Galian tanah Pekerjaan Urugan Sisi Pondasi Urugan Tanah Urugan Pasir

Pengupasan tanah dan pembersihan seluruh lapangan termasuk perataan tanah, harus disesuaikan dengan ketinggian titik duga piel yang diminta, dan dilaksanakan sebelum memulai pekerjaan bouwplank.

2. Galian tanah

a. Galian tanah untuk pondasi harus dibuat cukup lebar, supaya orang dapat bekerja dengan leluasa b. Dalamnya galian disesuaikan dengan ukuran gambar c. Bila mendapatkan tanah humus lembek harus segera memberitahukan secara tertulis pada konsultan pengawas direksi untuk dipertimbangkan lebih lanjut d. Lereng galian tanah pondasi harus dimiringkan secukupnya untuk menjaga agar tidak terjadi longsoran. e. Bila diperlukan penurapan, maka harus diadakan penurapan atas biaya kontraktor f. Kelebihan tanah bekas galian pondasi, harus diangkat dibuang keluar bangunan atas petinjuk konsultan pengawas direksi dan menjadi dan menjadi tanggung jawab kontraktor

3. Pekerjaan Urugan Sisi Pondasi

Pekerjaan urugan tanah untuk sisi pondasi harus dilakukan dengan tanah bersih, bebas dari sampah – sampah, akar – akar dan dapat dipadatkan sambil disiram dengan air

4. Urugan Tanah

a. Setelah selesai pengupasan humus, lalu dipadatkan sampai dengan 95 dari pada kepadatan kering maksimum . b. Urugan tanah harus tanah berwarna merah kecoklat – coklatan yang baik dan bebasdari kotoran dan akar – akar pohon. c. Pengurugan lapis demi lapis maksimum 15 cm, lalu dipadatkan dengan alat pemadat mesin gilas minimum 6 ton. d. Kontraktor harus mengatur kadar air agar dapat dicapai kepadatan maksimum dan semua material lepas harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan. e. Semua timbunan urugan baik tanah maupun pasir, harus dipadatkan minimal 95 dari kepadatan kering maksimum . f. Kontraktor harus memasukkan biaya – biaya tersebut sehingga harga satuan penawaran telah mencakup semua biaya tes kepadatan yang dimaksud. g. Hasil urugan harus baik dan rata diukur diperiksa dengan alat theodolit waterpass

5. Urugan Pasir

a. Urugan pasir harus dilakukan dengan pasir urug yang memenuhi syarat b. Urugan pasir harus dipadatkan sambil dibasahi. c. Urugan pasir dilaksanakan pada pekerjaan di bawah pondasi dan di bawah lantai

d. Tebal dan ukuran lainnya untuk pekerjaan tersebut harus sesuai dengan gambar

PASAL 4 PEKERJAAN BETON 1. Pekerjaan meliputi pekerjaan baton bertulang dan tidak bertulang lengkap dengan bekisting atau tanpa bekisting. 2. Semua pekerjaan beton harus mengikuti peraturan PBI 1971. Persyaratan dalam standard minimum dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan gambar atau syarat – syarat lain dalam peraturan dan syarat ini. 3. Semen yang dicapai harus sejenis untuk seluruh pekerjaan atau lain yang sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas atau direksi. Semen yamg dibawa ketempat pekerjaan harus dalam kantong tertutup dan terlindung dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan untuk pekerjaan. Penyimpanan harus pada tempat yang terlindung terhadap segala cuaca. Penumpukan harus sesuai dengan urutan pengiriman, demikian pula pemakaian semen tidak dizinkan memakai semen yang rusak atau tercampur apapun. 4. Bahan – bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus disetujui oleh konsultan pengawas atau direksi sebelum dipergunakan, kontraktor harus memberitahukan sumber dari mana bahan tersebut diambil. 5. Untuk memenuhi karakteristik mutu beton maka sebelum pekerjaan beton dimulai, terlebih dahulu harus diadakan mix desain di laboratorium yang disetujui oleh konsultan pengawas atau direksi 6. silinder tes kubus harus dibuat sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia 1971. Semua biaya – biaya pengetesan menjadi tanggunan kontraktor. 7. Beton bertulang K225 digunakan untuk seluruh konstruksi beton kecuali untuk kolom praktis digunakan K175. 8. Banyaknya air yang digunakan untuk campuran beton harus disesuaikan dengan kebutuhan seperti yang diuraikan dalam PBI 1971, sehingga didapatkan konsistensi beton sesuai dengan fungsinya. 9. Beton tanpa tulangan beton tumbuk 1 : 3 : 5 digunakan untuk lantai kerja. 10. Bekisting harus kuat, tidak bergoyang, tidak melendut, dan rata waterpass. Steger system scavolding steger pipa besi, bekisting yang dipergunakan harus terdiri dari kayu kelas 2 dua kualitas terbaik atau setara dengan kayu samarinda dengan ukuran 57, 510, dan 612. Semua permukaan bekisting berlapiskan multipleks 12 mm. 11. Pada pekerjaan pembengkokan tulang besi beton, Kontraktor harus membuat daftar bengkokan besi buigstaat, sesuai dengan yang ada pada gambar rencana. 12. Besi tulangan harus dipasang dan diikat dengan kawat pengikat sedemikian rupa sehingga tidak bergeser pada saat beton dicor. 13. Tulangan harus beul – betul bebas dari bekisting dengan menempatkan beton – beton pengganjal beton tahu yang mutunya sama dengan beton yang akan dicor. Tebal beton pengganjal harus disesuaikan fungsinya untuk tiap bagian pekerjaan dengan ketentuan setiap m2 minimal terdapat 4 buah, dan tersebar merata. 14. Penyambungan tulangan harus sesuai dengan peraturan – peraturan yang tertera di dalam PBI 1971. Penyambungan pengelasan dengan alat mekanis harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari konsultan pengawas atau direksi. 15. Penggantian tulangan yang menyimpang dari gambar harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas atau direksi. 16. Pada pembesian plat, antara berkas tulangan bagian atas dan bagian bawah diharuskan memasang tahu besi ekstra pengatur jarak besi Z kaki ayam satu dengan lainnya berjarak maksimum 50 cm. 17. Sebelum memulai pekerjaan pengecoran, harus diadakan pemeriksaan terlebih dahulu oleh konsultan pengawas, untuk memeriksa kebenaran pekerjaan penulangan, bekisting, sistm penyambungan, kerapihan dan kekokohan bekisting, termasuk semua peralatan yan akan digunakan. 18. Pengecoran hanya dapat dilaksanakan dengan pengawasan konsultan pengawas. Jika karena suatu alasan tertentu pengecoran harus dihentikan, maka hal ini harus mendapat persetujuan tertulis dari konsultan pengawas. 19. Setelah pengecoran dilakukan, beton harus senantiasa harus dilindungi terhadap perubahan temperature dan air hujan selama minimum 14 empat belas dengan dibasahi secara kontinyu. 20. Beton kolom yang berhubungan dengan batu pasangan harus dipasang angkur dengan jarak satu sama lain minimal 50 cm. 21. Tinggi jatuhya adukan beton tidak boleh lebih tinggi dari 1 satu meter, kalau lebih maka harus menggunakan talang corong agar adukan betontidak terpisah satu sama lain. 22. Pembongkaran bekisting harus seizing konsultan pengawas atau direksi yang dilaksanakan sedemikian rupa sehingga menjamin sepenuhnya, sesuai dengan uraian pada PBI 1971. 23. Untuk melanjutkan pengecoran apda celah – celah sambungan bidang permukaan beton yang akan disambung harus dibasahi terlebih dahulu dengan pasta semen cukup, sehingga penyambungan beton dapat dijamin kelekatannya antara beton baru dan beton lama. 24. Beton selama dalam proses pengerasan tidak diperkenankan untuk dibebani, termasuk penyetelan, dan pemasangan steger diatasnya, tanpa seizin Konsultan Pengawas Direksi. 25. Untuk menjamin homogenitas campuran beton maka disyaratkan nilai slump test untuk semua pekerjaan beton adalah sesuai dengan table 4.4.1 PBI 1971 HI-2. 26. Pengadukan. - Waktu pengadukan bergantung pada kapasitas tempat drum pengaduk banyaknya adukan yang diaduk, jenis dan susunan butir dari agregat yang dipakai dan nilai slump betonnya. Akan tetapi pada umumnya diambil paling sedikit 1,5 menit setelah semua bahan - bahan dimasukkan kedalam drum pengaduk. Setelah selesai pengadukan, adukan beton harus memperlihatkan warna yang merata. - Apabila karena suatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat minimal misalkan terlalu encer karena kesalahan dalam pemberian air pencampur atau sudah mengeras sebagian atau sudah tercampur dengan bahan – bahan asing maka adukan ini tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari proyek 27. Pengecoran dan Pemadatan - Untuk mencegah timbulnya rongga – rongga kosong dan sarang – sarang kerikil, adukan beton harus dipadatkan selama pngecoran. Pemadatan ini dapat dilakukan dengan menumbuk – numbuk adukan atau memukul – mukul cetakan, tetapi dianjurkan untuk memakai alat – alat pemadat mekanis penggetar. - Dalam hal pemadatan beton yang dilakukan dengan alat – alat penggetar juga harus diperhatikan hal – hal sebagai berikut : Pada umunya jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan dengan posisi vertikal, namun dalam keadaan khusus dapat dimiringkan sampai 45 derajat. Selama penggetaran jarum tidak boleh digerakkan arah horizontal karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan bahan. Harus dijaga agar jarum penggetar tidak mengenai bekisting atau beton yang sudah mengeras. Karena itu tidak boleh dipasang kurang dari 5 cm dari bekisting atau beton yang sudah mengeras. Juga harus diusahakan agar jarum penggetar tidak mengnai tulangan agar tidak terlepas dari betonnya dan getaran tidak merambat kebagian – bagian lain yang betonnya telah mengeras. Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum penggetar. Oleh karena itu untuk pengecoran bagian – bagian konstruksi yang sangat tebal, harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap lapisan dipadatkan dengan baik. Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan tempak mulai mengkilap disekitar jarum air semen mulai terpisah dari aggregatnya. Umumnya kondisi ini dicapai setelah penggetaran berlangsung selama ± 30 detik. Penarikan jarum ini tidak boleh dilakukan cepat, agar rongga jarum dapat terisi kembali dengan adukan. Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa agar daerah – daerah pengaruhnya saling menutupi. 28. Alat Pengaduk 1. Pengadukan beton harus menggunakan Ready Mix untuk Plat Lantai yang dilengkapi dengan concrete pump. 2. Kontraktor harus menyediakan Beton molen yang cukup kapasitasnya sesuai kebutuhan untuk pengecoran konstruksi lainnya 3. Kontraktor harus membuat uraian pelaksanaan, rencana penempatan alat dan brosur peralatan yang akan digunakan untuk mendapatakan persetujuan konsultan pengawas atau direksi 4. Kontraktor harus menyediakan tempat penampungan air kerja yang cukup kapasitasnya dan sesuai kebutuhan 29. Pengangkutan Pengangkutan vertikal untuk pendistribusian material menggunakan katrol yang cukup memadai dengan kebutuhan proyek PASAL 5 PEKERJAAN DINDING BATA 1. Bahan batu bata yang akan dipergunakan harus diajukan terlebih dahulu kepada direksi atau konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan 2. Sebelum dipergunakan, batu bata harus direndam terlebih dahulu kedalam air sampai jenuh 3. bidang dinding bata setengan batu yang luasnya lebih dari 12 m2, harus dipekuat dengan kolom praktis yang ukurannya sesuai dengan tebal dinding 4. Harus disediakan bobokan – bobokan bilamana perlu untuk pekerjaan instalalasi air, listrik, dsbnya 5. Pasangan dinding bata yang berhubungan dengan kolom dan balok beton, harus disediakan stek – stek angkur dengan jarak masing masing 50 cm 6. Dinding bata yang direncanakan kedap air trasram, menggunakan campuran 1 PC : 3 Pasir 7. Semua dinding pasangan bata menggunakan campuran spesie 1 PC : 5 Pasir, kecuali untuk dinding – dinding pasangan trasram setinggi 20 cm diatas lantai menggunakan Campuran 1 PC : 3 Pasir 8. Klos – klos, potongan – potongan kayu yang tertanam didalam dinding harus terpasang dengan kuat, tanpa merusak pekerjaan dinding itu sendiri 9. Pengadukan campuran untuk semua jenis pasangan harus dilaksanakan secara mekanik menggunakan beton molen PASAL 6 PEKERJAAN PLESTERAN 1. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan apabila telah selesai pemasangan instalasi listrik, instalasi plumbing, dan instalasi lainnya yang dianggap perlu 2. Bidang – bidang yang akan diplester, harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian disiram air sampai jenuh. Pada dinding – dinding beton, apabila akan diplester, harus dikasarkan terlebih dahulu permukaannya. 3. Tebal minimum plesteran 15 cm dan maksimum 25 cm. ketebalan lebih dari 25 cm harus diperkuat dengan kawat ayam yang ukurannya disetujui oleh konsultan pengawas dan direksi. 4. Pekerjaan plesteran harus rata dan licin tidak bergelombang 5. Semua sudut, tepi – tepi pinggiran dan bidang luar dalam harus rapi garis pertemuan sudut harus lurus dan vertikal. 6. Pekerjaan penyelesaian plesteran harus dibiarkan terlebih dahulu minimal 3 tiga dan maksimal 7 tujuh hari baru dapat diaci plamur, sebelum dicat. 7. Campuran untuk adukan plesteran ini adalah 1 PC : 5 Pasir sedangkan untuk plesteran bidang trasram 1 PC : 3 Pasir PASAL 7 PEKERJAAN LANGIT LANGIT 1. Dalam melaksanakan pekerjaan langit – langit, kontraktor harus memperhatikan dan mempetimbangkan pekerjaan lain yang berkaitan, seperti pekerjaan instalasi baik listrik maupun plumbing. 2. Rangka langit – langit yang dipasang sesuai dengan pola yang terdapat dalam gambar 3. Detail langit – langit harus dibuat rapi, baik siar – siar pertemuan sambungannya maupun pada pertemuan antar langit – langit dengan dinding dipasang list profil. 4. Kontraktor diwajibkan membuat bagian langit – langit yang dapat dibuka tutup, yang terletak pada salah satu bagian yang tidak terlalu menonjol. 5. Bahan langit – langit : a. Gypsum Board uk.1220x2440x9 mm untuk plafond ruang dalam b. Calsiboard Board uk.1220x2440x9 untuk ruang plafond Luar c. Rangka dari Besi Hollow 40x20x1,2 mm dan 40x20x1,2 mm d. List Plafond Kayu Propil 5 cm untuk semua ruangan. 6. Cara pemasangan a. Untuk Calsiboard dan listnya sesuai dengan petunjuk dari pabrik b. Pemakuan plafond Calsiboard dengan alat tembak c. Untuk lantai 01 rangka langit – langit tersebut digantung pada balok beton dan lantai beton dengan menggunakan rangka penghubung rangka yang tembak dengan baut beton pada balok dan lantai beton d. Untuk lantai 02 rangka langit – langit digantung pada rangka kuda – kuda dengan menggunakan rangka penghubung yang dibaut pada rangka kuda – kuda e. Pemasangan harus mempertimbangkan adanya peralatan yang dipasang di langit – langit antara lain : armatur lampu, diffuser AC jika ada, loudspeaker jika ada dan fire protection jika ada. f. Rangka langit – labgit baru boleh dipasang jika semua instalasi yang ada di atas telah terpasang, agar semua instalasi tidak boleh membebani rangka langit – langit. g. Bahan langit – langit yang dipasang harus baru, tidak cacat, retak – retak, melengkung, pemasangan harus memakai sarung tangan yang bersih h. Pertemuan langit – langit dengan dinding, kolom, dan bidang – bidang tegak lainnya misalnya pada peralihan ketinggian langit – langit dengan lampu yang rata langit – langit built – in dan lainnya harus sesuai dengan gambar 7. Hasil akhir yang dikehendaki : a. Langit – langit harus datar pada ketinggian yang ditentukan, garis – alur yang ditimbulkan oleh pertemuan – petertemuan bidang plafond harus lurus dan saling tegak lurus. b. Garis – garis alur harus sejajar atau tegak lurus dengan sumbu – sumbu bangunan. c. Garis alur harus sama besarnya d. Rangka plafond tidak boleh kelihatan e. Warna maupun tekstur harus bersih dan terang. Pemilihan warna akan ditentukan oleh konsultan pengawas dan direksi

f. Letak armatur yang teratur dan seimbang

PASAL 8 PEKERJAAN KUSEN, PINTU JENDELA DAN PARTISI 1. Lingkup Pekerjaan Meliputi pengadaan, pemasangan dan penyetelan bahan kusen pintu, terdiri dari : 1. Rangka kusen pintu dan Jendela 2. Daun Pintu dan jendela 3. Kunci, engsel dan handle 2. Bahan kusen a. Kayu Kls II setara b. Ukuran kusen mengacu pada gambar detail – detail kusen c. Warna ditentukan kemudian 3. Untuk pintu utama menggunakan Pintu Panil Kayu Kls II 4. Untuk pintu KMWC menggunakan pintu PVC 5. Jenis penggantung, pengunci, letak dan fungsinya disesuaikan dengan gambar : a. Grendel KM WC b. Engsel + Grendel Jendela c. Expanoglet, Engsel Pintu Jendela semua pintu dan jendela 6. Contoh bahan harus diajukan dulu kepada direksi. PASAL 9 PEKERJAAN KAYU 1. Pengadaan pemasangan daun pintu 2. Penggunaan a. daun pintu panil digunakan kayu kelas II 3. Ukuran Ukuran Kayu yang belum dikerjakan mempunyai ukuran minimum sesuai dengan persyaratan di dalam gambar. Kecuali diperkenankan sedikit perbedaan akibat yang disebabkan oleh Produksi Pabrik. 4. Daun pintu Terdiri dari Kayu Bayam atau yang sesuai dengan yang tercantum dalam gambar. Semua sambungan harus diselesaikan dengan baik dan diperkuat dengan baik. Setiap daun pintu harus dilengkapi dengan 2 Dua buah engsel dengan ring nilon. 5. Hasil akhir yang diharapkan Hasil akhir yang diharapkan dari pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela adalah : - Bentuk dan letak harus sesuai dengan gambar - Angkur – angkur harus terpasang dengan kokoh - Semua daun pintu dan jendela harus dapat dibuka dan ditutup dengan mudah serta semua perlengkapan yang mengikutinya dapat berfungsi dengan baik PASAL 10 PEKERJAAN BESI 1. Lingkup pekerjaan Meliputi pengadaan angkur, begel, baut – baut lengkap dengan mur, plat penjepit, dengan bentuk dan ukuran yang sesuai dengan petunjuk gambar. Pembuatan grill – grill penutup saluran pembuangan air kotor, Pengadaan dan pemasangan railing tangga dan Pengadaan dan pemasangan teralis jendela

2. Bahan