commit to user
17
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Pajak sebagaimana kita ketahui adalah salah satu sumber penerimaan negara yang terus dipacu agar menjadi andalan penerimaan negara dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara APBN. Kontribusi pajak dalam mendanai pengeluaran Negara yang terus meningkat membutuhkan dukungan berupa
peningkatan kesadaran masyarakat Wajib Pajak untuk memenuhi kewajibannya secara jujur dan bertanggung jawab. Dalam rangka upaya agar target pajak dapat
tercapai sangat berkaitan dengan tugas pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Pajak dalam melakukan pembinaan kepada Wajib Pajak dengan meningkatkan
pelayanan dan melakukan pengawasan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
Sebagaimana kita ketahui, perpajakan Indonesia menerapkan self assessment sistem yaitu bahwa wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung,
menetapkan dan menyetorkan sendiri kewajiban pajaknya. Namun demikian, dalam rangka penegakan hukum dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam
memenuhi kewajibannya, Ditjen pajak mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan pajak. Untuk mendukung pemeriksaan ini, Dirjen pajak
telah secara khusus merancang system informasi manajemen pemeriksaan pajak yang telah disosialisasikan melalui surat edaran Dirjen Pajak Nomor : SE- 06
PJ7 2011. Self Assessment Sistem yang diberlakukan dalam Undang-undang perpajakan
kita, memerlukan upaya percepatan dalam melayani dan melakukan pemeriksaan, penyuluhan dalam bentuk konsultasi, dan penegakan hukum dalam bentuk
commit to user
18 penyidikan kepada wajib pajak agar kepercayaan yang telah diberikan kepada
masyarakat wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya dapat meningkat sesuai dengan ketentuan undang-undang tersebut.
Dalam self assessment sistem, surat pemberitahuan tahunan SPT yang dimasukkan wajib pajak pada setiap akhir tahun takwim, pada hakikatnya
merupakan alat pertanggungjawaban wajib pajak kepada Fiskus, atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya untuk menghitung, menyetorkan dan menetapkan
sendiri jumlah kewajiban pajak yang terhutang. Self assessment sistem tanpa didukung law enforcement tidak dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, dengan demikian pemeriksaan pajak merupakan bagian terpenting dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Dilain pihak para Fiskus juga harus bekerja secara professional dan transparan sehingga kinerjanya dapat diuji secara benar, apakah Fiskus tersebut mempunyai
kompetensi di bidang tugasnya dan apakah petugas tersebut telah melaksanakan tugasnya secara benar. Pemeriksaan merupakan salah satu instrumen yang baik
untuk meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak, baik formal maupun material dari peraturan perpajakan yang tujuan utamanya adalah untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan. Pemeriksaan pajak diawali dengan, Fiskus mencari, mengumpulkan dan
mengolah data-data yang bersumber dari wajib pajak seperti SPT tahunan Wajib Pajak dan laporan keuangan yang sudah diaudit. Berdasarkan penentuan koreksi
tersebut, Fiskus dapat memisahkan apakah data tersebut termasuk penerimaan perpajakan atau pengembalian pajak.
commit to user
19 Berikut contoh hasil pemeriksaan yang dilampirkan oleh penulis sebagai
tambahan penjelas bagi pembaca.
Tabel 1.1 Penerimaan Perpajakan Tahun 2011
No Uraian
Lampiran Jumlah
1 2
3 4
5 SSP Melalui MPN
SSP Melalui SPM Penerimaan Pajak Ditanggung Negara
Penerimaan PBB Penerimaan dalam Valas
119593 5251
Rp473.840.280.483 Rp20.117.382.728
Rp - Rp73.225.946.731
Rp - Jumlah
Rp567.183.946.942
MPN adalah modul penerimaan negara yang memuat serangkaian prosedur mulai dari penerimaan, penyetoran, pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran
sampai dengan pelaporan yang berhubungan penerimaan negara dan merupakan bagian dari sistem perbendaharaan dan anggaran negara di Departemen Keuangan
RI. Dalam tahun 2011 SSP yang masuk dalam MPN adalah sebanyak 119.593 lampiran yang mencatat pendapatan pajak sebesar Rp473.840.280.483.
Sedangkan SPM adalah Surat Perintah Membayar yang ditujukan kepada Wajib pajak. Pada tahun 2011 SPM yang ditujukan kepada Wajib Pajak sebanyak
5.251 lembar yang mengasilkan penerimaan pajak sebesar Rp20.117.382.728. Sedangkan pada sektor PBB, pada tahun 2011 menerima pembayaran pajak
commit to user
20 sebesar Rp73.225.946.731. Berdasarkan semua elemen penerimaan pajak yang
tertera, total penerimaan pajak pada tahun 2011 adalah Rp567.183.609.942.
Tabel 1.2 Pengembalian Pendapatan Perpajakan dan Imbalan Bunga
Tahun 2011
No Uraian
Lampiran Jumlah
1
2 SPMKP dan SP2D Pengembalian
Pendapatan Pajak SPKMP dan SP2D Imbalan Bunga
Rp31.735.929.998
Rp366.141 Jumlah
Rp31.736.296.139
SPMKP adalah Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak, setelah SKMP terbit maka terbitlah SP2D, SP2D adalah Surat Perintah Pencairan Dana. Melalui
2 surat
tersebut Negara
mengembalikan kelebihan
pajak sebesar
Rp31.736.296.139. Dalam hal pemeriksaan, fiskus sebagai pemeriksa juga mempunyai
permasalahan dalam pemerikasaan. Masalah yang dihadapi fiskus antara lain adalah keterlambatan penyampaian surat pemberitahuan perpanjangan jangka
waktu pemeriksaan, kesalahan tahun pajak yang diusulkan, ketidaklengkapan pengisian daftar nominatif wajib pajak yang diusulkan diperiksa, kesalahan
penggunaan dan pengisisan formulir yang diajukan, kesalahan kriteria dalam usulan pemeriksaan yang diajukan, kurang memperhatikan jangka waktu
penyampaian SPT pembetulan, dan ketidaklengkapan persyaratan formil lainnya.
commit to user
21 Permasalahan yang timbul tersebut dapat mengakibatkan kesalahan pemeriksaan
yang berakibat pajak yang harus dibayar wajib pajak menjadi lebih besar maupun lebih kecil dari yang seharusnya dibayar oleh wajib pajak. Oleh karena itu
pemeriksa dituntut lebih teliti dalam pemeriksaan agar tidak mengakibatkan kerugian bagi negara dan bagi wajib pajak.
Berdasarkan uraian diatas, maka judul dari penelitian ini adalah“Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Pembayaran Pajak Berdasarkan Kebijakan
Pemeriksaan Pajak di KPP Pratama Karanganyar”.
C. PERUMUSAN MASALAH