49
perlu diberi skor di bawah kategori sangat baik. Dialog di atas seharusnya seperti berikut ini.
Pak guru : “Wen, kowe duwe formulir pendaftaran lomba bahasa Jawa?” Weny
: “Sampun Pak. Syarat-syaratipun menapa kemawon Pak?” Pak guru : “Syarate potokopi kertu pelajar lan rapot.”
4.1.1.3 Aspek Diksi pada Penilaian Tes Praktik Menulis Dialog dengan Teknik Meneruskan Dialog
Aspek yang selanjutnya adalah diksi. Penilaian tes praktik menulis dialog kelas VIID apek diksi diberi skor berdasarkan kategori tertentu. Berikut
adalah tabel 7 yang akan memuat distribusi penilaian aspek diksi untuk kelas VIID.
Tabel 7 Hasil Tes Menulis Dialog Aspek Diksi pada Teknik Meneruskan Dialog
No Kriteria
kategori f
Jumlah Skor
Persentase Rata-rata
1 2
3 4
22 – 25 18 – 21
15 – 17 0 - 14
SB B
CB K
16 19
3 389
351 49
49,30 44,49
6,21
Siswa Skor
Σ Σ
38 789
= 20,76 Jumlah
38 789
Berdasarkan tabel 7 tersebut, dapat dijelaskan bahwa hasil tes praktik menulis dialog kelas VIID aspek diksi untuk kategori sangat baik dicapai oleh 16
siswa atau 49,30. Selanjutnya untuk kategori baik dicapai 19 siswa atau
50
44,49. Kategori cukup baik dicapai oleh 3 siswa atau 6,21 . Secara klasikal, rata-rata aspek diksi kelas VIID sebesar 20,76 dan tergolong dalam kategori baik.
Kesalahan diksi di buat oleh hampir seluruh siswa. Berikut adalah contoh kesalahan diksi yang dibuat oleh siswa kelas VIID.
Pak guru : “Wen, panjenengan duwe kertas Pendaftaran kangge Lomba basa
Jawa” Seharusnya adalah sebagai berikut.
Pak guru : “Wen, kowe duwe formulir pendaftaran lomba basa Jawa?”
Kesalahan diksi terletak pada kata panjenengan yang diucapkan oleh pak guru. Hal itu tidak pantas karena yang menjadi lawan bicara pak guru adalah
Weny yaitu siswanya. Jadi, kata panjenengan diganti dengan kowe. Farid
: “Piye Wen, mau kowe di omongi apa karo pak guru?”
Weny : “ Aku mau dikongkon pak guru melu lomba basa Jawa .”
Seharusnya adalah sebagai berikut. Farid
: “Piye Wen, mau pak guru ngendika apa karo kowe?”
Weny : “ Aku mau diutus pak guru melu lomba basa Jawa .”
Kesalahan terletak pada kata diomongi yang diucapkan oleh Farid dan dikongkon
yang diucapkan oleh Weny. Kata diomongi seharusnya ngendika dan kata dikongkon seharusnya diutus. Hal itu karena mereka sedang membicarakan
orang yang lebih tua yaitu pak guru jadi unggah-ungguh basa yang digunakan adalah ngoko alus.
Pak guru : “Seminggu maneh arep mid semester. Kowe nek ora berubah mesti gagal
”
51
Seharusnya adalah sebagai berikut.
Pak guru : “Seminggu maneh arep mid semester. Kowe nek ora kapok mesti
bijimu elek” Kesalahan terletak pada pemilihan kata yang kurang pas yaitu
berubah mesti gagal yang merupakan bahasa Indonesia. Seharusnya diganti
dengan kapok mesti bijimu elek.
4.1.1.4 Aspek Ejaan pada Penilaian Tes Praktik Menulis Dialog dengan Teknik Meneruskan Dialog