teratasi dengan penggunaan teknologi informasi sehingga semua informasi tersedia dalam bentuk layanan Telematika.
2.4 Definisi e-Goverment
E-Government penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara Pemerintah dan pihak-pihak lain. Penggunaan teknologi
informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C Government to Citizen, G2B Government to Business Enterprises, dan
G2G inter-agency relationship.
2.4.1 Peluang bagi e-Government
Ada beberapa peluang bagi e-Government antara lain: 1 Efisiensi bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Beberapa proyek dapat mengurangi kesalahan
dan meningkatkan konsistensi hasil dengan melakukan standarisasi otomatisasi tugas. Lebih lanjut, efisiensi juga terjadi pada sisi pembiayaan
dan minimalisasi lapisan-lapisan proses di dalam organisasi dengan reengineering dan mengefisienkan prosedur operasi. Tentu saja waktu juga
menjadi lebih efisien, terutama pada tugas-tugas yang berulang. Manfaatnya adalah pegawai pemerintah dapat memperoleh kesempatan untuk menambah
ilmu dan kecakapan mereka; 2 Peningkatan layanan dan lahirnya layanan baru akan ditemui peningkatan kualitas, rentang jangkauan dan aksesibilitas
pada setiap layanan yang diberikan pemerintah. Dalam upaya memperbaiki efisiensi, layanan harus ditingkatkan dengan cara, seperti, transaksi yang
lebih cepat, akuntabilitas yang semakin baik, dan proses-proses kerja yang lebih baik. Dari eGov juga akan memicu lahirnya layanan baru :seiring
dengan kemungkinan untuk mengkombinasikan layanan yang sudah ada,
dapat sekaligus dikreasikan bagaimana memajukan iklim usaha dan sekaligus meningkatkan interaksi antar warga.
EGov mencakup wilayah aktivitas dan pelaku yang luas, ada 3 sektor penting yang dapat diidentifikasi antara lain: 1 G2G merupakan dalam
banyak hal, sektor ini mewakili kekuatan dari eGov. Beberapa pengamat menyarankan agar pihak pemerintah pada setiap tingkatan harus
memperbaiki dan meng-update sistem internal mereka dan juga prosedurnya sebelum transaksi elektronik antara warga dan kalangan bisnis dengan pihak
pemerintah berjalan dengan sukses. G2G melibatkan pembagian data dan pertukaran data yang bersifat elektronis diantara pelaku-pelaku pemerintah.
Pelibatan pertukaran terjadi pada intra dan inter-instansi di level nasional sebagaimana juga terjadi di tingkat provinsi dan daerah; 2 G2B merupakan
plikasi di G2B meminta banyak perhatian, sebagian besar karena tingginya antusias di sektor bisnis dan potensi pemotongan biaya melalui peningkatan
praktek-praktek procurement dan meningkatkan kompetisi. Sektor G2B meliputi penjualan surplus barang-barang pemerintah kepada publik, sebaik
yang dilakukan pada upaya memperoleh barang dan layanan. Yang perlu dicatat, meski tidak semua secara langsung tergantung pada teknologi
informasi, beberapa metode procurement berhubungan dengan sektor ini: a performance-based-contracting, yaitu suatu metode dimana pembayaran
kepada pih ak kontraktor dilakukan berdasar pada tujuan-tujuan aktual dan hasil kerja; b share-in-savings contracts, yaitu kontraktor dibayar di muka,
semisal instalasi sistem komputer yang baru; c reverse-auctions, di satu sisi, dipercaya untuk menggunakan teknologi informasi dan secara teratur
dapat digunakan sebagai metode pembelian produk yang telah distandarisasikan dan secara mudah dapat dievaluasi mutunya; 3 G2C
merupakan Sektor ini didesain untuk memfasilitasi interaksi warga dengan pemerintah, yang bagi sebagian pengamat hal itu merupakan tujuan utama
dari eGov. Beberapa interaksi yang mungkin dilakukan, misalnya memperbaharui perizinan dan sertifikasi, pembayaran pajak, akses ke
informasi publik, dan lain-lai n. Jadi semacam ”one stop shopping” bagi
warga masyarakat, dengan sekian banyak instansi yang terlibat dan aksesnya dapat dilakukan secara individual. Akhirnya memang terlihat pada
peningkatan akses dan partisipasi publik, pada setiap waktu dan tanpa hambatan geografis.
2.5 Pengertian e-booking