1
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Teknologi selalu mengalami perubahan dan perkembangan dari waktu ke waktu. Hal ini sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan peningkatan
kebutuhan manusia, karena teknologi diciptakan untuk memberikan kemudahan dan memenuhi kebutuhan manusia.
Dewasa ini kebutuhan manusia beraneka ragam, dari kebutuhan pangan, sandang dan papan. Berfikir dari bagaimana manusia mewujudkan kebutuhan
yang diperlukan tersebut. Salah satu wujud dari pemikiran tersebut adalah berdirinya industri-industri. Dimana di Indonesia ada tiga klasifikasi dari industri
yaitu : Industri kecil, industri menengah, dan industri besar. Salah satu dari ketiga industri tersebut adalah industri pengolahan limbah styrofoam dan limbah botol
plastik Disnakaer,2008.
Gambar 1.1. Limbah styrofoam dan botol plastik Limbah-limbah tersebut akan diolah menjadi barang-barang yang memiliki
harga jual, salah satu contohnya adalah batako styrofoam. Dalam pengolahan limbah styrofoam menjadi batako styrofoam memerlukan proses pengepresan
yang menggunakan mesin press. Mesin press yang digunakan dalam pengepresan batako styrofoam ini menggunakan mesin press seperti yang biasa digunakan
dalam proses pengepresan batako. Sama halnya dengan proses pengolahan limbah
commit to user
2 styrofoam, limbah botol plsatik dalam pengolahanya juga menggunakan mesin
press. Pengepresan limbah botol plastik ini tidak untuk dijadikan barang yang memiliki harga jual seperti pengolahan limbah styrofoam, tetapi hanya dilkukan
untuk memperbanyak proses pengangkutan limbah botol plastik. Dengan meningkatnya pemakaian botol plastik secara tidak langsung juga meningkatkan
limbah botol plastik, sehingga dalam proses pengangkutan akan mengalami kekurangan tempat untuk pengangkutanya, untuk itu dilakukan satu penanganan
dengan pengepresan limbah botol plastik dengan tujuan mengurangi diameter botol plastik agar dapat memuat banyak dalam proses pengangkutan.
Namun, sayangnya mesin-mesin press yang biasa digunakan masih memiliki kelemahan terutama pada rangka mesinnya. Pada umumnya sambungan
mesin press masih mengandalkan kekuatan las. Dimana sudah banyak diketahui bahwa material yang dilas sangat rawan terhadap korosi terutama pada bagian
sekitar las-lasan dan akan berakibat fatal pada sambungan rangka. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam proyek akhir ini dilakukan
analisa kekuatan rangka mesin press yang sudah ada dan mengganti komponen lain yang masih kurang aman.
I.2 Tujuan Proyek Akhir