Pedoman Penerapan Proses Keperawatan di Rumah Sakit

610.73
Ind 


PEOOMAN
PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN
01 RUMAH SAKIT

Disusun  OLeh  : 

TIM DEPARTEMEN KESEHATAN RI

Cetakan  Ketiga 

Dicetak dan  Diterbitkan Oleh  : 
DIREKTORAT RUMAH SAKIT UMUM  DAN  PENDIDIKAN  
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN MEDIK  
DEPARTEMEN  KESEHATAN  RI  
JAKARTA  
1993


DAFTAR NAMA PENYUSUN :
I.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Dr. H. Boedihartono, MHA.
Asruti Sri Wardhani, SKM.
Ida Suaedah. BSe.
Ruti Nubi, BSe.
DR. Christina Ibrahim. PH.D.
Johanna Kawonal, BSe.
Drs. Rusian
H. Lismidar , SKM .
Retno Astuti S . BSe.


Y-•.A TA PENGANTAR  

?enerbitan buku "Pedornan Penerapan Proses Keperawatan di Rwnah
Sakit"
adalah untuk memenuhi kebutuhan akan petunjuk pelaksanaan
tenaga perawatan yang bekerja di rupemberian asuhan keperawatan 「セァゥ@
mah saki!. Dillarapkan buku ini dapat dirnanfaatkan sebagai pedoman kerja
dalam pemberian asuhan keperawa tan profesional, dengan pendckatan
proses kcperawatan sebagai cara pemecahan masalah. Buku pedoman ini
merupakan Janjutan dari buku I yang bcrjudul "Konsep dan Proses Keperawa Ian " , yang telah dipu blikasikan.
Buku Pedoman Penerapan Proses Keperawatan di Rumah Sakit, disusun oleh Tim Pengembangan Teknis Keperawatan Departemen Kesehatan
R.l. mclalui Pokja dan disempurnakan dalam Lokakarya Keperawatan yang
pesertanya tcrdiri dari unsur pengelola pelayanan keperawatan rumah saki!
kJas A. B, C &  D dan rumah sakit khusus serta institusi pendidLl(an keperawatan . Kepada Tim Penyusun diucapkan terL-na kasm. KllUSUS kepada Perwakilan WHO di Indonesia yallg telah membantu penerbitan buku pedoman
ini, disampaikan ucapan terima kasm.
Menginga t pesatnya perkem bangan ilmu pengetahuan dan teknologi
di bidang kesehatan, jelas hal ini akan mempengaruhi sifat pelayanan keperawatan. Oleh karena itu buku pedoman ini akan direvisi sesuai dengan perkembangan tersebut. Untuk itu saran dan kritik dillarapkan sebagai bahan
penyempurnaan.


Jakarta,Maret 1991
Direktur Jenderal Pelayanan Medik
Duektora! Rumah Sakit Umum dan Pendidikan

Dr. H. Boedihartono, MHA
N.I.P .. 140017172
II 

DAFTAR IS[
Haiaman
KATA PENGANTAR .... .. .. , . . .. .. ' . . . " ....... .
Ba b

I.
A.
B.
C.
D.
E.
F.


Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
Latar Beiakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
Pengertian . . . . . . . . . . . ... ........... .
Fungsi .... ... . . . . ...................
Sifat . .. ....... . . .. . . . ........... . ..
Tujuan . . . ....... . .. ... . ... ....... ...
Dampak Penggunaan Proses Keperawatan ...

Bab

II.
A.
B.
C.
D. 
E.

Tahapan Proses Keperawatan .... . ....
Tahap Pengkajian Keperawatan. . . . . . . .

Tahap Diagnosa Keperawatan ..... ....
Tahap Perencanaan Keperawatan .. . .. .
Tahap Tindakan Keperawatan .... ... ..
Tahap Evaluasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Bab

III.
A.
B.
C.
D.

Dokumentasi Asuhan Keperawatan. · ...  36
Pengertian .. . . . .  .  . .  . . . .  . . 
.  .  36
Tujuan Pencatatan. ..  . . . .  . . . .. .  . · . .  .  36
Pendekatan .... ....  . . . .  . ..  .  . . .  38
Panduan Pencatatan . . . . .  . .  . .  · ... .  42  


"
..
"
.,
..
..

i
I  
2
3
3
5
5
i0
10
17
20
28
31


Lampiran :
I. Contoh rumusan diagnosa keperawatan. . . . . .. 45 - 49
2. Contoh bentuk formulir catatan asuhan kepera- 51 - 57
watan.
3. Contoh penerapan proses keperawatan . . . . .. 81 - 122

iii 

BABI
PENDAHULUAN
A.

LATARBELAKANG
Pelayanan keperawatan mempunyai peranan penting
dalam menentukan kebcrhasilan pelayanan kesehatan SeCar3
keseluruhan. Salah satu faktor yang mendukung keyakinan di
atas ini adalah kenyataan yang dapat dilihat di unit pclayangan
kesehatan seperti di rumah sakit, dimana tenaga kesehatan yang
selama 24 jam harus berada disisi pasien adalah tenaga

perawatan. Namun sangat disayangkan bahwa pelayanan
keperawatan pada saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan.
Keadaan ini bukan saja disebabkan o1eh terbatasnya jumlah
tenaga pcrawatan yang kita miliki, tetapi terutama dikarenakan
oleh terbatasnya kemampuan profesional yang dimiliki olch
sebagian besar jenis tenaga ini.
b・イセ。ァゥ@
upaya yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan, sikap dan motivasi bagi tcnaga
perawatan dalam berbagai bidang, khususnya dalam bentuk
penataran telah dilakukan, namun hasil yang dicapai belum
dapat dikatakan memuaskan. Hal ini dapat kita ketahui dari
keluhan yang disampaikan oleh pasien dan keluarganya maupun
oleh masyarakat umum.

Sesungguhnya banyak faktor yang menyebabkan terbatasnya kemampuan tenaga perawatan dan faktor penting dalam hal
ini adalah kurangnya dasar ilmiah yang dimiliki serta sislimalika
kerja dalam melaksanakan peran, tugas dan fungsinya. Proses



keperawatan merupakan suatu jawaban untuk pemecahan
masalah terscbut diatas; karena proses keperawatan adalah
metode i!miah yang digunakan secara sistimatis dan menggunakan konsep &  prinsip ilmiah untuk mengkaji serta meodiagnosa
masalah kesehatan pasien. merumuskan tujuan yang ingin
dicapai, menentukan tinriakan dan meogevaluasi mutu セNMG イ エ。@
hasil asuhan keperawatan. Disampiog itu proses keperawatan
dapat pula digunakao sebagai metode untuk menentukan
penugasan bagi setiap katagori tcnaga perawatan bcrdasarkan
kompetensi yang dimilikinya.
.
Penerapan proses kepcrawatan secara tepat dan benar,
harus didukung dengan ketrampilan intelektual, interpersonal
dan ketrampilan teknis. Disamping itu juga perlu dilengkapi
dengan pedoman penerapan proses keperawatan.

n. 

PENGERTIAN 

Proses keperawatan merupakan metoda pemberian

asuhan keperawatan yang logis, sistimatis, dinamis dan teratur.
Proses ini juga memerlukan pendekatan perencanaan dan
pe1aksanaan asuhan keperawatan yang metodis. dan teratur,
disamping itu mempertimbangkan baik ciri-cifi pasien/klien
yang bersifat bio-psiko-sosio-spiritual maupun masalah
kcsehatannya.
Langkah-Iangkah proses keperawatan dilakukan secara berurutan, mulai dari pengkajian keperawatan. diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, tiodakan kepcrawatan dan
evaluasi keperawatan.
Ada beberapa pengertian proses keperawatan yang dirumuskan
oleh para ahli keperawatan, namun pada dasarnya proses
keperawatan adalah :

2

1.   Serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistimatis dan
menggunakan pemikiran.
2. Kegiatan yang didasarkan pada ilmiah.
3. Metoda pendekatan yang digunakan oleh tenaga perawatan dalam membantu pemecahan masalah pasien. 
4.   Kegiatan  yang  terdiri  dari  lima  tahap  yaitu,  tahap  pengkajian,  diagnosa  keperawatan,  perencanaan keperawatan, 
tindakan  keperawatan  dan  tahapevaluasi  keperawatan 

(pada  BAB selanjutnya  setiap  tahap  proses  keperawatan 
akan diuraikan dan dibahas secara khusus). 
C.   FUNGSI 
Proses  keperawatan  sangat  penting  karena  berfungsi 
sebagai  kerangka  berfikir  untuk  menjalankan  fungsi  dan 
tanggung  jawab  keperawatan  daiam  lingkup  yang  luas. 
Disamping  itu  sebagai  alat  untuk  mengenal  masalah  pasien, 
menyusun  perencanaan  keperawatan secara sistimatis,  melaksanakan  tindakan  dan  menilai  hasil  tindakan  keperawatan. 
Tanpa  cara  pendekatan  yang  sistimatis  dalam  memberikan 
asuhan  keperawatan,  akan  terjadi  kekurangan  atau  kemungkinan duplikasi dalam melaksanakan tindakan. 
D.   SIFAT 
Proses  keperawatan  merupakan  suatu  sistem  yang 
mempunyai  komponen­komponen  yang  terpisah  tetapi  saling 
bergantung,  saling  berhubungan  untuk mencapai  tujuan yang  . 
telah ditentukan. 
Kegagalan dari suatu komponen tertentu akan mempengarubi 
dan menimbulkan kegagalan komponen yang lain. Oleh karena 
itu proses keperawatan mempunyai sifat ウ・「。セ
berikut : 



1.

Dinamis
Dinamis berarti setiap tahap proses keperawatan dapat
diperbaharui apabila situasi dan kondisi pasien berubah.

2.

SikJik
Siklik artinya proses keperawatan berjalan secara siklus
atau daur ulang.
Tahap pengkajian mendahului tahap perencanaan, dilan- 
jutkan  dengan  tahap  tindakan  keperawatan  serta  tahap  
evaluasi.  Bila  pada  evaluasi  tujuan  yang  telah  ditetapkan  
tercapai, maka kembali lagi kepada tahap ーセョァォ。ェゥL@
sete- 
rusnya siklus baru dimulai lagi setelah siklus yang terdahulu  
berakhir dengan evaluasi.  

3.   Saling  interdependent/ketergantungan 
Saling ketergantungan berarti setiap tahapan proses keperawatan saling tergantung satu sama lain. 
Apabila  data  yang  dikumpulkan  kurang  lengkap  maka 
diagnosa  akan  salah,  demikian  pula  perencanaan  dan 
tindakan keperawatannya. 
4.   FleksibeIlluwes. 
Bahwa  proses  keperawatan  bersifat  fJeksibeJ,  tidak  kaku, 
pendekatan/perilaku dapat  berubah sesuai  dengan  situasi 
dan kondisi pasien. Hal ini dimaksud bahwa pengkajian data 
secara  lengkap  sebagai  tahap  pertama  dalam  proses 
keperawatan  tidak  perlu  dilakukan,  tetapi  yang  penting 
daJam pemikiran secara inteJektual teJah mempertimbangkan data hasil observasinya, untuk memprioritaskan kepada 
masalah  kesehatan  yang  mengancam  kehidupan  atau 
keselamatan  jiwa  pasien.  Ini  berarti  bahwa  siklus 
keperawatan  tetap  dijalankan  dan  data  lengkap  dicatat 
setelah pasien yang gawat tertolong. 
4

Sifat fleksibelitas juga dapat diartikan bahwa proses
keperawatan digunakan untuk beberapa hal, antara lain:
Untuk pemecahan segala jenis masalah kesehatan
pasien.
Dalam segala kondisi dan situasi pasien.
Diterapkan dalam perawatan untuk pasien dalam
seluruh siklus hidup man usia (dari mulai dalam
kandungan, dilahirkan, tua, selanjutnya meninggal ).
Disemua unit perawatan di rumah sakit, baik ruang
rawat nginap, rawat jalan, kamar operasi dan unit
gawat darurat.
Perawatan peroranganJindividu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
E.   TUJUAN 

Penerapan proses keperawatan bertujuan untuk :
1. Mempraktekkan metoda pemecahan masalah dalam
praktek keperawatan.
2. Menggunakan standar untuk praktek keperawatan.
3. Memperoleh metoda yang baku, rasional dan sistimatis.
4. Memperoleh metoda yang dapat digunakan dalam berbagai
macam situasi.
5. Memperoleh hasil asuhan keperawatan dengan kualitas
tinggi.
F.   DAMPAK PENGGUNAAN PROSES KEPERAWATAN 

Proses keperawatan sangat relevan dengan upaya dan
arah perkembangan profesionalisme keperawatan dewasa ini,
disamping itu penerapan proses keperawatan dalam pemberian
asuhan keperawatan memberikan beberapa keuntungan
sebagai berikut :

5

1. 

Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Penerapan proses keperawatan akan rnendorong para
perawat untuk rnelaksanakan asuhan keperawatan yang
sernestinya, sesuai dengan rnasalah dan kebutuhan pasien
dan tidak pada tugas-tugas rutin yang rnungkin ada, atau
yang tidak ada hubungannya dengan kebutuhan dan
rnasalah tersebut.
Melalui penerapan proses keperawatan akan mengakibatkan  hubungan yang  lebih erat antara  perawat dan pasien, 
keterlibatan  yang  lebih  besar  dari  pasien  dalam  upaya 
keperawatannya,  serta  akan  rnengalihkan  pola  pikir 
perawat dari orientasi tugas kepada orientasi pasien. 
Dengan  mcnggunakan  proses  keperawatan,  kesinambungan  asuhan  keperawatan  juga  ditingkatkan  hal  ini 
dibuktikan  melalui  rencana  asuhan  keperawatan  tertulis 
serta pengkajian kebutuhan/masalah pasien yang dilakukan 
secara terus  mcnerus.  Dengan demikian diharapkan akan 
menghasilkan pelayanan keperawatan yang bersifat rnenyeluruh,  komprehensive,  mernenuhi  kebutuhan  pasien, 
efektif dan manusiawi. 

2.   Mengembanglilln keterampilan teknis dan intelektual
bagi pelaksana perawatan.
Berbagai  langkah/tahapan  dalam  proses  keperawatan 
rnemberi  kesernpatan  kepada  perawat  untuk menerapkan 
berbagai disiplin  ilmu pengetahuan dan pengalaman, serta 
bekerja  sarna  dengan  ternan  sejawat.  Disamping  itu juga 
rnengernbangkan  keterampilan teknis dan prosedur keperawatan  yang  ditujukan  kepada  Pemenuhan  kebutuhan
kesehatan serta masalah keperawatan pasien. 

6

3.

Meningkatkan citra keperawatan.
Tidak ada cara yang lebih efektif untuk mempromosikan
citra perawat yang baik dan profesi keperawatan, selain
peningkatan mutu asuhan keperawatan itu sendiri.
Masyarakat yang merasa puas dengan pelayanan keperawatan akan memberikan  pengakuan yang  konkrit untuk 
profesi keperawatan. 
Perawat  tidak  dapat  menuntut  status  profesional  pengakuan  dan  penghargaan  dari  masyarakat,  maupun  ternan 
sejawat atau anggota tim kesehatan lain, tetapi hal tersebut 
diperoleh melalui  pemberian pelayanan yang bermutu. 
Proses keperawatan yang menjamin  pemberian  pelayanan 
yang menyeluruh, ilmiah dan manusiawi, akan memberikan 
sumbangan  yang  sangat  berarti  untuk  peningkatan  citra 
perawat terutama dimata masyarakat. 
Dokumentasi proses dan hasil asuhan keperawatan melalui 
catatan yang lengkap dan jelas, akan membuktikan kepada 
anggota  tim  kesehatan lain  tentang sifat dan  hakikat yang 
sebenarnya dari lingkungan pelayanan keper;}watan . 

4.   Meningkatkan  rasa  solidaritas  dan  rasa  kesatuan 
perawat. 
Proses  keperawatan  adalah  metoda  ilmiah  dalam  pemberian  asuhan  keperawatan.  Kesamaan  metoda  praktek 
keperawatan  yang  digunakan  oleh  semua  tenaga  keperawatan, akan memperkuat persatuan serta menggambarkan 
otonomi  dan  identitas  keperawatan  sebagai suatu  profesi 
yang mandiri dalam bidang kesehatan. 
5.   Menggambarkan  kewenangan/otonomi  dan  tanggung 
jawab perawat. 
Proses  keperawatan  memberikan  kesempatan  dan  tantangan kepada perawat untuk bekerja secara mandiri, tidak 


hanya melaksanakan perintah dari profesi lain, tetapi harus
merencanakan dan mengarahkan kegiatannya berdasarkan
keputusan yang dibuat sendiri untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan serta memecahkan masalah keperawatan pasien.
Tahap evaluasi keperawatan adalah suatu mekanisme yang
mencerminkan para perawat untuk bertanggungjawab at as
tindakan, serta mutu asuhan keperawatan yang diberikannya kepada pasien. 
6.   Menghasilklln praktek keperawatan yang profesional.
Penerapan  proses  keperawatan  yang  berdasarkan  pada 
metoda  ilmiah,  membedakan  praktek  keperawatan  yang 
dilakukan oleh seorang perawat dengan yang dilaksanakan 
oleh masyarakatlbukan perawat. 
Masyarakat/tenaga non perawatan memberikan pelayanan 
keperawatan  hanya  menggunakan  intuisi  dan  akal  budi, 
tetapi  pcnggunaan  proses  keperawatan  memperagakan 
ciri­ciri  profesional;  an tara lain  pengutamaan kepentingan 
pasien/klien,  pengetahuan  ilmiah,  kemampuan  dan  pertanggung  jawaban  dalam  melaksanakan  praktek  keperawatan. 
Apabila perawat bertindak secara profesionaJ, maka masyarakat dan anggota tim kesehatan lain akan memandang dan 
mengakui  perawat  sebagai  tenaga  profesionar,  sehingga 
mempunyai  hak  yang  sarna  untuk  keterlibatannya  dalam 
proses pengambilan keputusan. 
7.   Mendukung pengembangan peneIitilln keperawlllan.
Penerapan proses keperawatan di rumah sakit, dapat mendukung  pengembangan  penelitian  keperawatan  melalui 
penentuan  jenis  dan  sifat.  masalah  keperawatan  dan 
tindakan  keperawatan  yang  dapat  dijadikan  topik 

8

penelitian. Disamping itu kegiatan penelitian itu sendiri
mendukung pengembangan keterampilan perawat peneliti.

8.

Mendukung pengembangan Hmu keperawatan.
Profesi keperawatan dewasa ini masih dalam masa peralihan untuk menuju pengembangan profesionalisme. Penerapan  proses  keperawatan  akan  mengantar  perawat  ke 
jenjang  perkembangan  ini,  apabila  setiap  perawat  dapat 
menentukan  secara  jelas  dan  mendokumentasikan  keperawatan secara baik dan  benar, sehingga catatan tersebut 
berfungsi  informatif  dan  komunikatif  bagi  tenaga 
kesehatan. 

9.   Meningkatkan pernn pernwat da)am proses perencanaan 
dan  pt:ngambilan keputusan. 
Dengan  pengetahuan yang  mendalam  dan  luas  terhadap 
masalah  pasien  melalui  penggunaan  proses  keperawatan, 
membuktikan bahwa perawat dapat berperan serta dalam 
pembahasan,  perencanaan  dan  pengambilan  keputusan 
atas  hal­hal yang menyangkut perawatan pasien. 
10.   Meningkatkan kepuasan kerja. 
Kegiatan  dan  kelambatan  dalam  pebrjaan  menimbulkan 
rasa bosan dan frustasi bagi perawat. 
Penerapan  proses  keperawatan  me:1Untut  kemampuan 
intelektual, inisiatif dan kreatifitas yang tinggi dari seorang 
perawat,  hal  ini  merupakan  tantangan.  Bila  seorang 
dengan 
pcrawat mampu  menerapkan proses  エセ・ーイ。キョ@
baik,  berarti perawat dapat mengatasi  tantangan tersebut, 
sehingga pada akhirnya menimbulkan kepuasan kerja. 



BABII
TAHAPAN PROSES KEPERAWATAN.

A.

TAHAP PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1.

Pengertian.
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses
keperawatan sccara keseluruhan.
Pada tahar ini semua data/informasi pasicn yang dibutuhkan,  dikumpulkan  untuk mcncntukan  masalah  keschatan/ 
kcpcrawal a n. 
Tahap pengkajian  lcrdiri dari tiga kegiatan yaitu : 
Pengumpulan data kepcrawatan 
Pengelompokkan data atau analisa data 
Pcrumusan diagnosa keperawatan 
1.   PengllmplIlan data 
Kegialan  pengumpulan data dimulai  pada saal pasien 
masuk  dan  dilanjutkan  secara  terus  menerus  selama 
proses  keperawatan  berlangsung.  Pengumpulan  data 
bertujuan  untuk  mendapatkan  data  yang  penting 
ten tang pasien. 

Dalam pcngumpulan data perawat harus mengetahui : 
1.   Tujuan pengumpulan data. 
2.   Informasildata yang diperlukan 
3.   Sumber­sumber yang  dapat dimanfaatkan  untuk 
memperoleh data. 
4.   Cara mengorganisasi dan menggunakan informasi 
yang telah di kumpulkan. 

10

SumberData
Data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber data
yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
a) Sumber data primer yaitu paSien yang merupakan
sumber utama, walaupun pasien tidak dapat
berkomunikasi secara lisan.
b)

Sumber data sekunder yaitu :
1. Keluargalkerabat
2. Tenaga kesehatan, seperti dokter dan tenaga
perawatan.
3. Catatan dalam berkas dokumen medis pasien
4. Hasil-hasil pemeriksaan seperti pemeriksaan
laboratorium, rontgen dan lain-lain.
Data sekunder diperlukan untuk melcngkapi data
yang diperoleh dari sumber utama.

Cara Pengumpulan data
Pengumpulan data pasien dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yai.tu wawancara, observasi dan
pemeriksaan fisiko

a)

Wawancara.
Bertujuan untuk memperoleh data tentang kesehatan  pasien.  Selain  itu  wawancara  diperlukan 
untuk menjalin hubungan antara perawat dengan 
pasien  dan  untuk  kelancaran  asuhan  keperawatan.  Wawancara  dapat  dilakukan  setiap  saat 
selama  memberi  asuhan  keperawatan  pada 
pasien. 
Hal­hal  yang  perlu  diperhatikan  tenaga  perawatan ketika wawancara adalah : 
11 

1.   Menerima keberadaan pasien seperti apa
adanya
2
Membantu pasien agar merasa aman dan
nyaman dengan penuh perhatian.
3. Memberi kesempatan pasien menyampaikan
perasaannya.
4. Bersikap menghargai pasien untuk tetap
berbicara.
5. Dalam berbicara menggunakan bahasa yang
mudah di mengerti oleh pasien.

b). Observasi
Mengamati perilaku dan keadaan untuk memperoleh  data  tentang  tingkat  kesehatan  pasien. 
Observasi dilakukan dengan menggunakan penglihatan alat indra lainnya (meraba, menyentuh dan 
mendengar) 

c)   Pemeriksaan fisik 
Pemeriksaan  fisik  dilakukan  secara  keseluruhan 
dari kepala sampai ujung kaki. 
Prosedur pemeriksaan fisik meliputi : 
1.   Inspeksi 
2.   Palpasi 
3.   Auskultasi 
4.   Perkusi 
5.   Pemeriksaan lainnya. 

2.   Pengelompokkan data atau analisa data. 
Data  pasien  yang  telah  dikumpulkan  selanjutnya 
dikelompokkan  kedalam  kelompok  data  tertentu 

12

yaitu: data flSiologislbiologis, data psikologis, data
sosial dan data spiritual. Dengan mengelompokkan
data, perawat dapat segera menentukan masalah yang
terjadi pad a pasien.
Pengelompokkan data dapat digambarkan sebagai
berikut:
a) Data fisiologis/biologis :
Masalah kesehatan dan penyakit yang laJu
Masalah kesehatan yang sedang dial ami
Masalah pola fungsi kehidupan sehari-hari
Masalah resiko tinggi
Pengaruh perkembangan terhadap kehidupan 
b)  Data psikologis : 
Perilaku 
Pola emosional 
Konsep diri 
Gambaran diri 
Penampilan intelektual 
Pola pemecahan masalah 
Tingkat pendidikan 
Daya ingatan 
c)  Data Sosial : 
Status ekonomi 
Kegiatan rekreasi 
Bahasa komunikasi 
Pengaruh kebudayaan 
Sumber masyarakat 
Faktor resiko lingkungan 
Hubungan sosial 
13 

Hubungan dengan keluarga
Pekerjaan
d)

Data Spiritual:
Nilai-nilailnorma
Kepercayaan
Keyakinan
Moral

Jenis Data
Data pasien dapat diberdakan atas dua jenis yaitu data
objektif dan data subjektif.
a) Data objektif adalah data nyata yang ditemukan oleh
tenaga perawatan pada saat pemeriksaan berlangsung.
Misalnya :
( 1 ) Suhu 38°C
( 2 ) Urine berwarna kuning keruh
b)

Data subjektif adalah data yang hanya dirasakan oleh
pasien sendiri, berupa keluhan-keluhan
Misalnya :
( 1 ) Mual
( 2 ) Perasaan takut operasi
( 3 ) Sakit kepala

Pengelompokkan data atau analisa data.
Analisa berarti mengkaitkan, menghubungkan data yang
diperoleh dengan konsep, teori, prinsip yang relevan untuk
mengetahui masalah kesehatan pasien. Oleh karena itu
analisa data dilakukan dengan :
a. Mengesahkan data
b. Mengelompokkan data
c. Membandingkan dengan standar
d. Menentukan kesenjangan
e. Menginterpretasi kesenjangan
14

f.   Membuat kesimpulan ten tang kesenjangan
Hュ。ウャィセ@

Berdasarkan kesimpulan ten tang kesenjangan (masalah)
ini,selanjutnya dapat di rumuskan diagnosa keperawatan.

Petunjuk untuk pengkajinn data :
1. Data dilcumpulkan secara menyeluruh yang meliputi
aspek bio-psiko-sosio-spiritual
2. Menggunakan berbagai sumber data dan berbagai cara
pengumpulan data
3. Setiap data yang dikumpulkan harus data baru dan
mendapat pengabsahan (valid,asi)
4. Dilakukan secara sistimatis dan terus menerus
5. Data harus dicatat, dapat di baca dan dimengerti oleh '
orang lain
6. Data dikelompokkan dalam kelompok kebutuhan
bio-psiko-sosio-spiritual
7. Data dianalisa dengan dukungan pengetahuan yang
relevan atau sesuai.
Tahap pengkajian dalam proses keperawatan dapat di
gambarkan sebagai berikut (gambar 1).

15

Gombar 1 : Tohap Pengkajion
Pengkajian

=  

Pengumpulan
+  Analisa Data
Dala (Dala Subjeclif/Objeklif

+ Diagnosa
Keperawatan

Pengkajian fisik
- Mentabulasi data
Masalah
Riwayal kepeMenyeleksi data
pasien
rawalan
(nyata
- Wawancara
Mengklasifikasi data atau po- Dala sekunder
Mengelompokan
tensial)
(calalan, Japoran,
dat:l
buku, dB).
Mengkaitkan data - Penyebab
Menentukan kesenjangan data
- Melihat pola data
- Membandingkan
dengan standar
- Menginterprctasi
data
Membuat kesimpuJan data

16

masalah

B.   TAHAP DIAGNOSA KEPERAWATAN 

a.

Pengertian :
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan dari
masalah pasien yang nyata maupun potesional berdasarkan
data yang telah dikumpulkan, yang pemecahannya dapat
dilakukan dalam bal.as wewcnang perawat untuk melakukannya. 
Yang dimaksud  masalah  nyata  adalah masalah yang sudah 
ada  pad a waktu  pengkajian. Sedangkan masalah  potensial 
merupakan  masalah  yang  mungkin  timbul  bila  tindakan 
pencegahan tidak dilaksanakan. 

b.   Sirat diagnosa kepernwatan. 
Dalam merumuskan diagnosa keperawatan perlu diketahui 
sifat  yang  hakiki  diagnosa  keperawatan  adalah  sebagai 
bcrikut : 
1.   Berorientasi pada kebu tuhan dasar manusia (HlRARKI  AB. MASLOW). 
2.   Mcnggambarkan  tanggapan  (respons)  individu  terhadap proses saki!,  kondisi dan situasi. 
I  3. 
Berubah bila tanggapan (respons) pasien berubah. 
c.   Manraat diagnosa kepernwatan adalah : 
1.   Memberi pedoman untuk asuhan keperawatan secara 
komprehensif yang mandiri. 
2.   Memberi  kesatuan  bahasa  dalam  komunikasi  perawatan secara komprehensif. 
d.   Perbedaan  antarn  diagnosa  medis ,  dan diagnosa 
keperawatan. 
Untuk menghindari kekeliruan antara diagnosa medis dan 
diagnosa  keperawatan,  perlu  diketahui  perbedaan  antara 

17 

kedua diagnosa tersebut. Diagnosamedis berfokus pada
keadaan patho\ogis, pengobatan dan penyembuhan
penyakit, sedangkan diagnosa keperawatan berfokus pada
res pons pasien terhadap penyakit atau faktor yang
mempengaruhi atau situasi lain yang sangat berfariasi.
Perbedaan antara · diagnosa keperawatan · dan diagnosa
medis dapat digambarkan sebagai berikut :

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Medis

1.

Berfokus pada faktor-faklor
yang bersifal pengobalan dan
penyembuhan penyakit.

2.   Berorienlasi kepada keadaan

1.

2.  Berorienlasi kepada kebuluhan

individu.

palhoiogis.
3.   Cenderung lelap, mulai saki I 

3.  Berubah, sesuai dengan

sampai sembuh
4.  

Mengarah pada lindakan medis
yang sebagian dapal diiaksanakan oleh perawat.

5. Diagnosa medis melengkapi

diagnosa keperawatan.

18

Berfokus pada res pons pasien
lerhadap penyakil lindakan
medis dan faklor lain.

perubahan res pons pasien .
4. 

Mengarah pada fungsi mandiri
perawal dalam meiaksanakan
lindakan keperawatan dan
evaiuasi.

5. Diagnosa keperawatan

rneiengkapi diagnosa medis.

e.

Cara merumuskan diagnosa keperawatan.
Dalam merumuskan diagnosa keperawatan,
menggunakan pendekatan sebagai berikut :

I.   Rumus PES

Problem
Etiologi
Symptom

(masalah)
(penyebab)
(gejala/tanda)

2.

Problem
Etiologi

(masalah)
(penycbab)

Rumus PE

dapat

Contoh rumusan diagnosa kepcrawatan scbagai berikut :
1.

Rumus PES.
Diagnosa Kcperawatan =
Masalah pasien + pcnycbab + gejala / tanda

Contoh:
Gangguan aktivitas jalan, sehubungan pemasangan gips
pada tungkai kanan yang ditandai dengan rasa nyeri di
daerah tungkai.
2.

Rumus PE.
Diagnosa Keperawatan =
Masalah pasien + Penyebab

19

Contoh:
Gangguan aktivitas jalan, sehubungan dengan pemasangan
gips pada tungkai kanan.

C.

TAHAP PERENCANAAN KEPERAWATAN 

a.

l'engertian.
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk
menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang  teJah  ditentukan dengan  tujuan  terpenuhinya 
kebutuhan pasien. 
Dalam  tahap  perencanaan  keperawatan  ini,  perawat 
menggunakan  keterampiJan  pemecahan  masalah  dan 
menentukan masalah khusus pasien. 

b.   Tujuan. 
Tujuan perencanaan keperawatan adalah : 
1.   Sebagai  alat  komunikasi  antar  ternan  sejawat  dan 
tenaga kesehatan lain. 
2.   Meningkatkan keseimbangan asuhan keperawatan. 

20

c.

Langkah-laDgkah penYUSUnBD.
Langkah-langkah penyusunan perencanaan keperawatan
terdiri dari tiga (3) kegiatan yaitu :
1. Menetapkan urutan prioritas masalah
2. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai.
3. Menentukan rencana tindakan keperawatan.

Perencanaan

ad.I.  

=

Menetapkan prioritas masalah + 
Tujuan keperawatan + Rencana tindakan keperawatan. 

Menetapkan urutan prioritas rnasalah. 
Kegiatan  ini  mernilih  rnasaJah  apa  yang  rnernerlukan perhatian/prioritas, diantara rnasalah­rnasalah  yang  telah  ditentukan.  Penentuan  prioritas 
berdasarkan diagnosa keperawatan, dirnana prioritas  tertinggi  diberikan  kepada  rnasalah  yang 
rnengancarn kehidupan atau keselarnatan pasien. 
Masalah  nyata  diberikan  perhatian/prioritas  terlebih dahuJu dari pada rnasaJah  potensial. 
Penentuan  priori las  dilakukan  karcna  lidak 
sernua  rnasalah  dapal  dialasi  pada  waklu  yang 
sarna. 
Pertirnbangan  unluk  rnenentukan  prioritas 
rnasalah adalah : 
a.   Prioritas tertinggi diherikan kepada masalah 
kesehatan yang rnengancarn kehidupan atau 
keselamatan pasien. 
21 

b.

c.

Masalah yang sedang dialami diberi perhatian
lebih dahulu dari pada masalah yang mungkin
atau keselamatan (potensial).
Pola kebutuhan dasar man usia, menurut

HlRARKI AB. MASLOW.
Contoh:
Pasien yang mengalami kecelakaan dengan
keadaan scsak nafas, gelisah, pernafasan
cepat (30 x  per menit), luka dan patah tulang
tibia terbuka, disertai perdarahan, maka
penentuan prioritas masalah adalah sebagai
berikut :
1. Masalah pernapasan (kebutuhan oksigen) 
2.   Masalah perdarahan 
3.   Masalah luka 

ad .2.  

22

Merumuskan  tujuan  keperawatan  yang  akan 
dicapai. 
Tujuan keperawatan ialah hasil yang ingin dicapai 
dari  asuhan  keperawatan,  yang  direncanakan 
untuk  menanggulangi/mengatasi  masalah  yang 
telah dirumuskan dalam diagnosa keperawatan. 
Pernyataan  tujuan  keperawatan  harus  Jelas 
disebutkan  sehingga  perawat  yang  mengawasi 
pasien  setelah  membaca  tujuan  tersebut  harus 
sanggup  menentukan  apakah  tujuan  telah 
tercapai atau belum. 
Ada dua (2)  katagori  tujuan,  yaitu  tujuan jangka 
pendek dan tujuan jangka panjang. 

Tujuan Jangka Pendek.
Tujuan jangka pendek adalah hasil yang dicapai
dalam waktu yang cepat yaitu dalam kurun waktu
jam atau hari. Tujuan jangka pendek sangat cocok
unruk keadaan emergency dimana pasien dalam
kondisi tidak stabil.
Contoh:
Tn. Herman dalam waktu tujuh hari, mampu
berjalan dengan menggunakan tongkat sejauh 100
meter.
Tujuan Jangka Panjang.
Tujuan jangka panjang adalah hasil yang dalam
pencapaiannya memerlukan waktu yang lebih
lama.
Contoh:
Tn. Herman dapat berjalan tanpa bantuan pada
sa at pulang.
Petunjuk umum dalam menu lis tujuan.
Dalam menuliskan tujuan harns memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1. Ditulis secara singkat dan jelas sehingga
mudah dimengerti oleh perawatltenaga kesehatan lain. 
2.   Spesifik  artinya  pemyataan  tujuan  harus 
merupakan perilaku pasien yang menunjukkan berkurangnya  masalah  pasien.  Masalah 
tersebut  telah diidentifikasi  dalam  diagnosa 
keperawatan. 
23 

3.

Dapat diukur artinya dapat diamati, ditafsirkan dan dinilai. Hindari penggunaan katakata baik, cukup, normal dan lain­lain. 

4.   Realistis  artinya dapat dilaksanakan dengan 
tenaga  dan  fasilitas  yang  tersedia serta  realistis  untuk  kemampuan  pasien  pad a  waktu 
yang telah ditetapkan. 

Rumusan  tujuan  dapat  menggunakan  formula 
sebagai berikut : 
T  =  S + P + K  + KO 



P  = 
K  = 
KO  = 




tujuan 
subject 
predikat 
kriteria tujuan 
kondisi 

Subject  

adalah kata dapat berupa pasien 
atau bagian dari pasien 

Predikat:  

adalah perilaku pasien 

Kriteria tujuan 
adalah pernyataan tujuan 
pada tingkat nama pasien akan dilaksanakan perilaku yang dinyatakan dalam 
predikat dalam kurun waktu yang telab 
ditetapkan. 
24 

ad.3.  

Kondisi

adalah dalam keadaan yang bagaimana perilaku pasien tersebut ditampilkan. 

Contoh:  

Tuan Herman (S) dapat berjalan 
(P) sejauh 100 meter dalam waktu 
tujuh hari (K) dengan menggunakan tongkat (KO). 

Menentukan rencana tindakan keperawatan. 
Adalah  langkah  menentukan  rencana  tindakan 
keperawatan yang akan dikerjakan oleh perawat 
dalam  rangka  menolong  pasien  untuk mencapai 
suatu tujuan keperawatan. 
Dalam  menentukanlmemilih  tindakan  keperawatan  perlu  dipertimbangkan  hal­hal  sebagai 
berikut: 
1).  Mengidentifikasi alternatif tindakan. 
2).  Tehnik  prosedur keperawatan yang digunakan. 
3).  Melibatkan pasien seoptimal mungkin. 
4).  Melibatkan anggota tim kesehatan lain. 
5).  Latar belakang budaya dan agama pasien. 
6).  Lingkungan,  sumber daya  dan  fasilitas  yang 
tersedia. 
7).  Kebijaksanaanlperaturan  yang  berlaku 
setempat. 
8).  Tindakan  keperawatan yang  menjamin  rasa 
aman bagi pasien. 
9).  Mengarah kepada tujuan yang akan tercapai. 
10).  Tindakan keperawatan yang bersifat realistis. 
11). Tindakan  keperawatan  yang  disusun  secara 
berurutan. 
25 

b.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun
perencanaan keperawatan adalah :
1. Tindakan apa yang akan dilakukan.
2. Mengapa tindakan itu dilakukan.
3. Kapan tindakan itu dilakukan.
4. Siapa yang akan melakukan tindakan.
5. Bagaimana caranya tindakan itu dilakukan.

c.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menuliskan
rencana tindakan keperawatan :
1. Harus berupa kalimat intruksi, ringkas, tegas dan
mudah dimengerti.

2.
3.
4.
5.

Contoh : Latih Tn Herman berjalan dengan tongkat
dua kali sehari.
Disusun oleh tenaga perawatan.
Penulisan, menggunakan bahasa yangjelas dan mudah
di mengerti.
Tindakan keperawatan merupakan kesinambungan
asuhan keperawatan.
Menulis" di kolom rencana tindakan" yang telah
ditentukan.
Rencana tindakan dibuat secara narasi yang mengandung tujuan dan rencana tindakannya. 
Contoh : 
Rumusan rencana perawatan. 
Agar  Tn.  Herman  dalam  tujuh  bari  mampu  berjalan 
sejauh 100 M  dengan menggunakan tongkat lakukan 
latihan berjalan dengan tongkat 2 kali sehari. 
Tahap perencanaan keperawatan dapat di gambarkan 
sebagai berikut. (Gambar 2). 

26

Gambar 2 :

Tahap PerenC8naan Keperawatan

Perencanaan == Memprioritas
Keperawatan kan Masalah

- Nyata, yang mengancam kehi-dupaan pasien.

- Nyata, atau polensial yang mengancam kesehatan pasien.

+  Merumuskan Tu
juan Keperawatan

- Jangka pendek,
Jangka panjang.

Jelas
- Dapal di ukur

+  Menentukan
Tindakan
Keperawatan

- Alternatif
tindakan
keperawa
tan.
- Keputusan
tentang tindakan yang
セォ。ョ@
dilaku
kan.

- Keinginan dan - Realistis.
prioritas pasien. - Dinyatakan dalam
hasil perubahan
keadaan atau perilaku pasien.

Rencana
Asuhan
Keperawatan

27

D.

TAHAP TINDAKAN KEPERAWATAN
1.

Pengertiao.
Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan rencana
tindakan yang telah ditentukan, dengan maksud agar
kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal.
Tindakan keperawatan tersebut dapat dilaksanakan
sebagian oleh pasien itu sendiri, oleh perawat secara
mandiri atau mungkin dilakukan secara berkerja sarna
dengan anggota Team Kesehatan lain misalnya, Ahli Gizi
dan FisiotherapisL Hal ini sangat tergantungjenis tindakan,
kemampuan!keterampiJan dan keinginan pasien serta
tenaga perawat itu sendiri.
Dengan demikian tampak bahwa pelaksanaan keperawatan
bukan semata-mata tugas tenaga perawatan tetapi
melibatkan banyak pihak. Namun demikian yang memiJuk
tanggung jawab secara keseluruhan adalah teoaga
perawatan tersebut.

2.

Langkah-Iangkah tindakan Keperawatan.
Tahap tindakan perawatan terdiri dari langkah persiapan
dan peJaksanaanJpemberian asuhan keperawatan.
a.

Langkah persia pan.
Pada langkah persiapan tenaga perawatan hendaknya:
1). Memahami rencana keperawatan yang telah
ditentukan.
2). Menyiapkan tenaga dan alat yang diperlukan.
1).  Menyiapkan lingkungan Therapeutic (lingkungan
pasien) sesuai dengan jenis tindakan yang akan
dilakukan.

28 

b.

Langkah pelaksanaan.
Pada langkah pclaksanaan tenaga perawatan harus
mcngutamakan keselamatan. keamanan. dan kcnyamanan  pasien.  Oleh karena itu  harus  mempcrhatikan 
beberapa hal sebagai  berikut  : 
1.   Sikap yang  meyakinkan. 
2.   Peka terhadap rcspons pasicn dan efck sampingan 
dari  tindakan  keperawatan yang  、ゥャ。ォオョケセ@
.).  Sistimatika kerJ3  yang  tep