Kabupaten Boyolali - Penyusunan LKJIP 2016 5. LKjIP 2015 -bab3

(1)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja Sekretariat Daerah merupakan kewajiban Sekretariat Daerah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegiatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kinerja Sekretariat Daerah Tahun 2016 tergambar dalam tingkat pencapaian sasaran yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

3.1. Capaian Kinerja Organisasi

Mengukur kinerja adalah menghitung kuantitas/kualitas keluaran (output) dan atau hasil (outcome) kegiatan/program yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Indikator keluaran (output) dan atau hasil (outcome) yang diukur berdasar indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja. Sesuai ketentuan, Indikator Kinerja SKPD minimal meliputi keluaran (output), sehingga pengukuran kinerja Sekretariat Daerah dapat berupa keluaran (output) dan hasil (outcome) sesuai dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Daerah Tahun 2016.

a. Keluaran (Output) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan masukan (input) yang digunakan;

b. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output) kegiatan. Hasil (outcome) merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi kinerja dengan target kinerja pada dokumen Perjanjian Kinerja. Pada tahun anggaran (APBD Kabupaten) 2016, Sekretariat Daerah telah melaksanakan berbagai kegiatan strategis untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebanyak 7 (tujuh) sasaran strategis. Penilaian capaian kinerja menggunakan rumus :

1. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin tinginya kinerja atau semakin

rendah realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja menggunakan rumus :

Capaian Indikator Kinerja = Realisasi X 100%

Rencana

2. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin rendah realisasi akan menunjukkan semakin tingginya kinerja menggunakan rumus :

Capaian Indikator Kinerja = Rencana – (Realisasi-Rencana) X 100%

Rencana

Simpulan hasil pengukuran dibagi menjadi 4 (empat) skala pengukuran dengan kategori sebagai berikut :


(2)

a.

Lebih dari 100 % = Sangat Baik (A)

b.

76% sampai 100% = Baik (B)

c.

56% sampai 75 % = Cukup (C)

d.

Kurang dari 55 % = Kurang (K)

Capaian

kinerja Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali sesuai dengan pengukuran

kinerja Tahun 2016

disajikan dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja

tahun ini, antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan

beberapa tahun terakhir, dan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target

jangka menengah. Sedangkan evaluasi capaian dan akuntabilitas kinerja meliputi

analisis

penyebab keberhasilan/ kegagalan, analisis efisiensi penggunaan sumber daya, dan analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan diuraikan guna memberikan gambaran efektifitas dan efesiensi pencapaian target kinerja.

A. Sasaran 1 : Meningkatnya fungsi koordinasi dalam penyelenggaraan urusan

pemerintahan daerah

Tabel 3.1 Pencapaian Kinerja Sasaran 1

Indikator kinerja Satuan RenstraTarget 2016

Target RPJMD 2016

Tahun

2011 Tahun2012 Tahun2013 Tahun2014 Tahun2015 Tahun 2016

K at e go ri Koordinator R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an Ta rg et R ea lis as i C ap ai an

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 17 18 19 20

1 Jumlah Rakor &

konsultasi Muspida kali 12 - 12 100 12 100 12 100 12 100 12 100 4 5 125 A Bag. PUOD 2 Jumlah pembayaran

iuran APKASI kali - - - - 1 100 1 100 - - 0 0 1 1 100 B Bag. PUOD 3 Jumlah aktifitas

pelacakan batas daerah

Aktv 4 - 4 100 4 100 4 100 4 100 4 100 4 4 100 B Bag. PUOD

4 Jumlah Pembayaran iuran

subosukawonosraten

kali dlm 1

tahun - - - - 2 100 2 100 2 100 1 100 1 1 100 B Bag. PUOD 5 Jumlah MOU

kerjasama dengan daerah lain / dengan pihak ketiga

MOU - 2 - - 2 100 4 100 4 200 2 100 2 4 200 A Bag. PUOD

6 Jumlah dokumentasi Laporan penyelenggaraan KAD sampai kepada Mendagri dan Gubernur

dok - - - - 1 100 1 100 1 100 1 100 1 1 100 B Bag. PUOD

7 Jumlah bulan Tertib administrasi Pemerintahan di Bidang Keagrariaan

bulan - - 12 100 12 100 12 100 12 100 12 100 12 12 100 B Bag. PUOD

8 Pembakuan nama rupa bumi wilayah administrasi kab dan kec di Kab. Boyolali

kec. 19 19 19 100 19 100 19 100 19 100 19 100 19 19 100 B Bag. PUOD

9 Jumlah kecamatan


(3)

Indikator kinerja Satuan RenstraTarget 2016 Target RPJMD 2016 Tahun

2011 Tahun2012 Tahun2013 Tahun2014 Tahun2015 Tahun 2016

K at e go ri Koordinator R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an Ta rg et R ea lis as i C ap ai an

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 17 18 19 20

10 Jumlah Publikasi di

media massa Kali 1 - - - 1 100 1 100 1 100 1 100 1 1 100 B Bag. PUOD 11 Jumlah kelurahan

yang dibina administrasi kelurahannya

kelurahan 6 6 100 B Bag. PUOD

12 Jumlah regulasi (ranperda) tentang penyelenggaraan pemerintahan desa

Ranperda - - 2 100 1 100 1 100 0 0 3 100 3 3 100 B Bag. Pemdes

13 Jumlah regulasi (ranperbup) tentang penyelenggaraan pemerintahan desaa

Ranperbup - - -

- 9 100 9 9 100 B Bag. Pemdes

14 jumlah desa yang dilaksanakan pengelolaan, pemanfaatan, pelepasan dan alihfungsi tanah kas desa

Desa 10 - 20 100 40 100 11 100 11 73,33 10 100 10 11 110 A Bag. Pemdes

15 Jumlah kasus di lingkungan Pemerintah Kabupaten Boyolali yang berperkara di pengadilan yang ditangani

kasus 1 - 0 0 2 100 2 100 5 125 1 50 1 1 100 B Bag. Hukum dan HAM

16 Jumlah Ranperda yang telah ditetapkan/diundang kan

Ranperda 12 - - - 12 100 15 100 10 90,91 15 68,182 17 18 105,88 A Bag. Hukum dan HAM

17 Jumlah Ranperbup yang ditetapkan/ diundangkan

Ranperbup 50 75 150 A Bag. Hukum

dan HAM

18 Jumlah orang yang mendapat penyuluhan hukum

orang - - - - 850 100 850 100 540 100 550 100 2272 2142 94,278 B Bag. Hukum dan HAM

19 Jumlah desa/kec yang telah diadakan penyuluhan

Desa/Kec/

Kab 16 - 13 100 17 100 17 106,25 9 100 11 100 34 34 100 B Bag. Hukumdan HAM

20 Jumlah rakor

RANHANKAM Rakor - - - - 1 100 1 1 100 B Bag. Hukumdan HAM 21 Jumlah kegiatan

Keluarga Sadar Hukum (Kadarkum)

kegiatan - - -

- 1 100 1 1 100 B Bag. Hukumdan HAM 22 Jumlah buku produk

hukum berupa Warta Perundang-undangan

buku - - - - 20 100 52 100 48 100 48 100 48 48 100 B Bag. Hukum dan HAM

23 Jumlah buku produk hukum berupa Perda, Perbub dan Surat keputusan Bupati yang dijilid.

buku - - - - 250 100 1020 100 70 100 60 100 64 64 100 B Bag. Hukum dan HAM

24 Jumlah Pembelian Buku Peraturan Perundang-Undangan.

buku - - -

- 171 244,29 60 64 106,67 A Bag. Hukumdan HAM

25 Jumlah Perda yang dijilid dan dipublikasikana

buku - - -

- - - 300 300 100 B Bag. Hukumdan HAM 26 Jumlah Rakor JDI

Nasional kegiatan - - - - 1 100 1 0 0 D Bag. Hukumdan HAM 27 Jumlah produk

hukum pusat dan daerah yang mendapat kajian hukum.

Perda - - -

- 8 100 5 5 100 B Bag. Hukumdan HAM

28 Frekuensi ekspose hasil monev kegiatan

kali 4 - 3 100 5 100 4 100 4 100 4 100 4 4 100 B Bag. Pembangunan


(4)

Indikator kinerja Satuan RenstraTarget 2016 Target RPJMD 2016 Tahun

2011 Tahun2012 Tahun2013 Tahun2014 Tahun2015 Tahun 2016

K at e go ri Koordinator R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an Ta rg et R ea lis as i C ap ai an

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 17 18 19 20

pembangunan

29 Waktu pengiriman laporan evaluasi pengawasan dan penyerapan anggaran belanja langsung

Bulan - - - 12 100 12 100 6 50 12 12 100 B Bag. Pembangunan

30 Jumlah kegiatan Pengendalian Kegiatan Belanja Langsung

Kegiatan - - - 322 107,33 317 126,8 342 136,8 270 108 250 256 102,4 A Bag. Pembangunan

31 Jumlah rekanan yang mempunyai penilaian kinerja baik

Rekanan 150 - - - 116 100 101 101 189 189 184 122,67 150 187 124,67 A Bag. Pembangunan

32 Jumlah kegiatan penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintah daerah melalui media elektronik

kegiatan 1 - 10 100 8 100 12 100 11 110 10 100 10 10 100 B Bag. Humas dan Protokol 33 Jumlah pelaksanaan Pertemuan Sinkronisasi Pengelolaan Informasi Pemda

kegiatan 1 - 29 100 1 100 5 100 1 100 2 100 2 2 100 B Bag. Humas dan Protokol

Rata - Rata 100 105,11 101,48 93,27 94,94 107,17 B

Sumber : Analisis Bagian Organisasi dan Kepegawaian Setda Kab. Boyolali, 2017

Capaian kinerja meliputi 33 (tiga puluh tiga) indikator kinerja dengan capaian kinerja secara keseluruhan (rata-rata) 107,43% (kategori sangat baik) terdiri dari 9 (sembilan) indikator kategori sangat baik (28,13%), 23 (dua puluh empat) indikator kategori baik (71,87%), dan 1 (satu) indikator tidak dilaksanakan. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 1 (satu) per indikator :

1. Jumlah Rakor & konsultasi Muspida

a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan kegiatan ini dilaksanakan melalui rapat koordinasi forum Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida).

Faktor Pendukung keberhasilan :

- Ketersediaan sumberdaya yang dibutuhkan dalam menangani masalah termasuk kekuatan personil yang sesuai dengan tupoksinya, karena masing-masing peserta (Muspida) mempunyai kontribusi dukungan sesuai kewenangan yang dimiliki;

- Kompleksnya permasalahan yang ada di Kabupaten sehingga perlu kordinasi lintas sektoral untuk menyelesaikan permasalahan tersebut sesuai dengan bidang kewenangan masing-masing;

- Komitmen untuk menciptakan kondisi kamtibmas yang kondusif di Kabupaten Boyolali.


(5)

seringkali rapat agak mendadak waktunya mengingat adanya permasalahan mendesak yang perlu segera diselesaikan sehingga Mupida yang menghadiri rapat koordinasi kurang lengkap mengingat yang hadir rapat tidak seperti yang diharapkan. Sedangkan upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah perlunya meningkatkan penjadualan rapat koordinasi yang lebih akurat, namun tidak menutup kemungkinan diadakan secara mendadak mengingat keperluan yang mendesak.

b. Efisiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar Rp.6.624.696,00 (11,4%) dari anggaran sebesar Rp. 59.515.000,00 digunakan sebesar Rp. 52.890.304.000,00.

c. Analisis program/kegiatan :

Untuk mencapai target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dan kegiatan Rapat koordinasi unsur MUSPIDA. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik, bentuk kegiatan dilaksanakan melalui rapat koordinasi forum Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida).

2. Jumlah pembayaran iuran APKASI

a.

Keberhasilan capaian target kinerja ini dikarenakan telah dilakukan pembayaran

dengan transfer ke rekening APKASI Bank Mandiri Cabang Wisma Alia No Rekening 123.00.0100071.2 pada tanggal 6 Desember 2016;

b.

Efisiensi dilakukan dengan Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang

benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran semaksimal mungkin dari anggaran sebesar Rp. 25.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 25.000.000,00;

c.

Analisis program/kegiatan :

Untuk mencapai indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dan kegiatan Koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah lainnya. Program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik. Tujuan dibentuknya APKASI sebagai sarana memperjuangkan kepentingan anggota guna diabadikan bagi ekselarasi peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui demokrasi, peran serta masyarakat dan pemerataan yang memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah,dan juga menjalin sinergisitas diantara pemerintah kabupaten.

Sedangkan misi dari APKASI adalah :


(6)

-

Menciptakan iklim kondusif dalam penyelenggaraan kerjasama antar kabupaten dalam upaya mewujudkan kepentingan kabupaten;

- Memanfaatkan peluang nasional, regional dan global guna kepentingan kabupaten.

Dalam melaksanakan misi tersebut APKASI bertujuan menciptakan iklm yang kondusif terhadap pelaksanaan kerjasama antar pemerintah kabupaten untuk memanfaatkan peluang nasional, regional dan global guna kepentingan kabupaten dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemaslahatan masyarakat sesuai dengan amanat Pembukaan Undang-Undang dasar 1945.

3. Jumlah aktifitas pelacakan batas daerah

a.

Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan dengan melakukan

koordinasi dan konsultasi dengan tim terkait baik di tingkat provinsi maupun kabupaten termasuk camat dan Kepala Desa/Kelurahan;

Faktor Penghambat

- Belum semua kabupaten/kota yang berbatasan dengan kabupaten Boyolali telah dilakukan penegasan batas daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

- Peraturan relative baru, sehingga perlu pemahaman lebih-lanjut; - Kurangnya kemampuan SDM;

- Belum optimalnya pelaksanaan tugas dan koordinasi tim terkait; - Keterbatasan dana.

Solusi

- Meningkatkan pemahaman terhadap peraturan yang terkait;

- Meningkatkan koordinasi dan konsultasi dengan tim terkait baik di tingkat provinsi maupun kabupaten termasuk camat dan Kepala Desa/Kelurahan; - Melaksanakan efisiensi dan efektifitas.

b. Efisiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan :

-

Membentuk Tim Penegasan Batas Daerah Kabupaten Boyolali;

- Adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai kepanitiaan dan penegasan batas daerah;

-

Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh

terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar Rp. 2.031.750,00 (5,67%) dari anggaran sebesar Rp. 35.835.000,00 digunakan sebesar Rp. 33.803.250,00

c. Analisis program/kegiatan :


(7)

kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik dan berhasil memenuhi target kinerja.

Kegiatan koordinasi kerjasama wilayah perbatasan dengan indikator Penegasan batas daerah Kab. Boyolali dengan Kabupaten lainnya (aktv), pada tahun 2016 antara lain dengan malaksanakan koordinasi penyelesaian Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Penegasan Batas Daerah Kabupaten Boyolali dengan Kabupaten Sukoharjo, koordinasi tindak-lanjut MOU Pembangunan Jembatan Doplang di Wilayah Perbatasan Kabupaten Boyolali dengan Kabupaten Klaten, koordinasi pelaksanaan monitoring dan inventarisasi pilar batas daerah di Wilayah Kecamatan se-Kabupaten Boyolali, dan inventarisasi kondisi pilar batas daerah Kabupaten Boyolali dengan Kabupaten Magelang, Semarang, Klaten, Sukoharjo, Grobogan, Karanganyar, Sragen, dan Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah.

Perlu disampaikan bahwa Kabupaten Boyolali mempunyai 9 (sembilan) segmen batas daerah, yaitu Batas Daerah Kabupaten Boyolali dengan Kota Surakarta, Kabupaten Sragen, Karanganyar, Klaten, Sukoharjo, Semarang, Grobogan, Magelang dan Kabupaten Bantul Provinsi DI Yogyakarta. Dari 9 (sembilan) segmen batas daerah tersebut, masih terdapat 6 (enam) segmen perbatasan yang belum mendapatkan penetapan peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Batas Daerah yaitu batas daerah Kabupaten Boyolali dengan Kota Surakarta, Kabupaten Sragen, Karanganyar, Klaten, Sukoharjo, dan Semarang.

4. Jumlah Pembayaran iuran subosukawonosraten

a.

Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dibayarkan

iuran sekretariat subosukawonosraten melalui transfer ke rekening

SUBOSUKAWONOSRATEN.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah belum maksimalnya kerjasama yang telah disepakati dalam implementasi pelaksanaan di masing-masing Kabupaten/Kota melalui SKPD terkait.

Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah meningkatkan koordinasi Kabupaten/Kota melalui SKPD terkait .

b.

Efesiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan

secara maksimal anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target dengan anggaran sebesar Rp. 30.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 30.000.000,00;


(8)

Untuk mencapai target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Kerjasama pembangunan dengan kegiatan Koordinasi kerjasama pembangunan antar daerah, sedangkan bentuk pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

- Pertemuan rutin Forum PEW se Subosukawonosraten;

- Pembahasan Penandatangan Proposal Anggaran BKAD SUBOSUKAWONO-SRATEN Tahun oleh para Kepala Bagian Pemerintahan /Kerjasama se Wilayah SUBOSUKAWONOSRATEN;

- Pertemuan membahas Inventarisasi Permasalahan sewilayah SUBOSUKAWONOSRATEN;

- Pembahasan rencana audiensi Forum litbang Subosukawonosraten; - Rakor Sekretariat BKAD Subosukawonosraten;

- Pembahasan rencana kegiatan dan Program Kerja BKAD SUBOSUKA-WONOSRATEN;

- Pelaksaaan kegiatan Workshop Forum Litbang; - Studi Banding.

5. Jumlah MOU kerjasama dengan daerah lain / dengan pihak ketiga

a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan fasilitasi kegiatan kerjasama daerah dari SKPD baik berupa kegiatan pembahasan draft nota kesepakatan dan kerjasama baik antar daerah, pihak ketiga maupun dengan instansi vertical;

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah belum optimalnya peran fungsi Tim Koordinasi Kerjasama Daerah (TKKSD) dalam mengkoordinasikan kegiatan kerjasama daerah. Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah Optimalisasi peran TKKSD melalui intensitas rapat koordinasi dan melakukan sosialisasi kepada SKPD tentang Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Kerjasama Daerah.

b. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar Rp.47.814.282,00 (52,18%) dari anggaran Rp.91.633.000,00 digunakan Rp.43.818.718,00.

c. Analisis program/kegiatan :

Untuk mencapai target indikator ini dilaksanakan dengan program Kerjasama pembangunan dengan kegiatan Fasilitasi kerjasama dengan dunia usaha/lembaga. Bentuk kegiatannya adalah :


(9)

- Melakukan pembahasan dan penjajagan kerjasama baik itu terealisasi dengan ditandatanganinya naskah kesepakatan bersama ataupun sampai akhir tahun 2016 masih terbatas pada pembahasan dan penjajagan mendalam draft ataupun konsep nota kesepahaman;

- Fasilitasi kegiatan kerjasama daerah dari SKPD baik berupa kegiatan pembahasan draft nota kesepakatan dan kerjasama baik antar daerah, pihak ketiga maupun dengan instansi vertical;

- Meningkatkan koordinasi dan konsultasi dengan tim TKKSD melalui intensitas rapat koordinasi.

6. Jumlah dokumentasi Laporan penyelenggaraan KAD sampai kepada Mendagri dan

Gubernur

a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dilakukannya asistensi kepada SKPD dan memanggil yang bersangkutan untuk melengkapi data-data kerjasama yang belum dilaporkan.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah kurangnya atensi dan resposibilitas dari beberapa SKPD dalam menyampaikan laporan kerjasama yang dilaksanakan, sehingga tidak menaati ketentuan batas waktu yang telah ditetapkan serta laporan yang disampaikan hanya sekedar untuk membatalkan kewajiban belum sepenuhnya memperhatikan kualitas dan akuntabitilas laporan. Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah melakukan asistensi kepada SKPD dan memanggil yang bersangkutan untuk melengkapi data-data kerjasama yang belum dilaporkan.

b. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar sebesar Rp. 6.023.150,00 (18,91%) dari anggaran sebesar Rp. 31.850.000,00 digunakan sebesar Rp. 25.826.850,00;

c. Analisis program/kegiatan :

Untuk mencapai indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Kerjasama pembangunan dengan kegiatan Monitoring evaluasi dan pelaporan. Metode pengumpulan data dalam penyusunan Buku Identifikasi dan Evaluasi Kerjasama ini dilakukan dengan cara pengisian quisioner data pelaksanaan Kerjasama oleh seluruh SPKD di Kabupaten Boyolali serta asistensi guna mengkonfirmasi data yang telah disusun. Sedangkan hasil yang diharapkan dari tersusunnya dokumentasi Laporan penyelenggaraan KAD :

- Teridentifikasinya kerjasama yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali baik dengan Pemerintah Daerah lain, lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah di dalam dan luar negeri;


(10)

- Terpantaunya pelaksanaan kerjasama yang dilakukan oleh Pemerintah kabupaten Boyolali baik kerjasama dalam negeri maupun kerjasama luar negeri, yang akan mempermudah pula dalam penyelesaian bila terjadi perselisihan dan permasalahan;

- Tersedianya bahan acuan dalam penentuan kebijakan/pengambilan keputusan yang terkait dengan kerjasama yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali.

7. Jumlah bulan Tertib administrasi Pemerintahan di Bidang Keagrariaan

a.

Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan adanya koordinasi

lintas sektoral antara dinas/instansi terkait untuk menyelesaikan permasalahan sesuai dengan bidang kewenangan masing-masing;

b. Efisiensi penggunaan sumber daya :

- Membentuk Tim Fasilitasi Penyelesaian Permasalahan Pertanahan;

- Adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai penatagunaan, kepemilikan, pemanfaatan, dan penguasaan tanah;

- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 3,31% dari anggaran sebesar Rp. 46.290.000,00 digunakan sebesar Rp. 44.760.000,00.

c. Analisis program/kegiatan “:

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Penyelesaian konflik-konflik pertanahan dan kegiatan Fasilitasi Penyelesaian konflik-konflik pertanahan. Bentuk kegiatannya adalah :

- Melakukan kajian terhadap laporan/pengaduan masyarakat atas permasalahan pertanahan;

- Melakukan rapat-rapat koordinasi untuk menetapkan langkah-langkah fasilitasi penyelesaian konflik-konflik pertanahan;

- Memfasilitasi pihak-pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan penyelesaian.

8. Pembakuan nama rupa bumi wilayah administrasi kab dan kec di Kab. Boyolali

a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan penyusunan dan pengumpulan data statistik daerah berupa inventarisasi nama rupa bumi alami telah dilaksanakan dengan menggunakan Formulir Lapangan Nama Rupabumi (Toponim) dari Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi;

b. Efisiensi penggunaan sumber daya :

-

Membentuk Panitia/Tim Pembakuan Nama Rupabumi Kabupaten Boyolali


(11)

- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 46,93% dari anggaran sebesar Rp. 36.810.000,00 digunakan sebesar Rp.19.534.000,00.

c. Analisis program/kegiatan :

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Pengembangan data/informasi/statistik daerah dan kegiatan Penyusunan dan pengumpulan data & statistik daerah, bentuk pelasanaan kegiatan dalah dengan penyusunan dan pengumpulan data dan statistik daerah berupa inventarisasi nama rupa bumi unsur alami. Serta dengan dibentuk tim Pembakuan Nama Rupabumi Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2016, yang tugasnya adalah sebagai berikut :

- Melakukan kegiatan inventarisasi nama unsur-unsur rupabumi di Wilayah Kabupaten Boyolali;

- Mengumpulkan dan mengolah data dan informasi yang berkaitan dengan nama unsur-unsur rupabumi di Wilayah Kabupaten Boyolali;

- Mengusulkan kepada Tim Nasional pembakuan nama-nama rupabumi di Wilayah Kabupaten Boyolali melalui Panitia Provinsi;

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Tim Nasional dan Panitia Provinsi.

9. Jumlah kecamatan yang dilaksanakan pendampingan pelaksanaan PATEN

a.

Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan dilaksanakan secara bertahap;

b.

Analisis penggunaan sumber daya :

Didalam PATEN terdapat aplikasi pelayanan Perijinan dan Perijinan, aplikasi penerbitan Surat Izin Usaha Mikro dan Kecil Menengah (SIUMKM), E-Office untuk pengiriman surat. Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan : - Mengirim personil untuk mengikuti bintek PATEN;

-

Telah dibangun Sistem Informasi Kecamatan Terpadu (SIMANTAP) serta aplikasi lainnya guna mendukung percepatan penerbitan perijinan dan monitoring secara online yang terdiri :

 Aplikasi penerbitan Ijin Usaha Kecil Mikro (https://iumk.boyolalikab.go.id/)

 Aplikasi Front Office pendaftaran perijinan BPMP2T;

(https://simantap.boyolalikab.go.id/)

 Aplikasi e-office untuk pembuatan dan pengiriman surat undangan/surat rutin lainnya dari kecamatan ke SKPD atau sebaliknya (https://e-office.boyolalikab.go.id/)

 Aplikasi input data IUMK yang terintegrasi dengan BRI (http://iumk.bri.co.id)

Aplikasi Pendaftaran Mandiri Akta Tanah (Permata) yang terinterigrasi dengan BPN (https://loket.bpn.go.id/).


(12)

-

Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 4,57% dari anggaran sebesar Rp. 95.895.000,00 digunakan sebesar Rp. 91.512.250,00.

c. Analisis program/kegiatan :

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Penataan peraturan perundang-undangan dengan kegiatan Fasilitasi sosialisasi peraturan perundang-undangan. Kegiatan ini telah selesai dilaksanakan dengan terlaksananya penerapan aplikasi PATEN secara di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Karanggede, Ampel dan Nogosari yang menjadi pilot projet PATEN dibidang perijinan dan non perijinan. Launching Pilot Project PATEN di Kecamatan Karanggede.

10. Jumlah Publikasi di media massa

a. Keberhasilan capaian target indikator

kinerja ini disebabkan adanya pilihan media massa yang beragam sehingg dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang ada dan data dukung yang telah tersedia relatif lengkap;

b. Efisiensi penggunaan sumber daya

yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 0,01% dari anggaran sebesar Rp. 43.755.000,00 digunakan sebesar Rp.43.751.250,00.

c. Analisis program,/kegiatan :

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Kerjasama infromasi dengan media massa Penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintah daerah. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah dengan pemuatan ILPPD Kabupaten Boyolali pada Harian Joglo Semar tanggal 28 Maret 2016.

11. Jumlah kelurahan yang dibina administrasi kelurahannya

a.

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini disebabkan telah dilaksanakan pembinan kelurahan untuk tertib administrasi;

b.

Efesiensi penggunaan sumberdaya dilakukan dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 0,01% dari anggaran sebesar Rp. 43.755.000,00 digunakan sebesar Rp.43.751.250,00;


(13)

c. Analisis program/kegiatan :

Untuk mencapai target indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Pembinaan dan pengembangan aparatur dan kegiatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah dengan kegiatan pembinan kelurahan untuk tertib administrasi, meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan di seluruh Kelurahan serta disiplin aparatur Kelurahan.

Tujuan pembinaan Kelurahan :

- Agar pelaksanaan kebijakan daerah dapat berjalan lancar sesuai dengan prinsip partisipasi dan pemberdayaan publik;

- Substansi tujuan desentralisasi pemerintahan yaitu peningkatan pelayanan publik dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan dapat terwujud;

- Memperbanyak referensi dalam menyusun kebijakan untuk mendudukan kembali posisi kelurahan dalam pilar manajerial pemerintahan daerah termasuk pertimbangan pendelegasian wewenang bupati kepada lurah;

- Menjadikan bahan dalam pencapaian pemerataan dan pertumbuhan wilayah untuk mempercepat pertumbuhan kabupaten;

- Menjadi bahan dalam efektifitas penanganan permasalahan wilayah yang sewaktu – waktu dapat muncul;

- Suplemen ampuh dalam peningkatan kinerja pemerintahan kabupaten;

- Sebagai referensi dalam metode pengumpulan data, analisa, dan rekomendasi dalam suatu pembinaan yang komprehensif.

12. Jumlah regulasi (ranperda) tentang penyelenggaraan pemerintahan desa

a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan sikap proaktif tim penyusun dalam melakukan konsultasi pada saat regulasi yang dijadikan dasar/ pedoman belum ditetapkan serta keaktifan dalam pelaksanaan pembahasan.

Kendala dan hambatan yang dihadapi dalam menyelenggarakan

program/kegiatan ini adalah adanya keterlambatan penetapan regulasi diatasnya sebagai dasar dalam penyusunan Ranperda yang sudah direncanakan sehingga mengalami keterlambatan dalam penyusunannya

Alternatif solusi yang sudah dilakukan adalah memulai persiapan penyusunan Ranperda lebih awal dan meningkatkan Koordinasi dengan dinas/instansi terkait. b. Efesiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan :

- Menggunakan komunikasi lewat telephone dan e-mail untuk pelaksanaan konsultasi daripada melakukan kunjungan ke pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi;

- Membentuk Tim Fasilitasi Penyusunan Naskah Akademik dan Tim Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah;


(14)

- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan tingkat efisiensi sebesar 2,7% dari anggaran sebesar Rp. 191.880.500,00 digunakan sebesar Rp. 186.843.400,00.

c. Analisis program/kegiatan :

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Penataan Peraturan Perundang-Undangan dengan kegiatan Penyusunan rencana kerja rancangan peraturan perundang –undangan. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah dengan cara membentuk Tim Fasilitasi Penyusunan Naskah Akademik dan Tim Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah. Selanjutnya dilakukan penujukan kepada pihak ketiga untuk penyusunan Naskah Akademik kemudian dilakukan pembahasan-pembahasan atas ranperda yang sudah direncanakan.

13. Jumlah regulasi (ranperbup) tentang penyelenggaraan pemerintahan desa.

a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan sikap proaktif tim penyusun dalam melakukan konsultasi pada saat regulasi yang dijadikan dasar/ pedoman belum ditetapkan serta keaktifan dalam pelaksanaan pembahasan.

Kendala dan hambatan yang dihadapi dalam menyelenggarakan

program/kegiatan ini adalah adanya keterlambatan penetapan regulasi diatasnya sebagai dasar dalam penyusunan Ranperbup yang sudah direncanakan sehingga mengalami keterlambatan dalam penyusunannya.

Alternatif solusi yang sudah dilakukan adalah dengan memulai persiapan penyusunan Ranperbub lebih awal dan meningkatkan Koordinasi dengan dinas/instansi terkait.

b. Analisis penggunaan sumber daya :

Efisiensi yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan guna pencapaian target indikator antara lain:

- Pelaksanaan konsultasi lebih banyak melalui komunikasi lewat telephone dan e-mail daripada melakukan kunjungan ke pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi;

- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan tingkat efisiensi sebesar 11,5% dari anggaran sebesar Rp. 99.310.000,00 digunakan sebesar Rp. 88.965.600,00.


(15)

c. Analisis program/kegiatan :

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Penataan Peraturan Perundang-Undangan dengan kegiatan Kajian Peraturan Perundang-Undangan Daerah Terhadap Peraturan Perundang-Undangan Yang Baru, Lebih Tinggi dan Keserasian Antar Peraturan Perundang-Undangan Daerah. Bentuk pelaksanaannya yaitu dengan cara membentuk Tim Penyusun Ranperbup selanjutnya Tim melakukan penyusunan draf perbup dan ditindaklanjuti dengan pembahasan-pembahasan.

14. Jumlah desa yang dilaksanakan pengelolaan, pemanfaatan, pelepasan dan alih fungsi tanah kas desa

a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan Pemerintah desa yang akan melakukan pengelolaan/ pemanfaatan/ pelepasan/ alih fungsi tanah kas desa secara proaktif melakukan proses pengurusannya.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah adanya ketidaklengkapan dokumen dan tidak tertibnya pengelolaam administrasi pertanahan (tanah kas Desa), sehingga menghambat proses penerbitan ijin/ rekomendasi dari pejabat yang berwenang (Gubernur/ Bupati) dan adanya ketentuan yang sulit untuk dilaksanakan di lapangan.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah dengan cara memfasilitasi pemerintah desa dalam proses pengurusannya dengan melakukan rapat koordinasi dengan SKPD/ pihak terkait dan melakukan konsultasi dengan instansi pemerintah diatasnya

b. Analisis penggunaan sumber daya.

Efisiensi yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan guna pencapaian target indikator antara lain :

- Pelaksanaan konsultasi lebih banyak dilakukan dengan komunikasi lewat telephone daripada melakukan kunjungan ke instansi pemerintah diatasnya; - Membentuk tim fasilitasi dengan keanggotaan yang berasal dari Bagian

Pemdes dan SKPD terkait yang kompeten dibidangnya;

- Melakukan rapat koordinasi antara pemerintah desa dengan instansi/ pihak terkait untuk menyamakan persepsi dan penelitian kelengkapan persyaratan sebelum melakukuan cheking di lapangan;

- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan tingkat efisiensi sebesar 23% dari anggaran sebesar Rp. 36.781.750,00 digunakan sebesar Rp. 28.357.850,00.

c. Analisis program,/kegiatan :

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Penataan Peraturan Perundang-Undangan dengan kegiatan Penataan,


(16)

pengelolaan, pemanfaatan, pelepasan dan Alih fungsi tanah kas desa. Bentuk pelaksanaannya yaitu dengan dengan cara memfasilitasi pemerintah desa dalam proses pengurusannya dengan melakukan rapat koordinasi dengan SKPD/ pihak terkait dan melakukan konsultasi dengan instansi pemerintah diatasnya dan melakukan rapat koordinasi antara pemerintah desa dengan instansi/ pihak terkait untuk menyamakan persepsi dan penelitian kelengkapan persyaratan sebelum melakukuan cheking di lapangan.

15. Jumlah kasus di lingkungan Pemerintah Kabupaten Boyolali yang berperkara di pengadilan yang ditangani

a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini dikarenakan jumlah kasus yang masuk pada tahun 2016 sebanyak 1 kasus dapat ditangani.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah kasus yang masuk setiap tahun tidak dapat diprediksi, sehingga capaian target kinerja kadang ada peningkatan maupun penurunan

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah setiap tahun tetap menganggarkan rata-rata 1 kasus, kecuali diketahui bahwa untuk tahun depan ada prediksi penambahan kasus baru kita tambahkan, misalkan akan menyelenggarakan Pilkades/Pilbup, dan lain – lain.

b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah :

- Kuasa hukum dibuat berdasarkan berat ringannya kasus tersebut, adakalanya apabila kasus tersebut dirasa berat pastinya akan merekrut kuasa hukum banyak, tetapi untuk tahun-tahun yang akan datang akan kita jajaki adanya MOU dengan Kejaksaan Negeri Boyolali yeng merupakan kuasa hukum Negara dalam penyelesaian kasus;

- Dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas apabila timbul aduan gugatan

yang masuk ke pemerintah daerah dari anggaran sebesar Rp. 72.000.000,00

digunakan sebesar Rp. 51.709.500,00 sehingga terjadi efesiensi sebesar 28,18%.

c. Analisis program/kegiatan :

Indikator ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dan kegiatan Penangan kasus pengaduan di lingkungan pemerintah darah. Bentuk pelaksanaan kegiatan yaitu dengan menyelesaikan perkara aduan gugatan yang ditujukan pemerintah daerah di Pengadilan. Program/kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.


(17)

a. Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini adanya koordinasi dengan dinas instansi terkait sambil menunggu regulasi/peraturan perundang-undangan yang belum diundangkan, tetapi ada 9 ranperda tidak terbahas, dikarenakan :

- 2 ranperda yang penyusunannya menunggu peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi;

- 2 ranperda setelah dikaji pembentukannya cukup dengan Peraturan Bupati; - 5 ranperda yang belum siap dengan Naskah Akademiknya.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah dalam pembahasan Ranperda menjadi Perda seringkali terkendala dengan harus dipending/dihentikannya pembahasan karena terbentur oleh regulasi/peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan aturan belum terbit/belum diundangkan, akibatnya ranperda urung untuk dibahas dan selanjutnya menjadi bahan/materi untuk pembahasan ranperda pada tahun-tahun selanjutnya sambil menunggu keluarnya regulasi yang mengatur subtansi-subtansi dalam ranperda dimaksud.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah melakukan koordinasi dengan dinas instansi terkait sambil menunggu regulasi/peraturan perundang-undangan yang belum diundangkan b. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan :

- Pembahasan dilaksanakan oleh personil teknis Perangkat Daerah yang menguasai, dan sebelum pembahasan kita memperisapkan aturan perundang-undangan yang lengkap, sehingga pasal demi pasal sesuai dengan peraturan perundangan yang lebih tinggi;

- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan rencana anggaran Rp. 454.000.000,00 terealisasi Rp. 300.365.426,00 sehingga terjadi efesiensi sebesar 33,84%.

c. Analisis program / kegiatan :

Indikator ini dilaksanakan dengan Program Penataan Peraturan Perundang-undangan dan kegiatan Penyusunan rencana kerja rancangan peraturan perundang-undangan. Bentuk pelaksanaan kegiatan yaitu Pembahasan Rencana Peraturan Daerah menjadi Peraturan Daerah yang ditetapkan. Sebelum dilaksanakan pembahasan terlebih dahulu dilaksanakan harmonisasi antara Bagian Hukum dengan Perangkat Daerah yang membidangi, sehingga tidak mis komunikasi. Program/kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.


(18)

a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena banyaknya Perda baru yang mengamanatkan pembentukan Perbup sehingga melampaui target yang semula 50 Perbup realisasi 75 Perbup.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah ada beberapa Perbup yang dapat dilaksanakan pada tahun 2016, tetapi karena ada pelantikan OPD baru, maka dipending tahun 2017.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah melakukan koordinasi dengan dinas instansi terkait

b. Efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan :

- Pembahasan dilaksanakan oleh personil teknis Perangkat Daerah yang menguasai, dan sebelum pembahasan kita memperisapkan aturan perundang-undangan yang lengkap, sehingga pasal demi pasal sesuai dengan peraturan perundangan yang lebih tinggi;

- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan rencana anggaran Rp. 125.000.000,00 terealisasi Rp. 50.170.000,00 sehingga terjadi efesiensi sebesar 59,86%

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Indikator iini dilaksanakan dengan program Penataan Peraturan Perundang-Undangan dan kegiatan Legislasi rancangan peraturan perundang-undangan. Sebelum dilaksanakan pembahasan terlebih dahulu dilaksanakan harmonisasi antara Bagian Hukum dengan Perangkat Daerah yang membidangi, sehingga tidak mis komunikasi.

18. Jumlah orang yang mendapat penyuluhan hukum

Kegagalan capian target kinerja indikator ini disebabkan peserta sosialisasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat, untuk fasos cukai tembakau dengan peserta siswa/siswi SLTA terpenuhi semua, untuk fasos peraturan perundang-undangan dengan peserta Kepala SKPD karena kesibukan ada beberapa yang tidak hadir, untuk fasos Peraturan Perundang-undangan tentang Pemerintahan Desa, Kepala Desa beserta perangkatnya sangat antusias, tetapi ada beberaa peserta yang tidak hadir dengan alasan tidak menerima undangan, padahal undangan sudah di email dan di VHF ke Kec. Se Kab. Boyolali, sedangkan untuk fasos TP4D karena berhubungan dengan pendampingan dalam melaksanakan pembangunan dan pemerintahan banyak Kepala Desa yang hadir dalam pelaksanaannya, sehingga jumlah orang yang targetnya 2.272 orang tercapai 2.142 orang atau 94%.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah Ada Kecamatan yang internetnya terganggu dan VHF nya rusak sehingga undangan tidak sampai pada tujuan.


(19)

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah menghimbau kepada Kecamatan untuk segera membenahi internet dan VHF dengan koordinasi dengan Bagian Humas dan Dishubkominfo

19. Jumlah desa/kec yang telah diadakan penyuluhan

Keberhasilan capian target kinerja indikator ini disebabkan karena lokasi fasos telah direncanakan secara matang dan terlah dikoordinasikan dengan Kepala SKPD yang ketempatan, sehingga dari 34 tempat Fasos terlaksana 34 tempat.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah ada beberapa tempat fasos yang tidak mempunyai sarana dan prasarana seperti wearless/sound system dan LCD.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah Panitia selalu siap membawa baik sarana maupun prasarana serta akomodasi yang diperlukan pada saat fasos.

20. Jumlah rakor RANHANKAM

Keberhasilan capaian target kinerja indikator ini disebabkan kesiapan panitia dalam pelaksanaan Rakor Ranham dan koordinasi dengan Biro Hukum Provinsi Jawa Tengah.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah menunggu regulasi yang terbaru (Instruksi Presiden yang merupakan tindak lanjut dari Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 2015 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2015 – 2019) yang sampai saat ini belum terbit.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah Nasrasumber Ranham dimohonkan ke Biro Hukum Setda Provinsi Jawa Tengah.

21. Jumlah kegiatan Keluarga Sadar Hukum (Kadarkum)

Keberhasilan capaian kinerja indikator ini disebabkan kesiapan peserta maju lomba kadarkum tidak lepas dari Panitia yang memberikan pendampingan, sehingga lomba dapat dilaksanakan di Kabupaten Wonosobo, walaupun belum mempeeroleh juara, namun tujuan dari Kadarkum sendiri sudah tercapai dengan memberikan bahan Kadarkun untuk dihafalkan kepada Peserta Lomba, sehingga mereka dapat menularkan bahan tersebut ke masyarakat lainnya.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah tata tertib dalam lomba utamanya pada saat rebutan jawaban dirasa tidak adil, sebab semua peserta sudah menguasai materi, tetapi karena nasib/kalah cepat dalam memencet

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah dipersiapkan peserta lomba yang cekatan dan menguasai materi secara sungguh-sungguh utamanya yang masih muda-muda.


(20)

Analisis untuk 4 (empat) indicator di atas :

a. Efisiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah :

- Sehubungan Bagian Hukum dan HAM pegawai sangat minim, sebagian tunggu di kantor dan sebagian mengikuti Fasos ke daerah;

- Peserta adalah Kasubag/Staf yang menangani perencanaan dan pelaporan dari semua SKPD se Kabupaten Boyolali yang secara langsung nantinya menangani pelaporan tentang data Ranham

- Analisis penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan rencana anggaran Rp. 332.875.000,00 terealisasi Rp. 319.435.750,00 sehingga terjadi efesiensi sebesar 4,04%;

b. Analisis program/kegiatan :

Untuk mencapai 3 (tiga) indikator di atas dilaksanakan dengan program Penataan Peraturan Perundang-Undangan dan kegiatan Fasilitasi peraturan perundang-undangan. Dilaksanakan dengan :

- Sebelum dilakukan Fasos, sudah dilaksanakan koordinasi baik dengan instansi terkait maupun dengan intern Bagian Hukum dan HAM;

- Untuk materi dimohonkan kepada Biro Hukum Setda Provinsi Jawa Tengah yang dapat memberikan pengertian dan instruksi kepada SKPD dalam membuat laporan tentang Laporan RANHAM.

22. Jumlah buku produk hukum berupa Warta Perundang-undangan

Keberhasilan capaian kinerja indikator ini disebabkan pengiriman warta perundang-undangan dari Kantor Berita ANTARA lancar dalam setiap bulan 4 edisi warta perundang-undangan, sehingga dalam 1 tahun terdapat 48 warta perudang undangan.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah setiap minggu dikirim warta perundang-undangan, namun jarang sekali SKPD membaca/meminjam sehingga kurang efisien disebabkan isi warta perundang-undangan banyak yang tidak lengkap, harus dihimpun dalam beberapa warta perundang-undangan.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah membeli buku Himpunan Perundang-undangan Republik Indonesia yang dibutuhkan.


(21)

23. Jumlah buku produk hukum berupa Perda, Perbub dan Surat keputusan Bupati yang dijilid.

Keberhasilan capaian kinerja indikator ini disebabkan penjilidan dan jumlah jilid sesuai dengan perencanaan, sehingga penjilidan peraturan perundangan untuk tahun kemaren dapat dilaksanakan pada tahun ini, sehingga peraturan perundang-undangan dapat di distribusikan ke Desa Desa untuk segera dapat di sosialisasikan. Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah pendistribusian peraturan perundang-undangan ke desa-desa belum teranggarkan secara khusus, dalam pendistribusian menunggu pada saat ada Rakor Camat atau pada saat mengadakan sosialisasi.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah menganggarkan secara khusus pendistribusian peraturan perundang-undangan

24. Jumlah Pembelian Buku Peraturan Perundang-Undangan.

Keberhasilan capaian kinerja indikator ini disebabkan regulasi Peraturan perundang-undangan sangat cepat, sehingga Kabupaten/Kota harus mempunyai regulasi tersebut, sehingga pengadaan buku peraturan perundang-undangan sangat diperlukan, untuk itu Bagian Hukum selalu menganggarkan untuk pembelian buku peraturan perundang-undangan yang baru untuk menjadikan dasar di dalam pelaksanaan tugas dan membuat regulasi turunannya.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah pergantian regulasi sangat banyak, sehingga peraturan yang terbaru yang dibeli pada saat penganggaran belum terbit, sehingga belum dapat dibeli.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah nmendown load aturan dari Internet

25. Jumlah Perda yang dijilid dan dipublikasikan

Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena penjilidan dan jumlah jilid sesuai dengan perencanaan, sehingga penjilidan peraturan perundangan untuk tahun kemaren dapat dilaksanakan pada tahun ini, sehingga peraturan perundang-undangan dapat di distribusikan ke Desa Desa untuk segera dapat di sosialisasikan. Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah pendistribusian peraturan perundang-undangan ke desa-desa belum teranggarkan secara khusus, dalam pendistribusian menunggu pada saat ada Rakor Camat atau pada saat mengadakan sosialisasi.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah menganggarkan secara khusus pendistribusian peraturan perundang-undangan.


(22)

26. Jumlah Rakor JDI Nasional

Kegagalan capaian kinerja indikator ini Indikator ini karena Rakor JDI Nasioanal ditentukan oleh Pemerintah Pusat, sehingga Kabupaten/Kota menunggu undangan dari Pemerintah Pusat, apabila Pemerintah pusat tidak melaksanakan maka Kabupaten juga tidak melaksanakan Rakor JDI tersebut. Sehingga target yang direncanakan 1 kegiatan Rakor JDI Nasional tidak dapat dilaksanakan sehingga capaian 0 %, karena Pemerintah Pusat tidak mengadakan Rakor JDI Nasional. Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah Kegiatan ini sangat tergantung pada Pemerintah Pusat.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah Pemerintah Kabuapten/Kota tetap menganggarkan Rakor JDI Nasional sebelum ada pemberitahuan dari Pemerintah Pusat untuk penghapusan Rakor JDI Nasional

Analisis untuk 5 (lima) indikator di atas :

a. Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan :

- Karena kurang efektif dan efisien, apabila diperkenankan untuk warta perundang-undangan tidak perlu berlangganan, karena kemudahan di dalam mengunggah aturan di internet;

- Pendistribusian peraturan perundang-undangan ke desa-desa diserahkan ke Pihak III atau menunggu kegiatan sosialisasi, kecuali Kecamatan yang tidak terjangkau dalam sosialisasi yang harus dikirim secara langsung oleh Bagian Hukum;

- Ada beberapa penawaran dari distributor buku, sehingga cukup dengan melihagt pamphlet penawaran kita dapat memilih buku yang dikehendaki; - Peserta Rakor JDI dibatasi maksimal 2 (dua) orang yaitu Kepala Bagian

Hukum dan Kasubag yang menangani JDI Hukum;

- Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh terhadap capaian target sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan rencana anggaran Rp. 152.000.000,00 terrealisasi Rp. 118.787.175,00 sehingga terjadi efesiensi sebesar 21,85%;

b. Analisis program/kegiatan :

Capain keempat indikator kinerja di atas dilaksanakan dengan Program Penataan Peraturan Perundang-undangan dan kegiatan Publikasi peraturan perundang-undangan. Bentuk pelaksanaan kegiatan yaitu dengan :

- Untuk materi dimohonkan kepada Biro Hukum Setda Provinsi Jawa Tengah yang dapat memberikan pengertian dan instruksi kepada SKPD dalam membuat laporan tentang Laporan RANHAM;

- Latihan perlu dilaksanakan sesering mungkin, sehingga penguasaan materi lebih mantap, dan latihan dengan menggunakan bel, sehingga pada saat


(23)

- Anggaran dialihkan untuk menambah buku perundang-undangan;

- Kegiatan penjilidan dilaksanakan pada triwulan I (petama), sehingga dapat segera didistribusikan dengan maksud agar peraturan perundang –undangan dapat segera tersosialisasikan sampai ke masyarakat;

- Buku peraturan perundang-undangan yang telah dibeli jumlahnya terbatas, sehingga apabila sudah dipinjam SKPD satu apabila dipinjam SKPD lain harus menunggu sampai dikembalikan dulu;

Program/kegiatan ini secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik.

27. Jumlah produk hukum pusat dan daerah yang mendapat kajian hukum.

a.

Keberhasilan target kinerja indikator ini, disebabkan Regulasi peratuan perundang-undangan selalu berganti-ganti, sehingga Peraturan Daerah harus menyesuaikan, untuk itu terdapat beberapa Perda yang harus dikaji dengan peraturan perundangan yang lebih tinggi untuk segera diusulkan melalui Program Pembentukan Peraturan Daerah ke DPRD Kabupaten;

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah dengan banyaknya regulasi yang berganti-ganti, sehingga banyak sekali Perda yang dikaji sedangkana SDM dan anggaran terbatas;

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah mengkaji Perda yang sangat diperlukan terlebih dahulu dan kesiapan SKPD untuk segera membuat Perda tersebut

b.

Efesiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan adalah dengan :

- Kajian Perda dipersandingkan dengan aturan yang lebih tinggi dilaksanakan dengan bekerjasama dengan pihak III/Akademisi, sehingga kajian tersebut dapat secara jelas perlu segera diganti apa cukup diubah;

- menggunakan anggaran untuk aktivitas dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi 34,36% dari anggaran sebesar Rp. 60.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 39.382.630,00.

c. Analisis program/kegiatan :

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan kegiatan Kajian peraturan perundang-undangan terhadap peraturan perundang-undanganyang baru, lebih tinggi dan keserasian antar peraturan perundang-undangan daerah. Bentuk pelaksanaan kegiatan yaitu dengan bekerjasama dengan pihak III/Akademisi agar kajian yang dihasilkan dapat secara cermat dan dapat d[pertanggung jawabkan. Program/kegiatan ini secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas kinerja yang baik dan berhasil memenuhi target kinerja.


(24)

28. Frekuensi ekspose hasil monev kegiatan pembangunan

a.

Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan telah dilaksanakan rakor POK digunakan sebagai sarana penyampaian hasil monev pengendalian pembangunan terutama penyediaan infrastuktur fisik bangunan.

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja adalah masih ada SKPD yang terlambat dalam menginput data / melaporkan data perkembangan kegiatan sehingga rekap perkembangan kegiatan belanja langsung mengalami keterlambatan.

Alternatif solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian target kinerja adalah membuat surat edaran kepada SKPD tentang batas akhir penginputan dan pengiriman data perkembangan kegiatan, membuat sistim pelaporan yang mudah dilaksanakan, sehingga Rakor POK dapat terlaksana tepat waktu

b. Analisis penggunaan sumberdaya :

Efesiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan :

- Membuat surat edaran kepada SKPD tentang batas akhir pengiriman data perkembangan kegiatan, membuat sistim pelaporan yang mudah dilaksanakan, sehingga Rakor POK dapat terlaksana tepat waktu;

- Menggunakan anggaran sebesar Rp. 60.030.000,- dapat terealisasi sebesar Rp. 55.434.250,- sehingga terdapat efisiensi sebesar. 7,66%.

c. Analisis program/kegiatan :

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program peningkatan pelayanan kedinasan kepala Daerah/wakil kepala daerah dan kegiatan Rapat Koordinasi pejabat pemerintah daerah. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah melaksanakan Rakor POK digunakan sebagai sarana penyampaian hasil monev pengendalian pembangunan terutama penyediaan infrastuktur fisik bangunan, dan untuk memberikan laporan pelaksanaan Belanja Langsung APBD tahun berjalan seluruh SKPD yang dananya bersumber dari dana DAU, DAK dan Bankeu Provinsi Jatwa Tengah. Laporan tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan terkait dengan pelaksanaan APBD baik dari segi progres fisik maupun progres penyerapan angggaran

29. Waktu pengiriman laporan evaluasi pengawasan dan penyerapan anggaran belanja

langsung

a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan sudah adanya program aplikasi Tepra.

b. Efesiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan :

- Membuat surat edaran kepada SKPD tentang batas akhir pengiriman data perkembangan kegiatan;


(25)

- Menggunakan anggaran yaitu sebesar Rp. 10.175.000,00 dapat terealisasi sebesar Rp. 8.110.000,00 sehingga terdapat efisiensi sebesar. 20,29%.

c. Analisis program/kegiatan :

Indikator ini dilaksanakan dengan Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH dan kegiatan Pelaksanaan pengawasan internal secara berkala. Laporan pelaksanaan evaluasi pengawasan dan penyerapan belanja langsung dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan Pemerintah di Tingkat Atas Provinsi maupun Pusat dalam perencanaan program kegiatan ataupun kebijakan kedepan. Kewenangan Pemerintah Pusat meminta laporan perkembangan pelaksanaan program strategis kepada Kabupaten/Kota tersebut dikirim melalui sistem Eloktronik melalui Web Site Tepra ke UKP4 (Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan) Secara On Line setiap bulannya. Input dilaksanakan sampai dengan tangggal 20 pada bulan berikutnya.

30. Jumlah kegiatan Pengendalian Kegiatan Belanja Langsung

a.

Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan Bagian Pembangunan Setda selalu melakukan pemantauan perkembangan fisik dilapangan dan selalu berkoordinasi dengan SKPD terkait sehingga apabila terdapat permasalahan dapat segera difasilitasi dalam pemecahan permasalahannya;

b. Analisis penggunaan sumberdaya :

Efesiensi penggunaan sumberdaya yang sudah dilakukan adalah :

- Pelaksanaan monev dengan memaksimalkan waktu yang ada yaitu dengan 1 SPPD untuk memantau 3 sampai 4 kegiatan bahkan sampai dengan 5 kegiatan;

- Menggunakan anggaran sebesar Rp. 122.195.000,00 dapat terealisasi sebesar Rp. 112.755.000,00 sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efisiensi sebesar 7,73%.

c. Analisis program/kegiatan :

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH dengan kegiatan Pengendalian manajemen pelaksanaan kebijakan KDH. Kegiatan pengendalian Belanja Langsung SKPD dengan melaksanakan monev/pemantauan perkembangan fisik dilapangan sehingga dapat diketahui hasil pekerjaan fisik dilapangan dari beberapa segi, baik segi mutu pelaksanaan pembangunan maupun administrasi pendukung pelaksanaan pembangunan fisik. Pelaksanaan pembangunan yang dimonev bersumber dari dana DAU, DAK dan Bankeu Prov. Jateng. Apabila terjadi penyimpangan pelaksanaan dilapangan, maka tim monev akan berkoordinasi dengan SKPD terkait sehingga diharapkan tidak terjadi kesalahan berlanjut hingga pelaksanaan


(26)

pekerjaan selesai. Setiap melaksanakan monev tim akan membuat laporan pelaksanaan Monev.

31. Jumlah rekanan yang mempunyai penilaian kinerja baik

a. Keberhasilan capaian target indikator kinerja ini disebabkan banyaknya Rekanan yang mendapat pekerjaan dan dilaksanakan melalui kegiatan penilaian kepada rekanan terkait kinerja dalam melaksanakan kegiatan pembangunan dengan sasaran berupa fisik yang dananya bersumber dari APBD Kabupaten Boyolali; b. Analisis penggunaan sumberdaya :

Efesiensi penggunaan sumberdaya yang dilakukan adalah dengan :

-

Menggunakan blanko penilaian yang telah disepakati tim penilai dan melaksanakan kunjungan kelapangan sehingga diperoleh kinerja rekanan dari Pemerintah Kabupaten Boyolali;

-

Menggunakan anggaran untuk aktivitas yang benar-benar berpengaruh

terhadap capaian target dengan penggunaan anggaran sebesar Rp. 61.320.000,00 dapat rerealisasi sebesar Rp. 49.532.315,00 sehingga dapat mengurangi Penggunaan Anggaran dengan efisiensi sebesar 19,22 %.

c. Analisis program/kegiatan :

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Pengawasan Jasa Konstruksi dan kegiatan Pengawasan tertib Penyelenggaraan jasa Konstruksi. Kegiatan Penilaian Kinerja Rekanan dilaksanakan oleh tim penilai kinerja rekanan yang personilnya dari Staf Bagian Pembangunan ditambah dengan unsur teknis dari DPU&ESDM, bidang Cipta Karya, Bidang Bina Marga dan Bidang Pengairan/ Irigasi. Teknik penilaian kegiatan dengan menggunakan blangko penilaian yang telah desepakati tim penilai dan melaksanakan kunjungan lapangan, sehingga diperoleh gambaran Kinerja Rekanan. Hasil dari penilaian kinerja rekanan tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan pemilihan rekanan dimasa datang.

32. Jumlah kegiatan penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintah daerah melalui media elektronik

a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan karena adanya koordinasi yang baik dengan SKPD/instansi terkait dalam penyusunan materi yang disampaikan kepada publik sehingga kegiatan dapat terlaksana.

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, terdapat sejumlah kendala atau permasalahan adalah jadwal kegiatan yang menyusun adalah pihak ketiga, sehingga frekuensi kegiatan sangat terbatas mengingat pihak ketiga juga bekerjasama dengan pihak lain serta semakin bertambah mahalnya biaya yang dikeluarkan dalam blocking time acara tersebut. Padahal banyak informasi yang


(27)

Alternatif pemecahan permasalahan ini adalah :

- Meminta kepada pihak ketiga untuk meningkatkan frekuensi kegiatan dengan menyusun ulang jadwal pelaksanaan;

- Meminta informasi dari SKPD untuk dapat disampaikan kepada masyarakat dengan bekerjasama dengan media informasi milik daerah dalam hal ini website resmi Pemkab Boyolali atau Provinsi Jawa Tengah maupun Radio RSPD Boyolali serta disampaikan kepada jajaran media/ pers.

b. Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :

-

Pemanfaatan media lain dalam menyampaikan informasi dengan terus meminta informasi kepada SKPD;

- Menggunakan anggaran secara efektif dan efisien sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi sebesar 8% dari anggaran sebesar Rp. 297.500.000,00 digunakan sebesar Rp. 273.101.000,00.

c. Analisis program/kegiatan :

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Kerjasama informasi dengan mas media dengan kegiatan Penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah.

program/ kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat terlaksana, perlu adanya upaya beberapa perencanaan kegiatan yang lebih baik. Sementara bagi SKPD diharapkan dapat aktif dalam menyampaikan informasi melalui Bagian Humas sehingga informasi publik dapat tersampaikan kepada masyarakat sesuai dengan keterbukaan informasi publik.

33. Jumlah pelaksanaan Pertemuan Sinkronisasi Pengelolaan Informasi Pemda

a.

Keberhasilan capaian indikator ini dikarenakan telah direncakan secara lebih baik di tahun sebelumnya. Di samping dengan memantau perkembangan informasi mengenai peran dan tugas sebagai petugas kehumasan di SKPD dan sekolah. Pelaksanaan kegiatan ini terdapat sejumlah kendala atau permasalahan adalah adanya sebuah anggapan bahwa petugas kehumasan itu bukanlah sebuah profesi yang elite sehingga kurang dianggap keberadaanya.

Alternatif pemecahan permasalahan ini adalah

- Mengubah persepsi megenai keberadaan, tugas dan fungsinya petugas kehumasan yang melekat di SKPD masing-masing.

- Meminta pimpinan SKPD untuk dapat berperan aktif dalam memfungsikan petugas kehumasan masing-masing agar berperan dalam memberikan informasi publik baik secara langsung kepada masyarakat atau melalui Bagian Humas.

b. Efesiensi penggunaan sumber daya antara lain dilakukan dengan :

-

Mengurangi aktifitas kegiatan yang dirasa tidak prioritas atau tidak perlu dilaksanakan;


(28)

- Anggaran digunakan efisien sehingga dapat mengurangi penggunaan anggaran dengan efesiensi hampir 5% dari anggaran sebesar Rp. 30.000.000,00 digunakan sebesar Rp. 28.710.000,00.

c. Analisis program/kegiatan :

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini dilaksanakan dengan program Kerjasama informasi dengan mas media dengan kegiatan Penyebarluasan informasi yang bersifat penyuluhan bagi masyarakat. Untuk pelaksanaan kegiatan sejenis ke depan perlu inovasi dan intensitas yang lebih baik sehingga para Pejabat/petugas Kehumasan SKPD semakin paham tugas dan kewajiban serta dapat berperan dalam melayani informasi publik.

B. Sasaran 2 : Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan

efisien

Tabel 3.2 Pencapaian Kinerja Sasaran 2

Indikator kinerja Satuan RenstraTarget

2016 Target RPJMD 2016

Tahun

2011 Tahun2012 Tahun2013 Tahun2014 Tahun2015 Tahun 2016

K at e go ri Koordinator R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an R ea lis as i C ap ai an Ta rg et R ea lis as i C ap ai an

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 17 18 19 20

1 Jumlah dokumen LKPJ yang tersusun dan disampaikan tepat waktu kepada pihak-pihak sesuai ketentuan

buku 4 4 4 100 4 100 4 100 4 100 4 100 4 4 100 B Bag. PUOD

2 Jumlah dokumen LPPD yang tersusun dan disampaikan tepat waktu kepada pihak-pihak sesuai ketentuan

buku 2 2 2 100 2 100 2 100 2 100 2 100 2 2 100 B Bag. PUOD

3 Jumlah desa yang terisi jabatan Kepala Desanya

desa - - - - - - 16 15 93,75 B Bag. Pemdes 4 Jumlah jabatan desa

yang diisi perangkatnya

desa - - - - - - 261 0 0 D Bag. Pemdes 5 Jumlah Aparat

Pemerintahan Desa yang diberikan pembekalan

Orang 263 - 263 100 250 100 250 100 261 100 522 100 126 110 87,30 B Bag. Pemdes

6 Jumlah permasalahan desa yang difasilitasi penyelesaiannya

Permasala

han 60 - 67 100 63 100 60 100 86 143,33 61 101,67 70 70,00 100 B PemdesBag. 7 Jumlah desa yang

didampingi pengelolaan alokasi dana desanya

Desa 38 - 38 100 45 100 38 100 38 100 41 107,89 38 38,00 100 B Bag. Pemdes

8 Jumlah desa yang dibina administrasi desanya

Desa 38 - 47 100 40 100 38 100 38 100 309 97,17 19 19 100 B Bag. Pemdes 9 Jumlah Dokumen

Renja Setda yang tersusun dan disampaikan tepat waktu kepada pihak-pihak sesuai ketentuan

Dokumen Renja Setda

15 - 15 100 15 100 15 100 15 100 15 100 3 3 100 B Bag. Pembangun

an

10 Hasil Evaluasi LAKIP


(1)

prestasinya dalam Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016 (Pelaksanaan Tahun 2015) dengan nilai

56,46 predikat “CC” (Cukup Baik).

3.2 Realisasi Anggaran

Alokasi dan realisasi anggaran Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali pada tahun 2016

sebagaimana tabel di bawah ini. Data tabel tersebut, pembiayaaan dari APBD Tahun 2016

berjumlah Rp 41.144.935.000,00 terealisasi Rp. 38.213.759.101,00 dengan penyerapan

sebesar 92,88% atau efisiensi sebesar 7,12%. Besar pembiayaan tahun 2016 mengalami

kenaikan sebesar Rp 4.825.363.000,00 dari tahun 2015.

Tabel 3.12 Alokasi dan Realisasi Anggaran

No Sasaran Program/ Kegiatan Anggaran Realisasi Capaian Penanggungjawab

1 Meningkatnya fungsi koordinasi dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah

Program pengembangan data/informasi/statistik daerah

Penyusunan dan pengumpulan

data dan statistik daerah 36.810.000 19.534.000 53,07 Bagian PUOD

Program Kerjasama Bagian Pembangunan

Koordinasi kerjasama wilayah

perbatasan 35.835.000 33.803.250 94,33 Bagian PUOD

Koordinasi kerjasama Bagian

Pembangunan antar daerah 30.000.000 30.000.000 100,00 Bagian PUOD Fasilitasi kerjasama dengan

dunia usaha/lembaga 91.633.000 43.818.718 47,82 Bagian PUOD Monitoring, evaluasi dan

pelaporan 31.850.000 25.826.850 81,09 Bagian PUOD

Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah

Rapat koordinasi unsur

MUSPIDA 59.515.000 52.890.304 88,87 Bagian PUOD

Koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah lainnya

25.000.000 25.000.000 100,00 Bagian PUOD

Program penyelesaian konflik-konflik pertanahan

Fasilitasi penyelesaian

konflik-konflik pertanahan 46.290.000 44.760.500 96,70 Bagian PUOD

Program kerjasama informasi dengan mas media

Penyebarluasan informasi

Bagian Pembangunan daerah 43.755.000 43.751.250 99,99 Bagian PUOD

Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

Fasilitasi sosialisasi peraturan

perundang-undangan 95.895.000 91.512.250 95,43 Bagian PUOD

Program pembinaan dan pengembangan aparatur

Monitoring, evaluasi dan

pelaporan 72.260.000 44.760.900 61,94 Bagian PUOD

Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah

Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah

36.781.750 28.357.850 77,10 Bagian Pemdes

Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

Penyusunan rencana kerja rancangan peraturan perundang-undangan

191.880.500 186.843.400 97,37 Bagian Pemdes


(2)

Kajian peraturan perundang-undangan daerah terhadap peraturan perundang-undangan yang baru, lebih tinggi dan keserasian antar peraturan peundang-undangan daerah

99.310.000 88.965.600 89,58 Bagian Pemdes

Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH

Penanganan kasus pengaduan di lingkungan pemerintah daerah

72.000.000 51.769.500 71,90 Bagian Hukum dan HAM dan

HAM

Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

Penyusunan rencana kerja rancangan peraturan perundang-undangan

454.000.000 300.365.426 66,16 Bagian Hukum dan HAM dan

HAM Legislasi rancangan peraturan

perundang-undangan 125.000.000 50.170.000 40,14 Bagian Hukumdan HAM dan HAM Fasilitasi sosialisasi peraturan

perundang-undangan 332.875.000 319.435.750 95,96 Bagian Hukumdan HAM dan HAM Publikasi peraturan

perundang-undangan 152.000.000 118.787.175 78,15 Bagian Hukumdan HAM dan HAM Kajian peraturan

perundang-undangan daerah terhadap peraturan perundang-undangan yang baru, lebih tinggi dan keserasian antar peraturan peundang-undangan daerah

60.000.000 39.382.630 65,64 Bagian Hukum dan HAM dan

HAM

Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah

Rapat koordinasi pejabat

pemerintahan daerah 60.030.000 55.434.250 92,34 PembangunanBagian

Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH

Pelaksanaan pengawasan

Internal secara berkala 10.175.000 8.110.000 79,71 PembangunanBagian Pengendalian manajemen

pelaksanaan kebijakan KDH 122.195.000 112.755.000 92,27 PembangunanBagian

Program pengawasan jasa konstruksi

Pengawasan tertib penyelenggaraan jasa konstruksi

61.320.000 49.532.315 80,78 Bagian Pembangunan

Program pengkajian dan penelitian bidang informasi dan komunikasi

Pengkajian dan penelitian bidang informasi dan komunikasi

1.945.500.000 1.897.942.774 97,56 Bagian Humas dan Protokol

Program kerjasama informasi dengan mas media

Penyebarluasan informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah

297.500.000 273.101.000 91,80 Bagian Humas dan Protokol Penyebarluasan informasi yang

bersifat penyuluhan bagi masyarakat

30.000.000 28.710.000 95,70 Bagian Humas dan Protokol 2. Meningkatnya penyelengga

raan pemerintahan yang efektif dan efisien

Program perencanaan Bagian Pembangunan daerah

Koordinasi penyusunan laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ)

182.337.500 173.736.500 95,28 Bagian PUOD

Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD)

114.637.500 109.903.554 95,87 Bagian PUOD

Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa

Pemilihan Kepala Desa 1.103.125.000 1.007.861.115 91,36 Bagian Pemdes


(3)

Pemdes Pembekalan Aparat

Pemerintah Desa 55.000.000 24.999.800 45,45 PemdesBagian Fasilitasi Penyelesaian

Permasalahan Desa 82.810.000 71.019.944 85,76 PemdesBagian Pendampingan Pengelolaan

Alokasi Dana Desa 30.000.000 26.234.900 87,45 PemdesBagian Pembinaan Administrasi Desa 47.205.750 23.366.200 49,50 Bagian Pemdes

Program perencanaan Bagian Pembangunan daerah

Penyusunan Renstra dan

Renja SKPD 33.500.000 23.860.000 71,22 PembangunanBagian

Program perencanaan Bagian Pembangunan daerah

Koordinasi penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Daerah

121.175.000 63.574.450 52,46 Bagian Orpeg

3 Meningkatnya mekanisme

dan tata kerja yang baik Program Penataan Daerah Otonomi Baru

Fasilitasi penyiapan data dan informasi pendukung proses pemekaran daerah

43.735.000 34.495.109 78,87 Bagian PUOD

Program Penataan Daerah Otonomi Baru

Fasilitasi pemantapan SOTK pemerintah daerah otonom baru

126.777.000 109.755.500 86,57 Bagian Orpeg

Program peningkatan

pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

53.835.000 52.371.000 97,28 Setda

Penyusunan pelaporan

keuangan semesteran 24.215.000 22.458.000 92,74 Setda penyusunan pelaporan

keuangan akhir tahun 4.439.500 3.818.000 86,00 Setda

Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah

Penyusunan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah

46.775.000 45.472.000 97,21 Setda

Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan

kabupaten/kota

Evaluasi Administrasi

Pengelolaan Keuangan Daerah 60.680.000 59.578.000 98,18 Setda 4 Terwujudnya pemanfaatan

SDM, dana, dan sarana prasarana yang optimal

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Penyediaan jasa perbaikan

peralatan kerja 71.700.000 59.585.091 83,10 Bagian Humasdan Protokol Penyediaan peralatan dan

perlengkapan kantor 1.085.300.000 982.770.000 90,55 Bagian Humasdan Protokol

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Penyediaan jasa jaminan

pemeliharaan kesehatan PNS 49.200.000 46.946.207 95,42 Bagian Umum Penyediaan jasa administrasi

keuangan 6.200.000 - 0,00 Bagian Umum

Penyediaan jasa kebersihan

kantor 156.120.000 130.320.000 83,47 Bagian Umum

Penyediaan komponen

instalasi listrik/telepon 8.400.000 5.651.000 67,27 Bagian Umum Penyediaan peralatan rumah

tangga 344.160.000 312.946.463 90,93 Bagian Umum

Penyediaan bahan logistik

kantor 158.004.000 55.855.098 35,35 Bagian Umum

Rapat-rapat koordinasi dan

konsultasi ke luar daerah 332.100.000 281.566.657 84,78 Bagian Umum

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pengadaan peralatan rumah

jabatan/dinas 306.262.000 295.436.500 96,47 Bagian Umum Pemeliharaan rutin/berkala


(4)

Pemeliharaan rutin/berkala

mobil jabatan 155.220.000 27.863.964 17,95 Bagian Umum Pemeliharaan rutin/berkala

perlengkapan rumah jabatan/dinas

55.920.000 39.697.000 70,99 Bagian Umum

Pemeliharaan rutin/berkala

peralatan rumah jabatan/dinas 21.600.000 3.310.000 15,32 Bagian Umum

Program peningkatan disiplin aparatur

Pengadaan pakaian dinas

beserta perlengkapannya 40.496.000 40.000.000 98,78 Bagian Umum

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Penyediaan jasa surat

menyurat 11.400.000 9.300.000 81,58 Setda

Penyediaan jasa komunikasi,

sumber daya air dan listrik 382.800.000 373.285.378 97,51 Setda Penyediaan jasa peralatan dan

perlengkapan kantor 128.104.000 100.167.000 78,19 Setda Penyediaan jasa administrasi

keuangan 6.300.000 615.000 9,76 Setda

Penyediaan jasa kebersihan

kantor 297.312.000 289.700.000 97,44 Setda

Penyediaan alat tulis kantor 90.400.000 89.892.000 99,44 Setda Penyediaan barang cetakan

dan penggandaan 79.000.000 64.125.200 81,17 Setda Penyediaan komponen

instalasi listrik/telepon 6.545.200 5.716.500 87,34 Setda Penyediaan peralatan dan

perlengkapan kantor 498.996.000 470.514.382 94,29 Setda Penyediaan peralatan rumah

tangga 92.157.000 86.953.300 94,35 Setda

Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

45.360.000 39.190.000 86,40 Setda

Penyediaan bahan logistik

kantor 339.960.050 295.016.925 86,78 Setda

Penyediaan makanan dan

minuman 795.208.000 684.386.350 86,06 Setda

Rapat-rapat koordinasi dan

konsultasi ke luar daerah 486.567.000 463.895.096 95,34 Setda Penyediaan Jasa Administrasi

Perkantoran (PTT) 54.468.000 53.525.000 98,27 Setda

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Bagian Pembangunan gedung

kantor 105.820.000 102.710.000 97,06 Setda

Pengadaan mebeleur 151.541.000 142.666.000 94,14 Setda Pemeliharaan rutin/berkala

rumah dinas 158.487.250 157.911.400 99,64 Setda

Pemeliharaan rutin/berkala

gedung kantor 445.210.000 438.041.600 98,39 Setda Pemeliharaan rutin/berkala

kendaraan dinas/operasional 281.776.000 241.550.217 85,72 Setda Pemeliharaan rutin/berkala

perlengkapan gedung kantor 125.424.000 72.365.500 57,70 Setda

Program peningkatan disiplin aparatur

Pengadaan pakaian dinas

beserta perlengkapannya 68.150.000 66.150.000 97,07 Setda 5 Meningkatnya kemampuan

SDM aparat pemerintah Program Peningkatan Pelayanan Publik

Evaluasi Kinerja Unit

Pelayanan 49.535.000 38.648.000 78,02 Bagian Orpeg

Penyusunan SOP Administrasi Pemerintahan Perangkat Daerah

78.328.000 37.900.000 48,39 Bagian Orpeg

Survei IKM Unit Pelayanan 29.585.000 24.650.000 83,32 Bagian Orpeg Penyusunan Standar

Pelayanan 24.070.000 18.929.000 78,64 Bagian Orpeg

6. Meningkatnya kedisiplinan dan kinerja aparat pemerintah

Program pembinaan dan pengembangan aparatur

Penyusunan instrumen analisis

jabatan PNS 121.980.000 9.647.580 7,91 Bagian Orpeg Monitoring, evaluasi dan 34.450.000 5.960.000 17,30 Bagian Orpeg


(5)

pelaporan

Pembinaan Mental Pegawai 54.000.000 40.825.000 75,60 Bagian Orpeg 7. Tersusunnya dan

terlaksananya kebijakan mendukung Boyolali yang lebih sejahtera, berdaya saing, dan proinvestasi

Program penciptaan iklim usaha Usaha Kecil Menengah yang konduksif

Fasilitasi pengembangan

Usaha Kecil Menengah 173.900.000 166.608.300 95,81 PerekonomianBagian

Program Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan)

Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan pemberasan

39.710.000 26.871.710 67,67 Bagian Perekonomian Monitoring, evaluasi dan

pelaporan kebijakan subsidi pertanian

9.900.000 5.775.250 58,34 Bagian Perekonomian

Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

Peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang penanaman modal dengan instansi pemerintah dan dunia usaha

20.000.000 15.478.650 77,39 Bagian Perekonomian

Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan

Peningkatan pengawasan

peredaran barang dan jasa 159.100.000 145.640.872 91,54 PerekonomianBagian

Program pengembangan destinasi pariwisata

Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan destinasi pemasaran pariwisata

12.000.000 9.681.022 80,68 Bagian Perekonomian

Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

Penyusunan kebijakan investasi bagi Bagian Pembangunan fasilitas infrastruktur

11.400.000.000 11.293.837.000 99,07 Bagian Perekonomian

Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri

Peningkatan sistem dan jaringan informasi perdagangan

47.600.000 40.765.104 85,64 Bagian Perekonomian

Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan

Monitoring, evaluasi dan

pelaporan 64.944.000 58.862.236 90,64 PerekonomianBagian

Program peningkatan produksi hasil peternakan

Pengembangan agribisnis

peternakan 11.000.000 7.208.592 65,53 PerekonomianBagian

Program perencanaan Bagian Pembangunan ekonomi

koordinasi perencanaan Bagian Pembangunan bidang ekonomi

41.450.000 23.659.713 57,08 Bagian Perekonomian

Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

Koordinasi perumusan kebijakan dan sikronisasi pelaksanaan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan dan penurunan kesenjangan

5.000.000 4.503.250 90,07 Bagian Kesra

Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak

70.000.000 68.735.256 98,19 Bagian Kesra

Program pengembangan wawasan kebangsaan

Peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama

23.785.000 23.734.000 99,79 Bagian Kesra

Peningkatan rasa solidaritas dan ikatan sosial dikalangan masyarakat


(6)

Pembinaan, Peningkatan Iman dan Taqwa di Kalangan Masyarakat

1.100.265.000 1.019.470.433 92,66 Bagian Kesra

Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa

Monitoring, evaluasi dan

pelaporan 20.000.000 17.810.000 89,05 Bagian Kesra

Program pembinaan panti asuhan /panti jompo

Bagian Pembangunan sarana dan prasarana panti asuhan/jompo

1.158.825.000 1.142.972.955 98,63 Bagian Kesra

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Monitoring, evaluasi dan

pelaporan 15.000.000 14.630.000 97,53 Bagian Kesra

Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

Pelaksanaan kerjasama secara kelembagaan di bidang pendidikan

126.960.000 126.124.700 99,34 Bagian Kesra

Monitoring, evaluasi dan

pelaporan 9.040.000 6.960.000 76,99 Bagian Kesra

Jumlah Belanja Langsung 29.321.152.000 27.025.055.636 92,17

Jumlah Belanja Pegawai 11.823.783.000 11.188.703.465 94,63

TOTAL ANGGARAN

41.144.935.000 38.213.759.101

92,88

Sumber : Analisis Laporan Realisasi Anggaran dan Capain Fisik Belanja Langsung Bagian

Organisasi dan Kepegawaian Setda Bulan Januari 2017.