Unit AC W all M ounted Pasir Pasang Pasir Beton

4. Control Panel And Instalation

- M CCB - M agnet ic Cont ract or - Thermal Overload - Indicator Lamp - Time Delay Relay - Tem perat ure And Defrost Cont rol - Cable from Cont rol Panel t o Compressor : NYY - Cable from Cont rol Panel t o Evaporat or and Condensor : NYY - Hard Copper Pipe ASTM B 280 - Armaflex - Wit h Tray Ladder support - Pressure t est m in. 250 psi, 1 day 24 jam - R-404a ANTEROOM DESCRIPTION

1. Insulatoin Panel

4 x 3 x 3,5 m Specification : - Polyuret hane Densit y : 45 ± 5 kg m³ - Thickness : 100 mm - Therm al Conduct ivit y : 0.020 W m k - Skin : CRP Food Grade ant ibact erial G300Z275 - Fire Behaviour of Building M at erial Test as Class B2 as per Din 4102 Germ any St andard - Conect ion : Cam Lock Syst em - Weat her Proof Lamp - PVC Curt ain - 1 set s Sw ing Door 1 x 2 m, handle,lock,rail, st opper and door heat er - Floor : Concrete by Sipil W ork mengikuti brochure dan mendapat dukungan penuh dari pabrikan complete with Certificate of origin

2. Unit AC W all M ounted

- Com plet e Wit h Invert er ANTEROOM DESCRIPTION

1. Insulatoin Panel

Dimensi 1,5 x 3 x 3,5 m Specification : - Polyuret hane Densit y : 45 ± 5 kg m³ - Thickness : 100 mm - Therm al Conduct ivit y : 0.020 W m k - Skin : CRP Food Grade ant ibact erial G300Z275 - Fire Behaviour of Building M at erial Test as Class B2 as per Din 4102 Germ any St andard - Conect ion : Cam Lock Syst em - Weat her Proof Lamp - PVC Curt ain - 1 set s Sw ing Door 1 x 1 m, handle,lock,rail, st opper and door heat er - Floor : Concrete by Sipil W ork mengikuti brochure dan mendapat dukungan penuh dari pabrikan complete with Certificate of origin

I. PERATURAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN 1.1. PERATURAN UMUM

1. Untuk pelaksanaan pekerjaan sipil dipakai peraturan umum yang lazim dipakai yang disebut A.V.SU41. 2. Peraturan yang dimaksud dinyatakan berlaku dan mengikat, kecuali dinyatakan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat – syarat ini. Peraturan peraturan tersebut adalah : - PBI – 1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia - PUBI 1982 Peraturan Umum Bangunan Indonesia - PKKI – 1971 NI-5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia - PBKBI 1980 Peraturan Perencanaan Konstruksi Baja Indonesia - PUBI 1970 NI-3 Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia - Peraturan bangunan Tahan Gempa tahun 1984 - Persyaratan Dewan Teknik Pembangunan Indonesia 1970 - Peraturan Cat Indonesia NI-4 atau PCI 1961 - Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1980 3. Peraturan – peraturan lain yang harus dipenuhi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di daerah setempat

1.2. PELAKSANAAN DAN GAMBAR PELAKSANAAN.

1. Kontraktor wajib memeriksa dan meneliti semua gambar, ketentuan dan syarat – syarat sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan 2. Apabila ada hal – hal yang tidak lazim dilaksanakan, atau bila dilaksanakan akan menimbulkan bahaya, maka kontraktor diwajibkan untuk mengadakan perubahan seperlunya, dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada konsultan pengawas atau direksi untuk persetujuannya. 3. Apabila ada perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail atau dengan RKS, maka konsultan pengawas atau direksi, akan menetapkan kebutuhan mana yang mengikat yang harus dilaksanakan, dengan ketentuan menguntungkan Negara. 4. Pelaksana pembangunan proyek dilaksanakan secara lengkap termasuk mendatangkan, mengangkut dan mengerjakan semua bahan – bahan yang diperlukan, menyediakan tenaga kerja berikut pengawasan dan hal – hal yang dianggap perlu lainnya. 5. Kontraktor diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk menuju pada penyelesaian dan pelaksanaan pekerjaan secara cepat, baik dan lengkap 6. Di dalam pelaksanaan pekerjaan, misalnya pekerjaan beton bertulang, konstruksi baja, konstruksi kayu dan pekerjaan struktur lainnya, disamping pekerjaan pengolahan tanah, baik menurut perhitungan konstruksi dan gambar – gambar konstruksi yang disediakan jika diduga terdapat kekurangan, Kontrktor diwajibkan mengadakan konsultasi dengan konsultan pengawas dan direksi sebelum pekerjaan dilaksanakan. 7. Pihak Kontraktor dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang mungkin terjadi akibat letak daerah proyek, dan memperhitungkan didalam harga yang termuat dalam surat penawaran, termasuk kehilangan dan kerusakan bahan alat. 8. Tanah dan halaman yang diserahkan dalam pembangunan ini diserahkan kepada kontraktor dalam keadaan sesuai pada saat seperti penjelasan aanwijzing lapangan. 9. Kontraktor harus sedemikian rupa menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan, sehingga lokasi dan sekitarnya menjadi tertib, misalnya pekerjaan pada malam hari, kontraktor harus minta persetujuan kepada direksi atau konsultan pengawas terlebih dahulu. 10. Pekerjaan harus diserahkan secara lengkap selesai dengan sempurna kepada pemberi tugas direksi, termasuk perbaikan – perbaikan yang timbul akibat kelalaian, pembersihan lingkungan, dsbnya.

1.3 RENCANA KERJA

1. Sebelum memulai melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus menyusun rencana kerja secara terperinci, antara lain jadwal pelaksanaan time schedule, network planning, yang diajukan kepada konsultan pengawas direksi selambat – lambatnya 1 satu minggu setelah penunjukan pemenang, untuk mendapatkan persetujuan 2. Setelah mendapat persetujuan, maka rencana kerja tersebut harus dibuat dan diserahkan cetakannya kepada konsultan pengawas dan direksi masing – masing rangkap tiga, sedangkan cetakan lainnya harus senantiasa terpajang ditempat pekerjaan direksi keet, bersama dengan dokumen kontrak. 3. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan alat – alat dan bahan bantu sesuai dengan rencana kerja, kecuali jika terpaksa menyimpang karena suatu hal, akan tetapi harus dipertimbangkan secara matang dan harus mendapat persetujuan konsultan pengawas dan direksi 4. Rencana Kerja ini akan dipakai oleh pemberi tugas direksi sebagai dasar untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan, keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor.

1.4 BANGSAL KERJA, GUDANG DAN RUANG RAPAT LAPANGAN

1. Bangsal untuk pekerja dan gudang dibuat pada tempat sekitar bangunan, sedangkan untuk ruang direksi, ruang konsultan pengawas dan ruang rapat lapangan dibuat menyatu dan letaknya akan ditentukan kemudian oleh konsultan pengawas dan direksi 2. Bahan – bahan utama dan bahan bahan tambahan yang seharusnya mendapat perlindungan, harus disimpan didalam gudang yang cukup menjamin perlindungan terhadapnya. 3. Kontraktor harus selalu hadir pada saat rapat lapangan baik yang diadakan secara periodic setiap minggu dan setiap bulan maupun rapat – rapat lainnya yang diadakan oleh konsultan pengawas dan direksi, untuk membicarakan segala sesuatu mengenai pelaksanaan proyek ini.

1.5 KETENTUAN – KETENTUAN LAIN

Selain Rencana Kerja dan Syarat – syarat ini, ketentuan lain yang mengikat di dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut : 1. Gambar Kerja : - Gambar – gambar yang dilampirkan pada Rencana Kerja dan Syarat – syarat ini. - Gambar – gambar detail yang diserahkan kemudian oleh pemberi tugas 2. Petunjuk - Petunjuk ataupun keterangan yang diberikan dalam rapat penjelasan aanwijzing, sesuai yang tercantum dalam Berita Acara Rapat Penjelasan - Petunjuk dan syarat – syarat yang diberikan dalam masa pelaksanaan oleh konsultan pengawas dan direksi, petugas dari Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Kota maupun Dinas Keselamatan Kerja 4. Peraturan Semua Undang – undang dan peraturan pemerintah yang berlaku untuk pelaksanaan pemborongan bangunan gedung

II. SYARAT – SYARAT BAHAN AIR PUBI. 1970 NI-3

1. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air yang tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam dan bahan – bahan organis dan bahan – bahan lain yang merusak bangunan Dalam hal ini harus dinyatakan dengan hasil tes dari laboratorium yang disetujui oleh konsultan pengawas dan direksi 2. Khusus untuk beton, jumlah air yang di gunakan untuk membuat adukan disesuaikan dengan jenis pekerjaan pekerjaan beton, yang ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat dan dilakukan dengan tepat P A S I R PUBI 1970 NI-3, PBI 1971 NI-2 1. Pasir Urug Pasir Untuk pengurukan alas lantai, alas pondasi batu gunung dan lain – lain harus bersih dan keras, pasir laut untuk maksud – maksud tersebut tidak diperkenankan

2. Pasir Pasang

Pasir untuk adukan pasangan dan adukan plesteran harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut : a.Butiran – butiran harus tajam dan keras, dan tidak dapat dihancurkan dengan jari b.Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 c.Butiran – butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 3 mm d.Pasir laut tidak boleh digunakan

3. Pasir Beton

Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. Butir – butir harus tajam, keras dan tidak dapat dihancurkan dengan jari atau pengaruh cuaca b. Kadar Lumpur tidak boleh lebih dari 5 c. Pasir harus terdiri dari butiran – butiran yang beraneka ragam besarnya, dan dapat diayak dengan ayakan 0,5 maka sisa butiran – butiran diatas ayakan 4 mm, minimal 2 dari berat sisa butiran – butiran diatas ayakan 1 mm minimal 10 dari berat sisa butiran – butiran diatas ayakan 0,25 mm, berkisar antara 80 sampai dengan 90 dari berat.. Pasir laut tidak dapat dipergunakan BATU GUNUNG 1. Batu gunung belah harus keras, padat dan tidak boleh mengandung cadas atau tanah 2. Batu gunung untuk keperluan yang nampak pasangan batu muka atau pasangan tanpa plesteran, bentuk atau muka batu harus dipilih dan tidak boleh memperlihatkan tanda – tanda lapuk atau berpori S P L I T 1. Split adalah batu pecah hasil olahan stone crusher yang harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 25 mm dan tertinggal diatas ayakan berlubang persegi 2 mm. 2. Split untuk beton harus memenuhi syarat yang dibutuhkan dalam PBI 1971 NI-2 diantaranya : harus terdiri dari butir – butir yang keras, tidak berpori, tidak pecah hancur oleh pengaruh cuaca. 3. Split harus cukup bersih dan tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 3 . 4. Ukuran split yang digunakan tidak lebih dari 2 x 3 cm.

2.5. PORTLAND CEMENT NI-8, PBI 1971 NI-2

1. Portland Cement PC yang digunakan harus PC sejenis NI-8 dan dalam kantong utuh baru. 2. Bila digunakan PC yang telah lama disimpan harus diadakan pengujian terlebih dahulu oleh laboratorium yang disetujui Konsultan Pengawas dan direksi 3. Dalam pengangkutan PC ke tempat pekerjaan harus dijaga agar tidak menjadi lembab, begitu pula penempatannya harus ditempat kering 4. PC yang yang sudah membatu menjadi keras tidak boleh dipakai

2.6. K A Y U

1. Pada umumnya kayu harus bersifat baik dan sehat, dengan ketentuan ketentuan segala sifat dari kekurangan – kekurangan yang berhubungan dengan pemakaiannya tidak merusak atau mengurangi nilai konstruks 2. Mutu kayu ada 2 dua macam yaitu kelas 1 dan kelas 2 3. Yang dimaksud dengan kayu mutu kelas 1 adalah kayu yang memenuhi syarat – syarat sebagai berikut : d. Harus kering udara e. Besar mata kayu tidak melebihi 16 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 3,5 cm f. Balok tidak boleh mengandung wanvlak yang lebih besar dari 110 dari tinggi balok g. Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 14 tebal kayu, dan retak – retak dalam lingkaran tumbuh tidak melebihi 15 tebal kayu h. Miring arah serat tangensial 0 tidak boleh melebihi dari 110 4. Yang disebut kayu mutu kelas 2 adalah kayu yang tidak termasuk dalam mutu kelas 1, tetapi memenuhi syarat – syarat sebagai berikut : a. Kadar lengas kayu tidak lebih 18 . b. Besar mata kayu tidak melebihi 14 dari lebar balok dan juga tidak lebih dari 5 cm c. Balok tidak boleh mengandung wanvlak yang lebih besar dari 110 tinggi balok d. Retak – retak dalam arah radial tidak boleh lebih dari 13 tebal kayu dan retak – retak menurut lingkaran tumbuh, tidak boleh melebihi 14 tebal kayu e. Miring arah serat tangensial tidak boleh lebih dari 17 5. Bahan – bahan kayu berlapis : a. Teakwood harus berkualitas baik, corak maupun seratnya harus terpilih dan warnanya merata, yang dihasilkan dari kayu jati terpilih yang baik b. Plywood tripleks harus berkualitas baik corak maupun seratnya, dan warnanya merata dengan lapisan yang padat

2.7. BAJA TULANGAN BETON DAN KAWAT PENGIKAT PUBI 1970NI-3

1. Jenis baja tulangan harus dihasilkan dari pabrik – pabrik baja yang dikenal dan yang berbentuk batang – batang polos atau batang – batang yang diprofil besi ulir 2. Mutu baja tulangan yang dipakai U24 besi polos untuk tulangan yang lebih kecil dari diameter 16 mm, dan mutu baja U32 besi ulir untuk tulangan yang lebih besar atau sama dengan diameter 16 mm. 3. Ukuran besi dalam pelaksanaan harus sama dengan ukuran dalam gambar ukuran penuh full 4. Kawat pengikat harus terbuat dari besi baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak berlapis seng 5.

2.8. B E T O N PBI 1971 NI-2

1. Campuran beton yang dipilih harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan kekuatan tekan karakteristik yang disyaratkan untuk beton yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan kekuatan tekan karakteristik adalah kekuatan tekan dari jumlah besar hasil – hasil pemeriksaaan benda uji. 2. Kekuatan beton adalah kekuatan tekan yang diperoleh dari benda uji kubus, yang berisi 10 cm pada umur 28 hari. 3. Benda – benda kubus harus dibuat dari cetakan mal besi plat yang licin sehingga diperoleh bidang permukaan kubus yang rata. Setiap interval 5 m3 beton harus diambil 1 satu benda uji. Benda – benda uji tersebut ditest pada saat : - umur 3 hari sebanyak 3 buah - umur 7 hari sebanyak 3 buah - umur 19 hari sebanyak 3 buah - umur 28 hari sebanyak 3 buah Cetakan kubus harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dilepas dari betonnya, kemudian diletakkan di atas bidang yang rata dan kedap air 4. Adukan beton untik benda – benda uji harus diambil langsung dari mesin pengaduk dengan menggunakan ember atau alat lain yang tidak menyerap air. Bila dianggap perlu adukan beton diaduk lagi sebelum dituangkan kedalam cetakan. 5. Kubus – kubus atau benda uji yang telah dicetak, harus disimpan di tempat yang bebas dari getaran dan ditutupi dengan karung basah selama 24 jam setelah kubus – kubus tersebut dilepas dengan hati – hati dari cetakannya, atas seizin Konsultan Pengawas. Setelah itu masing – masing kubus tersebut diberi tanda seperlunya dan disimpan di tempat dengan suhu yang sama dengan suhu udara luar sampai pada saat pemeriksaan. 6. Kubus – kubus tersebut pada umur yang disyaratkan diuji oleh laboratorium yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan direksi atas biaya kontraktor. 7. Campuran beton yang dipergunakan adalah sebagai berikut : a. Untuk beton non structural digunakan campuran dengan perbandingan 1 PC : 2 pasir : 3 Split b. Untuk beton structural dipergunakan beton mutu K-225 dengan perbandingan adukan – adukannya harus dibuat mix design dari laboratorium beton dan harus sesuai dengan ketentuan yang ada dalam gambar. 8. Kekentalan adukan beton harus diperiksa dengan pengujian slump, dengan sebuah kerucut terpancung Abrams. Nilai – nilai untuk berbagai pekerjaan beton harus menurut table 441 PBI 1971 NI-2

2.9. BAJA PROFIL BAJA KONSTRUKSI PPKBI 1980

1. Baja konstruksi atau baja bangunan terdiri dari baja gilas, baja tempa dan baja tuang. Yang akan dibicarakan dalam pasal ini adalah baja gilas Baja gilas terbagi dalam : a. Baja yang diperdagangkan, yang harus memenuhi syarat – syarat pengujian, penelitian, pengukuran dan penimbangan b. Baja konstruksi yang harus memenuhi syarat – syarat pengujian : penelitian, pengukuran, penimbangan, pengujian tarik, pengujian lentur dalam keadaan dingin. c. Baja beton seperti telah dijelaskan sebelumnya 2. Syarat – syarat pengujian Pada pengujian penelitian, pengukuran harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut : a. Baja gilas berbentuk berbentuk profil, strip dan plat harus halus permukaannya tanpa kerak – kerak, rengat – rengat, gelembung – gelembung, kerutan – kerutan dan cacat lainnya. b. Penggilasan baja ke dalam bentuk – bentuk profil, batang dan strip yang dikehendaki harus dilakukan dengan teliti. Permukaan baja siku harus bersih dari serpihan dan pertemuan bidang – bidang yang rata harus 90 derajat bidang luas dan kedua flems dari baja profil I harus sejajar. c. Baja tulangan beton harus memenuhi syarat – syarat PBI 1971 d. Cacat – cacat ringan pada permukaan yang tidak mengganggu penggunaan bahan tersebut dapat diizinkan antara lain bekas – bekas gilas dan rengat – rengat kecil pada permukaan boleh dibersihkan, asalkan alur – alur yang timbul karenanya tidak menyebabkan penyimpangan tebal yang lebih besar dari pada diizinkan 2.10.BATA MERAH Bata merah yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan seperti yang tertera dalam NI-10 atau secara singkat sebagai berikut : 1. Bata merah harus satu ukuran, satu warna dan satu kualitas 2. Ukuran bata yang dikehendaki : 220 mm panjang, 110 mm lebar, 55 mm tebal 3. Warna satu sama lainnya harus sama dan bila dipatahkan, warna penampang harus sama dan berwarna kemerah – merahan 4. Bidang – bidangnya harus rata, sudut atau rusuk – rusuk harus siku 90 derajat dan bidangnya tidak boleh retak – retak 5. Berat satu sama lain harus sama yang berarti berat, pembakaran dan pengadukan sama dan sempurna 6. Suara bila dipukul dengan benda keras akan berbunyi nyaring III. SYARAT – SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN BANGUNAN PASAL 1 PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEKERJAAN TANAH

1. PEMERIKSAAN SITE