Kunjungan Bayi Berat Badan Bayi Lahir Rendah BBLR

Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 15 Bab III - 30 yang telah diusahakan guna mengatasi masalah kesehatan ibu dan anak ini. Permasalahan yang utama adalah tenaga bidan yang tadinya masih kurang, namun dengan adanya advokasi maka bidan saat ini telah mencukupi untuk pelayanan di desa maupun di puskesmas Grafik 7. Persentase Cakupan Program KIA anak tahun 2015 di Kabupaten Lombok Barat Sumber : Profil Kesehatan Tahun 2012 -2015 Pada grafik di atas, terlihat cakupan pelayanan anak Tahun 2015 meningkat secara tajam, hal ini disebabkan karena persepsi definisi operasional yang berbeda antar pemegang program dalam hal ini bidan, sehingga pencatatan untuk pelayanan anak masih belum optimal. Jika dilihat dalam pedoman, cakupan pelayanan anak balita mencakup semua hal pelayanan kesehatan termasuk pemberian vitamin A yang diberikan pada anak balita.

2. Kunjungan Bayi

Salah satu upaya kesehatan untuk menekan kematian bayi adalah dengan melakukan kunjungan bayi. Dengan adanya indikator ini, Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 15 Bab III - 31 diharapkan bayi dapat dideteksi tumbuh kembangnya dan mendapat pelayanan kesehatan. Bayi minimal dikunjungi sebanyak 4 kali dalam rentang usia 29 hari sampai 12 bulan. Sebagaimana disampaikan diatas, bahwa cakupan untuk kegiatan ini juga mengalami peningkatan. Tentunya diperlukan kerja keras tim dan pembinaan diperlukan agar pencapaian kualitas dan kuantitas dapat terwujud pada tahun 2015. Cakupan kunjungan pada tahun 2015 sudah mencapai target yang ditentukan yaitu 96,34. Capaian ini diperoleh karena telah dilakukan upaya-upaya kerjasama lintas program dan lintas sektor baik di fasilitas kesehatan maupun di masyarakat yaitu dalam pelaksanaan DDTKA. Penguatan managemen program KIA di tingkat Bidan desa telah dilaksanakan sehingga pelayanan kesehatan bayi yang standar telah dipahami oleh bidan desa, ini berdampak pada kualitas pencatatan dan pelaporan program KIA.

3. Berat Badan Bayi Lahir Rendah BBLR

BBLR merupakan cermin dari perawatan ibu pada waktu hamil. Jika tidak memperhatikan makanan atau gizi dari ibu yang sedang hamil, maka kemungkinan akan terjadi bayi lahir dengan berat badan rendah, Sehingga, perlu upaya petugas dan dukungan masyarakat kader serta sektor terkait lainnya dalam memotivasi ibu masyarakat agar terus memperhatikan kesehatan dan makanannya agar bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat. Di sisi lain keadaan sosial ekonomi serta pendidikan masyarakat juga perlu terus ditingkatkan, karena keadaan ini dapat menjadi faktor utama yang memepengaruhi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Tahun 2015 jumlah BBLR 529 kasus. Bila dibandingkan dengan tahun 2014 jumlah BBLR 566 kasus maka terjadi sedikit peningkatan sebanyak 3 kasus. Hal ini dipengaruhi oleh masih banyak ibu hamil yang mengalami Kek dan Anemia. Oleh sebab itu pemahaman dan pengetahuan terhadap ibu hamil melalui kelas ibu hamil dan gizi harus Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat 15 Bab III - 32 lebih ditingkatkan sehingga ibu hamil mengetahui asupan gizi yang mestinya dikonsumsi sehingga tidak terjadi kelahiran bayi dengan berat badan rendah. Keterlibatan keluarga yang berpengaruh pada pengambil keputusan dalam keluarga harus dilibatkan dalam kegiatan kelas ibu hamil, sehingga keluarga bisa ikut memperhatikan kesehatan ibu hamil. Selain itu upaya meningkatkan giji ibu hamil terutama yang mengalami KEK dan anemia sudah dilakukan dengan memberikan multimicronutrien MMN selama kehamilan dan nifas. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat menekan kasus ibu dengan KEK dan anemi, sehingga diikuti dengan menurunnya bayi yang lahir dengan berat badan dibawah 2500 gram.

4. BBLR ditangani