Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 15 Bab III - 25
Jika dilihat dari kondisi puskesmas tertinggi terjadi diwilayah Puskesmas Sedau sebanyak 2763 kasus dan kasus terendah di wilayah
Puskesmas Dasan Tapen sebanyak 1039 kasus. Penanganan diare tidak hanya arena faktor lingkungan saja namun juga karena perilaku hidup
dari masyarakat. Oleh karena itu dalam penanganannya harus melibatkan program dan lintas sektor yang terkait, agar kasus diare ini
tidak terus meningkat.
Grafik 6. Tren Penderita Diare Pada Tahun 2012 s.d 2015 di Kabupaten Lombok Barat
Sumber : Profil Kesehatan 2012 -2015
5. Kusta
a. Prevalensi Kusta Terdaftar target 110.000 penduduk Prevalensi kusta Tahun 2015 dan 2014 masih sama yaitu 0,2 per
10.000 penduduk, dan Kabupaten Lombok Barat sudah termasuk dalam kelompok Low Endemik Kusta Prevalensi 0,510.000
penduduk. Kasus baru kusta terdaftar per 31 Desember Tahun 2015 sebanyak 16 orang, dan tertinggi di Puskesmas Dasan Tapen 6
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 15 Bab III - 26
orang. Sedangkan dari jenis kelamin, 75 laki-laki sedangkan Perempuan 25 orang. Dengan klasifikasi kusta, kusta Kering
sebanyak 2 kasus, kasus Multi Basiler MB Kusta Basah 14 kasus.
b. RFT Release From Treatment Rate yaitu Penderita Kusta selesai Minum Obat dengan target 90.
RFT Rate Tahun 2015 adalah 6 orang dengan tipe MB kusta basah dan 2 orang dengan tipe PB kusta kering.
6. Kasus Difteri, Pertusis dan Tetanus
Pada Tahun 2015 tidak ditemukan di Kabupaten Lombok Barat, demikian pula tahun sebelumnya.
7. Jumlah Kasus Campak
Jumlah kasus campak di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015 ini tidak ada kasus yang dilaporkan, sedangkan pada tahun sebelumnya
dilaporkan sebanyak 4 orang suspeck.
8. Jumlah Kasus Polio
Sama dengan tahun sebelumnya pada tahun 2015 ini, tidak ada kasus polio di Kabupaten Lombok Barat.
9. Jumlah Kasus Hepatitis B
Dari tahun 2008 hingga tahun 2015 lalu tidak ditemukan kasus hepatitis B di Kabupaten Lombok Barat.
10.Demam Berdarah Dengue
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit endemis di sebagian besar wilayah Indonesia atau wilayah tropis dengan sumber penularan
manusia dan nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektornya. Target yang diharapkan dalam penanganan DBD adalah pada upaya mencegah
kematian, menekan penyebaran kasus dan penanganan secara keseluruhan penderita DBD.
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 15 Bab III - 27
Jika pada Tahun 2014 ini terdapat 48 kasus, maka Tahun 2015 ini meningkat tajam menjadi 142 kasus dengan 1 kasus meninggal dunia.
Dan kasus terbanyak ditemukan di wilayah Puskesmas Gunungsari sebanyak 25 kasus, dan jika dilihat dari segi jenis kelamin, kasus DBD ini
lebih banyak diderita oleh perempuan 80 kasus daripada laki-laki 62 kasus.
11.Angka Kesakitan Malaria
Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan di Kabupaten Lombok Barat. Kasus malaria klinis Tahun 2015 ini sebanyak
11.688 kasus dan positif malaria sebanyak 201, meningkat dari tahun sebelumnya 198 kasus. Tidak ada kasus meninggal yang dilaporkan
karena penyakit malaria ini. Pemantauan kasus malaria menggunakan API Annual Paracyte Incidence yaitu jumlah kasus positif dalam 1.000
orang penduduk setiap tahun. Kasus malaria positif terbanyak masih ditemukan di daerah kawasan pantai dan pegunungan yaitu wilayah
Puskesmas Sekotong dan dan Meninting. Angka kesakitan dihitung berdasarkan standar API Annual Parasite Incidence tahun lalu
mencapai angka 0,31 per mill dan saat ini 2015 tetap dapat dipertahankan pada 0,31 per mill.
Dengan demikian Kabupaten Lombok Barat berada pada kategori LCI Low Case Incidence, yaitu pada range 1 ‰. Akan tetapi angka API ini
kurang bermakna jika tidak didukung angka ABER yang mencapai 10 dimana Tahun 2015 ini, ABER sebesar 1,78. ABER adalah Annual Blood
Examination Rate yaitu prosentase jumlah penduduk yang diperiksa sediaan darahnya.
12.Filariasis
Sejak 5 tahun terakhir, tidak ditemukan kasus filariasis di Kabupaten Lombok Barat. Namun terdapat kasus lama yang terdapat diwilayah
kerja Puskesmas Jembatan Kembar sebanyak 1 kasus.
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 15 Bab III - 28
13.Infeksi Menular Seksual IMS ditangani
Untuk tahun 2015, permasalahan data IMS ini diperoleh data dari laporan LB1, dan ditemukan kasus Syphilis sebanyak 2 kasus dan untuk
pemeriksaan kasus IMS dilayani oleh program kesehatan reproduksi. Kasus IMS ini merupakan fenomena gunung es. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh keengganan penderita yang mengalami keluhan pada alat reproduksinya untuk memeriksakan diri ke tempat pelayanan publik
seperti puskesmas. Oleh sebab itu sangat mendesak untuk segera melakukan
pengumpulan data
pada kliniktempat
praktek swastapribadi. Data yang lengkap akan menjamin penyusunan program
yang lebih baik untuk memberantas penyakit tersebut. Hal ini telah ditindaklanjuti oleh seksi Pengamatan Penyakit dimana
Tahun 2014 dilakukan pembelajaran dan pelatihan bagi petugas puskesmas dengan wilayah resiko tinggi terhadap IMS ini. Sehingga,
diharapkan data dapat diperoleh dengan baik Tahun 2015 terutama di 6 puskesmas yang telah dilatih. Dengan adanya pencatatan tersebut maka
intervensi yang dilakukan dapat semakin terarah jelas, meskipun saat ini kenyataannya data yang dapat diperoleh kurang optimal.
14.Penyakit Tidak Menular PTM
Pembangunan dibidang kesehatan saat ini dihadapkan pada beban ganda, disamping penyakit menular yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat, terjadi peningkatan kasus penyaklit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit
kangker, penyakit diabetes militus dan penyakit degeneratif serta gangguan akibat kecelakaan dan cidera. Kencendrungan ini dipacu oleh
berubahnya gaya hidup masyarakat, adanya modernisasi serata urbanisasai penduduk antar kawasan atau negara sehingga terjadi
globalisasi hampir di semua aspek kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, dan tekhnologi. Komitmen global WHO pada
tahun 2004 telah menetapkan salah satu solusi yaitu pencegahan dan penanggulangan Penyakit Tidak Menular PTM
Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 15 Bab III - 29
Hasil deteksi faktor resiko PTM menunjukkan cakupan pemeriksaan Hipertensi sebesar 79,86 pada penduduk umur ≥18 tahun dan sebesar
1,41 mengalami hipertensi. Sedangkan obesitas terdapat 48 kasus pada penduduk umur ≥15 tahun. Cakupan IVA Positif pada perempuan usia
30-50 tahun sebesar 1,63 dan tumorbenjolan pada payudara sebesar 0,16.
C. Status Gizi Masyarkat 1. Kunjungan Neonatus KN3