2.1.3. Auditing
Mulyadi 2011:9 auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mangenai pernyataan-
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai
yang berkepentingan
Arens et
al 2008.Halim
2008:1 mengemukakan bahwa auditing merupakan proses sistematis untuk menghimpun
dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi tentang tindakan maupun kejadian ekonomi untuk menentukan apakah asersi tersebut telah sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan dan selanjutnya disampaikan kepada para pengguna laporan yang berkepentingan.
Auditing merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan
kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
2.1.4. Due Professional Care
Menurut Singgih, 2010 due professional care memiliki arti kemahiran professional yang cermat dan seksama, kecermatan dan keseksamaan dalam
penggunaan kemahiran profesional menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional. Due professional care menyangkut dua aspek, yaitu
skeptisme profesional dan keyakinan yang memadai Mansur, 2007.
Louwers, et al 2008 mengungkapkan auditor yang tidak menggunakan sikap due professional care cenderung gagal dalam mengungkapkan penipuan
dalam penyajian laporan keuangan perusahaan. Penggunaan due profrssional care memungkinkan auditor untuk mendapatkan keyakinan memadai bahwa
laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan.
2.1.5. Pengalaman Auditor
Pengalaman merupakan atribut yang sangat penting yang harus dimiliki auditor. Pengalaman auditor yang dimaksud disini adalah pengalaman auditor
dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu ataupun banyaknya penugasan yang pernah dilakukan. Mulyadi 2011, jika
seorang memasuki karier sebagai akuntan publik, ia harus lebih dulu mencari pengalaman profesi dibawah pengawasan akuntan senior yang lebih
berpengalaman. Knoers dan Haditono 1999 dalam Asih 2006 :12 mengatakan bahwa pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan
perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang
kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Menurut Horngren 2001:40 Pengalaman auditor merupakan ukuran tentang lama waktu dan masa kerjanya
yang telah dilalui seseorang dalam memahami tugas-tugas pekerjaannya dengan baik. Penelitian yang dilakukan Bonner 1990 menunjukkan bahwa pengetahuan
mengenai spesifik tugas dapat meningkatkan kinerja auditor berpengalaman. Pengetahuan auditor tentang audit akan semakin berkembang dengan
bertambahnya pengalaman bekerja. Pengalaman kerja akan meningkat seiring dengan semakin meningkatnya kompleksitas kerja. Nataline 2007, menyatakan
bahwa pengalaman auditor lebih dari 2 tahun dapat menentukan profesionalisme, kinerja, komitmen terhadap organisasi, serta kualitas auditor
melalui pengetahuan yang diperolehnya dari pengalaman melakukan audit. Menurut pendapat Tubbs 1992 dalam Putri Noviyani 2002 :483 jika
seorang auditor berpengalaman, maka. 1 Auditor menjadi sadar terhadap lebih banyak kekeliruan
2 Auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit tentang kekeliruan 3 Auditor menjadi sadar mengenai kekeliruan yang tidak lazim
4 Hal-hal yang terkait dengan penyebab kekeliruan departemen tempat terjadinya kekeliruan dan pelanggaran serta tujuan pengendalian internal
menjadi relatif lebih menonjol Libby dan Frederick 1990 menemukan bahwa auditor yang lebih
berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan sehingga keputusan yang diambil bisa lebih baik. Pengalaman merupakan salah
satu hal penting, sehingga tidak mengherankan apabila cara memandang dan menanggapi informasi yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan antara
auditor berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman akan jauh berbeda, demikian juga dalam mengambil keputusan dalam tugasnya. Purnamasari 2005
memberikan kesimpulan yaitu seorang auditor yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: 1
mendeteksi kesalahan, 2 memahami kesalahan dan 3 mencari penyebab
munculnya kesalahan.Salah satu faktor penentu dalam mengidentifikasi kesalahan dalam proses analitis adalah pengalaman auditor Marchant, 1989.Auditor yang
memiliki pengalaman dan lama masa kerja akan dapat menciptakan kualitas audit yang baik Rahmatika, 2011.
2.1.6. Kualitas Audit