AKTUALISASI PRINSIP HUKUM PELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP DALAM KEBIJAKAN PERUBAHAN PERUNTUKAN, FUNGSI, DAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN

Prinsip Perusak Hut an Membayar ( T he Des- t royer Forest Pays Principles)

Prinsip ini mengandung makna bahwa da- lam hal kebij akan perubahan perunt ukan, f ung- si dan penggunaan kawasan hut an menimbulkan dampak negat if yang membahayakan dan at au menimbulkan kerugian bagi kehidupan mahluk hidup dan lingkungan hidup, maka kepada para pelaku dalam pengelolaan dan pengusahaan kawasan hut an, dapat dikenakan kewaj iban un- t uk membayar at as set iap kerugian dan keru- sakan yang dit imbulkan. Kewaj iban membayar kerugian akibat kerusakan hut an, baik sebagai akibat dari suat u kebij akan pengelolaan kawa- san hut an t ermasuk kebij akan perubahan kawa- san hut an, maupun sebagai akibat dari pengu- sahaan hut an yang t idak mempert imbangkan nilai et ika, moral dan norma at au kaidah hukum yang berlaku di bidang pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Selain it u, t he dest r oyer pays pr i nci pl es ini, menurut penulis j uga dapat dit erapkan pada set iap hasil produk yang menggunakan bahan baku dari hasil hut an alam t erut ama ka- yu. Paling t idak ada dua sasaran yang dit uj u, yait u: pert ama, bagi pengusaha at au produsen yang memperoleh izin pemanf aat an hasil hut an alam kayu, akan ekst ra hat i-hat i dan t idak ber- sif at eksploit at if dalam pemanf aat an hasil hut an alam kayu. Semakin besar j umlah hasil kayu yang dimanf aat kan/ dipanen, maka akan semakin besar pula kemungkinan dampak keru- sakan yang akan t erj adi, dan oleh karenanya dapat dikenakan kewaj iban membayar yang lebih besar, begit u pula sebaliknya. Kedua, ba-

gi konsumen, t erut ama yang memperoleh man-

f aat secara langsung dari hasil kayu hut an alam dan at au hasil produksi dari kayu yang berasal dari hut an alam, dapat j uga dikenakan kewa- j iban membayar, karena sudah ikut andil di da- lam f akt or penyebab kerusakan hut an dan at au kawasan hut an yait u t ingginya permint aan t er- hadap produksi hasil hut an akan mendorong produsen unt uk memperbesar kapasit as produk- sinya.

Penerapan prinsip t he dest r oyer pays pr i nci pl es ini, dapat dipast ikan akan dit ent ang baik oleh pengusaha/ produsen maupun konsu- men. Tet api apabila baik pengusaha/ produsen maupun konsumen mau menyadari, bahwa sebenarnya prinsip ini sebagai sebuah konsep mengaj ak kepada upaya pengelolaan dan pe- manf aat an hut an maupun kawasan hut an seca- ra berkelanj ut an. Dengan harapan agar hut an dan kawasan hut an dengan segala f ungsinya t idak hanya dapat dinikmat i manf aat nya oleh generasi saat ini t api j uga bagi generasi yang akan dat ang, t ermasuk kemungkinan musibah dan bencana yang akan t imbul dari kerusakan yang t erj adi. Masyarakat pengusaha dan masya- rakat pengguna haruslah memiliki kearif an (wisdom) dan rasa prihat in at as kerusakan hu- t an dan kawasan hut an, sert a rasa malu unt uk berprilaku merusak. Sif at arif dibut uhkan unt uk memunculkan penaat an t erhadap et ika, moral, dan norma hukum. Sif at prihat in akan menum- buhkan pengendalian diri, sehingga t idak ber- t indak mengikut i keinginan dan naf su semat a. Sif at malu akan menumbuhkan t anggungj awab at as set iap perbuat an pelanggaran dan penyim- pangan yang dilakukan.

Memang t idak mudah di dalam meng- hit ung t ingkat kerugian yang dit imbulkan akibat dari suat u kerusakan kawasan hut an yang harus dibayar oleh pelaku perusakan, karena akan sangat t ergant ung berapa luasan kawasan hut an yang rusak, seberapa besar dampak negat if yang dit imbulkan baik secara mat eril maupun imat eril ( soci al and cul t ur e cost ), kemudian menet apkan biaya penanggulangan dan reha- bilit asi kawasan hut an dan lingkungan hidup yang rusak. Namun demikian, meski t idak mu- dah dalam penghit ungannya, bukan berart i t i-

Akt ual isasi Pr insi p Hukum Pel est ar ian Fungsi Lingkungan Hidup… 543

dak dapat dihit ung nilai kerugian t ersebut , sumber perdanaan bagi pembangunan. Kondisi hanya saj a dalam menghit ung t ingkat kerugian

dunia usaha yang ada selama ini lebih berorien- t idak boleh spekulat if dan perkiraan at au es-

t asi pada keunt ungan yang sebesar-besarnya t imasi yang t erlalu j auh. Apabila diruj uk Pro-

bagi kepent ingan pemilik perusahaan dan ke- t ocol Kyot o, penghit ungan t ingkat kerugian

lompoknya. Masyarakat dan individu j uga se- dapat diekuivalenkan dengan seberapa banyak

akan t idak mau ket inggalan unt uk ikut sert a suat u luasan kawasan hut an dapat menyerap

mengambil bagiannya, yait u dengan ikut mem- gas karbon, dan hal ini dapat dinilai secara

buka dan merambah kawasan hut an, baik de- nominal, sehingga dapat dikompensasikan at as

ngan izin at aupun t anpa izin. kerusakan hut an dan at au kawasan hut an yang

Unt uk it u, menurut penulis sangat perlu t erj adi, dan hal ini menj adi kewaj iban yang

dikembangkan prinsip t anggung j awab ini, agar harus dibayar oleh perusak hut an at au kawasan

dapat dilakukan reorient asi kembali t erhadap hut an.

sikap t anggung j awab para pengambil keput us- Menurut penulis penerapan prinsip peru-

an selama ini. Prinsip ini mengandung makna sak hut an membayar ( t he dest r oyer f or est pays

bahwa semua pihak yait u negara, pemerint ah, pr i nci pl es) dan krit eria sebagai indikat or pene-

dunia usaha, masyarakat , dan individu, harus rapannya cukup mendesak unt uk diimplemen-

memiliki rasa t anggung j awab dalam melindu- t asikan, mengingat kerusakan hut an dan at au

ngi dan mengelola kawasan hut an. Terlebih lagi kawasan hut an di Indonesia saat ini sudah sam-

dalam kebij akan perubahan kawasan hut an, pai pada sit uasi yang mengkhawat irkan kesela-

meskipun negara dan pemerint ah memiliki ke- mat an manusia Indonesia khususnya dan masya-

wenangan unt uk mengubah perunt ukan, f ungsi, rakat dunia pada umumnya. Unt uk it u diharap-

dan penggunaan kawasan hut an, t idak berart i kan prinsip ini dapat diakt ualisasikan dalam

dalam pelaksanaan kewenangan t ersebut dapat regulasi baik di t ingkat pusat maupun daerah,

dilakukan semena-mena, t anpa mengindahkan sehingga dapat menj adi norma hukum posit ip

prinsip hukum pelest arian f ungsi lingkungan hi- yang memiliki kekuat an berlaku dan memaksa

dup. Demikian pula dunia usaha, masyarakat bagi pihak yang dit uj u oleh ket ent uan ini.

dan individu, yang diberi hak unt uk mendapat - kan manf aat dari suat u kawasan hut an, harus

Prinsip Tanggungj awab Negara, Pemerint ah,

bert anggungj awab unt uk melindungi dan me-

Dunia Usaha, Masyarakat , dan Individu ( T he

ngelolanya dengan baik, yait u dengan memper-

Principles of St at e Responsibilit y, Govern-

hat ikan nilai et ika, moral, norma at au kaidah

ment s, Businesses, Communit ies and Indivi-

hukum yang berlaku. Tanggung j awab yang di-

duals)

maksudkan dalam prinsip ini, t ermasuk upaya Prinsip ini pat ut unt uk dikembangkan

penanggulangan dan rehabilit asi yang harus di- mengingat dalam pengelolaan kawasan hut an

lakukan, manakala t erj adi dampak negat if saat ini, rasa t anggungj awab dari seluruh kom-

berupa kerusakan kawasan hut an dan bencana ponen bangsa (negara, pemerint ah, dunia usa-

lingkungan yang t erj adi sebagai akibat dari

ha, masyarakat , dan individu), nampak mulai kebij akan dan at au pemanf aat annya. lunt ur dan t erdegradasi oleh berbagai kepent i- ngan yang bersif at pragmat is, kepent ingan

Prinsip Wawasan Kebangsaan dan Ket ahanan

ekonomi sesaat , kepent ingan kelompok dan

Nasional ( The Principles of Nat ionality and

individu. Tanggung j awab unt uk menj aga ke-

Nat ional Defense Insight s)

berlanj ut an dari kawasan hut an sangat rendah. Konsep wawasan kebangsaan (nusant a- Negara t elah menyerahkan pengelolaan sumber

ra) dan ket ahanan nasional ini, kiranya relevan daya alam t ermasuk hut an kepada pemerint ah.

apabila diakt ualisasikan di dalam pengambilan Kebij akan Pemerint ah dalam pengelolaan po-

kebij akan dan at au keput usan apakah suat u t ensi sumber daya alam t ermasuk hut an dilaku-

kawasan hut an dapat dilakukan perubahan per- kan secara opt imal agar dapat menghasilkan

unt ukan, perubahan f ungsi, dan at au penggu-

544 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 11 No. 3 Sept ember 2011

naannya (pinj am pakai) at au t idak. Art inya pa- dan mengint erpret asi lingkungannya. Jelaslah, ra pengambil keput usan harus memiliki wawas-

bahwa wawasan kebangsaan t umbuh sesuai pe- an kebangsaan dan ket ahanan nasional, sehing-

ngalaman yang dialami oleh seseorang, dan

ga dalam pengambilan suat u keput usan dan pengalaman merupakan akumulasi dari proses at au t idak mengambil suat u keput usan didasar-

t at aran sist em lainnya, yakni sub-sist em sosial, kan at as at au mempert imbangkan kepent ingan

sub-sist em ekonomi, dan sub-sist em polit ik. bangsa, bukan at as kepent ingan pribadi at au

Pada t at aran sub-sist em sosial berlangsung sua- pun kelompok, apalagi at as kepent ingan pribadi

t u proses int eraksi sosial yang menghasilkan ko- dari pej abat pengambil keput usan. Oleh karena

hesi sosial yang kuat , hubungan ant ar individu, it u menurut penulis, prinsip ini sangat pent ing

ant ar kelompok dalam masyarakat yang harmo- dan harus menj adi landasan dalam set iap pe-

nis. Int egrasi dalam sist em sosial yang t erj adi ngambilan keput usan oleh set iap pemimpin di

sangat mewarnai dan mempengaruhi bagaimana Republik ini.

sist em budaya (ideologi/ f alsaf ah/ pandanngan Prinsip ini mengandung makna bahwa da-

hidup) dapat bekerj a dengan semest inya. sar pemikiran wawasan kebangsaan dapat dit in-

Sub-sist em ekonomi dan sub-sist em poli- j au berdasarkan f alsaf ah Pancasila, aspek kewi-

t ik mempunyai kait an yang sangat erat . Ada layahan nusant ara, aspek sosial budaya bangsa

yang mengat akan bahwa paham kebangsaan Indonesia, dan aspek kesej arahan, sehingga

Indonesia t idak menempat kan bangsa Indonesia wawasan kebangsaan menj adi landasan visional

di at as bangsa lain, t et api menghargai harkat bangsa Indonesia, dalam rangka mewuj udkan

dan mart abat kemanusiaan sert a hak dan ke- masyarakat Indonesia yang adil dan makmur

waj iban manusia. Paham kebangsaan berakar

pada asas kedaulat an yang berada di t angan muran t ersebut diupayakan perwuj udannya

berdasarkan Pancasila. 21 Keadilan dan kemak-

rakyat . Oleh karena it u, paham kebangsaan se- melalui pembangunan di berbagai bidang, yait u

sungguhnya merupakan paham demokrasi yang dengan mengelola pot ensi sumber daya alam

memiliki cit a-cit a keadilan sosial, bersumber yang dimiliki secara arif dan bij ak, t ermasuk

pada rasa keadilan dan menghendaki kesej ah- kebij akan dalam mengelola kawasan hut an.

t eraan bagi seluruh rakyat . Oleh karena wawasan kebangsaan merupakan

Konsepsi ket ahanan nasional Indonesia wawasan nasional, maka set iap kebij akan da-

merupakan konsepsi pengembangan kekuat an lam pengelolaan kawasan hut an harus dilandasi

nasional melalui pengat uran dan penyelengga- oleh f aham wawasan kebangsaan.

raan kesej aht eraan dan keamanan yang seim- Mengadopsi pemikiran Talcot t Parsons 22 bang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek

mengenai t eori sist em, wawasan kebangsaan kehidupan secara ut uh dan menyeluruh dan t er- dapat dipandang sebagai suat u f alsaf ah hidup

padu berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan Wa- yang berada pada t at aran sub-sist em budaya.

wasan Kebangsaan. Dengan kat a lain, konsepsi Dalam t at aran ini wawasan kebangsaan dipan-

ket ahanan nasional merupakan pedoman (sara- dang sebagai ‘ way of l i f e’ at au merupakan

na) unt uk meningkat kan (met ode) keulet an dan kerangka/ pet a penget ahuan yang mendorong

ket angguhan bangsa yang mengandung kemam- t erwuj udnya t ingkah laku dan digunakan seba-

puan mengembangkan kekuat an nasional de- gai acuan bagi seseorang unt uk menghadapi

ngan pendekat an kesej aht eraan dan keamanan. Kesej aht eraan digambarkan sebagai kemampu-

an bangsa dalam menumbuhkan dan mengem- 21 Wawasan kebangsaan mer upakan j iwa, cit a-cit a, at au

f al saf ah hidup yang t i dak l ahir dengan sendir inya, yang

bangkan nilai nasionalnya demi kemakmuran

merupakan hasil konst r uksi dar i real i t as sosial dan pol it ik ( soci al l y and pol i t i cal l y const r uct ed), Bennedict Ander-

yang adil dan merat a, rohaniah dan j asmaniah.

son, Imagi ned Communi t y: r ef l ect i ons on t he Or i gi n and

Keamanan digambarkan sebagai kemampuan

Spr ead of Nat i onal i sm, dal am Ot ho H. Hadi, Nat i on and Char act er Bui l di ng Mel al ui Pemahaman Wawasan Ke-

bangsa dalam melindungi nilai nasionalnya t er-

22 bangsaan, Bappenas, t t . , hl m. 2.

hadap ancaman baik dari dalam maupun dari

Parsons, Tal cot t . Towar d a Gener al Theor y of Act i on, dal am Ot ho H. Hadi ,

luar negeri. Dalam kont eks pengelolaan kawas-

i bi d. , hl m. 5.

Akt ual isasi Pr insi p Hukum Pel est ar ian Fungsi Lingkungan Hidup… 545

an hut an, pendekat an kesej aht eraan dan ke- sepsi dan pengelolaan kehut anan yang t idak amanan sangat lah relevan unt uk dit erapkan.

baik. Art inya, dalam pengelolaan hut an ada Art inya kebij akan perubahan kawasan hut an,

ket idakseimbangan keunt ungan at au manf aat harus mengant arkan rakyat Indonesia kepada

dari set iap pihak yang t erlibat dan t erkait . Da- kesej aht eraan dan t erhindar dari berbagai an-

lam t at aran prakt is di lapangan, dapat dilihat caman dan hambat an dari pihak yang hanya

dari konsepsi dan prakt ik pengelolaan yang akan mengambil manf aat dari pot ensi kekayaan

didasarkan kepent ingan “ ekonomi-polit ik” yang sumber daya hut an Indonesia. 23 dominan. Siapa yang kuat “ modal dan kuasa” maka akan dapat mendominasi dan menang.

Prinsip Kedamaian dalam Kehidupan Ber-

Salah sat u penyebab konf lik di bidang ke-

masyarakat , Berbangsa, dan Bernegara ( T he

hut anan, yang mendapat perhat ian sangat mi-

Principles of Peace in t he Life of Societ y,

nim yait u masalah t at a bat as ant ara kawasan

Nat ion, and St at e)

hut an dan non kawasan hut an. Persoalannya Prinsip ini t erkandung makna bahwa da-

t idak hanya selesai pada t unt asnya pemet aan lam kebij akan perubahan perunt ukan, f ungsi

t at a bat as hut an, t api pada penent uan t at a dan penggunaan kawasan hut an harus dihindari

bat as yang baik sebagaimana dalam perat uran kemungkinan t imbulnya konf lik, baik konf lik

dengan melibat kan berbagai pihak (bukan secara vert ikal maupun konf lik horizont al. Oleh

sepihak). Hal ini guna menghindari t erj adinya karena it u, sebelum dit et apkannya keput usan

t umpang t indih klaim dari berbagai pihak. t ent ang perubahan at as suat u kawasan hut an,

Unt uk it u perlu dilakukan kaj ian yang cukup harus melibat kan pihak berkepent ingan yang

mendalam mengenai t at a bat as kawasan hut an t erkait . Suat u keput usan yang baik dan sah

dan non kawasan hut an ini. Hasil penat aan ba- yait u suat u keput usan yang memenuhi syarat

t as dipublikasikan dengan baik, sehingga me-

f ormal dan syarat mat erial. Indikat ornya yait u ngenai t at a bat as menj adi penget ahuan publik keput usan t ersebut memiliki bent uk hukum

luas, t idak hanya penget ahuan para pemegang yang j elas dan dikeluarkan sesuai dengan kewe-

kekuasaan, karena hal ini kecenderungannya nangan, prosedur dan subst ansi dari keput usan

akan t erj adi penyalah-gunaan wewenang. t ersebut . Apabila syarat f ormal dan mat erial

Urgensi dari prinsip kedamaian ini menu- t elah t erpenuhi berart i sesuai dengan asas

rut penulis sangat relevan dengan t uj uan dari keabsahan ( r echmat ighei d), maka dapat dihin-

kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia, dari t erj adinya konf lik dalam kebij akan peruba-

yait u unt uk mencapai masyarakat yang adil dan han kawasan hut an. Dengan demikian kedamai-

makmur bagi seluruh rakyat Indonesia. Suat u an dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa

masyarakat yang adil dan makmur t idak akan dan bernegara akan dapat t erwuj ud.

pernah t erwuj ud, t anpa adanya kedamaian da- Saat ini konf lik di sekt or kehut anan cukup

lam kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan kompleks, art inya banyak pihak yang t erlibat

bernegara. Oleh karena it u, apapun kebij akan dan t erkait . Konf lik dapat t erj adi ant ara pihak

yang dit et apkan oleh pemerint ah, hendaknya masyarakat dengan pihak pemerint ah (sebagai

prinsip kedamaian harus dij adikan pert imba- pengelola kawasan hut an dan hut an), ant ara

ngan, konf lik sekecil apapun yang mungkin t im- pihak masyarakat dengan pihak pengusaha, ser-

bul dari suat u kebij akan haruslah dihindari, ka- t a pihak pemerint ah dengan pihak pengusaha.

rena kebij akan yang dit et apkan t ersebut pada Secara umum, konf lik ini menggambarkan sem-

akhirnya j uga t idak akan dapat dilaksanakan rawut nya penat aan pemanf aat an kawasan hu-

dengan baik dan lancar.

t an. Secara khusus konf lik menggambarkan kon- Masing-masing dari keempat prinsip di at as, memiliki posisi saling ket ergant ungan dan

23 Lihat Iskandar, 2009,

saling memperkuat secara mendasar di ant ara

Pendi di kan

Pancasi l a

dan

Kewar ganegar aan, Modul , Pol t ekpos, Bandung, hl m. 28. ,

pert imbangan perlindungan daya dukung ling-

l ihat j uga Pengant ar Kew ar ganegar aan, ht t p: / / ocw. gunadar ma. ac. i d/ cour se.

kungan dengan kepent ingan pembangunan eko-

546 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 11 No. 3 Sept ember 2011

nomi dan sosial. Prinsip saling ket ergant ungan ment s, busi nesses, communi t i es and i ndivi du- ini yang harus diadopsi dan dit erj emahkan

al s); prinsip wawasan kebangsaan dan ket ahan- dalam t at aran prakt is dalam kebij akan peruba-

an nasional ( t he pr inci pl es of nat ional it y and han kawasan hut an, baik kebij akan t ukar-me-

nat ional def ense i nsi ght s); dan prinsip keda- nukar, pelepasan, perubahan f ungsi, maupun

maian dalam kehidupan bermasyarakat , ber- pinj am pakai kawasan hut an.

bangsa, dan bernegara ( t he pr i nci pl es of peace

i n t he l i f e of soci et y, nat ion, and st at e). Ke-

Penut up

empat prinsip hukum dimaksud sebagai asas

Simpulan

umum, diharapkan dapat mengubah mi ndset Terdapat t iga belas prinsip hukum peles-

para pengambil keput usan, kemudian menj adi t arian f ungsi lingkungan hidup dalam pengelo-

paradigma yang diikut i oleh para pemangku laan kawasan hut an berkelanj ut an ( Gener al

kepent ingan. Lebih j auh diharapkan prinsip di- Pr i nci pl es of t he For est Ar ea Sust ai nabl e Mana-

maksud dapat menj adi dokt rin at au salah sat u gement ), sebagai inst rumen pencegahan keru-

sumber hukum sebagai solusi unt uk mengat asi sakan kawasan hut an, yait u: prinsip keadilan,

permasalahan kerusakan kawasan hut an, baik prinsip akses pada inf ormasi, prinsip part isipasi

oleh pembent uk undang-undang, pemerint ah, publik, prinsip kehat i-hat ian, prinsip perlindu-

aparat penegak hukum, dan pelaku usaha, sert a ngan keanekaragaman hayat i, prinsip t indakan

masyarakat pada umumnya. pencegahan, prinsip int ernalisasi biaya lingku- ngan, prinsip daya dukung lingkungan, prinsip

Daft ar Pust aka

keut uhan, prinsip ket erpaduan, prinsip keseim- Angga, Dade. “ Kemit raan Pemerint ah, Masyara- bangan, prinsip j aminan kepast ian hukum at as

kat Dan Swast a Dalam Pembangunan: st at us kawasan hut an, prinsip penanggulangan

Suat u St udi Tent ang Kasus Kemit raan Sek- dan penegakan hukum, baik prevent if maupun

t or Kehut anan Di Kabupat en Pasuruan” . represif secara t egas dan konsist en. Hampir se-

Jur nal Apl i kasi Manaj emen, Vol. 4 (3), 2006. Jurusan Manaj emen Universit as

mua prinsip t idak dit erapkan at au t idak dij adi-

Brawij aya;

kan dasar pert imbangan, baik oleh Kement erian Ast irin, Okid Parama. “ Permasalahan Pengelo-

Kehut anan, kement erian sekt or t erkait , mau laan Keanekaragaman Hayat i Di Indone- pun pemerint ah daerah dalam kebij akan peru-

sia” . Bi odiver sit as: Jour nal of Bi ologi cal bahan perunt ukan, perubahan f ungsi, dan peng-

Di ver si t y, Vol. 1 (1), 2000. Jurusan Biolo- gunaan kawasan hut an selama ini. Tidak dit e-

gi Universit as Sebelas Maret ; rapkannya prinsip hukum sebagai asas umum

Fahmi, Sudi. “ Problemat ika Hukum dalam Bi- ( gener al pr i nci pl es) membukt ikan bahwa kebi-

dang Kehut anan” . Jur nal Respubl i ca, Vol.

6 (1), 2006. Fakult as Hukum Universit as j akan pengelolaan kawasan hut an belum di

Lancang Kuning Pekanbaru; arahkan bagi kesej aht eraan masyarakat dengan

Ferdi. “ Peranan Filsaf at Hukum Dalam Pene- sasaran pengelolaan dari aspek sosial budaya,

gakan Hukum Lingkungan Indonesia” ; ekonomi, dan pelest arian f ungsi lingkungan

Jur nal Il mu Penget ahuan dan Teknol ogi hidup dalam proporsi yang seimbang.

Vol. 6 (2), 2002. Jakart a: Universit as 17 Perlu dikembangkan ( per spekt i f i us cons-

Agust us 1945;

t i t uendum) prinsip hukum lingkungan sebagai Friedman, Lawrence W. 1984. Amer i can Law: asas umum ( gener al pr inci pl es), yang lebih me-

An Inval uabl e Gui de t o t he Many Faces of t he Law, and How i t Af f ect s Our Dai l y

miliki sif at memaksa dan mengarah pada pem- Li ves . New York: W. W. Nort on & Com-

bangunan karakt er kepemimpinan para peng-

pany;

ambil keput usan. Prinsip dimaksud yait u prinsip Hadi, Ot ho H. t t . Nat i on and Char act er Bui l di ng perusak hut an membayar ( t he dest r oyer f or est

Mel al ui Pemahaman Wawasan Kebangsa- pays pr i nci pl es); prinsip t anggungj awab negara,

an. Bappenas;

pemerint ah, dunia usaha, masyarakat , dan indi- vidu ( pr i nci pl es of st at e r esponsi bi l it y, gover n-

Akt ual isasi Pr insi p Hukum Pel est ar ian Fungsi Lingkungan Hidup… 547

Iskandar. 2009. Pendi di kan Pancasi l a dan Ke- Ridwan. “ Memunculkan Karakt er Hukum Pro- war ganegar aan. Modul. Bandung: Polt ek-

gresif dari Asas-Asas Umum Pemerint ahan pos;

Yang Baik Solusi Pencarian dan Penemuan -------. 2011. Per ubahan Per unt ukan, Fungsi ,

Keadilan Subst ant ive” . Jur nal Hukum Pr o dan Penggunaan Kawasan Hut an Dit i nj au

Just i t i a, Vol. 26 (2), 2008. Fakult as Dar i Pr i nsi p Hukum Pelest ar i an Fungsi

Hukum Universit as Kat holik Parahyangan; Li ngkungan Hi dup Dal am Pengelol aan

Silaen, August P. “ Pelest arian Fungsi Hut an dan Kawasan Hut an Ber kel anj ut an. Disert asi.

Lingkungan Hidup Dalam perspekt if Hu- Bandung: Unpad;

kum Lingkungan” . Maj al ah Il mi ah Vi si Kusumaat madj a, Mocht ar. 2002. Konsep-konsep

Vol. 16 (3), 2008. Universit as HKBP No- Hukum Dal am Pembangunan. Bandung:

menssen Medan ;

Alumni; Suminar, Jenny Rat na. “ Komunikasi dan Per- Lisdiyono, Edy. “ Penyimpangan Kebij akan Alih

luasan Part isipasi Publik dalam Pemba- Fungsi Lahan Dalam Pelest arian Lingku-

ngunan” . Gover nance: Si ner gi Masyar a- ngan Hidup” . Maj al ah Il mi ah Hukum dan

kat , Swast a dan Pemer i nt ah Yang Ber ke- Di nami ka

adi l an, Vol. 3 (9) t ahun 2007. Pusat Pene- 2004. FH Universit as Tuj uh Belas Agust us;

Masyar akat ,

Edisi

Okt ober

lit ian Kebij akan Publik Dan Pengem- bangan Wilayah Universit as Padj adj aran;

Masduki; “ Masyarakat Terbuka Dan Kebebasan Mengakses Inf ormasi, Agenda Pemberda-

Ts, Abdul Bari. “ Keanekaragaman Hayat i Dalam yaan Masyarakat Sipil Rezim SBY-Kalla” .

Pembangunan” . Dut a Ri mba: Maj al ah Bu- Maj al ah Il mi ah Uni si a, Vol. 28 (55), 2005.

l anan Per um Per hut ani Jakar t a, Vol/ 2 Yogyakart a: Universit as Islam Indonesia;

(197-198), 1996;

Parsa, Wayan. “ Beberapa Kendala dalam Pene- Yusuf , Yusdirman. “ Hukum Lingkungan Versus gakan Hukum Lingkungan” . Maj al ah Il mu

Pembangunan Nasional” . Jur nal Respu- Hukum Ker t ha Pat r i ka Vol. 21 (67), 1997.

bl i ca, Vol. 4 (1), 2004. Fakult as Hukum Fakult as Hukum Universit as Udayana;

Universit as Lancang Kuning Pekanbaru.