2.2 Teori Harapan
Salah satu teori motivasi adalah Teori Harapan yang dikemukakan oleh Victor Vroom dalam Wahyuni 2009. Menurut teori ini, motivasi merupakan
akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya
itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka
untuk memperolehnya,
yang bersangkutan
akan berupaya
mendapatkannya. Teori harapan merupakan bagian dari motivasi yang membahas adanya hubungan antara upaya melaksanakan kerja job effort dengan kinerja dan
hasil kinerja performance outcome. Teori harapan memprediksi bahwa seseorang akan mengeluarkan tingkat usaha yang tinggi apabila mereka merasa
bahwa ada hubungan yang kuat antara usaha dan kinerja, kinerja dan penghargaan, serta penghargaan dan pemenuhan tujuan-tujuan pribadi. Teori
Harapan ini didasarkan atas: a
Harapan Expectancy, adalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi karena perilaku. Harapan akan berkisar antara nilai negatif sangat tidak
diinginkan sampai dengan nilai positif sangat diinginkan. Harapan negatif menunjukkan tidak ada kemungkinan sesuatu hasil akan muncul sebagai
akibat dari tindakan tertentu, bahkan hasilnya bisa lebih buruk. Sedangkan harapan positif menunjukkan kepastian bahwa hasil tertentu akan muncul
sebagai konsekuensi dari suatu tindakan atau perilaku;
b Nilai Valence, adalah kekuatan relatif dari keinginan dan kebutuhan
seseorang. Suatu intensitas kebutuhan untuk mencapai hasil, berkenaan dengan preferensi hasil yang dapat dilihat oleh setiap individu. Bagi seorang
individu, perilaku tertentu mempunyai nilai tertentu. Suatu hasil mempunyai valensi positif apabila dipilih, tetapi sebaliknya mempunyai valensi negatif
jika tidak dipilih.
c Pertautan Instrumentality, yaitu besarnya kemungkinan bila bekerja secara
efektif, apakah akan terpenuhi keinginan dan kebutuhan tertentu yang diharapkannya. Indeks yang merupakan tolok ukur berapa besarnya
perusahaan akan memberikan penghargaan atas hasil usahanya untuk pemuasan kebutuhannya.
Menurut Siagan dalam Wahyuni 2009, teori harapan mengatakan bahwa seseorang akan termotivasi untuk mengeluarkan tingkat usaha yang lebih tinggi
ketika mereka yakin bahwa usaha tersebut akan menghasilkan penilaian kinerja yang baik, penilaian yang baik akan menghasilkan penghargaan-penghargaan
organisasional seperti bonus, kenaikan imbalan kerja, atau promosi, dan penghargaan-penghargaan tersebut akan memuaskan tujuan-tujuan pribadi para
karyawan. Oleh karenanya, teori tersebut berfokus pada tiga hubungan: 1
Hubungan usaha-kinerja. Kemungkinan yang dirasakan oleh individu yang mengeluarkan sejumlah usaha akan menghasilkan kinerja.
2 Hubungan kinerja-penghargaan. Tingkat sampai mana individu tersebut yakin
bahwa bekerja pada tingkat tertentu akan menghasilkan pencapaian yang diinginkan.
3 Hubungan penghargaan tujuan-tujuan pribadi. Tingkat sampai mana
penghargaan-penghargaan organisasional memuaskan tujuan-tujuan pribadi atau kebutuhan-kebutuhan seorang individu dan daya tarik dari penghargaan-
penghargaan potensial bagi individu tersebut. Setiap hubungan ini akan dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu Efendy,
2010. Agar mendukung dalam menghasilkan kinerja yang baik, individu harus mempunyai kemampuan yang dibutuhkan untuk bekerja, dan sistem penilaian
kinerja yang mengukur kinerja individu tersebut harus dipandang adil dan objektif, dengan artian bahwa dengan adanya independensi dan kompetensi yang
baik serta memiliki kepekaan terhadap etika profesi diharapkan akan mempengaruhi dalam peningkatan kinerja auditor dalam melaksanakan tugasnya.
Motivasi akan tinggi sampai tingkat di mana penghargaan yang diterima seorang individu atas kinerja yang tinggi memenuhi kebutuhan-kebutuhan dominan yang
konsisten dengan tujuan-tujuan individual Robbins, 1996.
2.3 Teori X dan Y