Batako Styrofoam Tinjauan Pustaka 1. Definisi Batako

5

II.1.2. Batako Styrofoam

Dewasa ini pemakaian plastik di Indonesia telah meningkat. Hal ini disebabkan karena plastik lebih ekonomis, fleksibel dan sebagainya. Apalagi dalam pemakaian plastik berjenis polystyrene, yaitu styrofoam, telah banyak digunakan di Indoesia khususnya untuk pembungkus makanan. Dibalik dari keunggulan dalam menggunakan styrofoam, ternyata menyimpan banyak bahaya, khususnya bagi kesehatan manusia. Selain digunakan sebagai wadah makanan, styrofoam juga banyak digunakan untuk penahan getaran pada pembungkus barang elektronik. Banyaknya penggunaan styrofoam ini membuat limbah styrofam menjadi meningkat Baru-baru ini limbah styrofoam bisa menjadi batako ataupun batu bata. Dengan proses sederhana, styrofoam dapat diubah menjadi produk yang lebih bermanfaat dengan harga bersaing dengan batako biasa. Dalam pengolahannya juga akan dapat lebih menghemat bahan baku untuk membuat batako yang biasa. Pada pengolahannya, styrofoam digiling seperti jagung. Kemudian, dicampur pasir dan ditambah semen, lalu dicetak. Dengan komposisi 50 styrofoam, 40 pasir, dan 10 semen. Sehingga penggunaan styrofoam akan dapat menghemat pasir dan semen sekitar 50. Kekuatan batako yang terbuat dari styrofoam ini cukup kuat, dan dari sifat styrofoam sendiri yang memiliki sifat hidrofob menolak air, sehingga membuat tanah tidak lembab. Pengolahan styrofoam menjadi batako ini merupakan suatu terobosan dari masalah atas kesulitan daur ulang dari styrofoam di banyak negara, yang tentunya juga akan menimbulkan banyak keuntungan dari segi ekonomi serta dari segi lingkungan hidup, serta dapat menjadi solusi alternatif daur ulang limbah styrofoam Penelitian Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang, 2001. commit to user 6 Gambar 2.2. Batako Styrofoam Adapun keuntungan menggunakan Batako yang dicampur dengan limbah styrofoam : a. Lebih tahan guncang. b. Mampu meredam suara. c. Menghemat 50 kebutuhan pasir. d. Bobotnya lebih ringan. e. Bisa mengganti lubang batako solid batako.

II.1.3 Limbah Botol Plastik