Pola Asuh Otoriter Pola Asuh Permisif

hukuman yang mereka lakukan selalu meminta pendapat anak. Anak dalam pola asuh demokratis akan merasa tenang dam nyaman. Anak akan menjadi paham kalau mereka di sayangi tetapi sekaligus mengerti terhadap apa yang diharapkan dari orang tua. Anak yang memiliki orang tua yang demokrtis sering kali ceria, mandiri, bisa mengendalikan diri dengan baik dan berorientasi pada masa depan. Di dalam pengasuhan yang demokratis anak remaja cenderung untuk mempertahankan hubungan yang ramah dengan teman sebaya, bekerja sama dengan orang dewasa, dan bisa mengatasi setres dengan baik.

2. Pola Asuh Otoriter

Suatu bentuk pengasuhan orang tua yang pada umumnya sangat ketat dan kaku ketika berinteraksi dengan anaknya. Orang tua yang berpola asuh otoriter menekankan adanya kepatuhan seorang anak terhadap peraturan yang mereka buat tanpa banyak basa-basi, tanpa penejelasan kepada anaknya mengenai sebab dan tujuan di berlakukannya peraturan tersebut, cenderung menghukum anaknya yang melanggar peraturan dan menyalahi norma yang berlaku. Orang tua yang demikian yakin bahwa cara yang keras merupakan cara yang terbaik dalam mendidik anaknya. Orang tua demikian sulit menerima pandangan anaknya, tidak mau memberikan kesempatan kepada anaknya untuk mengatur dirinya sendiri, serta selalu mengharapkan anaknya untuk mematuhi semua peraturannya. Pola asuh yang demikian sangat berpotensi menimbulkan konflik dan perlawanan seorang anak, terutama saat anak sudah menginjak masa remaja, atau sebaliknya akan menimbulkan sikap ketergantungan seorang remaja terhadap orang tuanya, anak remaja akan kehilangan aktifitasnya, tumbuh menjadi anak yang tidak efektif dalam kehidupan dan interaksinya dengan lingkungan sosial, remaja cenderung akan mengucilkan dirinya, kurang berani dalam menghadapi tantangan tugas, tidak merasa bahagia dan kehilangan rasa percaya diri.

3. Pola Asuh Permisif

Adalah pola asuh yang memberikan pengawasan yang sangat longgar, memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa kontrol yang cukup darinya. Orang tua dalam tipe ini cenderung tidak menegur atau memperingatkan remaja apabila sedang dalam bahaya dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh orang tua kepada remaja. Menurut Baumrind 1980:55 pola asuh permisif ini, orang tua memberikan kebebasan kepada remaja untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan. Pola asuh permisif orang tua di dalam keluarga akan membawa pengaruh pada kepribadian remaja seperti remaja tidak pernah belajar mengendalikan perilaku mereka sendiri dan selalu mengharapkan kemauan mereka di turuti. Kurangnya tuntutan orang tua yang diberikan terhadap remaja menghambat proses identifikasi dan sosialisasi nilai dalam diri remaja. selain itu aturan-aturan yang samar menghalangi remaja untuk membuat pandangan diri yang jelas, hal ini akhirnya membuat remaja dapat menjadi agresif, bersifat menguasai, tidak patuh dan banyak menggunakan obat-obat terlarang. Selain itu, Parke 1999:20 menggambarkan hubungan antara karakteristik pola asuh orang tua dengan karakteristik remaja yang akan dihasilkan seperti yang terlihat dalam Tabel berikut : Tabel 1. Hubungan antara Karakteristik Pola Asuh Orang Tua dengan Karakteristik Remaja No Karakteristik Orang Tua Karakteristik Remaja 1. Pola asuh demokrasi Perhatian, responsif, menunjukan rasa senang dan dukungan bila remaja menunjukan perilaku yang diharapkan, terlibat dalam kehidupan remaja, mempertimbangkan permintaan dan pendapat remaja, menunjukan rasa tidak senang jika remaja melakukan perilaku yang buruk, menawarkan standar-standar alternatif, berkomunikasi dengan remaja, tidak mengalah pada paksaan rengekan remaja yang membawa dampak negatif bagi remaja, tidak memanjakan remaja yang tidak patuh pada peraturan yang telah di sepakati. Remaja yang bersemangat dan bersahabat Energetic- friendly child Dapat mengontrol diri dan memiliki kepercayaan diri yang baik, memiliki motivasi berprestasi, menunjukan keingintahuan terhadap situasi yang baru, memiliki semangat yang besar, memiliki hubungan yang baik dengan teman sebayanya, mampu bekerja sama dengan orang dewasa dapat memahami perintah yang diberikan, dapat mengatasi stress dengan baik.

2. Pola asuh otoriter

Dokumen yang terkait

An Analysis On High School Students’ Ability To Master Passive Voice A Study Case : The Second Year Students At SMK Negeri 2 Pematangsiantar

1 73 52

STUDENTS’ CHARACTERISTICS OF LEARNING AT STATE SENIOR HIGH SCHOOL 1 PURWOREJO Students’ Characters of Learning at State Senior High School 1 Purworejo.

0 2 12

STUDENTS’ CHARACTERISTICS OF LEARNING AT STATE SENIOR HIGH SCHOOL 1 PURWOREJO Students’ Characters of Learning at State Senior High School 1 Purworejo.

0 3 19

THE CORRELATION BETWEEN STUDENTS’ SELF-ESTEEM AND THEIR ENGLISH SPEAKING COMPETENCIES : A Study of Eleventh Grade Students at a Public Senior High School in Cimahi.

0 3 39

THE USE OF SELF-ASSESSMENT TOWARDS STUDENTS’ READING BEHAVIOR : A case study in A Private Senior High School in Bandung.

13 32 26

CORRELATION BETWEEN STUDENTS’ VOCABULARY MASTERY AND THEIR READING COMPREHENSION : A Study In Second Grade Of Junior High School.

0 0 35

CORRELATION BETWEEN STUDENTS’ VOCABULARY MASTERY AND THEIR READING COMPREHENSION : A Study In Second Grade Of Junior High School.

0 1 62

A Study of the English relative clauses and senior high school students` problems in learning them.

0 0 159

A STUDY ON THE CORRELATION BETWEEN JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS’ ENGLISH NATIONAL EXAMINATION SCORE AND THEIR READING COMPREHENSION AT SENIOR HIGH SCHOOL (A Correlational Research at the First Grade Students of Senior High School 1 Rembang in Academic Year

0 0 14

A STUDY ON THE CORRELATION BETWEEN JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS’ ENGLISH NATIONAL EXAMINATION SCORE AND THEIR READING COMPREHENSION AT SENIOR HIGH SCHOOL (A Correlational Research at the First Grade Students of Senior High School 1 Rembang in Academic Year

0 1 25