2.7 Profesi Akuntan Publik
Harefa dalam Abdul, 2008:13, konsep profesi akuntan publik mengandung dua dimensi pengertian. Dimensi pertama berkaitan dengan sifat
kegiatan dan dimensi kedua berkaitan dengan tingkat kemahiran. Profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang
akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di
pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Pemerintah mensyaratkan pengalaman kerja sekurang-kurangnya tiga
tahun sebagai akuntan dengan reputasi baik di bidang audit SK Menteri keuangan No. 43KMK.0171997 tanggal 27 januari 1997. Selain itu, agar mereka tetap
memperoleh izin praktik menurut SK Menteri keuangan No. 43KMK.0171997 tanggal 27 januari 1997 pasal 17 : akuntan publik wajib menjadi anggota Ikatan
Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik dan wajib mengikuti pendidikan professional berkelanjutan sesuai dengan ketentuan IAI.
Menurut Abdul 2008:18 ada dua klasifikasi jasa yang diberikan kantor akuntan publik yaitu :
1 Jasa Atestasi adalah suatu pertanyaan pendapat atau pertimbangan seseorang
independen dan kompeten mengenai kesesuaian, dalam segala hal yang signifikan, asersi suatu entitas dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2 Jasa Non Atestasi adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di
dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan.
2.8 Komitmen Organisasi
Robbins 2007:63 mendefinisikan komitmen sebagai suatu keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan
keinginannya untuk mempertahankan keanggotannya dalam organisasi. Menurut Sopiah 2008:29 mendefinisikan komitmen organisasional sebagai derajat
dimana karyawan percaya dan mau menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasinya. Terdapat tiga
aspek komitmen organisasi, yaitu : 1
Affective commitment, yang berkaitan dengan adanya keinginan untuk terikat pada organisasi. Individu menetap dalam organisasi karena
keinginan sendiri. Kunci dari komitmen ini adalah want to. 2
Continuance commitment, adalah suatu komitmen yang didasarkan akan kebutuhan rasional. Dengan kata lain, komitmen ini terbentuk atas dasar
untung rugi, dipertimbangkan atas apa yang harus dikorbankan bila akan menetap pada suatu organisasi. Kunci dari komitmen ini adalah kebutuhan
untuk bertahan need to. 3
Normative Commitment, adalah komitmen yang didasarkan pada norma yang ada dalam diri karyawan, berisi keyakinan individu akan tanggung
jawab terhadap organisasi. Ia merasa harus bertahan karena loyalitas. Kunci dari komitmen ini adalah kewajiban untuk bertahan dalam organisasi
ought to. Komitmen merupakan sebuah sikap dan perilaku yang saling mendorong
reinforce antara satu dengan yang lain Khan, 2010. Karyawan yang
berkomitmen terhadap organisasi akan menunjukkan sikap dan perilaku yang positif terhadap lembaganya, karyawan akan memiliki jiwa untuk tetap membela
organisasinya, berusaha meningkatkan prestasi, dan memiliki keyakinan yang pasti untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi Yousef, 2000. Komitmen
akan menimbulkan rasa ikut memiliki sense of belonging bagi karyawan terhadap organisasi. Menurut Khikmah 2005 komitmen organisasi sebagai nilai
personal, yang kadang-kadang mengacu sebagai sikap loyal pada perusahaan.
2.9 Kinerja Auditor