62
4.1.3 Uji Hipotesis
Penilaian kedua kelas sebagai pengukur pemahaman pembelajaran menulis dialog dengan kedua teknik telah dilakukan. Tahapan berikutnya adalah
melakukan analisis data dari hasil tes praktik menulis siswa dan kemudian dilanjutkan dengan menguji keefektifan kedua teknik. Manakah teknik yang
paling bisa membantu pembelajaran menulis dialog? Jika dilihat dari rata-rata kelas, yaitu teknik meneruskan dialog yang
dikenakan pada kelas VIID SMP N 12 Semarang dan teknik mengubah cerita menjadi dialog kelas VIIF, kedua kelas tergolong mendapat rata-rata baik.
Namun, sebagai pengukurnya dilakukan pengujiaan. Pengujiaan data dianalisis dengan rumus t-tes.
Perhitungan t-tes bisa dilihat pada lampiran 13 dan 14. Didapat nilai standar deviasi untuk teknik meneruskan dialog sebesar 90,31 dan teknik
mengubah cerita menjadi dialog memiliki standar deviasi sebesar 56,97. Setelah diketahui masing-masing standar deviasinya, dihitung besar standar deviasi
keduanya dan didapat 8,58. Perhitungan dilanjutkan pada uji-t. Perhitungan uji-t didapat angka sebesar 1,73.
Nilai uji t yang didapat yaitu sebesar 1,73 dan derajat kebebasan sebesar 74 N
1
+N
2
-2=38+38-2=74 dan taraf signifikansi kepercayaan sebesar 95 dibandingkan dengan t-tabel. Besar t-tabel pada d.b 74 dan taraf kepercayaan
95 adalah sebesar 1,67. Jadi, t-hitung sebesar 1,73 lebih besar dari t-tabel yaitu sebesar 1,67.
63
Berdasarkan perhitungan dan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja dapat diterima. Hipotesis kerja yaitu teknik meneruskan
dialog lebih efektif daripada teknik mengubah cerita menjadi dialog dalam pembelajaran menulis dialog berbagai ragam bahasa Jawa.
4.2 Pembahasan
Penelitian perbandingan teknik dalam pembelajaran menulis dialog ini dilakukan pada dua kelas yang berbeda. Sampel penelitian yaitu kelas VIID
dan VIIF mendapatkan teknik pembelajaran menulis dialog yang berbeda pula. Kelas VIID mendapatkan pembelajaran menulis dialog dengan teknik meneruskan
dialog, sedangkan kelas VIIF menggunakan teknik mengubah cerita menjadi dialog.
Kelas VIID yang mendapatkan pembelajaran menulis dialog dengan teknik meneruskan dialog memperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 82,29.
Pemahaman siswa kelas VIID mengikuti pembelajaran menulis dialog dengan teknik meneruskan dialog bisa dilihat dari nilai para siswa yang bagus. Nilai
tertinggi tes praktik menulis dialog kelas VIID yaitu 98 dan terendah sebesar 70. Berarti dapat disimpulkan bahwa kelas VIID menguasai dan paham dengan
pembelajaran menulis dialog dengan teknik meneruskan dialog. Teknik kedua adalah mengubah cerita menjadi dialog. Pembelajaran
menulis dialog dengan teknik ini dikenakan pada kelas VIIF. Kelas VIIF mampu menguraikan cerita yang dibacanya menjadi sebuah dialog dengan kategori
penilaian baik. Nilai tertinggi kelas VIIF yaitu sebesar 98 dan terendah sebesar 60.