pendidikan. Untuk tahap pertama, standar proses pembelajaran yang dirumuskan dalam ketentuan berikut ini difokuskan pada jalur
pendidikan formal.
Pada jalur pendidikan formal, proses pembelajaran lebih banyak terjadi dalam lingkungan kelas dengan sejumlah peserta
didik di bawah pembinaan seorang pendidik, atau lazim disebut sebagai kelas klasikal. Kelas klasikal ini sering disalahartikan
sebagai pembelajaran konvensional yang menganggap peserta didik dalam satu kelas sebagai kelompok homogen, sehingga dapat
diperlakukan secara sama untuk memperoleh hasil yang sama. Perlakuan yang seharusnya adalah bahwa peserta didik merupakan
kelompok heterogen yang terdiri atas pribadi-pribadi yang mempunyai karakteristik, kondisi dan kebutuhan yang berbeda.
Oleh karena itu, perlu mendapat perlakuan sedemikian rupa sehingga potensi masing-masing pribadi tersebut dapat
berkembang secara optimal.
Pemberdayaan peserta didik agar mampu membangun diri sendiri berdasarkan rangsangan yang diperolehnya sesuai dengan
taraf perkembangan psikis, fisik, sosial, dan emosional; memerlukan interaksi aktif antara pendidik dengan peserta didik,
antar peserta didik, dan antara peserta didik dengan lingkungan, dalam suasana yang menyenangkan dan sesuai dengan kondisi
serta nilai-nilai yang ada dalam lingkungannya.
Tidak ada satupun model proses pembelajaran yang sesuai untuk setiap mata pelajaran di dalam kelas dengan peserta didik
yang beragam. Untuk itu semua pendidik harus mampu memilih, mengembangkan, dan menerapkan proses pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik peserta didik, serta kondisi dan situasi lingkungan. Hal ini menunjukkan
posisi penting proses pembelajaran dalam menghasilkan lulusan yang bermutu.
B. Tujuan dan Manfaat
Secara umum tujuan penyusunan standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah adalah dalam rangka
menjamin mutu proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah, agar terlaksana proses
pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Manfaat ditetapkannya standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah adalah agar dapat dijadikan
sebagai:
Panduan Implementasi Standar Proses
2
1. Pedoman umum bagi para pendidik dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran di setiap satuan pendidikan dasar dan
menengah. 2. Dasar bagi Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam
mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pembelajaran di setiap satuan pendidikan
dasar dan menengah.
3. Petunjuk bagi masyarakat atas peran sertanya dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengawasan program
pembelajaran di setiap satuan pendidikan dasar dan menengah. Tujuan penyusunan naskah ini adalah sebagai panduan
implementasi standar proses pada satuan pendidikan dasar dan menengah yang akan menjadi acuan pengembangan dan
implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP di sekolahmadrasah.
C. Lingkup Standar Proses
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 standar proses pembelajaran meliputi perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Standar perencanaan proses pembelajaran didasarkan pada prinsip sistematis dan sistemik. Sistematis berarti secara runtut,
terarah dan terukur, mulai jenjang kemampuan rendah hingga tinggi secara berkesinambungan. Sistemik berarti
mempertimbangan berbagai faktor yang berkaitan, yaitu tujuan yang mencakup semua aspek perkembangan peserta didik
pengetahuan, sikap, dan keterampilan, karakteristik peserta didik, karakteristik materi ajar yang meliputi fakta, konsep, prinsip dan
prosedur, kondisi lingkungan serta hal-hal lain yang menghambat atau menunjang terlaksananya pembelajaran. Perencanaan proses
pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Standar pelaksanaan proses pembelajaran didasarkan pada prinsip terjadinya interaksi secara optimal antara peserta didik
dengan pendidik, antar peserta didik sendiri, serta peserta didik dengan aneka sumber belajar termasuk lingkungan. Untuk itu perlu
diperhatikan jumlah maksimal peserta didik dalam setiap kelas agar dapat berlangsung interaksi yang efektif. Di samping itu perlu
diperhatikan beban pembelajaran maksimal per pendidik dalam satuan pendidikan dan ketersediaan buku teks pelajaran bagi
setiap peserta didik. Namun bila kondisi riil belum memungkinkan
Panduan Implementasi Standar Proses
3
perlu ditentukan rasio maksimal yang dapat digunakan bersama oleh peserta didik. Mengingat bahwa proses pembelajaran bukan
hanya sekedar menyampaikan ajaran, melainkan juga pembentukan pribadi peserta didik yang memerlukan perhatian
penuh dari pendidik, maka diperlukan ketentuan tentang rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik. Hal ini akan
menjamin intensitas interaksi yang tinggi. Pengembangan daya nalar, etika, dan estetika peserta didik dapat dilakukan antara lain
melalui budaya membaca dan menulis dalam proses pembelajaran. Selain itu budaya membaca dan menulis juga dapat menumbuhkan
masyarakat yang gemar membaca, dan mampu mengekspresikan pikiran dalam bentuk tulisan. Pelaksanan proses pembelajaran
perlu mempertimbangkan kemampuan pengelolaan kegiatan belajar. Pendidik pada setiap satuan pendidikan juga perlu
mengenal masing-masing pribadi peserta didik sehingga jumlah peserta didik per kelas perlu dibatasi.
Standar penilaian hasil pembelajaran ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi
dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik. Teknik penilaian tersebut dapat berupa tes tertulis, observasi, tes praktik, dan
penugasan perseorangan atau kelompok. Penilaian secara individual melalui observasi dilakukan sekurang-kurangnya sekali
dalam satu semester. Untuk memantau proses dan kemajuan belajar serta memperbaiki hasil belajar peserta didik dapat juga
digunakan teknik penilaian portofolio dan kolokium. Secara umum penilaian dilakukan atas segala aspek perkembangan peserta didik
yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Standar pengawasan proses pembelajaran merupakan upaya penjaminan mutu pembelajaran bagi terwujudnya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien ke arah tercapainya kompetensi yang ditetapkan. Pengawasan perlu didasarkan pada
prinsip-prinsip tanggung jawab dan kewenangan, periodik, demokratis, terbuka, dan keberlanjutan. Pengawasan meliputi
pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan. Upaya pengawasan pada
hakikatnya merupakan tanggung jawab bersama semua pihak yang terkait, sesuai dengan ketentuan tentang hak, kewajiban warga
negara, orangtua, masyarakat, dan pemerintah.
Panduan Implementasi Standar Proses
4
BAB II LANDASAN PENGEMBANGAN STANDAR PROSES
A. Landasan Yuridis