AKTUALISASI PRINSIP HUKUM PELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP DALAM KEBIJAKAN PERUBAHAN PERUNTUKAN, FUNGSI, DAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN

AKTUALISASI PRINSIP HUKUM PELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP DALAM KEBIJAKAN PERUBAHAN PERUNTUKAN, FUNGSI, DAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN

Iskandar

Fakult as Hukum Universit as Bengkulu E-mail: sut t aniskandar@yahoo. com

Abst ract

Thi s ar t i cl e ar e i nt ended t o descr i be t he t hi r t een pr i nci pl es of envi r onment conser vat ion l aw i n sust ai nabl e f or est management as an i nst r ument of pr event ion of f or est damage. In t he r eal i zat i on, al most al l of t he pr i nci pl es ar e not appl i ed or not be t he basi s of consi der at ion, ei t her by t he Mi ni st r y of For est r y, r el evant sect or mini st r ies, and l ocal gover nment s in est abl i shi ng t he concer vat ion pol i cies. Thi s makes t he i mpl ement at ion of pol i cies t o use, changes i n t he f unct ion, and use (per mission t o bor r ow t o use) t he f or est r esist of vi ol at ions and i r r egul ar it i es. Ther ef or e, it needs t o be devel oped (i us const it uendum per spect i ve) t he pr i nci pl e of envi r onment al l aw as a gener al pr i nci pl es, whi ch has t he nat ur e of f or ce and l ead t o t he devel opment of l eader shi p char act er of t he deci sion maker s.

Key wor ds: Act ual i zat i on, Pr i nci pl es of Law, Conser vat i on, Envi r onment Funct ions, For est .

Abst rak

Tulisan ini dimaksudkan unt uk menj elaskan t ent ang t iga belas prinsip hukum pelest arian f ungsi lingkungan hidup dalam pengelolaan kawasan hut an berkelanj ut an sebagai inst rumen pencegahan kerusakan kawasan hut an. Dalam realisasinya, hampir semua prinsip t idak dit erapkan at au t idak dij adikan dasar pert imbangan, baik oleh Kement erian Kehut anan, kement erian sekt or t erkait , maupun pemerint ah daerah dalam menet apkan kebij akan perubahan perunt ukan, perubahan f ungsi, dan penggunaan kawasan hut an. Hal ini menj adikan pelaksanaan kebij akan perubahan perunt ukan, perubahan f ungsi, dan penggunaan (izin pinj am pakai) kawasan hut an sarat dengan pelanggaran dan penyimpangan. Oleh karena it u, perlu dikembangkan ( per spekt i f i us const i t uendum) prinsip hukum lingkungan sebagai asas umum ( gener al pr i nci pl es), yang lebih memiliki sif at memaksa dan mengarah pada pembangunan karakt er kepemimpinan para pengambil keput usan.

Kat a kunci: Akt ualisasi, Prinsip Hukum, Pelest arian, Fungsi Lingkungan, Kawasan Hut an.

Pendahuluan

t an namun t idak mengurangi luas kawasan Pasal 19 Undang-undang Nomor 41 Tahun

hut an, misalnya unt uk t uj uan pembangunan ke- 1999 t ent ang Kehut anan menyebut kan bahwa

hut anan (konservasi kawasan hut an alam/ t a- ist ilah alih f ungsi adalah perubahan perunt ukan

naman, hut an pendidikan/ penelit ian). 1 dan f ungsi kawasan hut an; perubahan perun- t ukan kawasan hut an, t erj adi melalui proses

t ukar-menukar kawasan hut an dan pelepasan 1 Perubahan perunt ukan hut an l indung dan hut an

konservasi secar a il egal yang t el ah dij adikan areal

kawasan hut an. Alih f ungsi kawasan hut an,

perkebunan,

pert ambangan,

budi daya pert ani an,

yang t erj adi melalui perubahan perunt ukan ka- menj adi l ahan t erbuka dan semak bel ukar, sudah sangat

mengkhaw at irkan, baik di Sumat er a Ut ara, Aceh,

wasan hut an t erf okus unt uk mendukung kepen-

Kal i mant an Barat , Kal i mant an Tengah, Banyumas,

t ingan di luar kehut anan (pert anian, perkebun- maupun Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Jawa

Barat . Terus menurunnya j uml ah mat a air di wil ayah

an, t ransmigrasi, pengembangan wilayah, dan

TNGC yang semul a mencapai 156 buah, kini menyusut

non kehut anan lainnya). Alih f ungsi kawasan

t inggal 53 buah. Li hat dan Bandingkan dengan Edy Lisdiyono, “ Penyi mpangan Kebij akan Al i h Fungsi Lahan

hut an dapat pula melalui perubahan f ungsi hu-

Dal am Pel est ar ian Lingkungan Hidup” , Maj al ah Il mi ah Hukum dan Di nami ka Masyar akat , Fakul t as Hukum

Akt ual isasi Pr insi p Hukum Pel est ar ian Fungsi Lingkungan Hidup… 533

Kerusakan kawasan hut an disebabkan kehut anan akan senant iasa t erj adi, seiring de- oleh beberapa f akt or. Salah sat u f akt or yang

ngan dinamika pembangunan nasional, peruba- menarik unt uk dikaj i yait u persoalan perubahan

han sosial, dan kemaj uan t eknologi. Kecende- (alih) kawasan hut an. Perubahan kawasan hu-

rungan ini, bila t idak diikut i dengan kebij akan t an dapat berupa perubahan perunt ukan yait u

yang baik, akan mempercepat laj u kerusakan dalam bent uk t ukar-menukar kawasan hut an

kawasan hut an di Indonesia. 2 dan pelepasan kawasan hut an, unt uk kepen-

Mencermat i hal t ersebut , maka t ulisan t ingan perkebunan, permukiman t ransmigrasi,

ini dimaksudkan unt uk menj elaskan t ent ang indust ri, perumahan, perkant oran dan sebagai-

akt ualisasi prinsip hukum pelest arian f ungsi nya. Perubahan f ungsi kawasan hut an yait u me-

lingkungan hidup dalam kebij akan alih perun- ngubah f ungsi kawasan hut an unt uk kepent ing-

t ukan, alih f ungsi dan pinj am pakai kawasan an di luar bidang kehut anan. Selain it u ada

hut an dalam pengelolaan kawasan hut an ber- bent uk lainnya yait u penggunaan kawasan hu-

kelanj ut an dan perspekt if pengembangan prin- t an yang dikenal dengan ist ilah izin pinj am

sip hukum pelest arian f ungsi lingkungan hidup pakai kawasan hut an. sebagai asas umum dalam kebij akan pengelo-

Pada dasarnya kawasan hut an dapat di laan kawasan hut an berkelanj ut an di Indonesia. manf aat kan dengan t et ap memperhat ikan sif at , karakt erist ik, dan kerent anannya, sert a t idak di

Pembahasan

benarkan mengubah suat u kawasan hut an yang

Aktualisasi Prinsip Hukum Pelest arian Fungsi

memiliki f ungsi perlindungan, dan harus dilaku-

Lingkungan Hidup Sebagai Inst rumen Pence-

kan kaj ian yang mendalam sert a komperhensif .

gahan Kerusakan Kawasan Hut an Dalam Kebi-

Dalam pemanf aat an kawasan hut an harus dise-

j akan Perubahan Perunt ukan, Fungsi, dan

suaikan dengan f ungsi pokoknya yait u f ungsi

Penggunaan Kawasan Hut an

konservasi, lindung dan produksi. Kesesuaian Pada hakekat nya, pengelolaan dan at au ket iga f ungsi t ersebut sangat dinamis dan yang

konservasi sumber daya alam bukan hanya ber- paling pent ing yait u agar dalam pemanf aat an-

art i pelest arian dan perlindungan semat a, akan nya harus t et ap sinergi. Meski secara normat if ,

t et api j uga pemanf aat annya secara bij aksana konversi at au perubahan kawasan hut an dimak-

sesuai dengan prinsip/ asas dan norma hukum sud t idak dilarang oleh undang-undang, namun

yang berlaku. 3 Berdasarkan hasil kaj ian t erha- unt uk menj aga kualit as lingkungan, sej auh

dap prinsip hukum pelest arian f ungsi lingkung- mungkin dihindari t erj adinya konversi/ perubah-

an hidup yang diakt ualisasikan dalam berbagai an t erhadap hut an alam yang masih produkt if ,

ket ent uan t erkait dengan pengelolaan sumber guna menghindari kerusakan kawasan hut an.

daya alam dan lingkungan hidup, dapat diiden- Namun, yang t erj adi, kebij akan perubah-

t if ikasi sebanyak 24 prinsip hukum pelest arian an perunt ukan, perubahan f ungsi, dan penggu- 4 f ungsi lingkungan hidup. Di ant aranya t erdapat

naan (izin pinj am pakai) kawasan hut an, sarat

13 prinsip yang sangat relevan dij adikan per- dengan pelanggaran dan penyimpangan baik

t imbangan dalam kebij akan perubahan perun- yang bersif at prosedural maupun subst ansial,

t ukan, f ungsi, dan penggunaan kawasan hut an, dan t idak diakt uali-sasikannya prinsip hukum pelest arian f ungsi lingkungan hidup. Kebij akan

2 Yusdirman

Yusuf ,

“ Hukum Lingkungan Ver sus

demikian ini diyakini penulis menj adi salah sat u

Pembangunan Nasional ” ,

Jur nal Respubl i ca, Fakul t as

f akt or penyebab kerusakan kawasan hut an.

Hukum Univer sit as Lancang Kuning Pekanbaru, Vol . 4 (1), 2004, hl m. 97

Saat ini dan pada masa yang akan dat ang,

3 Lihat August P Sil aen, “ Pel est ari an Fungsi Hut an dan

kecenderungan t erhadap t unt ut an perubahan

Lingkungan Hi dup Dal am per spekt if Hukum Lingkungan” , Maj al ah Il mi ah Vi si Uni versit as HKBP Nomenssen Medan,

perunt ukan, perubahan f ungsi, dan penggunaan

4 Vol . 16 (3), 2008, hl m. 575-594

kawasan hut an unt uk keperluan di luar f ungsi

Lihat Iskandar , 2011, Per ubahan Per unt ukan, Fungsi , dan Penggunaan Kawasan Hut an Di t i nj au Dar i Pr i nsi p Hukum Pel est ar i an Fungsi Li ngkungan Hi dup Dal am Pengel ol aan

Uni versit as Tuj uh Bel as Agust us, Edi si Okt ober 2004, Kawasan Hut an Ber kel anj ut an, Bandung: Diser t asi, hl m. 91-107

Unpad. , hl m. 111.

534 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 11 No. 3 Sept ember 2011

agar dapat dicegah t erj adinya kerusakan ka- prinsip dimaksud sebagai acuan dalam penet ap- wasan hut an. 5 Prinsip dimaksud di ant aranya:

an kebij akan dan at au pengambilan keput us- prinsip keadilan; prinsip akses pada inf ormasi;

annya. Berikut ini diuraikan secara ringkas im- prinsip part isipasi publik; prinsip kehat i-hat ian;

13 (t iga belas) prinsip prinsip perlindungan keanekaragaman hayat i;

plement asi

dari

dimaksud. 7

prinsip t indakan pencegahan; prinsip int erna- lisasi biaya lingkungan; prinsip daya dukung

Prinsip Keadilan ( T he Principles of Just ice)

lingkungan; prinsip keut uhan; prinsip ket erpa- Prinsip keadilan mengandung makna bah- duan; prinsip keseimbangan; prinsip j aminan

wa dalam menet apkan kebij akan perubahan kepast ian hukum at as st at us kawasan hut an;

perunt ukan, f ungsi, dan penggunaan kawasan prinsip penanggulangan dan penegakan hukum,

hut an harus memperhat ikan aspek keadilan, baik prevent if maupun represif secara t egas

baik keadilan unt uk generasi saat ini maupun dan konsist en.

keadilan pada generasi yang akan dat ang, t er- Berdasarkan hasil kaj ian t erhadap akt ua-

masuk di dalamnya keadilan secara ekonomi, lisasi prinsip hukum pelest arian f ungsi lingkung-

sosial dan lingkungan hidup. Pada kenyat aan- an hidup dimaksud, pada kenyat aannya belum

nya, dari hasil kaj ian t erhadap kebij akan pe- sepenuhnya diakt ualisasikan dalam kebij akan

rubahan perunt ukan, f ungsi, dan penggunaan perubahan perunt ukan, f ungsi, dan penggunaan

kawasan hut an yang dilakukan selama ini, be- kawasan hut an. Berbagai bent uk perizinan t er-

lum menerapkan prinsip keadilan, baik oleh kait dengan kebij akan perunt ukan, f ungsi, dan

para pengambil keput usan di t ingkat pusat mau penggunaan kawasan hut an yang diberikan ke-

pun di daerah. 8 Keadilan dimaksud, baik secara pada perusahaan besar, pada sekt or perkebun-

ekonomi, sosial maupun keadilan bagi lingkung-

an hidup. 9 Hal ini t erlihat dalam kebij akan han kawasan unt uk kepent ingan sekt or t ransmi-

an dan pert ambangan, 6 sert a kebij akan peruba-

perubahan perunt ukan, f ungsi, dan pengguna- grasi, belum menerapkan prinsip pelest arian

an dimaksud yang secara ekonomi hanya meng-

f ungsi lingkungan hidup, karena f akt anya masih unt ungkan pihak pengusaha at au perusahaan banyak penyimpangan dan pelanggaran yang

yang memiliki modal besar, t erut ama di sekt or t erj adi, baik dilihat dari aspek kewenangan,

perkebunan dan pert ambangan. Sasaran kebi- prosedur maupun subst ansinya.

j akan ini t idak menyent uh kepent ingan ekono- Prinsip hukum pelest arian f ungsi ling-

mi masyarakat , t erut ama masyarakat yang ber- kungan hidup dimaksud seharusnya dapat men-

ada di dalam dan di sekit ar kawasan hut an yang j adi inst rumen dalam rangka pencegahan ke-

di alih f ungsikan, sehingga masyarakat merasa- rusakan kawasan hut an, apabila para pengambil

kan ada ket idakadilan dalam pemanf aat an eko- keput usan t aat asas dan konsist en menerapkan

nomi dari kawasan hut an yang berada di sekit ar at au di wilayah t empat t inggalnya.

Kebij akan perubahan perunt ukan, f ungsi, 5

6 Ibi d. , hl m. 241. Sepert i di ant ar anya: PT. Freeport Indonesi a di Papua,

dan penggunaan kawasan hut an yang diberikan

PT. Kar i mun Granit di Kepul auan Ri au, PT. Inco Tbk di Sul awesi Sel at an, Sul awesi Tengah, Sul awesi Tenggara, PT. Arut min Indonesia dan PT. Indocement Tunggal

7 Ibi d. , hl m 294.

Perkasa (ITP) Tbk. , di Kal imant an Sel at an, PT. 8 Bandingkan dengan Dade Angga, “ Kemit r aan Pemerint ah, Indominco Mandir i di Kal imant an Timur, PT. Aneka

Masyarakat Dan Swast a Dal am Pembangunan: Suat u St udi Tambang di Mal uku Ut ara, PT. Nat ar ang Mining di Mal uku

Tent ang Kasus Kemit raan Sekt or Kehut anan Di Kabupat en Ut ar a dan PT. Nusa Hal mahera Miner al s di Mal uku Ut ara.

Jur nal Apl i kasi Manaj emen Jurusan Manaj e- Perusahaan l ainnya, yai t u PT. Kal i mant an Surya Kencana,

Pasuruan,

men Uni versit as Br awij aya, Vol . 4 (3), 2006, hl m. 395- PT. Asmin Koal indo Tuhup, PT. Pel sart Tambang Kencana

402; Lihat Ri dwan, “ Memuncul kan Karakt er Hukum di Kal imant an Sel at an, PT. Int er ex Sacra Raya di

Progresi f Dari Asas-Asas Umum Pemer int ahan Yang Baik Kal i mant an Ti mur dan Kal imant an Sel at an, PT. Weda Bay

Sol usi Pencar ian dan Penemuan Keadil an Subst ant ive” , Nickel di Mal uku Ut ara, PT. Gag Nikel di Papua, PT.

Jur nal Hukum Pr o Just i t i a, Program St udi Il mu Hukum Sorik-mas Mi ning di Sumat erra Ut ara, PT. Aneka

Uni versit as Kat hol ik Parahyangan, Vol . 26 (2), 2008, hl m. Tambang di Sul awesi Tenggara, PT Riau Andal an Pul p

163-177

and Paper (RAPP) dan PT Indah Ki at Pul p and Paper

“ Keanekaragaman Hayat i Dal am (IKPP) di Riau, dan masih banyak l agi perusahan besar

Dut a Ri mba: Maj al ah Bul anan Per um l ainnya, l ihat

Pembangunan” ,

i bi d. , hl m. 249. Per hut ani Jakar t a, Vol / 2 (197-198), 1996, hl m. 19-20;

Akt ual isasi Pr insi p Hukum Pel est ar ian Fungsi Lingkungan Hidup… 535

kepada perusahaan besar berimplikasi pada t i- nasional dengan berlandaskan pada opt imalisasi dak t erj amin pemerat aan kesempat an berusaha

dist ribusi f ungsi, namun keadilan bagi kepen- yang berkeadilan. Penguasaan lahan perkebun-

t ingan masyarakat dan keadilan bagi kelest ari- an pada kelompok usaha besar, dikhawat irkan

an lingkungan hidup, harus t et ap dikedepan- menimbulkan kont ra produkt if dengan t uj uan

kan, sehingga manf aat kawasan hut an dapat pert umbuhan ekonomi yang berkeadilan yang

berkelanj ut an, karena keberadaan kawasan hu- hendak dicapai, t erut ama dalam usaha menum-

t an dengan luasan yang cukup dan sebaran yang buhkan usaha perkebunan dan pert ambangan

proporsional t et ap t erj aga. Dengan demikian rakyat . Hal ini karena pemegang hak guna usa-

kebij akan perubahan perunt ukan, f ungsi, dan

ha (HGU) perkebunan dan kuasa pert ambangan penggunaan kawasan hut an dapat mencermin- besar kurang memiliki insent if unt uk mengelola

kan keadilan baik unt uk generasi saat ini arealnya secara ef isien dan lest ari, sehingga

maupun generasi yang akan dat ang. menyebabkan sebagian besar sumber daya la- han menj adi t idak t ermanf aat kan secara opt i-

Prinsip Akses pada Informasi ( T he Principles

mal. Kondisi di lapangan memperlihat kan bah-

of Access t o Informat ion)

wa ada kecenderungan pengusaha menelant ar- Dat a yang penulis peroleh dari Kement e- kan lahan yang t elah mendapat kan izin.

rian Kehut anan, menurut penulis belum meru- Kebij akan perubahan perunt ukan, f ungsi,

pakan dat a yang riil at au dat a yang sesungguh- dan penggunaan kawasan hut an, yang seharus-

nya. Hal ini t erbukt i dari j umlah luas kawasan nya lebih mengut amakan f ungsi lindung dan

hut an yang t idak pernah dit emukan angka yang

f ungsi konservasi dengan cara memperluas luas- sama pada set iap kali proses penet apannya. an kawasan lindung dan kawasan konservasi

Lemahnya dat a dan inf ormasi kehut anan ini at au paling t idak mempert ahankan keberadaan

t idak hanya menyangkut luas kawasan hut an,

f ungsi lindung, f ungsi perlindungan set empat , t api j uga menyangut banyak aspek dari kehu- dan f ungsi penyangga kehidupan pada masing-

t anan. Dengan melihat kenyat aan ini, Ment eri masing kawasan hut an, akan t et api yang t erj adi

Kehut anan memandang perlu memint a bant uan j ust ru kebij akan perubahan f ungsi yang t erj adi

kepada gubernur di seluruh Indonesia, dengan lebih banyak dalam bent uk penurunan st at us

mengeluarkan kebij akan dekonsent rasi melalui dari kawasan lindung at au konservasi menj adi

Perat uran Ment eri Kehut anan Republik Indone- kawasan budi daya, sehingga t ahap berikut nya

sia Nomor: P. 7/ Menhut -II/ 2010, t anggal 26 Ja- dapat dilakukan perubahan perunt ukan, apakah

nuari 2010, Tent ang Pelimpahan Sebagian Urus- melalui t ukar-menukar at au melalui pelepasan

an Pemerint ahan (dekonsent rasi) Bidang Kehu- kawasan hut an. 10 t anan Tahun 2010 Kepada 33 Gubernur Peme-

Meski perubahan perunt ukan, f ungsi, dan rint ah Provinsi Selaku Wakil Pemerint ah. 11 penggunaan kawasan hut an dilakukan unt uk

Selain pelimpahan wewenang kepada 33 memenuhi t unt ut an dinamika pembangunan

gubernur yang sebagian besar t erkait dengan urusan pendat aan bidang kehut anan, pada

t anggal 25 Pebruari 2010, Ment eri Kehut anan 10 Perubahan perunt ukan kaw asan hut an dengan cara t ukar- menukar kawasan dal am pel aksanaannya sel ain t er dapat

memint a para gubernur (kepala daerah) seluruh

penyi mpangan at au pel anggar an t erhadap ket ent uan yang bersif at subst ant ive, j uga mengenyampi ngkan pr in-

Indonesia menyampaikan laporan penggunaan

si p hukum pel est ar ian f ungsi l ingkungan hidup t erhadap

kawasan hut an unt uk kegiat an nonkehut anan di

keberadaan kawasan Taman Nasional , kaw asan Cagar Al am yang seharusnya di pert ahankan. Prosedur penet ap-

wilayah masing-masing. Surat Edaran Ment eri

an kebij akan t anpa mel al ui kaj ian yang mendal am t er- ut ama dari aspek l ingkungan hi dup, dengan mudahnya dil akukan perubahan f ungsi kaw asan, dar i kawasan Ta-

11 Sebagai sal ah sat u cont oh, penul is kemukakan urusan man Nasional dan at au kawasan Cagar Al am diubah men-

pemerint ahan di bi dang kehut anan yang dil i mpahkan j adi kawasan Hut an Produksi (HPT/ HPK), l al u kemudian

kepada Gubernur Ri au. Urusan yang dil impahkan kepada dapat di manf aat kan sesuai dengan kepent i ngan yang

Guber nur Ri au merupakan urusan yang pal i ng banyak di dikehendaki, dengan car a pel epasan kawasan hut an dan

bandi ngkan dengan 32 guber nur l ainnya, yait u sebanyak at au t ukar-menukar kawasan hut an, l i hat :

34 urusan pemer int ahan. Lihat l ebih l engkap pada 249.

Ibi d. , hl m

Perat uran Ment eri Kehut anan t er sebut di at as.

536 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 11 No. 3 Sept ember 2011

Kehut anan disampaikan kepada sebanyak 26 lain akses at as inf ormasi, j uga akses masyara- gubernur, yang diberi wakt u dua bulan unt uk

kat t erhadap pemanf aat an kawasan hut an ha- menginvent arisir berapa luas kawasan hut an

rus diat ur t idak hanya yang berkait an dengan yang sudah digunakan unt uk kebun/ t ambang

pemanf aat an hut an hak t et api j uga akses ma- at au kegiat an lain, t anpa izin pelepasan kawa-

syarakat t erhadap pemanf aat an kawasan hut an san dari Kement erian Kehut anan. 12 (hut an negara).

Ment eri Kehut anan dalam surat edaran- Penulis berharap prinsip akses t erhadap nya, memint a gubernur menginvent arisir dat a

inf ormasi khususnya t erkait dengan kebij akan penggunaan kawasan hut an unt uk kepent ingan

perubahan kawasan hut an, akan dapat t erwu- nonkehut anan, sepert i kebun sawit , t ambang,

j ud dan dit erapkan, sehingga dat a dan inf orma- t ambak, pembangunan sarana prasarana (pe-

si dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat rumahan dan lain lain), dan penerbit an sert if -

dan pihak yang berkepent ingan, khususnya ikat , t ermasuk penerbit an HGU pada kawasan

kebij akan perubahan kawasan hut an. Terlebih hut an t anpa izin dari Ment eri Kehut anan. Dalam

lagi set elah dikeluarkannya Perat uran Ment eri wakt u dua bulan, hasil invent arisir kawasan dan

Kehut anan Republik Indonesia Nomor: P. 02/ langkah penegakan hukum yang sudah diambil

Menhut -II/ 2010 Tent ang Sist em Inf ormasi Kehu- di daerah it u harus disampaikan kepada Ment eri

t anan. Dalam Pasal 5 perat uan Ment eri Kehu- Kehut anan dengan t embusan kepada Ket ua

t anan ini disebut kan bahwa penyelenggaraan KPK, Jaksa Agung, Kapolri, dan Ment eri Negara

sist em inf ormasi kehut anan meliput i berbagai Lingkungan Hidup. 13 Namun, sampai dengan bu-

j enis dat a dan inf ormasi kehut anan. Dat a ka- lan Mei 2010 pada saat penulis melakukan

wasan dan pot ensi hut an ant ara lain meliput i: penelit ian, laporan dari para gubernur dimak-

luas kawasan hut an dan perairan; t at a bat as sud belum ada, sehingga belum dapat diket ahui

kawasan hut an; luas kawasan hut an yang t elah dat a/ inf ormasi sebagaimana maksud dikeluar-

dit et apkan; luas dan let ak perubahan f ungsi kannya surat edaran Ment eri Kehut anan.

dan perunt ukan kawasan hut an; luas dan let ak Prinsip akses inf ormasi bagi masyarakat

kesat uan pengelolaan hut an; pot ensi hasil hu- at as kebij akan perubahan perunt ukan, f ungsi,

t an kayu; pot ensi hasil hut an bukan kayu; luas dan penggunaan kawasan hut an merupakan

areal yang t ert ut up dan t idak t ert ut up hut an; persoalan f undament al yang harus dibenahi,

luas dan let ak areal penggunaan kawasan hu- agar masyarakat pada umumnya dan masya-

t an; j enis f lora dan f auna yang dilindungi; rakat yang berada di dalam dan di sekit ar ka-

gangguan keamanan hut an; lokasi dan luas are- wasan hut an dimaksud, dapat t urut berperan

al kebakaran hut an; dan perlindungan hut an.

akt if dalam pengelolaan kawasan hut an. 14 Se-

Prinsip Partisipasi Publik ( The Principles of

12 Surat Edaran Ment er i Kehut anan Nomor: S. 95/ Menhut -

Public Part icipat ion)

13 IV/ 2010, t anggal 25 Pebruar i 2010. Sebel umnya, Ment eri Kehut anan, sudah t erl ebi h dahul u

Terkait dengan kebij akan perubahan per-

mel akukan upaya penert i ban penggunaan kaw asan hut an

unt ukan, f ungsi, dan penggunaan kawasan hu-

yang t ak prosedural , dengan mel akukan invest igasi dan operasi penert iban regul er di Sumat er a, Ri au, dan Kal i-

t an, prinsip part isipasi publik j uga belum di

mant an. Di Sumat era Ut ara di t emukan 16 perusahaan

t erapkan dengan baik. Hal ini t erbukt i dari

yang mel anggar ket ent uan Undang-undang Nomor: 41 Tahun 1999 t ent ang Kehut anan. Ber dasarkan hasil inves-

t idak adanya akses at as inf ormasi dalam kebi-

t igasi di Kal imant an Tengah, Kement erian Kehut anan

j akan perubahan kawasan hut an. Dengan t idak

menginvent ari sir t er dapat 960. 000 ha kawasan hut an yang di ubah perunt ukannnya unt uk usaha nonkehut anan

adanya akses inf ormasi, maka dengan sendiri-

t anpa izin pel epasan, t ukar- menukar at aupun izin

nya masyarakat dan pihak yang berkepent ingan

pinj am pakai kawasan hut an dar i Ment eri Kahut anan. Sel ain it u di Kal i mant an Ti mur sudah diket ahui sebanyak

t idak dapat menget ahui berbagai kebij akan

14 150 perusahaan mel akukan per ambahan kawasan.

yang akan dit et apkan, t ermasuk dalam kebi-

Lihat Masduki, “ Masyarakat Ter buka Dan Kebebasan Mengakses Inf ormasi, Agenda Pember dayaan Masyar akat

j akan penet apan perubahan kawasan hut an.

Sipil Rezi m SBY-Kal l a” , Maj al ah Il mi ah Uni si a, Univer-

Padahal part isipasi seluruh pemangku kepen-

sit as Isl am Indonesia Yogyakart a , Vol . 28 (55), 2005, hl m. 60-70

Akt ual isasi Pr insi p Hukum Pel est ar ian Fungsi Lingkungan Hidup… 537

t ingan dalam proses perencanaan dan pengam-

bilan keput usan sangat lah urgen. 15

Terdapat beberapa akt or at au pihak yang berkepent ingan yang dapat t erlibat , j ika meng- inginkan pengelolaan kawasan hut an secara berkelanj ut an. Pihak t ersebut yait u masyara- kat lokal dan inst it usinya, birokrat dan birokrasi pemerint ahannya, pengusaha dan perusahaan- nya, ilmuwan at au para ahli dan lembaganya (perguruan t inggi) dan kalangan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat ) yang memiliki perhat ian pada persoalan ini. Jika sebuah kebij akan da- pat melibat kan lebih banyak pihak yang berke- pent ingan baik dalam perumusan kebij akan maupun penerapannya, maka kebij akan at au keput usan t ersebut dapat dit erima oleh semua pihak, dan mampu mengakomodasikan berbagai kepent ingan yang ada.

Kement erian Kehut anan dan pemerint a- han di daerah yang memiliki f ungsi pelayanan publik dan berperan dominan dalam pengam- bilan keput usan pengelolaan kawasan hut an harus dapat menempat kan pada posisi net ral di ant ara berbagai kepent ingan yang ada. Peme- rint ah t idak diperbolehkan sebagai alat unt uk mencapai t uj uan dari kelompok kepent ingan t ert ent u, melainkan diabdikan bagi kebaikan publik, khususnya dalam menj alankan misi menyej aht erakan rakyat . Dalam kont eks ini, Kement erian Kehut anan dan pemerint ahan di daerah merupakan alat unt uk memperj uangkan kepent ingan, t et api kepent ingan it u merupakan kepent ingan bersama dari kelompok kepent ing- an yang ada secara adil. Perlu dihindari dalam mencapai t uj uan pengembangan usaha perke- bunan dan at au pert ambangan at au usaha lain- nya dengan memanf aat kan kawasan hut an me- rupakan sat u kelompok kepent ingan yang men- dominasi, sehingga berakibat merugikan kelom- pok kepent ingan lainnya.

Prinsip Kehati-hat ian ( T he Precaut ionary Principles)

15 Jenny Rat na Sumi nar, “ Komunikasi dan Perl uasan Part isipasi Publ ik Dal am Pembangunan” ,

Gover nance:

Si ner gi Masyar akat , Swast a dan Pemer i nt ah Yang Ber keadi l an, Pusat Penel i t i an Kebi j akan Publ i k Dan Pengembangan Wi l ayah Uni ver si t as Padj adj ar an, Vol . 3 (9) t ahun 2007, hl m. 15

Pada kenyat aannya prinsip kehat i-hat ian ini j uga belum sepenuhnya dit erapkan dalam kebij akan perubahan perunt ukan, f ungsi, dan penggunaan kawasan hut an. Dalam banyak ka- sus perubahan perunt ukan, f ungsi, dan peng- gunaan kawasan hut an, t elah dit erbit kan ber- bagai izin t anpa diikut i dengan persyarat an yang dit ent ukan oleh perat uran perundang-un- dangan t erkait . Misalnya kewaj iban unt uk me- nyusun AMDAL, adanya kaj ian oleh Tim Terpa- du, adanya rekomendasi sebagai bent uk perse- t uj uan dari DPR. Demikian j uga kewaj iban un- t uk menyediakan areal sebagai penggant i ka- wasan yang dilakukan alih f ungsi. Persyarat an dan kewaj iban belum dipenuhi, akan t et api izin t elah dikeluarkan, dan yang lebih memprihat in- kan lagi, bahkan izin dari Ment eri Kehut anan belum dikeluarkan namun kawasan hut an sudah dimanf aat kan unt uk berbagai kepent ingan.

Belum dit erapkannya prinsip kehat i-hat i- an j uga t erlihat dari kebij akan at au keput usan izin dan at au perset uj uan prinsip t elah dike- luarkan oleh Kement erian Kehut anan, HGU oleh BPN, izin lokasi oleh pemerint ah daerah. Kebij akan at au keput usan dikeluarkan dengan t idak mempert imbangkan f ungsi lindung, f ungsi perlindungan set empat , f ungsi penyangga kehi- dupan, f ungsi perlindungan keanekaragaman hayat i dari kawasan hut an t ert ent u yang dimo- honkan unt uk dilepas, dit ukar, diubah f ungsi dan at au diberi izin pinj am pakai unt uk ber- bagai kepent ingan. Tidak dipert imbangkannya

f ungsi t ersebut karena keput usan dit et apkan t anpa didasarkan dat a yang lengkap, akurat dan kondisi riil dari suat u kawasan hut an yang dimohon t ersebut . Selain it u, keput usan diam- bil hanya didasarkan at as inf ormasi sepihak dari pemohon, t anpa diikut i pemeriksaan f isik di la- pangan. Apabila demikian f akt anya, maka da- pat diperkirakan apa yang akan t erj adi dengan keberlanj ut an kawasan hut an dengan segala dampak negat if nya.

Prinsip Perlindungan Keanekaragaman Hayat i ( Biodiversit y Concervat ion Principles)

Penerapan prinsip perlindungan keaneka- ragaman hayat i dalam kebij akan perubahan perunt ukan, f ungsi, dan penggunaan kawasan

538 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 11 No. 3 Sept ember 2011

hut an, sama halnya dengan prinsip kehat i- kian, melihat paradigma kebij akan Kement e- hat ian, yait u belum dit erapkan dengan sepe-

rian Kehut anan saat ini, ada kecenderungan nuhnya, karena pada kenyat aannya dalam ke-

t erj adi perubahan ke arah unt uk menerapkan bij akan perubahan kawasan hut an, dapat j uga

prinsip pencegahan. Hal ini t erlihat dari ba- dilakukan pada kawasan konservasi. Padahal

nyaknya usulan unt uk dilakukannya perubahan apabila memperhat ikan ket ent uan Undang-un-

t erhadap kawasan hut an, masih dilakukan dang Nomor 5 t ahun 1990 t ent ang Konservasi

pengkaj ian oleh Tim Terpadu, dan sampai saat Sumber Daya Alam Hayat i dan Ekosist emnya,

ini proses pengkaj ian dimaksud masih t erus dan ket ent uan Keput usan Presiden Nomor: 32

berlangsung. Berdasarkan ket ent uan Pasal 5 Tahun 1990 t ent ang Pengelolaan Kawasan Lin-

Perat uran Pemerint ah Nomor: 10 Tahun 2010 dung, Undang-undang Nomor: 5 Tahun 1994

t ent ang Tat a Cara Perubahan Perunt ukan dan Tent ang Pengesahan Unit ed Nat ions Convent ion

Fungsi Kawasan Hut an, disebut kan bahwa Men- On Biol ogi cal Di ver si t y (Konvensi Perserikat an

t eri Kehut anan hanya dapat memberikan perse- Bangsa-Bangsa Mengenai Keanekaragaman Ha-

t uj uan dengan berdasarkan hasil kaj ian dari yat i), Undang-undang Nomor 21 Tahun 2004

Tim Terpadu. Ket ent uan Pasal 5 ini sebenarnya Tent ang Pengesahan Car t agena Pr ot ocol On

merupakan salah sat u bent uk dari penerapan Bi osaf et y To The Convent i on On Biol ogi cal Di -

prinsip pencegahan, namun dalam implemen- ver sit y (Prot okol Cart agena Tent ang Keamanan

t asinya sebelum Perat uran Pemerint ah ini di - Hayat i At as Konvensi Tent ang Keanekaragaman

keluarkan, meski sudah diat ur dalam Pasal 19 Hayat i), sangat lah j elas bahwa ket ent uan t er-

(1) Undang-undang Nomor: 41 Tahun 1999 t en- sebut sangat mengedepankan prinsip perlindu-

t ang Kehut anan, kinerj a Tim Terpadu belum di ngan keanekaragaman hayat i. Namun dalam

lakukan dengan baik dan dif asilit asi sebagai- kenyat aan, lazimnya para pengambil keput usan

mana mest inya.

di negeri ini cenderung berpikir sekt oral dan parsial, akibat nya luaran dari berbagai kebij a-

Prinsip Int ernalisasi Biaya Lingkungan ( T he

kannya pun t idak mempert imbangkan berbagai

Principles of Int ernalizat ion of Environmen-

aspek dan ket ent uan t erkait , t ermasuk dalam

t al Cost s)

kebij akan perubahan kawasan hut an. Prinsip Prinsip int ernalisasi biaya lingkungan me- perlindungan t erhadap keanekaragaman hayat i

ngandung makna bahwa dalam kebij akan pe- dapat di kesampingkan oleh kepent ingan eko-

rubahan perunt ukan, f ungsi, dan penggunaan nomi j angka pendek. 16 kawasan hut an, harus sudah diperhit ungkan kemungkinan t imbulnya dampak negat if , baik

Prinsip Tindakan Pencegahan ( T he Principles

t erhadap kawasan hut an, aspek sosial maupun

of Precaut ion/ Prevention Act ion)

lingkungan hidup. Oleh karena it u, dalam ke- Penerapan prinsip t indakan pencegahan

bij akan perubahan kawasan hut an dimaksud, ini, j uga belum t erlaksana dengan baik, karena

ada kewaj iban yang harus dipenuhi oleh pelaku pada kenyat aannya dalam kebij akan perubahan

usaha at as biaya sosial dan lingkungan hidup, kawasan hut an, inst rumen pencegahan kerusak-

guna mengat asi dampak negat if yang mungkin an kawasan hut an sepert i kaj ian lingkungan

t erj adi. Bagi pengusaha sudah seharusnya mem- hidup st rat egis (KLHS), AMDAL, aspek t at a

perhitungkan biaya kerusakan hut an at au kawasan ruang, perizinan yang sah, senant iasa di kesam-

hut an yang diusahakannya, agar dalam peman- pingkan, dalam art i inst rumen t ersebut t idak

faat annya dapat berkelanj ut an. dij adikan norma pemerint ahan ( best uur nor - men) oleh pengambil keput usan. Namun demi-

Prinsip Daya Dukung Lingkungan ( The Prin- ciples of Environment al Capacity)

16 Okid Parama Ast ir in, “ Permasal ahan Pengel ol aan Keane-

Penerapan prinsip daya dukung lingku-

karagaman Hayat i Di Indonesi a” ,

Bi odi ver si t as: Jour nal

ngan dalam kebij akan perubahan perunt ukan,

of Bi ol ogi cal Di ver si t y, Jurusan Biol ogi Univer sit as Sebel as Maret , Vol . 1 (1), 2000, hl m. 36-40

f ungsi, dan penggunaan kawasan hut an selama

Akt ual isasi Pr insi p Hukum Pel est ar ian Fungsi Lingkungan Hidup… 539

ini belum sepenuhnya dit erapkan. Hal ini t er- t erkait , karena keput usan cenderung diput us- lihat dari belum dij adikannya AMDAL sebagai

kan secara sepihak, t anpa melihat aspek bio- syarat dalam mengeluarkan perizinan di bidang

f isik lingkungan, sosial dan budaya masyarakat . kehut anan, padahal AMDAL waj ib dilakukan t er-

Prinsip keut uhan t erkait dengan perubahan hadap set iap kegiat an yang diperkirakan mem-

kawasan hut an ini seharusnya t ercermin dalam punyai dampak besar dan pent ing t erhadap

skala analisis yang meliput i kebun, t ambang, lingkungan. Apabila dari kaj ian AMDAL menun-

ekosist em, ekoregion, para pemangku kepen- j ukkan hasil yang posit ip, izin kegiat an dapat

t ingan, dan kebij akan yang dibut uhkan dalam diberikan, it upun set elah persyarat an lainnya

memahami aspek kesej aht eraan masyarakat , yang dit ent ukan oleh perat uran perundangan

konservasi, keadilan, dan dampak pot ensial da- dipenuhi. Pada kenyat aannya, perizinan yang

ri akt ivit as manusia. Dalam prinsip keut uhan ini t erkait dengan pemanf aat an kawasan hut an

haruslah mengut amakan harmoni dari konser- t elah dikeluarkan, bahkan kegiat an operasional

vasi, keadilan dan kesej aht eraan masyarakat . t elah berlangsung, t anpa dilakukan st udi AMDAL

Int erdependensi di ant ara ket iga aspek t ersebut t erlebih dahulu at au dilakukan st udi AMDAL

harus di ekspresikan dalam perencanaan, pe- set elah kegiat an berj alan. Dengan demikian

laksanaan, monit oring, evaluasi dan ref leksi hasil st udi AMDAL menj adi kehilangan makna,

pengelolaan kawasan hut an. karena st udi AMDAL hanya dianggap f ormalit as belaka.

Prinsip Ket erpaduan ( T he Principles of Int e-

Mengingat dampak yang mungkin t erj adi

grat ion)

sement ara keberadaan hut an lindung semakin Prinsip ket erpaduan dalam implement asi- t erbat as, maka proses perubahan perunt ukan,

nya ini belum dit erapkan baik pada lint as sek-

f ungsi, dan penggunaan kawasan hut an t erut a- t or di t ingkat pusat maupun lint as dinas/ ins- ma yang memiliki f ungsi lindung unt uk kegiat an

t ansi di daerah. Dalam pelaksanaan kebij akan nonkehut anan harus melalui t ahapan yang ke-

perubahan perunt ukan, f ungsi, dan penggunaan t at dengan berbagai pert imbangan dan melibat -

kawasan hut an selama ini belum ada ket er- kan berbagai kepent ingan st akehol der . Perlu

paduan, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, dipert imbangkan j uga suat u bent uk pengelola-

pengawasan maupun dalam evaluasinya. Kebi- an hut an lindung t anpa harus mengubah f ungsi

j akan perubahan perunt ukan, f ungsi, dan peng- hut an t ersebut . Saat ini t erbuka kesempat an

gunaan kawasan hut an, sangat t ergant ung ke- Car bon Tr adi ng melalui mekanisme pembangu-

pada pihak yang menginginkannya, yang t erj adi nan bersih,

cl ean development mechani sm selama ini yait u unt uk memenuhi kepent ingan (CDM) berdasarkan Prot okol Kyot o pembangu-

dari pihak dunia usaha, dengan beragam ke- nan nasional t et ap dapat berlanj ut . Sumber

giat an usahanya. Pemerint ah, baik pusat mau pendanaan pembangunan dari perdagangan

pun daerah t erkesan merasa sangat “ senang, ” karbon ini memberikan peluang menj ual hut an

bila ada invest or yang ingin membuka usaha t anpa menebang pohon, sehingga pembangunan

perkebunan at aupun pert ambangan, sehingga dapat berkelanj ut an dan amanat generasi men-

berapapun luas kawasan hut an yang diinginkan dat ang unt uk mewariskan sumber daya hut an

cenderung akan dipenuhi, bahkan sekalipun lest ari dapat t erwuj ud.

areal yang diinginkan berada pada kawasan lindung at au kawasan konservasi. Hal ini t erj adi

Prinsip Keut uhan (T he Principles of Whole-

karena pemerint ah berpikir ada invest or berart i

ness/ Holist ic)

ada uang masuk bagi kas negara at au kas dae- Prinsip keut uhan ini j uga belum dit erap-

rah, t anpa berpikir lebih j auh dengan memper- kan sepenuhnya dalam kebij akan perubahan perunt ukan, f ungsi, dan penggunaan kawasan hut an. Hal ini t erlihat dari kebij akan yang t idak mempert imbangkan seluruh aspek kepent ingan

540 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 11 No. 3 Sept ember 2011

t imbangkan dampak negat if dari aspek sosial t empat (st at is) bahkan menunj ukkan perubahan dan lingkungan hidup yang akan t erj adi. 17 ke arah negat if . Dat a menunj ukkan bahwa laj u

Selain it u, kebij akan perubahan perun- def orest asi (kerusakan hut an alam) mencapai t ukan, f ungsi, dan penggunaan kawasan hut an

lebih dari 2 j ut a ha per t ahun. selama ini t idak t erencana dengan baik, aki- bat nya sulit unt uk diket ahui sudah berapa ba-

Prinsip Jaminan Kepast ian Hukum t erhadap

nyak luasan kawasan hut an dan pada kawasan

St at us Kawasan Hut an ( T he Principles of Le-

hut an apa saj a, sert a berapa lagi luasan suat u

gal Cert ainty over t he St at us of Forest

kawasan hut an yang t ersisa, set elah dilakukan

Areas)

t ukar-menukar, pelepasan, at aupun pinj am pa- Suat u kawasan hut an yang t elah dit et ap- kai t idak dapat diket ahui secara past i, bahkan

kan st at us hukumnya sebagai kawasan dengan t idak j arang t erj adi t umpang t indih, seharusnya

f ungsi ut amanya f ungsi lindung, f ungsi konser- kebij akan perubahan dilakukan pada kawasan

vasi, dan f ungsi produksi, maka harus t et ap hut an produksi, t ernyat a j ust ru masuk dalam

dipert ahankan st at us hukum dari f ungsi dimak- wilayah kawasan hut an lindung at au kawasan

sud. Set elah dit et apkan st at us hukumnya seba- hut an konservasi.

gai suat u kawasan hut an t ert ent u, t idak lagi dengan mudah mengubah st at us t ersebut set iap

Prinsip Keseimbangan (T he Principles of Ba-

saat dengan berbagai alasan. Kepast ian hukum

lances)

at as st at us kawasan hut an ini pent ing, karena Prinsip keseimbangan ini dalam imple-

dengan st at us hukum yang past i akan menj adi ment asinya belum dit ransf ormasikan dalam

inst rumen ut ama dalam proses perlindungan kebij akan perubahan perunt ukan, f ungi, dan

dan pengelolaan suat u kawasan hut an. Tanpa penggunaan kawasan hut an. Hal ini dapat di-

adanya kepast ian hukum at as suat u kawasan cermat i dari kerusakan kawasan hut an yang

hut an, maka akan berdampak pada lemahnya t erj adi selama ini. Akar permasalahan dari

perlindungan dan t ermasuk dalam pengelolaan kerusakan kawasan hut an t ersebut yait u karena

suat u kawasan hut an. 19 Fakt a di lapangan t er- adanya ket idakseimbangan dalam pemanf aat an

nyat a banyak kawasan hut an yang dimanf aat - ket iga f ungsi di at as. Fakt or ekonomi menj adi

kan t idak sesuai dengan st at usnya, sehingga

f akt or paling mendominasi pengelolaan hut an kondisi t ersebut mendorong pemerint ah daerah bahkan t erkadang t anpa menghiraukan kedua

unt uk menyet uj ui usulan alih f ungsi kawasan

f akt or lainnya yait u sosial budaya dan lingkung-

hut an.

an hidup. Konsep pemanf aat an hut an seimbang dan dinamis t idak dij alankan sebagaimana mes-

Prinsip Penegakan Hukum, Baik Preventif

t inya. Seimbang dapat diart ikan bahwa dalam

maupun Represif secara Tegas dan Konsist en

pengelolaan kawasan hut an, ket iga f ungsi me-

( T he Principles of Prevention and Law Enfor-

mainkan peranannya dengan t idak mengganggu

cement , bot h Prevent ive and Repressive

f ungsi masing-masing. Dinamis mengacu kepada

Firmly and Consist ent ly)

sebuah pert umbuhan at au gerakan ke arah pe- Pada kenyat aannya, prinsip ini belum di- rubahan posit if . 18 Namun pada kenyat aannya

t erapkan dalam kebij akan perubahan perunt uk- bukan konsep dinamis yang diperj uangkan, pe-

an, f ungsi, dan penggunaan kawasan hut an se- ngelolaan kawasan hut an sepert inya j alan di

lama ini. Penegakan hukum prevent if baik be- rupa penerapan ket ent uan persyarat an yang

17 Lihat I Wayan Parsa, “ Beberapa Kendal a Dal am Penegak-

t elah dit et apkan oleh perat uran peundang-un-

an Hukum Lingkungan” ,

Maj al ah Il mu Hukum Ker t ha

dangan dalam proses perizinan seringkali dila-

Pat r i ka, Fakul t as Hukum Univer si t as Udayana, Vol . 21

18 (67), 1997, hl m. 23-27 Lihat mengenai f il osof i penegakan hukum l ingkungan

dal am Ferdi, “ Peranan Fil saf at Hukum Dal am Penegakan 19 Lihat Sudi Fahmi, “ Probl emat ika Hukum dal am bi dang Hukum Lingkungan Indonesi a” ,

Jur nal Respubl i ca, Fakul t as Hukum Univer- Dan Teknol ogi Uni versit as 17 Agust us 1945 Jakart a, Vol .

Jur nal Il mu Penget ahuan

kehut anan” ,

sit as Lancang Kuning Pekanbar u, Vol . 6 (1), 2006, hl m. 6 (2), 2002, hl m. 55-57

46-55

Akt ual isasi Pr insi p Hukum Pel est ar ian Fungsi Lingkungan Hidup… 541

laikan oleh pengambil keput usan dan pelaku rubahan perunt ukan, f ungsi dan penggunaan usaha. Demikian j uga pengawasan dan evaluasi

kawasan hut an, dilakukan t idak sesuai dengan pasca pemberian izin, hampir t idak pernah

subst ansi dari perubahan kawasan hut an, misal- dilakukan secara opt imal oleh pemerint ah de-

nya t erhadap kawasan hut an yang sudah j elas ngan berbagai alasan yang dianggap sebagai

mempunyai f ungsi lindung dan berdasarkan ke- kendala baik t eknis maupun administ rat if . Pe-

t ent uan yang berlaku t idak diperbolehkan di negakan hukum represif j uga t idak opt imal di-

ubah perunt ukan, f ungsi, dan penggunaannya, t egakkan, sehingga pelanggaran dan penyim-

namun t et ap diberikan izin pemanf aat annya. pangan di lapangan t erus t erj adi t anpa dapat

Unt uk it u menurut penulis perlu dikem- dihent ikan, j uga dengan berbagai alasan, yang

bangkan prinsip pelest arian f ungsi lingkungan pada int inya hukum administ rasi dan at au hu-

hidup lainnya, 20 yang lebih memiliki sif at me- kum pidana lingkungan t idak dapat dit egakkan.

maksa dalam penaat an dan penegakan hukum lingkungan. Prinsip pelest arian f ungsi lingkung-

Perspektif Pengembangan Prinsip Hukum Pe-

an hidup dimaksud sebagai asas umum ( gener al

lest arian Fungsi Lingkungan Hidup sebagai

pr i nci pl es) diharapkan dapat mengubah pola

Asas Umum dalam Kebij akan Pengelolaan Ka-

pikir ( mi ndset ) dan menj adi paradigma sert a

wasan Hut an Berkelanj ut an

menj adi dokt rin yang diakt ualisasikan baik da- Ket igabelas prinsip t ersebut di at as, t er-

lam rangka pengat uran maupun dalam penet ap- nyat a belum dapat menj adi inst rumen pence-

an kebij akan pengelolaan kawasan hut an ke gahan kerusakan kawasan hut an. Kondisi ini

depan ( i us const i t uendum), dengan pemaknaan menurut penulis disebabkan oleh beberapa hal.

yang lebih luas unt uk menumbuh kembangkan Per t ama, prinsip hukum pelest arian f ungsi ling-

kembali nilai kebangsaan, sekaligus sebagai kungan hidup sebagaimana t erakt ualisasikan

upaya membangun karakt er ( char act er bui l d- dalam berbagai regulasi yang t erkait dengan

i ng) bangsa dalam set iap pengambilan keput us- bidang kehut anan belum dij adikan acuan dalam

an pembangunan, t ermasuk dalam pengelolaan penet apan kebij akan perubahan perunt ukan,

kawasan hut an. Ada 4 (empat ) prinsip pelest a-

f ungsi dan penggunaan kawasan hut an; kedua, rian f ungsi lingkungan hidup yang menurut pe- para pengambil keput usan ada kecenderungan

nulis pat ut dikembangkan sebagai asas umum t idak mengindahkan regulasi yang ada dalam

( gener al pr i nci pl es) ke depan (i us const it uen- penet apan perubahan perunt ukan, f ungsi dan

dum). Per t ama, prinsip perusak hut an memba- penggunaan kawasan hut an; ket i ga, para peng-

yar ( t he dest r oyer f or est pays pr i nci pl es); ambil keput usan cenderung t idak memahami

kedua, prinsip t anggungj awab negara, peme- perat uran perundang-undangan kehut anan dan

perat uran yang t erkait bidang kehut anan 20 Mocht ar Kusumaat madj a menyat akan bahw a ket er t i ban

usaha pembangunan dan

dengan baik, akibat nya makna f ilosof i yang t er-

pembaharuan memang di ingi nkan, bahkan mut l ak perl u,

kandung dari konsiderans “ menimbang” suat u

dan hukum dal am art i norma diharapkan dapat mengar ahkan kegi at an manusia kearah yang dikehendaki

perat uran t idak t erakt ualisasikan dalam pene-

ol eh pembangunan dan pembaharuan. Ol eh karena it u,

t apan suat u kebij akan dan at au pemberian sua-

maka diperl ukan sarana berupa perat uran hukum yang berbent uk t i dak t ert ul i s (pr insi p at au asas umum) yang

t u keput usan izin; keempat , penet apan peru-

sesuai dengan hukum yang hidup dal am masyar akat .

bahan perunt ukan, f ungsi dan penggunaan ka-

Lihat : Mocht ar Kusumaat madj a, 2002, Konsep-konsep Hukum Dal am Pembangunan, Bandung: Al umni , hl m. 88.

wasan hut an, dilakukan oleh pej abat yang t idak

Sel ain it u, bil a dikaj i l ebih j auh, Teori hukum pemba-

memiliki kewenangan (gubernur/ bupat i/ wali-

ngunan

memakai kerangka acuan pada pandangan hi dup (way of l i ve) masyar akat sert a bangsa Indonesia ber-

kot a/ kepala dinas); at au t erdapat pelanggaran

dasarkan asas Pancasil a yang bersif at kekel uargaan,

kewenangan; kel i ma, penet apan kebij akan pe-

maka t erhadap asas at au prinsi p, l embaga dan nor ma at au kai dah, rel at if sudah mer upakan di mensi yang

rubahan perunt ukan, f ungsi dan penggunaan

mel i put i st r uct ur e (st rukt ur), cul t ur e (kul t ur) dan subs-

kawasan hut an, dilakukan t idak sesuai dengan