5 Metode Analisis Data

Tabel 3.5 Metode Analisis Data

Instrument

No Data Penelitian

Represetamen Object

Interpretant

Makna yang terkandung Data yang dipilih secara

didalam Object yang purpose sampling dan

Penanda yang

akan diperlihatkan

sebuah scene akan menjadi

1 berdasarkan dengan data scene atau adegan atau adegan

acuan

– data yang sesuai fokus

yang dalam hal penanda penelitian

– adegan yang

telah dipilih

ini berkaitan dengan fokus penelitian. Deskripsi atas Deskripsi

sifat dari Data yang dipilih secara

Deskripsi atas

atas sifat dari hubungan purpose sampling dan

sifat dari

hubungan antara

2 berdasarkan dengan data hubungan antara antara Object

Interpretant – data yang sesuai fokus

Representamen

dengan penelitian

dengan

dengan Object .

Interpretant . Representamen .

dengan Object

Data yang dipilih secara Interpretant Representamen

memilki

purpose sampling dan memiliki t memiliki

Trikonomi yang

3 berdasarkan dengan data Trikonomi Trikonomi

terdiri dari

– data yang sesuai fokus yang terdiri yang terdiri

Qualisign,

penelitian dari : Icon, dari : Rhema,

Sinsign, dan

Index, dan Dicisign, dan

Legisign .

Symbol . Argument

Kesimpulan – tanda apa saja yang berada dalam penelitian

Tanda

Tabel 3.5 Menjelaskan bagaimana cara atau menganalisis data dalam Semiotika Charles Sanders Peirce Sumber: Dokumen Peneliti

3.6 Metode Pengujian Data

Mulai dari proses pengumpulan data hingga sampai kepada analisis data diperlukan data analisis yang akurat. Oleh karena itu diperlukan adanya pengujian data atau validasi data. Oleh karena itu peneliti mennggunakan salah satu metode pengujian data, yaitu menggunakan metode deskripsi kaya dan padat ( rich and thick description ). Rich and thick description (Creswell:2016) mendefinisikan bahwa deskripsi ini setidaknya harus berhasil menggambarkan ranah ( setting ) penelitian dan membahas salah satu elemen dari pengalaman – pengalaman partisipan. Ketika para peneliti menyajikan deskripsi yang detail mengenai setting misalnya, atau menyajikan banyak perspektif mengenai tema, hasilnya bisa lebih realistis dan kaya. Dalam prosedur ini tentu saja akan menambah validitasi hasil penelitian. Oleh karena itu peneliti akan mendeskripsikan scene per scene dengan sangat detail. Setelah di deskripsikan barulah peneliti akan menganalisis menggunakan semiotika Charles Sanders Peirce sampai mendapatkan hasil yang realistis. Tentunya scene Mulai dari proses pengumpulan data hingga sampai kepada analisis data diperlukan data analisis yang akurat. Oleh karena itu diperlukan adanya pengujian data atau validasi data. Oleh karena itu peneliti mennggunakan salah satu metode pengujian data, yaitu menggunakan metode deskripsi kaya dan padat ( rich and thick description ). Rich and thick description (Creswell:2016) mendefinisikan bahwa deskripsi ini setidaknya harus berhasil menggambarkan ranah ( setting ) penelitian dan membahas salah satu elemen dari pengalaman – pengalaman partisipan. Ketika para peneliti menyajikan deskripsi yang detail mengenai setting misalnya, atau menyajikan banyak perspektif mengenai tema, hasilnya bisa lebih realistis dan kaya. Dalam prosedur ini tentu saja akan menambah validitasi hasil penelitian. Oleh karena itu peneliti akan mendeskripsikan scene per scene dengan sangat detail. Setelah di deskripsikan barulah peneliti akan menganalisis menggunakan semiotika Charles Sanders Peirce sampai mendapatkan hasil yang realistis. Tentunya scene

Untuk dapat mengetahui bagaimana penerapan semiotika Charles Sanders Peirce, peneliti akan mencoba memberikan contoh penjabaran tersebut:

Tabel 3.6 Contoh Penjabaran Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce

Sign

Gambar 3.3 Menggambarkan scene

43 dari film

The Godfather. Sumber: Dokumen Peneliti Scene tersebut ketika Michael bertemu dengan

Ayahnya, Don Corleone di kebun Keluarga Corleone, dan Don mengatakan bahwa Barzini akan menyerang duluan, bahwa jika Barzini mengadakan pertemuan, Michael akan dibunuh duluan. Michael yang menatap Ayahnya dengan dingin dan percaya bahwa keselamatan ia akan

Object baik – baik saja. Don Corleone juga mengatakan kepada Michael, tentang keluarga Michael apakah bahagia. Michael berkata dengan senang, bekata sangat senang, Don Corleone berkata itu sangat bagus. Don Corleone akan lebih berhati – hati lagi, ia juga berpesan bahwa “Wanita dan anak – anak bisa ceroboh, tetapi laki – laki jangan.” Dan menanyakan pula tentang cucunya, Object baik – baik saja. Don Corleone juga mengatakan kepada Michael, tentang keluarga Michael apakah bahagia. Michael berkata dengan senang, bekata sangat senang, Don Corleone berkata itu sangat bagus. Don Corleone akan lebih berhati – hati lagi, ia juga berpesan bahwa “Wanita dan anak – anak bisa ceroboh, tetapi laki – laki jangan.” Dan menanyakan pula tentang cucunya,

Michael tidak menguruskan Keluarga Corleone, ia bekerja sepanjang hidupnya, dan tidak minta maaf karena mengurus Keluarga Corleone, dan ia menolak jika salah satu orang keluargnya menjadi orang bodoh, yang bisa di atur – atur dari orang lain. Don Corleone tidak menyesal. Ia menyarankan bahwa Keluarga Corleone bisa menjadi orang yang sukses, namun tidak ada waktu lagi. Michael yang percaya tentang bisa dilakukannya, lalu Don Corleone mencium anak kesayangan ia dengan kasih sayang kepada orang tua kepada anaknya, dan ia berpesan siapa yang memberitahu soal pertemuan Michael dengan Barzini, orang itu pengkhianat Keluarga Corleone. Dalam scene tersebut jelas terlihat object

Interpretant mempunyai unsur dari konsep maskulinitas, yaitu new man as nurturer , yang berarti seorang laki – Interpretant mempunyai unsur dari konsep maskulinitas, yaitu new man as nurturer , yang berarti seorang laki –

kepada orang tuanya. Dalam representament kategori dalam scene tersebut dimasukan ke dalam qualisign dan legisign . Dalam kategori qualisign menjelaskan bahwa Don Vito Corleone mencium Michael Corleone anaknya, ketika ia menjelaskan bahwa ia dan keluarganya sudah bahagia, bahkan Don Vito Corleone sangat sayang kepada Michael Corleone ketimbang kakaknya yaitu Fredo Corleone. Namun dalam segi legisign , seorang orang tua yang sudah sayang anaknya sudah pasti orang tua mencium anak kesayangannya.

Tabel 3.6 Menjelaskan Mengenai Contoh Analisa Semiotika Charles Sanders Peirce. Diambil dari dokumen peneliti.

3.7 Keterbatasan Penelitian

Dalam hal ini peneliti memiliki ketetbatasan terkait dengan apa yang peneliti lakukan. Adanya keterbatasan tersebut yakni peneliti seharusnya bisa lebih dalam mengkaji materi tentang penelitian ini yang lebih baik. Misalnya peneliti bisa mengkaji lebih dalam dengan menggunakan kajian analisis semiotika lainnya seperti contohnya analisis semiotika lainnya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Subjek Penelitian

4.1.1 Profil Film The Godfather

Film The Godfather merupakan film berdasarkan dari buku novel karya Mario Puzo ( 1920 – 1999) tahun 1969, novel tersebut terjual sebanyak 21 juta copy lebih di seluruh dunia . Karena novel tersebut menjadi best seller , Mario Puzo dan Francis Ford Coppola bekerja sama untuk mengadaptasi novel tersebut ke layar lebar ( film ). Puzo dan Coppola akhirnya mendapatkan Piala Oscar untuk kategori Skenario Adaptasi Terbaik pada tahun 1973 di ajang Academy Awards ke 45. Sedangkan The Godfather Part I dan The Godfather Part II sendiri terpilih sebagai film terbaik pada tahun 1972 untuk film The Godfather Part I sedangkan The Godfather Part II menjadi film terbaik pada tahun 1974. Oleh karena itu Peneliti hanya ingin meneliti dari film The Godfather yang dirilis pada tahun

1972. Film ini pertama kali tayang di Loew’s State Theatre (sekarang merupakan sudah dialihfungsikan menjadi Gedung Bertlesmann), Times Square, New York

pada 15 Maret 1972, dan pada tanggal 24 Maret 1972 film ini resmi dirilis untuk negara Amerika Serikat dan Kanada.

Film ini sangat fenomenal pada tahun 1972 dan mendapatkan kritikan positif dari pengamat film. Bahkan dalam Rotten Tomatoes memberikan nilai 99% dan fresh. Metacritic juga memberi nilai sempurna untuk film ini yaitu nilai 100 dari 15 reviewer , bahkan dalam situs IMDb (Internet Movie Database), film tersebut menduduki urutan kedua dari Top 250 Rated Movies sesudah film “The Shawshank Redemption” karya sutradara Frank Darabont dengan nilai 9,2 poin dari 10 poin dengan penilaian dari 1,8 juta rating , sedangkan “The Godfather” Film ini sangat fenomenal pada tahun 1972 dan mendapatkan kritikan positif dari pengamat film. Bahkan dalam Rotten Tomatoes memberikan nilai 99% dan fresh. Metacritic juga memberi nilai sempurna untuk film ini yaitu nilai 100 dari 15 reviewer , bahkan dalam situs IMDb (Internet Movie Database), film tersebut menduduki urutan kedua dari Top 250 Rated Movies sesudah film “The Shawshank Redemption” karya sutradara Frank Darabont dengan nilai 9,2 poin dari 10 poin dengan penilaian dari 1,8 juta rating , sedangkan “The Godfather”

The Godfather merupakan film dengan genre drama, crime film . Hal ini disebabkan film The Godfather menceritakan kehidupan keluarga Mafia bernama Corleone yang dipimpin oleh Don Vito (Andolini) Corleone dari kota Corleone, Pulau Sisilia di kota New York pada era 1940an sampai 1950an. Film ini menjadi

bahan acuan dalam film ber genre Gangster di dunia perfilman khususnya dalam Hollywood.

Bahkan dalam American Film Institute memasukan film ini dalam AFI’s 100 Years...100 Movie Quotes memasukan dalam urutan kedua dari 100 film

dalam movie quotes terbaik yaitu, “I’m gonna make him an offer he can’t refused .” Atau dalam Bahasa Indonesia berdasarkan diterjemahkan oleh B. Sendra Tanuwijaja yang mengatakan, “Akan kuberi ia penawaran yang tidak bisa ditolaknya.” (Puzo, 2017)

Gambar 4.1 Poster film The Godfather

Gambar 4.1 Poster Film The Godfather Sumber: IMDB.com

Tabel 4.1 Para Pemain Film The Godfather

Pemain

Pemeran

Marlon Brando

Don Vito Corleone

Al Pacino

Michael “Mike” Corleone

James Caan

Santino “Sonny” Corleone

Richard S. Castellano Peter “Fat Pete” Clemenza Robert Duvall

Thomas “Tom” Hagen

Sterling Hayden

Captain McCluskey

John Marley

Jack Woltz

Richard Conte

Don Emilio Barzini

Al Lettieri

Virgil “The Turk” Sollozo

Diane Keaton

Katherine “Kay” Adams

Abe Vigoda

Salvatore “Sal” Tessio

Talia Shire

Gianni Russo

Carlo Rizzi

John Cazale

Frederico “Fredo” Corleone

Rudy Bond

Carmine Cuneo

Al Martino

Johnny Fontane

Morgana King

Carmela Corleone

Lenny Montana

Luca Brasi

John Martino

Paulie Gatto

Salvatore Corsitto

Amerigo Bonasera

Richard Bright

Albert “Al” Neri

Alex Rocco

Moe Greene

Tony Giorgio

Bruno Tattaglia

Vito Scotti

Nazorine the Baker

Tere Livarno

Theresa Hagen

Victor Rendina

Don Philip Tattaglia

Jeannie Linero

Lucy Mancini

Julie Gregg

Sandra Corleone

Ardell Sherdian

Signora Clemenza

Simonetta Stefanelli

Apollonia Corleone (nee Vitelli)

Angelo Infanti

Fabrizio

Corrado Gaipa

Don Tommasino

Franco Citti

Calò

Saro Urzi

Signor Vitelli

Tabel 4.1 Cast dari film The Godfather Sumber: IMDB.com

Sebuah film sebagus apapun dan sesukses apapun tidak luput dari tangan – tangan dingin para crew dan pihak – pihak yang terlibat dalam penggarapan film. Begitu juga dengan film The Godfather yang sukses berkat orang – orang yang terlibat didalamnya. Dan inilah orang – orang yang menjadikan film The Godfather sukses meraih beberapa penghargaan khususnya memenangkan Skenario Adaptasi Terbaik dalam ajang Academy Awards ke 44 tahun 1973.

Tabel 4.2 Tim Produksi Film The Godfather

Francis Ford Coppola

Penulis Naskah

Francis Ford Coppola dan Mario Puzo

Berdasarkan novel dari Mario Puzo

Produser

Albert S. Ruddy Gray Fredrickson Robert Evans ( uncredited )

Musik

Nino Rota

Sinematografi

Gordon Willis

Film Editing

Williams Reynolds Peter Zinner

Bahasa

Inggris Italia Latin

Distribusi

Paramount Pictures

Tanggal rilis

15 Maret 1972 (Loew’s

State Theater)

24 Maret 1972 (Amerika Serikat dan Kanada)

Durasi

177 menit ( 2 jam 57 menit)

Tabel 4. 2 Crew Film The Godfather

4.1.2 Karakter Utama dan Karakteristik dalam Film The Godfather

A. Karakter Utama dalam Film The Godfather.

Dalam film The Godfather karakter yang ditampilkan sangat banyak, namun pusat dalam film tersebut hanya beberapa karakter yaitu Don “The Godfather” Vito Corleone (Marlon Brando), Santino “Sonny” Corleone (James Caan), Thomas “Tom” Hagen (Robert Duvall), Frederico “Fredo” Corleone (John Cazale), Johnny Fontane (Al Martino) dan Michael “Mike” Corleone (Al Pacino).

Dalam film ini karakter Don Vito Corleone (Marlon Brando) adalah kepala Keluarga Corleone yang berasal dari negara Italia khususnya dari kota Corleone, Pulau Sisilia, Italia. Lalu Santino “Sonny” Corleone (James Caan) merupakan Italia-Amerika yang merupakan anak laki – laki tertua dari Keluarga

Corleone. Lalu Thomas “Tom” Hagen (Robert Duvall) merupakan consigliere keluarga atau disebut juga “Tangan Kanan” boss, seorang dari Irlandia-Amerika dan merupakan juga anak angkat dari Don Vito Corleone. Lalu Frederico “Fredo”

Corleone seorang Italia-Amerika dan merupakan anak laki – laki kedua dari Keluarga Corleone. Lalu Johnny Fontane (Al Martino) seorang aktor dan juga merupakan godson dari Don Vito Corleone. Dan yang terakhir Michael “Mike” Corleone seorang Italia-Amerika anak laki – laki terakhir Keluarga Corleone.

B. Karakteristik dalam Film The Godfather dan Para Pemerannya.

a) Marlon Brando sebagai Don Vito Corleone.

Karakter Don Vito Corleone dikenal sangat setia kepada teman dan sekutunya, tapi akan menyalakannya jika dikhianati. Dia juga seorang kepala Keluarga Corleone, ayah dan suami yang sangat mencintai dan peduli kepada keluarganya, pria tua asal dari negara Italia yang memiliki suara serak, serta memiliki rambut dengan uban dengan banyak. Pemeran Don Vito Corleone ialah aktor senior Hollywood bernama Marlon Brando. Marlon Brando lahir pada tanggal 3 April 1924 dan meninggal dunia pada tanggal 1 Juli 2004 di Westwood, California. Sebelum membintangi dalam film The Godfather, Marlon Brando sudah memainkan dan mendapatkan Piala Oscar kategori Best Actor for Leading Role pada ajang Academy Awards ke 27 pada tahun 1955 dalam film “ On the Waterfront ” karya sutradara Elia Kazan, saat itu umur Brando 31 tahun.

Pada seketika itu juga Marlon Brando mendapatkan project film dalam Hollywood begitu besar hingga tahun 1972 Francis Ford Coppola menginkan Marlon Brando memerankan seorang mafia berasal dari Italia yang bernama Don Vito Corleone (sebelumnya Laurence Olivier menjadi kandidat untuk memerankan tokoh ini, namun menolaknya). Marlon Brando di makeup khusus unt uk menjadi “tua” padahal tahun itu ia masih berumur hampir 50 tahun tepatnya

47 tahun. Terakhir Marlon Brando berakting dalam mengisi suara sebagai Don

Vito Corleone dalam video game yang berjudul dari film tersebut yaitu: The Godfather: The Game.

b) James Caan sebagai Santino “Sonny” Corleone. Tokoh Santino “Sonny” Corleone sangat berbeda dengan Ayahnya Don Vito

Corleone sifatnya yang bergitu kasar, mudah pemarah, “selayaknya” pemimpin Keluarga dia merupakan orang yang ditakuti oleh teman – temannya, tetapi hanya satu kelemahan dari Sonny Corleone ini mempunyai kekasih gelap yang bernama Lucy Mancini (Jeannie Linero) meskipun Sonny Corleone memiliki istri yang bernama Sandra Corleone (Julie Gregg). Orangnya mempunyai rambut dengan ciri khas yaitu ikal, tinggi, dan berotot. Disikap yang sangat kasar kepada semua orang, Sonny Corleone mencintai keluarganya dan menunjukkannya dengan sikap protektif terhadap adik laki-lakinya Michael dan bahkan memukuli suami kasar dari adik perempuan satu - satunya dari Keluarga Corleone yaitu Constazia “Connie” Corleone (Talia Shire) dan suaminya yang bernama Carlo Rizzi (Gianni Russo).

Serta Teman baiknya Tom Hagen, hal ini terbukti dalam film ketika Michael Corleone dipukul oleh Kapten Polisi McCluskey (Sterling Hayden), Sonny dan Tom Hagen merancang sebuah rencana untuk membalas dendam kepada adiknya, hal ini dilakukan Sonny mengatur untuk membunuh Kapten McCluskey dan

Virgil “Si Turki” Sollozo (Al Lettieri). Sonny Corleone diperankan oleh James Caan. James Caan lahir pada 26 Maret 1940 di Bronx, New York. Sebelum

memerankan Sonny Corleone, James Caan sudah memainkan sebanyak 11 film. James Caan ketika memerankan Sonny Corleone berumur 32 tahun.

c) Robert Duvall sebagai Thomas “Tom” Hagen. Thomas “Tom” Hagen merupakan anak angkat dari Keluarga Corleone dan

satu – satunya tokoh yang bukan berasal dari keturunan Italia, Tom Hagen berasal satu – satunya tokoh yang bukan berasal dari keturunan Italia, Tom Hagen berasal

pengacara pribadi Keluarga Corleone dan menjabat consigliere Don Vito Corleone. Meski diadopsi oleh Corleones, dia mencintai mereka masing-masing dan sangat sedih saat Sonny terbunuh, karena keduanya adalah teman baik. Tom memang memiliki temperamen tapi tidak pernah benar-benar menunjukkannya saat ia seharusnya bersikap tenang dalam situasi berbahaya. Tom adalah yang paling cerdas dari Keluarga Corleone karena ia harus menjadi seorang consigliere , tapi tidak pernah benar-benar seorang pejuang untuk memulai.

Robert Duvall lahir pada 5 Januari 1931 di San Diego, California. Robert Duvall juga pernah masuk ke Angkatan Darat Amerika Serikat dari tahun 1953 – 1954 dengan pangkat terakhir Tantama Satu ( Private First Class ). Robert Duvall berkolaborasi dengan Francis Ford Coppola pertama kali dalam film THX-1138 yaitu film fiksi ilmiah ( sci-fi ) karya sutradara George Lucas yang kelak membuat film sci-fi yang terkenal yaitu Star Wars Saga, dan Robert Duvall berperan sebagai THX-1138. Film yang drama yang menyajikan dalam segi cerita dalam fiksi ilmiah. Dan tahun 1972 Francis Ford Coppola mengajak Robert Duvall memainkan sebagai consigliere dalam film The Godfather, dan tahun itu juga masuk dalam Nominasi Oscar dalam Kategori Aktor Pendukung Terbaik ( Best Supporting Actor ) bersama lawan pemainnya Al Pacino dan James Caan. Robert Duvall memerankan Tom Hagen pada umur 41 tahun.

d) John Cazale sebagai Frederico “Fredo” Corleone. Frederico “Fredo” Corleone merupakan anak laki – laki kedua dari Keluarga

Corleone, ciri – cirinya selayaknya orang Italia, Fredo Corleone memiliki muka mirip dengan Ayahnya Don Vito Corleone, tetapi digambarkan sebagai anak Corleone, ciri – cirinya selayaknya orang Italia, Fredo Corleone memiliki muka mirip dengan Ayahnya Don Vito Corleone, tetapi digambarkan sebagai anak

Fredo Corleone diperankan oleh John Cazale aktor dari Amerika Serikat dan ia mempunyai keturunan Italia-Amerika. Cazale lahir pada tanggal 12 Agustus 1935 lalu meninggal dunia disebabkan kanker paru – paru pada tanggal 13 Maret 1978 di New York, Amerika Serikat. Sebelum kematiannya ia sempat berpacaran dengan aktris peraih Oscar yaitu Maryl Streep. Dalam dunia perfilman Cazale hanya bermain peran setidaknya hanya 6 film, dan film yang membawa ia menjadi besar ialah ketika memerankan sebagai Fredo Corleone dalam film The Godfather karya sutradara Francis Ford Coppola. Terakhir Cazale bermain film dengan berjudul “The Deer Hunter” karya Michael Cimino. Untuk mengenang Cazale,

Francis Ford Coppola membuat sebuah rekaman arsip ( archival footage ) dalam film The Godfather Part III tahun 1990. Cazale memerankan Fredo Corleone ketika ia berumur 37 tahun.

e) Al Martino sebagai Johnny Fontane. Johnny Fontane merupakan aktor Hollywood yang berasal dari Little Italy,

New York. Don Vito Corleone merupakan Godfather Johnny. Diceritakan bahwa awal karir Johnny harus membayar 10.000 USD kepada Les Halley seorang pemimpin band dari Les Halley Orchesta jika ingin membebaskan Johnny dari New York. Don Vito Corleone merupakan Godfather Johnny. Diceritakan bahwa awal karir Johnny harus membayar 10.000 USD kepada Les Halley seorang pemimpin band dari Les Halley Orchesta jika ingin membebaskan Johnny dari

Sebagai pria impulsif, Johnny sangat mencintai keluarganya namun membiarkan dirinya terpisah dari mereka karena matanya yang mengembara. Dia berusaha menjaga hubungan baik dengan semua orang yang dia hadapi dan menjadi mudah tersinggung dengan orang – orang yang jelas tidak menyukainya, seperti Tom Hagen. Johnny Fontane diperankan oleh Al Martino seorang penyanyi sekaligus aktor. Al Martino atau dengan nama aslinya Jasper Cini lahir pada tanggal 7 Oktober 1927 dan meninggal dunia pada tanggal 13 Oktober 2009 pada umur 82 tahun di Springfield, Pennsylvania. Al Martino hanya bermain film dua kali dari sepanjang karir sebagai aktor yaitu dalam film The Godfather tahun 1972 dan The Godfather Part III tahun 1990. Al Martino ketika memainkan karakter sebagai Johnny Fontane dalam film The Godfather berumur 45 tahun.

f) Al Pacino sebagai Michael “Mike” Corleone. Michael “Mike” Corleone anak laki – laki terakhir dari Keluarga Corleone.

Dalam film The Godfather, Michael Corleone merupakan protagonis dari film tersebut. Michael yang pada awalnya merupakan marinir Angkatan Laut Amerika Serikat tidak tertarik dengan bisnis Ayahnya, Don Vito Corleone. Dalam film tersebut karakteristik Michael Corleone ialah, layaknya seorang warga keturunan Italia-Amerika, Michael mempunyai sifat yang sama dengan Ayahnya dalam hal kecerdasan, kepribadian, serta kelicikan Don Vito Corleone. Michael mempunyai sikap gentleman disemua Keluarga Corleone, Michael mmepunyai rambut dengan belah kiri ciri khas orang tahun 1940an yang dimana pada saat itu laki – laki terlihat maskulinitas dan rambutnya jika dilihat kelihatan berminyak, lalu ketika Dalam film The Godfather, Michael Corleone merupakan protagonis dari film tersebut. Michael yang pada awalnya merupakan marinir Angkatan Laut Amerika Serikat tidak tertarik dengan bisnis Ayahnya, Don Vito Corleone. Dalam film tersebut karakteristik Michael Corleone ialah, layaknya seorang warga keturunan Italia-Amerika, Michael mempunyai sifat yang sama dengan Ayahnya dalam hal kecerdasan, kepribadian, serta kelicikan Don Vito Corleone. Michael mempunyai sikap gentleman disemua Keluarga Corleone, Michael mmepunyai rambut dengan belah kiri ciri khas orang tahun 1940an yang dimana pada saat itu laki – laki terlihat maskulinitas dan rambutnya jika dilihat kelihatan berminyak, lalu ketika

Dalam film tersebut Michael berbagi sharing kepada Kay, dengan menceritakan asal usul keluarga besar dia. Sebagai anak laki – laki terakhir, Michael sangat disayangi oleh Sonny dan Tom Hagen. Karakteristik Michael adalah orang terkuat di Keluarga Corleone, meski awalnya dia tidak mau berurusan dengan bisnis keluarga, tapi ia cepat-cepat menarik diri setelah percobaan pembunuhan terhadap Ayahnya. Ketika Michael mengajukan diri untuk membunuh Sollozzo, semua orang, terutama Sonny Corleone kakaknya, terkejut. Sementara Michael berpengalaman menangani senjata sejak ia masuk ke Marinir, Clemenza mengajarkan kepadanya bagaimana menggunakan pistol dan membuangnya. Lalu Michael merasa nyawanya terancam, Michael Corleone mengasingkan diri ke Pulau Sisilia, dan disana ia menikah dengan Apollonia Vitelli (Simonetta Stefanelli) gadis dari keturunan Yunani-Sisilia.

Michael “Mike” Corleone diperankan oleh Al Pacino. Al Pacino lahir pada tanggal 25 April 1940 di Manhattan, New York. Al Pacino sebelum berperan sebagai Miche l Corleone sudah membintangi dua film yaitu “Me, Natalie” karya sutradara Fred Coe dan “The Panic in Needle Park” karya sutradara Jerry Schatzberg. Al Pacino merupakan aktor Italia-Amerika, tepatnya keluarga besar Al Pacino berasal dari desa Corleone tempat Don Vito Corleone berasal. Al Pacino, James Caan, dan Diane Keaton dalam pembuatan film The Godfather hanya dibayar saat itu 35.000 USD dan pada saat itu banyak job yang memanggil Al Pacino untuk menjadikan aktor dengan terbaik dimasanya. Al Pacino memerankan Michael Corleone ketika umur 32 tahun. Dan dalam proses syuting Al Pacino berpacaran dengan Diane Keaton lawan mainnya sebagai kekasih Michael Corleone, Kay Adams.

4.1.3 Sinopsis Film The Godfather

Pada hari pernikahan putrinya, Connie Corleone dengan pria bernama Carlo Rizzi. Don Vito Corleone selaku The Godfather Kepala Keluarga Corleone tidak bisa menolak apapun permintaan atau kunjungan tamu. Salah satu tamu bernama Amerigo Bonaserra yang meminta Vito untuk mengadili para pria tidak bertanggung jawab yang melecehkan dan menganiyaya anaknya. Dilain waktu pun Anak laki laki Vito, Michael Corleone yang merupakan Angkatan Laut datang membawa kekasihnya Kay Adams. Beberapa waktu setelah itu datang godson Vito yang seorang artis terkenal bernama Johnny Fontane, dia meminta Vito untuk melindungi perannya di film impiannya. Beberapa waktu setelah pernikahan, consiglieri , pengacara terkenal sekaligus anak angkat Vito, Tom Hagen pergi ke Los Angeles unuk melindungi peran Johnny Fontane dari kepala studio yang kasar, Jack Woltz. Jack Woltz tidak merespon dan malah mengusir Tom. Namun keesokan harinya Woltz terbangun dengan melihat kuda kesayangannya terpenggal ditempat tidurnya,menganggap bahwa Tom tidak main main, Jack pun menyetujui peran Johnny Fontane.

Beberapa waktu sebelum natal 1945, Don Vito Corleone menerima tawaran dari Virgil “Si Turki” Sollozo yang seorang bandar narkoba dari Keluarga

Tattaglia. Namun tawaran itu ditolak karena itu berhubungan dengan hal narkotika yang dapat merusak koneksi politik Don Vito Corleone. Menganggap bahwa Sollozo tidak akan berhenti sampai tawarannya diterima, Don Vito Corleone mengirim serdadu kepercayaannya Luca Brasi untuk menjadi mata mata di keluarga Tattaglia. Namun sebelum Luca berhasil masuk, Luca Brasi terbunuh oleh Sollozzo dan Bruno Tattaglia. Diwaktu yang berbeda anak buah Sollozo berhasil menembak Vito hingga cedera serius namun tidak tewas. Selama Vito dirawat, anak pertama Vito, Sonny pun memimpin. Di bawah pimpinan Sonny, Keluarga Corleone semakin dekat dengan ambang kehancuran. Ditengah perseteruan antara Sonny dengan Tom. Michael pun mempunyai ide untuk Tattaglia. Namun tawaran itu ditolak karena itu berhubungan dengan hal narkotika yang dapat merusak koneksi politik Don Vito Corleone. Menganggap bahwa Sollozo tidak akan berhenti sampai tawarannya diterima, Don Vito Corleone mengirim serdadu kepercayaannya Luca Brasi untuk menjadi mata mata di keluarga Tattaglia. Namun sebelum Luca berhasil masuk, Luca Brasi terbunuh oleh Sollozzo dan Bruno Tattaglia. Diwaktu yang berbeda anak buah Sollozo berhasil menembak Vito hingga cedera serius namun tidak tewas. Selama Vito dirawat, anak pertama Vito, Sonny pun memimpin. Di bawah pimpinan Sonny, Keluarga Corleone semakin dekat dengan ambang kehancuran. Ditengah perseteruan antara Sonny dengan Tom. Michael pun mempunyai ide untuk

Mengacu perang dengan keluarga Mafia New York yang lain serta Kepolisian, Sonny pun mulai merencanakan strategi. Diwaktu yang bersamaan Vito pulang dari perawatannya di rumah sakit. Sebagai bentuk perlindungan dari perang, anak ke 2 Vito, Fredo pergi ke Las Vegas, Nevada sedangkan Michael pergi ke Sisilia, Italia.Namun suatu hari Carlo mencampakkan dan menyelingkuhi istrinya Connie, hingga Sonny selaku seorang kakak, bertemu dan memukuli Carlo, Sonny berjanji bahwa jika Carlo mencampakkan Connie lagi, Sonny akan membunuh Carlo. Namun Carlo mencampakkan Connie lagi. Namun di dalam perjalanan untuk bertemu & membunuh Carlo, Sonny terbunuh ditembaki dijalan tol. Di Sisilia, Italia Michael menikahi Apollonia Vitelli namun harus berpisah setelah Apollonia terbunuh dalam sebuah ledakan mobil. Setelah kematian Sonny, Vito pun kembali memimpin Keluarga Corleone dan menyadari bahwa Keluarga Tattaglia telah dikontrol oleh Don keluarga Barzini, Emilio Barzini. Merasa keamanannya telah terjamin dengan Ayahnya yang sudah kembali berkuasa, Michael kembali ke New York dan menikahi Kay Adams.

Beberapa tahun kemudian, Michael pun mulai menjadi Don menggantikan Ayahnya yang ingin mengakhiri kariernya. Michael pun ingin mengambil bisnis raja Judi Las Vegas, Moe Greene sekaligus menjemput Fredo. Namun Moe Greene menolak dan mengusir Michael, sedangkan diwaktu yang sama Michael menyadari bahwa Fredo telah menjadi budak Moe Greene. Beberapa waktu kemudian Vito pun meninggal karena serangan jantung fatal ketika bermain bernama anak Michael, Anthony dan Michael pun menjadi Don yang baru bagi Keluarga Corleone karena kakak Michael, Fredo yang seharusnya menjadi Don terlalu lemah untuk menanggung beban dan tanggung jawab seorang Don .Untuk memperluas bisnis keluarga, Michael pun menyuruh caporegime (capo) keluarga Corleone, Peter Clemenza,Pengawal pribadinya Al Neri serta Beberapa tahun kemudian, Michael pun mulai menjadi Don menggantikan Ayahnya yang ingin mengakhiri kariernya. Michael pun ingin mengambil bisnis raja Judi Las Vegas, Moe Greene sekaligus menjemput Fredo. Namun Moe Greene menolak dan mengusir Michael, sedangkan diwaktu yang sama Michael menyadari bahwa Fredo telah menjadi budak Moe Greene. Beberapa waktu kemudian Vito pun meninggal karena serangan jantung fatal ketika bermain bernama anak Michael, Anthony dan Michael pun menjadi Don yang baru bagi Keluarga Corleone karena kakak Michael, Fredo yang seharusnya menjadi Don terlalu lemah untuk menanggung beban dan tanggung jawab seorang Don .Untuk memperluas bisnis keluarga, Michael pun menyuruh caporegime (capo) keluarga Corleone, Peter Clemenza,Pengawal pribadinya Al Neri serta

4.1.4 Profil Sutradara Francis Ford Coppola

Gambar 4.2 Francis Ford Coppola

Gambar 4.2 Sutradara Film The Godfather, Francis Ford Coppola Sumber: https://www.nyfa.edu/student-resources/francis-ford-coppola/

Francis Ford Coppola lahir pada tanggal 7 April 1939 di kawasan Detroit, Amerika Serikat. Coppola sendiri tumbuh besar di New York. Ayahnya, Carmine Coppola adalah seorang composer dan penulis musik di kawasan Broadway yang juga telah mendapatkan piala Oscar.

Coppola memulai karirnya di dunia perfilman, dengan mengikuti kuliah perfilman di UCLA dan Hofstra University. Di sana dia menekuni program pembuat film ( fiilm making ). Pada tahun 1963, Coppola memproduksi film Coppola memulai karirnya di dunia perfilman, dengan mengikuti kuliah perfilman di UCLA dan Hofstra University. Di sana dia menekuni program pembuat film ( fiilm making ). Pada tahun 1963, Coppola memproduksi film

Pada tahun 1966, Coppola memproduksi film keduanya, “You’re a Big Boy Now ”. Film ini sendiri berhasil masuk nominasi Oscar untuk kategori Best Actress film dan mewakili Amerika di Festival Film Cannes. Suatu prestasi yang sangat hebat mengingat Coppola yang saat itu masih berstatus sebagai mahasiswa dan belum memiliki banyak pengalaman di dunia film.

Pada tahun 1969, Coppola mendirikan perusahaan produksinya sendiri yang bernama American Zoetrope dan mulai memproduksi banyak film seperti “Rain People”, “THX -1138” dan “American Grafitti” yang disutradarai oleh George Lucas. Dia turut menulis naskah untuk “Patton” (1970), yang memenangkan Academy Award for Best Writing (Skenario Asli). Ketenaran arahannya meningkat seiring dengan dirilisnya “The Godfather” (1972), sebuah film yang merevolusi pembuatan film dalam genre gangster , mendapatkan pujian dari kritikus dan publik. Ini memenangkan tiga Academy Awards , termasuk yang kedua, untuk Academy Award for Best Writing (Adapted Screenplay) , dan berperan penting dalam memperkuat posisinya sebagai sutradara film Amerika terkemuka.

Coppola mengikutinya dengan sekuel yang sangat sukses, “The Godfather Part II ” (1974), yang menjadi sekuel pertama yang memenangkan Academy Award for Best Picture . Film ini sangat dipuji dan memenangkannya tiga Academy Awards - untuk Skenario Terbaik yang Diadaptasi, Sutradara Terbaik dan Gambaran Terbaik. Percakapan, yang disutradarai Coppola, diproduksi dan ditulis, dirilis pada tahun yang sama, memenangkan Palme d'Or di Cannes Film

Festival 1974. Dia selanjutnya mengarahkan “Apocalypse Now” (1979); terkenal karena produksinya yang terlalu panjang dan meluas, namun mendapat pengakuan kritis atas penggambaran Perang Vietnam yang jelas dan menakjubkan,

memenangkan Palme d'Or di Cannes Film Festival 1979. Sampai hari ini, Coppola adalah satu dari delapan pembuat film yang memenangkan dua penghargaan Palme d'Or . Dia dan Michael Haneke adalah dua pembuat film yang memenangkan keduanya pada dekade yang sama.

Coppola menghabiskan seluruh uangnya sewaktu menyutradarakan film “Apocalypse Now” (1979), total bujet yang di perlukan untuk menyelesaikannya

mencapai 31 Juta Dollar. Namun ini semua terbayar ketika film yang dibuat ini, menuai begitu banyak sukses baik kualitas dan finansial. Menurut beberapa kritikus, film “Apocalypse Now” merupakan titik puncak karya Coppola di mana film ini mengekspresikan visualisasi kegilaan dan eksperimental perang terbaik sepanjang sejarah perfilman.

“Apocalypse Now” memenangkan 2 piala Oscar untuk Best Sound dan Best Cinematography serta memenangkan Palme d’Or di Cannes Film Festival .

Hingga ini sutradara berjanggut tebal ini sudah menyutradarai 33 lebih judul film, karyanya yang paling baru adalah “TETRO” (2009) film dengan format hitam putih yang kali ini menjauh dari sisi Holywood. Film ini menceritakan kemelut keluarga Eropa di Amerika Selatan.

Pada bulan Februari 2011 lalu, tepat pada acara penganugerahan Piala Oscar 2011, Coppola secara resmi menerima penghargaan Irving G. Thalberg Memorial dari The Academy of Motion Picture Arts and Sciences , Sebuah bentuk penghargaan kepada Produser film atas konsistensi dalam membuat film – film yang bermutu.

Penghargaan yang telah tercapai oleh Francis Ford Coppola

a. Samuel Goldwyn Award, kategori Penulisan Naskah Terbaik (1965)

b. Golden Sheel untuk “The Rain People” (1969)

c. Academy Award, kategori Penulisan Naskah Terbaik, film Patton (1970)

d. Academy Award, kategori Sutradara dan Penulisan Naskah Terbaik, film “The Godfather” (1972)

e. Academy Awards, kategori Sutradara Terbaik, film “The Godfather Part

II ” (1974)

f. Golden Lion Honorary Award, Venice Film Festival (1992)

g. Lifetime Achievement Award (1998)

h. A Special 50th Anniversary Award, San Sebastian International Film Festival (2002)

i. Gala Tribute, Film Society of Lincoln Center (2002) j. Lifetime Achievement Award, Denver Film Festival (2003) k. Honorary Award, Antalya Golden Orange Film Festival (2007) l. Irving G. Thalberg Memorial Award (2010) m. Menjadi Konsul Kehormatan untuk Central American Nation of Belize di

San Fransisco.

4.1.5 Profil Penulis Buku Novel The Godfather Mario Puzo Gambar 4.3 Mario Puzo

Gambar 4.3 Penulis Buku Novel The Godfather, Mario Puzo Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Mario_Puzo

Mario Gianluigi Puzo atau Mario Puzo atau Mario Cleri (nama pena) lahir tanggal 15 Oktober 1920 di Hell’s Kitchen, New York, Amerika Serikat. Setelah

bertugas di Jerman selama Perang Dunia II, ia kuliah di New School for Social Research di New York dan Coumbia University. Karena ingin berkembang setelah menulis untuk majakah – majalah pria, ia memutuskan menulis novel pertamanya “ The Dark ArenaI ”, yang terbit pada tahun 1955. Buku novel tersebut berdasarkan dari pengalamannya selama ia sedang bertugas selama Perang Dunia

II. Lalu buku keduanya yang berjudul “ The Fortunate Pilgrim ”, terbit pada tahun 1964, buku tersebut merupakan semacam autobiografi yang mengenai tentang

imigran Italia. Kedua buku ini, meskipun mendapatkan dipuji dengan kritikus buku, Mario Puzo menganggap bahwa buku keduanya sebagai karya terbaiknya, ia berpendapat bahwa buku tersebut gagal dalam pasaran.

Karena marah, ia lalu menulis novel kelimanya (dua novel sebelumnya berjudul “ The Runaway Summer of Davie Shaw ” diterbitkan pada tahun 1966 novel tersebut untuk anak – anak dan “ Six Graves to Munich ” diterbitkan tahun

1967 dengan menggunakan nama pena Mario Cleri) yang masih becerita tentang 1967 dengan menggunakan nama pena Mario Cleri) yang masih becerita tentang

Mafia (setidaknya begitulah yang ia [Mario Puzo] dikatakannya), novel itu sangat sukses dan menjadi Best Seller versi New York Times. Menurut Puzo, ia ketika menulis The Godfather berdasarkan riset di perpustakaan saja. “Mana saya punya waktu untuk terlibat Mafia?” katanya ketika sesi wawancara dengan Associated Press tahun 1996. “Saya miskin sebelum The Godfather sukses. Kalau saya ikut Mafia, saya pasti punya cukup uang sehingga tidak perlu menjadi me nulis.”

The Godfather terjual sebanyak dua puluh satu juta copy lebih di seluruh dunia. Ia kemudian menulis dua sekuelnya dan dengan bantuan dari sutradara Francis Ford Coppola, dan mengadaptasi serial ini ke layar perak. Oleh karena itu Mario Puzo dan Francis Ford Coppola memperoleh Oscar untuk kategori Best Writing, Screenplay Based on Material from Another Medium atau sekarang bernama Academy Awards for Best Adapted Screenplay (Skenario Adaptasi Terbaik) tahun 1973. Sedangkan film The Godfather dan The Godfather Part II , menjadi Best Picture (Film Terbaik) tahun 1972 dan 1974.

Mario Puzo juga menulis beberapa skenario lain, termasuk dalam film superhero ,“ Superman: The Movie ” pada tahun 1978 (dalam film ini ia kembali bekolaborasi bersama Marlon Brando) dan sekuelnya “ Superman II ” pada tahun

1980, “ The Cotton Club ” pada tahun 1984 (berkolaborasi dengan Francis Ford Coppola), “ The Sicilian ” tahun 1987 (berdasarkan novel yang berjudul yang sama, “ The Sicilian ” yang diterbitkan pada tahun 1984), dan “ Christopher Columbus: The Discovery” (kolaborasi ketiga Marlon Brando setelah film “ Superman: The Movie ”). Pada tahun 1997, novel Mario Puzo yang berjudul “The Last Don” dijadikan miniseri televisi dibintangi oleh Danny Aiello sebagai Don Domenico Clericuzio. Pad a tahun yang sama, novelnya “ The Fortunate Pilgirm ” kembali dicetak ulang.

Tiga tahun terakhir sebelum kematiannya, Mario Puzo menulis novel dengan berjudul ” Omertà ”. Ada satu novel yang belum selesai dalam penulisannya dengan berjudul “ The Family ” dan novel tersebut diselesaikan oleh

istrinya Carol Gino. Pada tanggal 2 Juli 1999, Mario Puzo meninggal dunia di rumahnya, West Bay Shore, Long Island, New York. Ia meninggalkan istrinya Carol Gino, lima anak dan beberapa cucu saat itu ia berumur 78 tahun.

4.1.6 Profil Rumah Produksi ( production house )

Gambar 4.4 Paramount Pictures

Gambar 4.4 Paramount Pictures Logo Sumber: https://www.paramount.com/100-years-paramount/paramount-story

Sejarah Paramount Pictures

Tahun 2012 menandai tonggak sejarah yang luar biasa untuk Paramount Pictures - tahun ke 100 Paramount di bisnis pertunjukan. Meskipun pencapaian luar biasa ini membuat Paramount salah satu perusahaan gambar tertua di Amerika, tidak ada tanda-tanda melambat, dan Paramount dan filmnya lebih kuat dari sebelumnya. Dari epik visioner hingga kisah cinta yang menyayat hati hingga franchise blockbuster, semua diciptakan oleh para talenta dan pembuat film terbaik dalam bisnis ini, Paramount telah menetapkan standar di bioskop selama satu abad dan terus memberikan hiburan terbaik kepada khalayak di seluruh dunia.

Adolph Zukor, Jesse L. Lasky dan Cecil B. DeMille dikreditkan sebagai ayah pendiri utama Paramount. Zukor visioner meletakkan dasar bagi perusahaan tersebut dengan mengakuisisi hak distribusi A.S. pada film Prancis yang diam- diam, Queen Elizabeth, sebuah fitur reel empat terobosan dalam waktu dua gulungan adalah norma. Keberhasilannya yang luar biasa mendorong Zukor's Famous Players Film Company ke tempat yang sangat tinggi, dan dalam prosesnya, mengubah bisnis hiburan selamanya. Terinspirasi oleh kesuksesan Zukor, Jesse L. Lasky segera bekerja sama dengan sutradara Cecil B. DeMille untuk membuat versi film dari drama panggung sukses “The Squaw Man”. Ini adalah film berdurasi panjang pertama yang dibuat di Hollywood, dan menandai debut Jesse L. Lasky Feature Play Company. Zukor dan Lasky menggabungkan usaha mereka pada tahun 1916 dengan formasi pemain Terkenal mereka-Lasky Corporation. Zukor menjabat sebagai Presiden, Lasky sebagai Wakil Presiden yang bertanggung jawab atas produksi, DeMille sebagai Direktur Jenderal, dan saudara ipar Lasky, Samuel Goldfish (yang kemudian dikenal sebagai Samuel Goldwyn dan segera pergi untuk mengejar usaha sendiri) sebagai Ketua papan. Beberapa bulan kemudian, setelah merger lain dengan pertukaran distribusi film yang baru lahir yang disebut Paramount Pictures, entitas yang dihasilkan menjadi Paramount Famous Lasky Corporation. Dengan simbol puncaknya yang terjal dan tertutup salju dari pegunungan Wasatch, Paramount Famous Lasky Corporation menjadi perusahaan distribusi film pertama yang sukses secara nasional, merilis dua sampai tiga gambar baru dalam seminggu dari tahun 1916 sampai 1921. Ini menjadi perusahaan yang terintegrasi sepenuhnya. mengendalikan setiap aspek pembuatan film - produksi, distribusi, dan pameran - sampai akhirnya Mahkamah Agung memutuskan bahwa ini merupakan monopoli bagi studio gambar gerak untuk juga memiliki rantai teater.

Depresi Besar terbukti gegabah dan sementara Lasky dipaksa keluar dari perusahaan, Zukor bertahan sampai tahun 1936 saat digantikan oleh Presiden Barney Balaban. Zukor meraih gelar Ketua Dewan Paramount Pictures yang baru Depresi Besar terbukti gegabah dan sementara Lasky dipaksa keluar dari perusahaan, Zukor bertahan sampai tahun 1936 saat digantikan oleh Presiden Barney Balaban. Zukor meraih gelar Ketua Dewan Paramount Pictures yang baru

Masa pertengahan abad pertengahan yang berkembang ditandai dengan rilis karya-karya hebat dari sutradara seperti Billy Wilder, Alfred Hitchcock dan John Huston. Selain sebagai televisi muncul sebagai ancaman potensial, Paramount membawa bisnis film ke tempat yang baru, meluncurkan landmark seperti George Stevens “A Place in the Sun” pada tahun 1951 dan Cecil B. DeMille's “The Ten Commandments” (versi kedua dibuat di Paramount) pada tahun 1956. Pada tahun 1960an, Paramount sekali lagi menghadapi masa-masa sulit. Charles Bluhdorn, yang membeli Paramount pada tahun 1966, melihat bos studio yang beralih ke studio Robert Evans untuk melakukan perputaran. Roman Polanski membuat film dengan judul “Rosemary's Baby”. Polhem pada tahun 1968, namun prestasinya yang terbesar adalah pencahayaan hijau sebuah drama sederhana yang berdasarkan pada buku terlaris. Film tersebut berjudul “Love Story ”, dan kesuksesannya dari mulut ke mulut dan sentimenitas yang tidak biasa memberi studio itu kerumunan-pleaser yang sangat dibutuhkannya. Film yang dibintangi Ryan O'Neal dan Ali MacGraw, meraup lebih dari $ 100 juta di seluruh dunia (menghancurkan semua catatan box office sebelumnya untuk studio) dan menerima tujuh nominasi Oscar. Setelah titik balik ini, studio akan terus menghasilkan beberapa film paling sukses dan ikonik dalam sejarah sinematik. Klasik 'New Hollywood' ini meliputi “The Godfather”, “The Godfather Part II”, “Harold and Maude”, “The Conversation” dan “Chinatown”. Ditopang oleh kemenangan ini, sisa tahun 70-an dan 80-an adalah perjalanan yang mantap untuk studio. Tahun 1986 sangat terkenal karena Paramount meraih 22 persen pangsa pendapatan box office domestik, dua kali dari pesaing terdekatnya, dan membual lima dari 10 film terlaris teratas tahun ini, termasuk “Top Gun” and “Crocodile Dundee ”.

Tahun 90an menyambut produser Sherry Lansing sebagai Chairman pada tahun 1992, posisi yang akan dia pegang selama 14 tahun. Dan, pada tahun 1994, perusahaan induk Paramount, Paramount Communications, bergabung dengan Viacom Inc. di bawah kepemimpinan Ketua Eksekutif Dewan dan Pendiri, Sumner Redstone. Dekade ini diselingi oleh perilisan “Titanic” pada bulan Desember 1997, yang memerintah selama lebih dari satu dekade sebagai atraksi Box Office Hollywood.

Dalam beberapa tahun terakhir, Paramount telah memperkuat tempatnya sebagai pemimpin global dalam konten hiburan dan telah merayakan kesuksesan yang belum pernah terjadi sebelumnya di bawah kepemimpinan Chairman dan CEO Brad Gray, yang tiba pada tahun 2005. Dalam sebuah bisnis yang menuntut keunggulan, Gray telah memberikan blockbuster , dunia hiburan pemenang Academy Award® dengan bakat paling berbakat dan paling dihormati hari ini. Selama masa jabatan Gray, Paramount telah merilis delapan dari 10 film terlaris

teratas sepanjang masa, termasuk franchise “Transformers” and “Paranormal Activity ”, “Indiana Jones dan Kingdom of the Crystal Skull”, dan J.J. Abrams 'Star Trek ” melakukan reboot. Pada tahun 2010, studio ini mengumpulkan nominasi Academy Award yang paling banyak di studio manapun, berkat kesuksesan kritis dan komersial “True Grit” dan “The Fighter”. Film bernilai penghargaan telah berkembang biak di era Brad Grey, dengan rilis seperti “No Country for Old Men ”, “There Will Be Blood”, “An Inconvenient Truth”, “Up in the Air ” dan “Babel”. Memasuki pada tahun 2011, Paramount merilis sebuah industri rekaman enam film berturut-turut yang menghasilkan pendapatan lebih dari $ 100 juta dolar di box office domestik, dengan “Rango”, “Thor”, “Kung Fu Panda ”, “Super 8”, “Transformers: Dark of the Moon”, dan “Captain America: The First Avengers”. Tahun ke-100 Paramount Picture smemang merupakan

tonggak sejarah yang luar biasa. Rilis yang akan datang mencakup kelanjutan dari franchise “Paranormal Activity 4”, “Fun Size”, Denzel Washington dalam Robert Zemeckis “Flight”, Tom Cruise yaitu “Jack Reacher”, “Cirque du Soleil: Worlds

Away ”,“Not Fade Away”, dan “The Guilt Trip”. Film dari Paramount Pictures yang akan datang tahun 2018 ialah “God Particle”, “Annihilation”,“Death Wish”,”Action Point”,”Mission Impossible: 6”, dan masih banyak lagi yang akan

di rilis oleh Paramount Pictures.

4.2 Penyajian Data

Klasifikasi film terdiri dari lima yaitu komedi, drama, horror, musikal, dan laga. Film The Godfather termasuk dalam klasifikasi drama. Tepatnya bergenre crime film atau film kejahatan, hal ini disebabkan berfokus dalam kehidupan kejahatan, khususnya Mafia atau Gangster .

Di Indonesia banyak sikap dominan laki – laki ketimbang dari kaum perempuan, bahkan dalam sebagian besar kepala keluarga dikepalai oleh kaum laki – laki, atau disebut juga patrilineal, namun dari segi gender laki – laki Indonesia memiliki hal yang dominan dari segi pekerjaan dan laki – laki di Indonesia memikirkan lebih logika, meskipun ada sebagian dari laki – laki di Indonesia memikirkan kekeluargaan. Di Indonesia khususnya di kota – kota besar seperti di Jakarta, Surabaya, Medan, dan kota besar lainnya banyak orang yang ingin berbisnis, pergi ke kantor baik dari instansi pemerintah maupun swasta, laki

– laki dominan mengenakan setelan jas dan baju rapi untuk melakukan pekerjaan tersebut. Namun, laki – laki tidak bekerja dalam kantor saja, laki – laki bisa juga bekerja dalam melakukan premanisme yang dengan kata lain melakukan kejahatan dengan melakukan pemerasan dari kelompok lain, hal ini pada di Jakarta banyak sekali penggaguran di Jakarta, biasanya preman tersebut dominan laki – laki, biasanya preman tersebut memeras dengan kata – kata kasar dan ini merupakan unsur dari maskulinitas. Dalam kota Jakarta jika ada pembangunan bangunan baru sudah pasti ada tenaga kerja yang membantu pembuatan pembangunan tersebut, atau disebut juga kuli bangunan. Kuli bangunan biasanya memiliiki otot yang besar untuk mengangkat pondasinya, hal ini merupakan ciri dari maskulinitas.

Film yang memenangkan Academy Awards dalam Kategori Skenario Terbaik pada tahun 1972 ini menceritakan kehidupan keluarga Mafia yang berada di kota New York, Amerika Serikat. Film yang mengajarkan kepada kita tentang kekeluargaan dalam lingkungan Keluarga Mafia. Film ini tidak hanya memberikan pesan tentang kekeluargaan didalamnya, namun banyak mengandung unsur pesan dalam segi maskulinitas di dalamnya. Hal ini mengajarkan dalam film yang bergenre drama ini, laki – laki atau pria memiliki dominan didalamnya. Film ini diceritakan pada kejadian 1940an sampai 1950an yang pada saat itu merupakan sejarah kegelapan dalam kehidupan di Amerika Serikat, dan merupakan juga Golden Age (Era Emas) mafia terjun ke Amerka Serikat, dan muncul nama – nama besar mafia yang ditakuti oleh penduduk Amerika Serikat, salah satunya Alphonse Gabriel “Scarface” Capone (Al Capone). Bisa dibilang alur ceritanya adalah maju. Karena mengisahkan di tahun 1940an sampai 1950an, padahal film ini diproduksi tahun 1972. Film ini berlatar tahun 1940an sampai 1950an tepatnya di kota New York. Tempat yang dipakai dalam pembuatan film tersebut ini adalah Kota New York, Los Angeles, dan Pulau Sisilia, Italia.

Dengan fashion yang dikenakan seluruh karakter baik dari karakter utama hingga figuran, sangat cocok dengan latar belakang kota New York tahun 1940an hingga 1950an, bahkan kendaraan yang digunakan sebagai properti film tersebut digunakan dalam era 1940an hingga 1950an. Adegan yang sangat menarik adalah ketika Don Vito Corleone, memberikan kepada Johnny Fontane dengan mengatakan, “I’m gonna make him an offer he can’t refused.” Dan adegan dimana Michael Corleone menjadi Godfather anaknya dari adik perempuannya Connie Corleone, dan disana ia “menyangkal” dengan cara anak buahnya membunuh semua Keluarga yang menjadi rival Keluarga Corleone. Sebenarnya film ini berfokus kepada Michael Corleone saja, yang berceritakan mulai dari ia tidak tertarik dengan bisnis keluarganya hingga ia menjadi Don pengganti Ayahnya yang sudah meninggal bahkan pensiun. Karakter lainnya hanya membantu tokoh utama, meskipun sering ditampilkan.

Dalam film ini banyak sekali unsur maskulinitas didalamnya. Salah satu Sonny Corleone mengenakan kaos oblong untuk memperlihatkan ototnya yang kekar, adanya sikap penindasan perempuan terhadap laki – laki, dimana perempuan di film tersebut merupakan kaum yang ‘lemah’ dan kaum perempuan merupakan sebagai ‘alat nafsu’ seoramg laki – laki. Film ini dibawah naungan badan usaha yang dikerjakan oleh Alfran Production dan didistribusikan oleh Paramount Pictures dengan modal untuk pembuatan film tersebut sekitar 6 hingga

7 juta Dollar Amerika Serikat, dan sukses menjadi Box Office selama 10 kali di tahun 1972 dengan meraup keuntungan 133 juta Dollar Amerika Serikat.

4.3 Pembahasan

Dari data yang diperoleh, Peneliti berusaha untuk menjelaskan temuan – temuan dari hasil penelitian. Temuan – temuan ini terkait dari rumusan masalah maskulinitas dalam film The Godfather dengan menggunakan analisis semiotika komunikasi Charles Sanders Peirce.

4.3.1 Analisis Data Scene 5 Film The Godfather

Gambar 4.5 Menunjukan Maskulinitas Menyukai Keserakahan dan Don Corleone

Melihat Sonny dengan Galak

Gambar 4.5 Menggambarkan scene 5 Film The Godfather Sumber: Dokumen peneliti

Pada scene kelima ini bercerita , saat ini Virgil “The Turk” Sollozo diundang ke kantor perusahaan Don Vito Corleone “Geco Pura Olive Oil Company”. Disini Sollozo meminta Don Corleone untuk teman yang berkuasa

dan uang sebesar satu juta dollar. Dan saat itu juga Don Corleone bertanya untuk keuntungan Keluarga Corleone, Sollozo memberikan sebesar 30%. Don Corleone juga memancing tentang Keluarga Tattaglia berapa banyak keuntungannya, Sollozo menjawab dengan cara perkataan bahwa ia adalah tanggungannya. Sollozo datang dengan rasa kehormatan dia kepada Don Corleone. Namun Don Corleone menolaknya dengan cara halus, bahwa bisnis ini merupakan bisnis yang sangat berbahaya. Sollozo menjawab bahwa ini bisnis yang tidak berbahaya, dan Tattaglia akan menjaminkannya, saat itu Santino langsung berambisi dengan serakahnya dengan menyelak perkataan Sollozo kepada Don Corleone dengan berkata “ Ah, kau akan mengatakan kepada kami bahwa Tattaglia menjamin investasi kami? ” Seketika itu juga Don Corleone merasa kesal, jengkel terhadap Sonny anaknya, dianggap tidak sopan.

Dibawah ini merupakan analisis berdasarkan trikotomi dari scene tersebut  Representamen mengacu kepada legisign dan qualisign .

 Object mengacu kepada indeks dan symbol .  Interpretant mengacu dalam rhema dan argument .

Kesimpulan dari analisis berdasarkan trikotomi diatas hal ini dikarenakan resprestamen , Don Vito Corleone menolak bisnis narkotika, karena dari tanda tersebut Peneliti melihat bahwa jika seorang yang menolak raut wajahnya sudah pasti cenderung menaiki alis ke atas, namun dari segi tidak suka mengelak ketika berhadapan dengan anaknya dengan ekpresi kesal serta galak, segi qualisign adanya hal yang terancam dari Don Vito kepada Sonny, anaknya dengan raut tidak menyukai anaknya dalam hal keserakahan, dan tidak suka ketika diselak perkataanya. Dalam konteks object, dalam pembahasan scene tersebut yang Kesimpulan dari analisis berdasarkan trikotomi diatas hal ini dikarenakan resprestamen , Don Vito Corleone menolak bisnis narkotika, karena dari tanda tersebut Peneliti melihat bahwa jika seorang yang menolak raut wajahnya sudah pasti cenderung menaiki alis ke atas, namun dari segi tidak suka mengelak ketika berhadapan dengan anaknya dengan ekpresi kesal serta galak, segi qualisign adanya hal yang terancam dari Don Vito kepada Sonny, anaknya dengan raut tidak menyukai anaknya dalam hal keserakahan, dan tidak suka ketika diselak perkataanya. Dalam konteks object, dalam pembahasan scene tersebut yang

Dalam intrerpretant penanda ini terdapat indikasi maskulinitas bersifat rhema dan argument . Karena Don Vito Corleone menyambut Virgil Sollozzo dengan mengenakan baju formal, dan bersifat argument . Hal ini disebabkan Don Vito Corleone tidak menyukai orang yang bersifat serakah, sehingga memarahi dia dengan raut wajah yang kesal.Penanda ini terdapat dalam kategori ciri maskulinitas yang sifatnya rhema dimana Don Vito Corleone mengenakan baju formal yaitu jas beserta kelengkapannya untuk menyambut Sollozzo. Dari penanda argument, jika ada seorang tidak menyukai jika perkataannya diselak, sehingga orang itu sudah pasti kesal.

4.3.2 Analisis Data Scene 6 Film The Godfather

Gambar 4.6 Don Corleone Memarahkan Sonny Corleone

Gambar 4.6 Menggambarkan scene 6 Film The Godfather Sumber: Dokumen Peneliti

Scene ini berkelanjutan dari scene sebelumnya. Don yang merasa kesal terhadap Sonny langsung memaggil dia dengan nada kesal dan dari raut wajahnya Scene ini berkelanjutan dari scene sebelumnya. Don yang merasa kesal terhadap Sonny langsung memaggil dia dengan nada kesal dan dari raut wajahnya

keluarga apa yang kau pikirkan lagi .” Dibawah ini merupakan analisis berdasarkan trikotomi dari scene tersebut

 Representamen mengacu kepada qualisign,  Object mengacu kepada indeks dan symbol .  Interpretant mengacu dalam rhema dan argument .

Kesimpulan dari analisis trikotomi diatas ialah dikarenakan Don Vito Corleone menolak bisnis narkotika, karena dari tanda tersebut Peneliti melihat bahwa jika seorang yang menolak raut wajahnya sudah pasti cenderung menaiki alis ke atas, namun dari segi tidak suka mengelak ketika berhadapan dengan anaknya dengan ekpresi kesal serta galak, segi qualisign adanya hal yang terancam dari Don Vito kepada Sonny, anaknya dengan raut tidak menyukai anaknya dalam hal keserakahan, dan tidak suka ketika diselak perkataanya. Juga diperlihatkan adanya larangan Don Vito untuk mengikuti ikut campur kepada Keluarga lain, dan sikap bahayanya ketika ia menjeleki Sonny dengan menggunakan kekasih gelapnya. Dalam konteks object terdapat suatu scene yang merasa kecewa terhadap Sonny, yang sudah merasakan keserakahan dalam kekusaan dan mendapatkan jaminan. Dalam menatap muka dengan raut muka galak kepada Sonny, Don Vito Corleone, penanda tersebut merupakan bersifat dari symbol .

Dalam interpretant penanda ini terdapat dalam kategori ciri maskulinitas yang sifatnya rhema dimana Don Vito Corleone mengenakan baju formal yaitu jas beserta kelengkapannya untuk menatap galak kepada Sonny. Dari penanda argument, jika ada seorang tidak menyukai jika perkataannya diselak, sehingga Dalam interpretant penanda ini terdapat dalam kategori ciri maskulinitas yang sifatnya rhema dimana Don Vito Corleone mengenakan baju formal yaitu jas beserta kelengkapannya untuk menatap galak kepada Sonny. Dari penanda argument, jika ada seorang tidak menyukai jika perkataannya diselak, sehingga

4.3.3 Analisis Data Scene 17 Film The Godfather

Gambar 4.7 Michael Corleone Sedang Merawat Don Corleone di Rumah Sakit Ketika Don Corleone Terluka, Pemukulan Michael Corleone oleh Captain McCluskey

Gambar 4.7 Menggambarkan scene 17 Film The Godfather Sumber: Dokumen Peneliti

Scene ini, dimana Michael sudah tiba ke rumah sakit, tempat Don Vito Corleone dirawat akibat kasus percobaan pembunuhan. Sesampai disana, Michael merasa jengkel dikarenakan tidak ada orang yang menjaga ayahnya. Ia bertanya kepada perawat rumah sakit, dan katanya bahwa anak buahnya diusir oleh polisi, dengan alasan untuk ketenangan rumah sakit. Merasa tidak suka dengan kelakuan polisi tersebut, ia telepon ke kakaknya, Sonny menjelaskan bahwa tidak ada orang yang menjaga Don Corleone, sesudah itu ia hendak membawa Ayahnya ke tempat lain, karena jika tidak dipindahkan, ia beramsumsi ayahnya akan dibunuh. Oleh

karena itu ia meminta perawat tersebut untuk membantu ia. Sesudah pindah ke tempat aman, ia melihat dengan waspada dan tatapan dingin. Lalu ia bertemu dengan Enzo si Tukang Roti, dan ia menyuruh keluar rumah sakit untuk menunggu ia. Sebelum meninggalkan rumah sakit, ia kembali ke ruang kosong tempat pindahan Don Corleone dirawat, ia melihat Ayahnya begitu saling mengasihi, Don Corleone pun tersenyum melihat anak kesayangan ia. Michael berjanji akan menjaga ayahnya dan membawa ke tempat aman agar Don Corleone tidak dibunuh. Sesudah itu ia keluar rumah sakit dan ia ditunggu oleh Enzo. Ia menyuruh Enzo, memasukan tangannya ke mantel yang dikenakan oleh Enzo sendiri dan Michael juga melakukan dengan sama. Michael melakukannya untuk beralasan kalau ia memiliki pistol. Dan beberapa saat kemudian, orang suruhan Sollozo ingin datang ke rumah sakit yang bertujuan untuk membunuh Don Corleone tidak jadi datang, karena Michael menjaga pintu rumah sakit bersama Ezio. Seketika itu muncul polisi yang dipimpin oleh seorang polisi korup bernama Captain McCluskey. Seketika juga, Michael langsung dibawa untuk hadapan dengan McCluskey, dan Michael mengatakan bahwa ia tahu McCluskey di suap oleh Sollozzo dengan begitu besar. Mendengar Michael mengatakan itu, McCluskey menyuruh anak buahnya menggenggam tangan Michael, awalnya detektif menyuruh agar tidak melakukan kekerasan terhadap Michael, dikarenakan Michael seorang pahlawan perang, namun tidak mendegarkannya. Michael langsung kena pukulan keras dari McCluskey sehingga ia menderita cukup parah dan menimbulkan patah rahang, serta giginya pada retak. Lalu Tom Hagen muncul, ia menceritakan bahwa ia adalah pengacara Keluarga Corleone, dan di scene tampak anak buah dari Keluarga Corleone langsung masuk ke rumah sakit untuk menjaga Don Corleone. McCluskey yang tidak suka, langsung meninggalkan lokasi tersebut dengan marah – marah. Meskipun audio tidak muncul, Peneliti bisa melihat arah perkataan McCluskey ketika ia pergi, kemunngkinan McCluskey berkata, “Dasar anak jalang !!” jika diartikan ke bahasa Inggris, “Son a bitch !!”

Dibawah ini merupakan analisis berdasarkan trikotomi dari scene tersebut  Representamen mengacu kepada qualisign.

 Object hanya mengacu kepada symbol .  Interpretant mengacu dalam rhema.

Dalam representament terdapat kategori qualisign dan sinsign dengan mengetahui dari raut wajahnya Don Corleone tersenyum ketika melihat anak kesayangannya Michael, di tambah ketika Michael mengetahui McCluskey disuap

oleh Sollozzo, Michael hanya melihat dengan dingin. Dalam object terlihat dapat mengetahui adanya bekas pukulan yang begitu keras dan mendapatkan bekas pukulan tersebut.

Dalam interpretant terdapat dalam kategori ciri maskulinitas yang sifatnya rhema karena Don Vito Corleone merasa senang terhadap Michael, karena salah satu kategori maskulinitas ialah adanya sifat kebapakan. Michael mendapatkan pukulan keras dari McCluskey sehingga peneliti mengetahuinya ketika hasil pukulannya terlihat jelas di pipinya.

4.3.4 Analisis Data Scene 23 Film The Godfather

Gambar 4.8 Michael Corleone Dengan Raut Wajah Dingin Mendengarkan Sollozzo Berbicara, Michael Corleone Menembaki McCluskey di Kepalanya.

Gambar 4.8 Menggambarkan scene 23 Film The Godfather Sumber: Dokumen Peneliti

Dengan tatapan dingin, Michael kembali ketempat meja makan yang sudah ditunggukan oleh Sollozzo dan McCluskey. Dan dengan tatapan dingin Michael menghiraukan perkataan Sollozzo, ia sekarang berfokus untuk membunuh Sollozzo dan McCluskey dengan timing yang tepat. Terdengar suara kereta berhenti, Michael langsung berdiri dengan tatapan mata melotot, ia langsung menembakki Sollozzo dengan suasana dingin dan geram tepat di kepalanya hingga tewas, dan ia juga menembakki McCluskey ke arah lehernya sehingga McCluskey merasakan pendarahan yang cukup hebat, dan ia tidak puas begitu saja ia juga menembakki kepala McCluskey hingga tewas. Seseudah mengetahui bahwa mereka tewas, Michael membuang senjata dan meninggalkan

“Louis Restaurant”, seketika itu juga Michael tidak kembali lagi ke New York, dikarenakan ia mengasingkan diri ke Pulau Sisilia.

Dibawah ini merupakan analisis berdasarkan trikotomi dari scene tersebut  Representamen mengacu kepada qualisign dan sinsign,

 Object mengacu kepada indeks dan icon .  Interpretant mengacu dalam rhema.

Dari non verbal menjelaskan bahwa, Michael dengan wajah dingin mendengarkan perkataan Sollozzo dan merupakan kategori dari sinsign dan sedangkan dalam qualisign Michael menunjukan akan bahwa Michael hanya mendengarkan dengan istilah masuk kanan keluar kiri. Dalam konteks indeks , senjata api yang digunakan Michael mengeluarkan asap dari pistol tersebut, dan mengenai kepala Sollozzo sehingga mengeluarkan darah dari dahinya. Dalam icon , Michael menembakinya dengan suasana dingin, sehingga dapat dilihat jika Michael berambisius untuk membunuh mereka. Penanda ini terdapat dalam kategori ciri maskulinitas yang sifatnya rhema dimana Michael Corleone mengenakan baju formal yaitu jas dan ia mendengarkan Sollozzo berbicara dengan menatapnya dingin, hal tersebut dilihat dengan cara penglihatannya yang begitu tajam dan tanpa eksperesi ketika ia menembakan ke hadapan mereka.

4.3.5 Analisis Data Scene 29 Film The Godfather

Gambar 4.9 Sonny Corleone Kesal Kepada Adik Iparnya, Carlo. Di sebabkan Carlo Sudah Melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga oleh Connie Corleone.

Gambar 4.9 Menggambarkan scene 29 Film The Godfather Sumber: Dokumen Peneliti

Scene selanjutnya merupakan ketika Sonny yang naik darah langsung menemukan Carlo adik iparnya dan melemparkan sebuah batangan kayu ke arah Carlo. Carlo pun berlari menghindari Sonny, dan Sonny pun mengejar dia hingga

adanya pemukulan terhadap Carlo dari Sonny, Sonny yang begitu kesal terhadap Carlo langsung menghantam dengan pukulan sehingga membuat Carlo tidak adanya pemukulan terhadap Carlo dari Sonny, Sonny yang begitu kesal terhadap Carlo langsung menghantam dengan pukulan sehingga membuat Carlo tidak

Dibawah ini merupakan analisis berdasarkan trikotomi dari scene tersebut  Representamen mengacu kepada qualisign,

 O bject mengacu kepada indeks.  I nterpretant mengacu dalam rhema .

Hal ini dikarenakan object yang diperlihatkan adanya kesakitan dalam pemukulan Carlo dari Sonny dan dari segi qualisign adanya hal yang terancam dari Sonny ke Carlo untuk memukuli adik iparnya sendiri. Hal ini dikarenakan dalam film tersebut jika ada suatu scene yang unsur kekerasan dari maskulinitas yaitu pemukulan serta adanya kata – kata yang sifatnya mengancam untuk membunuh. ( indeks ). Penanda ini terdapat dalam kategori ciri maskulinitas yang

sifatnya rhema dimana Sonny yang begitu kesal dan naik darah terhadap Carlo tidak memberi ampun kepada adik iparnya sendiri Dari verbal diketahui bahwa Sonny sudah mengancam dengan kata – kata, “Kalau kau ganggu adikku lagi, aku bunuh ka u.”

4.3.6 Analisis Data Scene 32 Film The Godfather

Gambar 4.10 Carlo Melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga oleh Istrinya,

Connie Corleone.

Gambar 4.10 Menggambarkan scene 32 Film The Godfather Sumber: Dokumen Peneliti

Scene selanjutnya berada di tempat kediaman Connie, sewaktu ketika ada telepon berdering dan Connie mengangkatnya, ketika Connie mendengar bahwa itu merupakan kekasih gelapnya Carlo yaitu seorang perempuan sundal. Ia menyuruh makan bersama Connie, namun menolaknya dengan alasan tidak lapar. Sebelumnya Carlo menyuruh Connie menyiapkan makanan, Connie yang merasa dipermainkan langsung membuang makanan yang sudah ingin disiapkan, dan Carlo memanaskan dengan kata – kata provokasi, seluruh ruangan menjadi berantakan, dan Carlo menyuruh Connie untuk membersihkannya, namun Connie menolaknya, dan Carlo melepas ikat pinggangnya untuk mencambuk Connie. Dan seketika itu juga Carlo langsung mencambuk Connie berkali – kali. Pada saat itu Connie sedang mengandung anaknya. Dari verbal peneliti mendengar kata,

“Sialan”, mengejek dengan provokasi seperti, “Kau Kurus, anak manja, bersihkan itu !” dengan mengeluarkan ikat pinggang

Dibawah ini merupakan analisis berdasarkan trikotomi dari scene tersebut  Repesentamen mengacu kepada qualisign sinsign dan legisign,

 Object mengacu kepada indeks dan symbol .  Interpretant mengacu dalam rhema dan argument .

Dalam representament kategori qualisign, Carlo yang begitu kajam mengatakan kata – kata kasar kepada Connie, dan membuat Connie tersinggung bahkan sedih, lalu dari segi sinsign terdapat ketika Connie menyuruh Carlo dengan baik – baik, namun Carlo menolaknya dengan kata – kata yang keras kepada Connie. Dari segi legisign , seorang suami tidak boleh melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, sebaiknya suami harus menjadi imam yang kuat, tetapi dari segi maskulinitas, kebanyakan pria itu dapat melakukan kekerasan. Lalu dalam lingkup object dalam kategori indeks , akibat dari telepon misterius tersebut mengakibatkan Carlo menjadi kasar kembali, oleh karena itulah Carlo melakukan kekerasan terhadap Connie. Dari segi symbol , Connie yang marah kepada Carlo membuang peralatan pecah belah, sehingga terdengar seperti ada kaca yang pecah, bahkan tempat minum pun pecah ke lantai.

Penanda ini terdapat dalam kategori ciri maskulinitas yang sifatnya rhema dimana Carlo yang naik darah, langsung memarahkan kepada Connie dengan ringan tangan dan menggunakan kata – kata yang menyuruh membereskannya, namun Connie menolaknya, membuat Carlo lepas kendali dan mempecuti Connie dengan ikat pinggangnya. Dalam argument rumah merupakan tempat tinggal yang aman, berubah menjadi tempat kekerasan yang merupakan ciri dari maskulinitas.

4.3.7 Analisis Data Scene 33 Film The Godfather

Gambar 4.11 Sonny Corleone Sedang Naik Darah.

Gambar 4.11 Menggambarkan scene 33 Film The Godfather Sumber: Dokumen Peneliti

Scene selanjutnya, ketika Mama Corleone menerima telepon dari Connie, tetapi ia tidak bisa mendengar perkataanya. Lalu Mama Corleone menyuruh

Sonny untuk menjelaskan perkataan Connie. Sonny berpesan agar tunggu di sana (kediaman Connie). Dengan nada kesal, Sonny langsung menuju ke tempat tersebut. Tom Hagen sempat menolaknya, namun Sonny yang mempunyai sifat darah tinggian, menghiraukan Tom Hagen. Ia pergi menggunakan mobil dan Tom Hagen menyuruh anak buah Keluarga Corleone untuk mengejar Sonny. Sonny melewati jalan tol, sewaktu ketika membayar tol, ia dengan kesal mengklakson mobil didepannya karena sudah membuat berbahaya ia. Sewaktu kembaliannya tiba, tiba – tiba petugas tol menjatuhkan uang kembaliannya dan seketika itu juga pintu di tol tertutup rapat. Dan dari samping sisi tol ia melihat sebuah gerombolan Mafia dari Keluarga lain menodongkan Tommy gun dan menembaki tubuh Sonny Sonny untuk menjelaskan perkataan Connie. Sonny berpesan agar tunggu di sana (kediaman Connie). Dengan nada kesal, Sonny langsung menuju ke tempat tersebut. Tom Hagen sempat menolaknya, namun Sonny yang mempunyai sifat darah tinggian, menghiraukan Tom Hagen. Ia pergi menggunakan mobil dan Tom Hagen menyuruh anak buah Keluarga Corleone untuk mengejar Sonny. Sonny melewati jalan tol, sewaktu ketika membayar tol, ia dengan kesal mengklakson mobil didepannya karena sudah membuat berbahaya ia. Sewaktu kembaliannya tiba, tiba – tiba petugas tol menjatuhkan uang kembaliannya dan seketika itu juga pintu di tol tertutup rapat. Dan dari samping sisi tol ia melihat sebuah gerombolan Mafia dari Keluarga lain menodongkan Tommy gun dan menembaki tubuh Sonny

Dibawah ini merupakan analisis berdasarkan trikotomi dari scene tersebut  Representamen mengacu kepada qualisign dan sinsign,

 Object mengacu kepada indeks dan symbol .  Interpretant mengacu dalam rhema dan dicsign .

Hal ini dikarenakan dalam representamen mengacu qualisign , Sonny yang geram ketika mendengarkan perkataan Connie yang sudah dipukul oleh Carlo menjadi panas. Namun jika sinsign terdapat di jalan tol yang berisik an “Pay Here”. Dalam indeks tanda yang tampak ialah senjata api dari rival Keluarga Corleone, yang berisikan dengan peluru tajam dan mengeluarkan asap ketika peluru tersebut sudah dimuntahkan dari senapan tersebut. Dari symbol terdapat palang yang memberitahu kalau scene tersebut berada di jalan Tol Penanda ini terdapat dalam kategori ciri maskulinitas yang sifatnya rhema dimana Sonny ketika sesudah menutup telepon, merasakan matanya melotot sikap kekesalan terhadap Carlo adik iparnya, dari segi dicisign ada rambu lalu lintas yang

betuliskan “STOP PAY HERE”. Dalam scene pula terdapat perkataan Lalu dalam perkataan selanjutnya

sesudah menutup telepon, ia langsung naik darah dan berkata, “Dasar anak jadah (sundal).” Bahkan bukan di rumah saja Sonny marah – marah. Sonny juga marah

di jalan tol ketika mobil yang dikendarainya ditutup oleh musuh Keluarga Corleone, dan tetap mengatakan, “Dasar anak jadah.” Hal ini berarti bahwa maskulintas, bukan memamerkan otot saja, maskulinitas bisa mengatakan kata – kata kasar.

4.3.8 Analisis Data Scene 46 Film The Godfather

Gambar 4.12 Michael Corleone Sedang Mendengarkan Pastor Ketika Sedang Membaptis Anaknya Connie Corleone, Willie Cicci Menembaki Don Cuneo.

Gambar 4.12 Menggambarkan scene 46 Film The Godfather Sumber: Dokumen Peneliti

Scene selanjutnya ialah dalam acara pembaptisan anaknya Connie. Acara pembaptisan dengan menggunakan adat Katolik. Michael yang bertatapan dengan dingin mendengarkan pembicaraan pastor. Di lain tempat, para anak buah Keluarg Corleone bersiap – siap untuk melakukan pembantaian semua rival Keluarga Corleone bahkan Moe Greene. Di scene semua rival Keluarga Corloene dibunuh denga brutal, Don Barzini dibunuh oleh Al Neri, Don Cuneo dibunuh oleh Willie Cicci, Don Tattaglia dibunuh oleh Rocco Lampone beserta hitman , Don Straci dibunuh oleh Peter Clemenza, dan terakhir Moe Greene dibunuh oleh hitman suruhan Michael Corleone. Ending scene tersebut berfokus kepada raut wajah Michael Corleone yang dingin. Peneliti hanya menjelaskan kepada Michael Corleone dan Willie Cicci yang membunuh Don Cuneo yang begitu sadis dan bertatapan dengan dingin.

Dibawah ini merupakan analisis berdasarkan trikotomi dari scene tersebut  Representamen mengacu kepada qualisign .

 Object mengacu kepada indeks dan icon .

 Interpretant mengacu dalam rhema. Pada scene ini representamen mengacu sebagai qualisign . Scene dimana

ketika Michael yang menjadi godftaher anaknya dari Connie dan Carlo berkata halus dalam pengucapan janji baptis tersebut dengan tenang, dan jika melihat Willie Cicci membunuh Don Cuneo dengan dingin. Dalam object peneliti mengacu dakan kategori icon , hal ini peneliti mengetahui tempat perbaptisan anaknya Connie yaitu di dalam gereja, namun ketika Willie Cicci membunuh Don Cuneo berada di hotel tepatnya bernama Regis Hotel selama empat kali tembakan. Dan kategori indeks , kelihatan jelas kaca – kaca bekas tembakan dari Willie Cicci yang berasal dari pistol ia. Dan ia menatapnya dengan raut muka yang sangat dingin.

Lalu dalam segi interpretant terdapat dalam kategori ciri maskulinitas yang sifatnya rhema dimana Michael dan Willie Cicci saling memiliki raut wajah yang begitu dingin. Michael yang sedang menjadi godfather anaknya Connie mendengarkan perkataan pastor dengan dingin, namun Willie Cicci menggunakan raut wajah dingin ketika ia membunuh Don Cuneo.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan Peneliti, maka Peneliti memberikan kesimpulan yakni tentang bagaimana maskulinitas yang terjadi dalam film The Godfather, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Film The Godfather secara keseluruhan atau secara dominan kerap memperhatikan banyaknya adegan – adegan yang mengandung maskulinitas didalamnya. Hampir dari setiap scene The Godfather di isi dengan adegan – adegan konsep maskulinitas seperti, menggunakan pakaian lengkap untuk memperhatikan identitas laki – laki tersebut.

2. Konsep maskulinitas yang ada didalam The Godfather juga digambarkan melalui badan macho , kebapakan, suka berkelahi dengan tangan kosong, melakukan kekerasan terhadap kaun yang lemah

(seperti perempuan), berwajah dingin, “tuli” (tidak mendengar perkataan orang), menembak dengan raut wajah dingin, berkata kasar, sayang kepada keluarganya jika ada salah satu keluarganya sedang menghadapi kesusahan, bersikap garang atau galak, tidak menyukai orang jika orang tersebut serakah laki – laki cenderung mengahabisi dengan mata melotot melihat target tersebut.. Selain itu dari segi teknik kamera atau pengambilan gambar memfokuskan kepada laki – laki.

3. Pemilihan pemain seperti Marlon Brando, James Cann, Al Pacino, Robert Duvall yang memilki sikap gentleman, menambah kesan bahwa film tersebut merupakan film dengan genre drama khususnya gangster karena banyak mengadung maskulinitas yang telah menjelaskannya dalam kehidupan keluarga Mafia.

4. Dari sisi kebudayaan film The Godfather ini menjelaskan tentang kehidupan Mafia di New York, era tahun 1940an hingga tahun 1950an. Seperti dalam kehidupan Mafia era tersebut, dimana Mafia mempunyai peran penting dalam kekuasaan, namun jika ingin mempertahankan kekuasaan, banyak cara Mafia untuk melakukan kekerasan, bahkan berunjung dalam kematian dimana – mana, seperti pembunuhan, perampokan, bisnis ilegal seperti perjudian, prostitusi ilegal, bahkan di film The Godfather sendiri terdapat penawaran bisnis narkotika. Namun jika salah satu bisnis ditolak, maka akibatnya adanya terdapat saingan di keluarga Mafia tersebut.

5. Film The Godfather dibuat adanya unsur maskulinitas didalamnya dikarenakan dalam film The Godfather ini behasil menembus kritikan positif oleh para kritikus film, bahkan film tersebut menjadi film dengan genre gangster terbaik sepanjang dunia perfilman.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian mengenai maskulinitas dalam film The Godfather ini, maka peneliti ingin memberikan saran sebagai berikut:

1 Akademis Untuk saran akademis terdapat menjelaskan bahwa film yang terkait dengan maskulinitas dalam menggunakan analisis semiotika harus diperbanyak lagi. Tentunya dengan analisis semiotika menurut beberapa ahli dan tentunya nanti akan dapat mengungkap bahwa maskulinitas tidak hanya dari perfilman saja, melainkan dapat berupa dari periklanan, maupun di program – program lainnya.

2 Praktisi  Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan maupun refrensi

bagaimana seharusnya film sebagai media massa dapat memberikan pesan mengenai suatu fenomena sosial.

 Untuk saran kepada praktisi menjelaskan kepada khususnya para pelaku industri perfilman, film ini dapat menjadi inspirasi para

sineas film lainnya untuk lebih memperhatikan konsep, merancang dan mengonstruksi sebuah film dan harus mengetahui maskulinitas tersebut dalam konteks Amerika Serikat pada tahun 1940an hingga 1950an.