metode bebas yang menekankan

pada penga]ihan pesan TSu ke dalam TSa. Contoh.

Sie sagte: "Also", doss der John noch wird, Hause geschick! nul' weil ihn keiner nimmt, kommt

nicht in Froge (Bab 1 kalimat 37).

Sie sagle: ,.Also",dassder Johnnachwird, Hausegeschickt nurweilihn

Dia berkata begini bahwa john ke

rumah kirim hanya karena dia

keinernimml, kommtnicht in Frage

tidak menerima, datang tidak di dalam pertanyaan

(dia berkata: "begini", kalau John di pulangkan hanya karena tidak ada yang bisa menerimanya,

itu tidak boleh terjadi).

Jenis pergeseran (shift) yang terjadi pada penerjemaban buku "Johnny Schweigt". Dari 1528 data yang berupa kalimat tunggal dan majemuk pada bllku "Johnny schweigt" da]am bahasa Jerman, 1431 (93,7%) mengalami pergeseran (.')hift) dalam penerjemahannya ke dalam bahasa Indonesia. Pergeseran (shiftj tersebut berupa pergeseran struktur, unit dan kelas. Data yang mengalami pergeseran (shift) sebanyak 1431 data, pergeserall tersebllt diantaranya berupa pergeseran struktur 1402 (98%), pergeseran unit 24 (1,7%) dan pergeseran kelas 5 (0,3%). Pergeseran struktur adalah pergeseran yang paling banyak teIjadi, ini sangat berkaitan dengan metode penerjemahan harfiah yang paling banyak digunakan dalam menerjemabkan buku "Johnny schweigt n ke da]am bahasa Indonesia sebanyak 13) 0 (85,9%).
Setiap metode harfiah yang digllnakan, pasti akan teIjadi pergeseran struktur dalam teIjemahannya, karena sesllai dengan pengertiannya dalam metode harfiah kata-kata dan gaya bahasa pada TSu masih bisa dipertahankan, hanya saja struktur pada TSu sudah dirubah dan disesuaikan dengan kaidah BSa.

110

K