Pengaruh Kerja Sebagai Pemoderasi Pengaruh Due Profesional Care Pada Kualitas Audit (Studi Empiris Pada KAP Di Provinsi Bali).

(1)

PENGALAMAN KERJA SEBAGAI PEMODERASI PENGARUHDUE PROFESSIONAL CAREPADA KUALITAS AUDIT

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali)

SKRIPSI

Oleh :

NATASHA RIZKY ANNISA NIM : 1215351185

HALAMAN JUDUL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2016


(2)

PENGALAMAN KERJA SEBAGAI PEMODERASI PENGARUHDUE PROFESSIONAL CAREPADA KUALITAS AUDIT

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali)

SKRIPSI

HALAMAN PENGESAHAN

Oleh :

NATASHA RIZKY ANNISA NIM : 1215351185

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Udayana Denpasar


(3)

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 29 Januari 2016

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Ketua : Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si., Ak ………...

2. Sekretaris : Dr. Drs. Ketut Muliartha RM , MM, Ak, CPA ………...

3. Anggota : Ni Gusti Putu Wirawati, SE., M.Si ………...

Pembimbing

Dr. Drs. Ketut Muliartha RM , MM, Ak,CPA NIP. 19560108 198503 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi

Dr. A.A.G.P Widanaputra, SE., Msi., Ak. NIP. 19650323 199103 1 004


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur – unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang–undangan yang berlaku.

Denpasar, 28 Januari 2016 Mahasiswa,

Natasha Rizky Annisa NIM 1215351185


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT/ Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengalaman Kerja sebagai Pemoderasi Pengaruh Due Professional Care pada Kualitas Audit” dapat diselesaikan sesuai dengan yang telah direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimaksih kepada : 1. Dr. Drs. Ketut Muliartha RM , MM, Ak, CPA pembimbing atas waktu,

bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini.

2. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Prof. Dr. Ni Luh Wiagustini, SE., M.Si, Pembantu Dekan I Fakultas Ekonmi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Dr. A.A.G.P Widanaputra, SE., M.Si., Ak., dan Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si., masing–masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5. I Gede Supartha Wisadha, SE., M.Si., Ak, sebagai Pembimbing Akademik. 6. Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si., Ak, dosen pembahas atas waktu,

masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini.

7. Ni Gusti Putu Wirawati, SE., M.Si, dosen penguji atas masukan dan saran yang diberikan untuk skripsi ini.


(6)

8. Keluarga tercinta Papa, Mama, atas bantuan, doa dan dukungannya yang tulus dan tiada hentinya selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana.

9. Rudi Alif Rianto, yang telah memberikan semangat dan doa dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat tercinta Ganitri, Wilda, Tari, Ayu, Intan.

11. Seluruh teman-teman S1 Akuntansi Non Reguler dan Ekstensi Angkatan 2012. 12. Semua pihak yang telah membentu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis akan tetap bertanggungjawab atas semua isi skripsi yang dibuat penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, Januari 2016


(7)

Judul : Pengalaman Kerja sebagai Pemoderasi Pengaruh Due Professional Care pada Kualitas Audit

Nama : Natasha Rizky Annisa NIM : 1215351185

Abstrak

Pengalaman auditor merupakan salah satu faktor penentu dalam mengidentifikasi kesalahan dalam proses analitis. auditor yang lebih berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan sehingga keputusan yang diambil bisa lebih baik. Auditor yang memiliki pengalaman lebih atas pemahaman laporan keuangan akan lebih mampu memberikan penjelasan yang masuk akal atas kesalaha-kesalahan dalam laporan keuangan, dan dapatmengelompokkan kesalahan berdasar pada tujuan auditdan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari. Auditor yang memiliki pengalaman dan due professional care akan dapat menciptakan kualitas audit yang baik. Kualitas audit merupakan kemungkinan auditor akan menemukan kesalahan, kekeliruan, dan kelalaian material atas laporan keuangan klien secara baik, benar dan tepat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengalaman pada kualitas audit serta pengaruh moderasi komitmen auditor dalam hubungan antara pengalaman dengan kualitas audit.

Metode penelitan yang digunakan adalah dengan pendekatan kuantitatif berbentuk asosiatif. Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik (KAP) Provinsi Bali yang telah terdaftar dalam Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yaitu berjumlah sembilan KAP dengan jumlah total seluruh auditor sebanyak 80 auditor. Dalam penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel dengan teknik purposive. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik regresi moderasi.

Pengembalian kuesioner pada penelitian ini sebesar 54 kuesioner, dengan jumlah yang digunakan sebanyak 33 kuesioner. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana ditemukan bahwa due professional care berpengaruh positif pada kualitas audit. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi due professional care maka akan menghasilkan kualitas audit yang tinggi. Dari hasil regresi moderasi ditemukan bahwa pengalaman kerja mampu memoderasi dimana pengaruh yang diberikan memperlemahdue professional carepada kualitas audit.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... 73

PERNYATAAN ORISINALITAS... 75

KATA PENGANTAR... 76

ABSTRAK ... 78

DAFTAR ISI... 79

DAFTAR TABEL ... 82

DAFTAR GAMBAR... 83

DAFTAR LAMPIRAN ... 84 BAB IPENDAHULUAN...Error! Bookmark not defined. 1.3. Tujuan Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 1.4. Kegunaan Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 1.4.1. Kegunaan Teoritis...Error! Bookmark not defined. 1.4.2. Kegunaan Praktis...Error! Bookmark not defined. 1.5. Sistematika Penulisan ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. BAB IKAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.

2.1. Landasan Teori ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 2.1.1. Teori Keagenan...Error! Bookmark not defined. 2.1.2. Teori Atribusi...Error! Bookmark not defined. 2.1.3. Auditing...Error! Bookmark not defined. 2.1.4. Due Professional Care...Error! Bookmark not defined. 2.1.5. Pengalaman Auditor...Error! Bookmark not defined. 2.1.6. Kualitas Audit...Error! Bookmark not defined. 2.2. Hipotesis Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 2.2.1 Pengaruh Due Professional Care terhadap Kualitas Audit.Error! Bookmark not defined.

2.2.2. Pengalaman Kerja Memoderasi Pengaruh Due Professional Care terhadap Kualitas Audit...Error! Bookmark not defined. BAB IIIMETODE PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.


(9)

3.1. Desain Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.2. Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

3.3. Obyek Penelitian...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.4. Variabel Penelitian...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.5. Definisi Operasional Variabel ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.5.1. Due Professional Care (X1)...Error! Bookmark not defined. 3.5.2. Pengalaman Kerja (X2)...Error! Bookmark not defined. 3.5.3. Kualitas Audit (Y)...Error! Bookmark not defined. 3.6. Jenis dan Sumber Data...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.6.1. Jenis Data...Error! Bookmark not defined. 3.6.2. Sumber Data...Error! Bookmark not defined. 3.7. Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

3.7.1. Populasi...Error! Bookmark not defined. 3.7.2. Sampel...Error! Bookmark not defined. 3.7.3. Metode Penentuan Sampel...Error! Bookmark not defined. 3.8. Metode Pengumpulan Data...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.9. Instrumen Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.9.1. Uji Validitas...Error! Bookmark not defined. 3.9.2. Uji Reliabilitas...Error! Bookmark not defined. 3.10.Teknik Analisis Data...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.10.1. Analisi Statistik Deskriptif...Error! Bookmark not defined. 3.10.2. Uji Asumsi Klasik...Error! Bookmark not defined. 3.10.3. Analisis Regresi...Error! Bookmark not defined. BAB IVDATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ....Error! Bookmark not defined.

4.1. Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

4.1.1. Sejarah Kantor Akuntan Publik.Error! Bookmark not defined. 4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 4.2.1. Deskripsi Responden...Error! Bookmark not defined. 4.2.2.Karakteristik Responden ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 4.3. Uji Instrumen Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 4.3.1. Uji Validitas...Error! Bookmark not defined. 4.3.2. Uji Reliabilitas...Error! Bookmark not defined. 4.4. Hasil Statistik Deskriptif...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 4.5. Uji Asumsi Klasik...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 4.5.1. Uji Normalitas...Error! Bookmark not defined.


(10)

4.5.2. Uji Heteroskedastisitas...Error! Bookmark not defined. 4.6. Analisis Data...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 4.6.1. Hasil uji regresi linear sederhanaError! Bookmark not defined. 4.6.2. Moderated Regression Analysis (MRA)...Error! Bookmark not defined.

4.7. Pembahasan Hasil Penelitian ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 4.7.1. Pengaruh Due Professional Care pada Kualitas Audit...Error! Bookmark not defined.

4.7.2. Pengalaman Kerja sebagai Pemoderasi Pengaruh Due

Professional Care pada Kualitas Audit....Error! Bookmark not defined. BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ...Error! Bookmark not defined. 5.1. Kesimpulan ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 5.2. Saran ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. DAFTAR PUSTAKA ...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. LAMPIRAN...ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.


(11)

DAFTAR TABEL

NO Tabel Halaman

3. 1 Daftar Nama Kantor Akuntan Publik di Denpasar, 2015...Error! Bookmark not defined.

3. 2 Rincian Jumlah Auditor pada KAP di Denpasar 2015...Error! Bookmark not defined.

4. 1 Daftar Penyebaran dan Pengembalian KuesionerError! Bookmark not defined. 4. 2 Perincian Pengembalian dan Penggunaan Kuesioner ....Error! Bookmark not

defined.

4. 3 Rincian Profil Responden...Error! Bookmark not defined. 4. 4 Hasil Uji Validitas ...Error! Bookmark not defined. 4. 5 Hasil Uji Reliabilitas ...Error! Bookmark not defined. 4. 6 Hasil Statistik Deskriptif Data Uji ...Error! Bookmark not defined. 4. 7 Hasil Uji Normalitas...Error! Bookmark not defined. 4. 8 Hasil Uji heteroskedastisitas ...Error! Bookmark not defined. 4. 9 Hasil Analisis Regresi Sederhana...Error! Bookmark not defined. 4. 10 Hasil Analisis Regresi Moderasi ...Error! Bookmark not defined.


(12)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

1 Kuesioner Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 2 Tabulasi Data Ordinal ...Error! Bookmark not defined. 3 Transformasi data ordinal-interval ...Error! Bookmark not defined. 4 Hasil Uji Validitas ...Error! Bookmark not defined. 5 Hasil Uji Reliabilitas ...Error! Bookmark not defined. 6 Statistik Deskriptif Data Uji ...Error! Bookmark not defined. 7 Hasil Uji Normalitas...Error! Bookmark not defined. 8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...Error! Bookmark not defined. 9 Hasil Regresi Linear Sederhana ...Error! Bookmark not defined. 10 Hasil Regresi Moderasi ...Error! Bookmark not defined.


(14)

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab untuk meningkatkan tingkat keandalan laporan keuangan. Akuntan publik memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan bagi para pengguna. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat, di mana masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2011). Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik, kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak atau belum d

iaudit oleh akuntan publik.Untuk mengetahui tingkat kewajaran laporan keuangan tersebut, peran akuntan independen menjadi sangat penting untuk memberikan nilai, jaminan bahwa laporan keuangan tersebut relevan, dapat diandalkan dan bebas dari salah saji material baik yang disebabkan oleh kekeliruan dan kecurangan dengan pemberian opini (Takiah et al., 2010). Profesi akuntan publik sebagai pihak ketiga yang independen seharusnya memberikan jaminan atas relevansi dan keandalan sebuah laporan keuangan (Saripudin dkk., 2012). Akuntan publik bertanggung jawab untuk memberi keyakinan memadai dan opini tentang kewajaran laporan keuangan.


(16)

kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien. Namun, di era persaingan yang sangat ketat seperti sekarang ini, perusahaan dan profesi auditor sama-sama dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat.Menurut Chow dan Rice dalam Kawijaya dan Juniarti (2002), manajemen perusahaan berusaha menghindari opini wajar dengan pengecualian karena bisa mempengaruhi harga pasar saham perusahaan dan kompensasi yang diperoleh manajer. Namun, laporan keuangan yang diaudit adalah hasil proses negosiasi antara auditor dengan klien (Antle dan Nalebuff 1991 dalam (Ng dan Tan, 2003). Disinilah auditor berada dalam situasi yang dilematis, di satu sisi auditor harus bersikap independen dalam memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, namun di sisi lain auditor juga harus bisa memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien yang membayarfee atas jasanya agar kliennya puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya di waktu yang akan datang. Mereka sama-sama harus mempertahankan eksistensinya di peta persaingan dengan perusahaan kompetitor atau rekan seprofesinya (Singgih dan Icuk, 2010). Posisi seperti inilah yang menempatkan auditor pada situasi yang dilematis sehingga dapat mempengaruhi kualitas auditnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, auditor harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas audit sebagai hasil dari pekerjaannya. Kualitas audit ini penting karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan


(17)

keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan oleh (Saripudin dkk, 2012).

Dalam memenuhi kualitas audit yang baik maka auditor dalam menjalankan profesinya sebagai pemeriksa harus berpedoman pada kode etik akuntan, standar profesi dan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia. Setiap audit harus mempertahankan integritas dan objektivitas dalam melaksanakan tugasnya dengan bertindak jujur, tegas, tanpa pretensi sehingga dia dapat bertindak adil, tanpa dipengaruhi atau permintaan pihak tertentu untuk memenuhi kepentingan pribadinya (Khomsiyah dan Indriantoro,1988).

Faktor penting dalam diri auditor yang mempengaruhi kualitas audit adalah pengalaman dan due professional care. Penting bagi auditor untuk mengimplementasikandue professional caredalam pekerjaan auditnya (Singgih dan Icuk, 2010). Due professional care memiliki arti kemahiran professional yang cermat dan seksama (Saripudin dkk, 2012). Maraknya skandal keuangan yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri telah memberikan dampak besar terhadap kepercayaan publik terhadap profesi akuntan publik. Hal tersebut akan memunculkan suatu pertanyaan besar dalam masyarakat yaitu mengapa justru semua kasus tersebut melibatkan profesi akuntan publik yang seharusnya mereka sebagai pihak ketiga yang independen yang memberikan jaminan atas relevansi dan keandalan sebuah laporan keuangan (Singgih dan Icuk, 2010). Hussey dan Lan (2001) mengatakan bahwa sebuah audit hanya dapat menjadi efektif jika auditor bersikap independen dan dipercaya untuk lebih cenderung melaporkan pelanggaran yang terjadi. Due professional care merupakan hal


(18)

penting yang harus diterapkan oleh para akuntan publik agar tercapainya kualitas audit yang memadai dalam pelaksanaan pekerjaan profesionalnya.

Selain due professional care pengalaman juga mempengaruhi kualitas audit. Djaddang dan Agung (2002) dalam Rahmawati dan Winarna (2002) mengungkapkan auditor ketika mengaudit harus memiliki keahlian yang meliputi dua unsur yaitu pengetahuan dan pengalaman.Auditor yang memiliki pengalaman lebih atas pemahaman laporan keuangan akan lebih mampu memberikan penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan, dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasar pada tujuan audit (Libby et al, 1985).Pengalaman audit ditunjukkan dengan jam terbang dalam melakukan prosedur audit terkait dengan pemberian opini atas laporan auditnya. Auditor yang mempunyai pengalaman yang berbeda, akan berbeda pula dalam memandang dan menanggapi informasi yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan dan juga dalam memberi simpulan audit terhadap obyek yang diperiksa berupa pemberian pendapat. Karena alasan seperti diungkapkan di atas, pengalaman kerja telah dipandang sebagai faktor penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik, dalam hal ini adalah kualitas auditnya.

Padapenelitian yang dilakukan Nataline (2007) dan Saripudin (2012) menunjukkan bahwa pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit. Auditor yang tidak berpengalaman akan melakukan atribusi kesalahan lebih besar dibandingkan dengan auditor yang berpengalaman. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mansur (2007) yang meneliti tentang


(19)

faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit ditinjau dari persepsi auditor atas pelatihan dan keahlian, independensi dan penggunaan kemahiran profesional. Pada penelitian yang dilakukan oleh Mansur (2007) menemukan bahwa pendidikan dan pengalaman, pelatihan, sikap skeptis dan keyakinan yang memadai berpengaruh positif terhadap kualitas audit

Padapenelitian Ajie (2009) dan Muliani (2010) menunjukkan bahwa pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Bawono (2010) pada KAP Big Four di Indonesia yang menggunakan variabel independensi, pengalaman, due professional care dan akuntabilitas sebagai variabel independen dan kualitas audit sebagai variabel dependen menyimpulkan bahwa pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dan due professional care berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil beberapa penelitian tersebut terjadi ketidak konsistenan hasil. Diduga pengaruh due professional care pada kualitas audit diperkuat atau diperlemah oleh pengalaman kerja. Oleh karena itu, pengalaman kerja dimasukkan sebagai variabel moderasi. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti mengambil judul “Pengalaman Kerja sebagai Pemoderasi Pengaruh Due Professional Care pada Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali)”.


(20)

Berdasarkan dari latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan masalahsebagai berikut:

1) Apakah terdapat pengaruhdue professional care pada kualitas audit?

2) Apakah pengalaman kerja memoderasi pengaruhdue professional care pada kualitas audit?

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dinyatakan, maka tujuan penelitian ini adalah:

1) Apakah terdapat pengaruhdue professional care pada kualitas audit? 2) Apakah pengalamankerja memoderasi pengaruhdue professional care pada

kualitas audit?

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis

1) Menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas mengenai pengaruh due professional care terhadap kualitas audit yang dimoderasi oleh pengalaman kerja.

2) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan penyempurnaan dan perbandingan dari penelitian terdahulu mengenai mengenai kualitas audit

1.4.2. Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini yaitu dapat dijadikan sumber informasi dan refrensi bagi auditor mengenai pentingnya pengalaman auditor dandue professional caredalam peningkatan kualitas audit.


(21)

1.5. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan yang lain dan disusun secara terperinci serta sistematis untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari masing-masing bab skripsi ini, dapat dilihat dalam sistematika penyajian berikut:

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab 2 Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai landasan teori penelitian yaitu, teori atribusi, teori harapan, auditing, tipe-tipe auditor, standar audit, pengalaman auditor auditor, komitmen organisasional, komitmen profesional, dan kualitas audit. Selain itu, akan dibahas juga rumusan hipotesis penelitian.

Bab 3 Metode Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data.


(22)

Bab 4 Hasil dan Analisis

Bab ini akan menguraikan gambaran umum data, hasil analisis datadan pembahasan hasil penelitian.

Bab 5 Simpulan dan Saran

Bab ini menguraikan kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.


(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan

Teori keagenan merupakan teori yang menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen dengan pemilik selakuprincipal. Jensen dan Meckling (1976) dalam Badjuri (2011), menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu kontrak antara satu atau lebih principal yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Principal ingin mengetahui segala informasi termasuk aktivitas manajemen, yang terkait dengan investasi atau dananya dalam perusahaan. Hal ini dilakukan dengan meminta laporan pertanggungjawaban pada agen (manajemen). Berdasarkan laporan tersebut principal menilai kinerja manajemen. Tetapi yang sering kali terjadi adalah kecenderungan manajemen untuk melakukan tindakan yang membuat laporannya kelihatan baik, sehingga kinerjanya dianggap baik.

Dalam teori keagenan auditor sebagai pihak ketiga membantu memahami konflik kepentingan yang muncul antara principal dan agen. Auditor independen dapat menghindarkan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Taylor (1997) dalam Sari dan Sudana (2013) mengatakan bahwa auditor tidak seharusnya memihak pihak manapun. Auditor tidak hanya berkewajiban untuk jujur kepada manajemen dan pemilik


(24)

perusahaan, namun juga pihak lain yangmenaruh kepercayaan atas pekerjaan auditor.

2.1.2. Teori Atribusi

Teori atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang menginterpretasikan suatu peristiwa, alasan, atau sebab perilakunya (Suartana, 2010). Teori ini mengacu tentang bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau dirinya sendiri yang akan ditentukan apakah dari internal misalnya sifat, karakter, sikap, dan lain-lain ataupun eksternal misalnya tekanan situasi atau keadaan tertentu yang akan memberikan pengaruh terhadap perilaku individu (Ayuningtyas, 2012). Situasi disekitarnya yang menyebabkan perilaku seseorang dalam persepsi sosial yang disebut dengan dispositional attributions dan situational attributions (Gordon and Graham, 2006).Dispositional attributions atau penyebab internal yang mengacu pada aspek perilaku individual yang ada dalam diri seseorang seperti keperibadian, persepsi diri, kemampuan, motivasi sedangkan situational attributions atau penyebab eksternal yang mengacu pada lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi perilaku, seperti kondisi sosial, nilai-nilai sosial, dan pandangan masyarakat.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teori atribusi karena peneleti ingin mengetahui dampak dari karakteristik personal auditor terhadap kualitas audit. Karakterisitk personal auditor merupakan salah satu penentu terhadap kualitas audit yang akan dilakukan karena merupakan suatu faktor internal yang mendorong seorang auditor untuk melakukan suatu aktivitas.


(25)

2.1.3. Auditing

Mulyadi (2011:9) auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mangenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan (Arens et al 2008).Halim (2008:1) mengemukakan bahwa auditing merupakan proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi tentang tindakan maupun kejadian ekonomi untuk menentukan apakah asersi tersebut telah sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dan selanjutnya disampaikan kepada para pengguna laporan yang berkepentingan.

Auditing merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

2.1.4. Due Professional Care

Menurut (Singgih, 2010) due professional care memiliki arti kemahiran professional yang cermat dan seksama, kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional. Due professional care menyangkut dua aspek, yaitu skeptisme profesional dan keyakinan yang memadai (Mansur, 2007).


(26)

Louwers, et al (2008)mengungkapkan auditor yang tidak menggunakan sikap due professional care cenderung gagal dalam mengungkapkan penipuan dalam penyajian laporan keuangan perusahaan. Penggunaan due profrssional care memungkinkan auditor untuk mendapatkan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan.

2.1.5. Pengalaman Auditor

Pengalaman merupakan atribut yang sangat penting yang harus dimiliki auditor. Pengalaman auditor yang dimaksud disini adalah pengalaman auditor dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu ataupun banyaknya penugasan yang pernah dilakukan. Mulyadi (2011), jika seorang memasuki karier sebagai akuntan publik, ia harus lebih dulu mencari pengalaman profesi dibawah pengawasan akuntan senior yang lebih berpengalaman. Knoers dan Haditono (1999) dalam Asih (2006 :12) mengatakan bahwa pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Menurut Horngren (2001:40) Pengalaman auditor merupakan ukuran tentang lama waktu dan masa kerjanya yang telah dilalui seseorang dalam memahami tugas-tugas pekerjaannya dengan baik. Penelitian yang dilakukan Bonner (1990) menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai spesifik tugas dapat meningkatkan kinerja auditor berpengalaman. Pengetahuan auditor tentang audit akan semakin berkembang dengan


(27)

bertambahnya pengalaman bekerja. Pengalaman kerja akan meningkat seiring dengan semakin meningkatnya kompleksitas kerja. Nataline (2007), menyatakan bahwa pengalaman auditor (lebih dari 2 tahun) dapat menentukan profesionalisme, kinerja, komitmen terhadap organisasi, serta kualitas auditor melalui pengetahuan yang diperolehnya dari pengalaman melakukan audit.

Menurut pendapat Tubbs (1992) dalam Putri Noviyani (2002 :483) jika seorang auditor berpengalaman, maka.

1) Auditor menjadi sadar terhadap lebih banyak kekeliruan

2) Auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit tentang kekeliruan 3) Auditor menjadi sadar mengenai kekeliruan yang tidak lazim

4) Hal-hal yang terkait dengan penyebab kekeliruan departemen tempat terjadinya kekeliruan dan pelanggaran serta tujuan pengendalian internal menjadi relatif lebih menonjol

Libby dan Frederick (1990) menemukan bahwa auditor yang lebih berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan sehingga keputusan yang diambil bisa lebih baik. Pengalaman merupakan salah satu hal penting, sehingga tidak mengherankan apabila cara memandang dan menanggapi informasi yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan antara auditor berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman akan jauh berbeda, demikian juga dalam mengambil keputusan dalam tugasnya. Purnamasari (2005) memberikan kesimpulan yaitu seorang auditor yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: 1) mendeteksi kesalahan, 2) memahami kesalahan dan 3) mencari penyebab


(28)

munculnya kesalahan.Salah satu faktor penentu dalam mengidentifikasi kesalahan dalam proses analitis adalah pengalaman auditor (Marchant, 1989).Auditor yang memiliki pengalaman dan lama masa kerja akan dapat menciptakan kualitas audit yang baik (Rahmatika, 2011).

2.1.6. Kualitas Audit

Menurut Goetsh and Davis dalam (Rinta, 2008) kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi yang memenuhi atau melebihi harapan.Menurut De Angelo dalam Alim, dkk,(2007) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran. Kane dan Velury (2005), mendefinisikan kualitas audit sebagai kapasitas auditor eksternal untuk mendeteksi terjadinya kesalahan material dan bentuk penyimpangan lainnya.Kualitas ini harus dibangun sejak awal pelaksanaan audit hingga pelaporan dan pemberian rekomendasi (Hidayat, 2011).

Berbagai pandangan tentang kualitas audit dikemukakan oleh para ahli, De Angelo (1981) dalam Restu dan Nastia (2013) menyatakan bagaimana seorang auditor akan menemukan lalu melaporkan penyimpangan yang ditemui saat pemeriksaan laporan keuangan. Menurut Rosnidah (2010) dalam Restu dan Nastia (2013) adalah pelaksanaan audit yang dilakukan sesuai dengan standar sehingga mampu mengungkapkan dan melaporkan apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan klien.De Angelo dalam Kusharyanti (2003) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya.


(29)

Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor.Bila auditor dapat menyelesaikan pekerjaannya secara professional, maka kualitas audit akan mendapatkan hasil yang terjamin karena kualitas audit merupakan keluaran utama dari profesionalisme. Kualitas audit yang baik akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan.

2.2. Hipotesis Penelitian

2.2.1 PengaruhDue Professional Careterhadap Kualitas Audit

Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin ketat, termasuk persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik. Agar dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat, masing-masing Kantor Akuntan Publik harus dapat menghimpun klien sebanyak mungkin namun Kantor Akuntan Publik tersebut juga harus memperhatikan kualitas kerjanya, sehingga selain dapat menghimpun klien sebanyak mungkin, kantor tersebut juga dapat semakin dipercaya oleh masyarakat luas. Jika kualitas kerja terus dipertahankan bahkan ditingkatkan oleh KAP, maka jasa yang dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. Untuk meningkatkan mutu dari kualitas audit maka seorang auditor harus mematuhi syarat dasar untuk menjadi auditor dimana auditor harus menerapkan sikap due professional care dan melaksanakan prinsip etika auditor dalam melakukan audit agar hasil dari audit suatu laporan keuangan dapat dipercaya dan berkualitas (Komang, 2012).Due professional careperlu diperhatikan oleh seorang akuntan


(30)

publik karena merupakan syarat diri yang penting untuk di implementasikan dalam pekerjaan audit (Badjuri, 2011).

Due professional care memiliki arti kemahiran profesional yang cermat dan seksama. Singgih dan Bawono (2010) menyatakan bahwa due professional care merupakan hal yang penting yang harus diterapkan setiap akuntan publik dalam melaksanakan pekerjaan profesionalnya agar dicapai kualitas audit yang memadai. Hal ini senada dengan penelitian Nirmala dan Cahyonowati (2013) yang menyatakan bahwa auditor yang dapat mengimplementasikandue professional caredalam pekerjaan auditnya dengan baik, maka hasil audit yang dihasilkan akan semakin berkualitas. Rahman (2009) meneliti tentang pengaruh kompetensi, independensi, dan due profesional care terhadap kualitas audit. Hasilnya adalah ketiga variabel independen tersebut berpengaruh terhadap kualitas audit. Selain itu, variabel yang paling berpengaruh terhadap kualitas audit adalah due profesional care. Oleh karena itu, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1:Due Professional Careberpengaruh terhadap kualitas audit.

2.2.2. Pengalaman Kerja Memoderasi Pengaruh Due Professional Care terhadap Kualitas Audit

Menurut Taufik (2008) seseorang dengan lebih banyak pengalaman dalam suatu bidang memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai


(31)

peristiwa-mempengaruhi kemampuan prediksi dan deteksi auditor. Klien akan puas dengan pekerjaan akuntan publik jika akuntan publik memiliki pengalaman melakukan audit, responsive dan melakukan pekerjaan dengan tepat dan sebagainya (Christiawan, 2002). Maka dengan adanya pengalaman kerja yang semakin lamadiharapkan auditor dapat semakin baik dalam pendeteksian salah saji atau kecurangan yang terjadi.Menurut Badjuri (2011) pengalaman kerjatelah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja auditor,dalam hal ini yaitu kualitas audit. Auditor harus secara terus menerus mengikuti perkembangan yang terjadi dalam bisnis dan profesinya.Choo dan Trotman (1991) menyatakan bahwa auditor berpengalaman lebih banyak menemukan suatu keselahan dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman.

Menurut Bawono dan Singgih (2010) due profesional care memiliki arti kemahiran profesional yang cermat dan seksama. Pemeriksa harus memperhatikan prinsip-prinsip layanan atas kepentingan publik serta memelihara integritas,objektivitas,dan independensi dalam menerapkan kemahiran profesionalnya serta mewajibkan pemeriksa melaksanakan pemeriksaannya berdasarkan Standar Pemeriksaan. Terdapat standar umum pemeriksaan kemahiran profesional menuntut pemeriksa untuk melaksanakan skeptisme profesional, yaitu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut. Pemeriksa menggunakan pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang dituntut oleh profesinya untuk melaksanakan pengumpulan bukti dan evaluasi objektif mengenai kecukupan, kompetensi dan relevansi bukti.


(32)

Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama atau due professional carememungkinkan auditor memperoleh keyakinan yang memadai bahwa salah saji material atau ketidak akuratan yang signifikan dalam laporan akan terdeteksi sehingga akan menghasilkan laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan.

Herdiningsih dan Oktaviani (2012) membuktikan bahwadue professional care berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Dalam hal ini auditor yang profesional, cermat dan hati-hati dalam melakukan pertimbangan serta selalu menjaga etika akan dapat menghasilkan kualitas audit yang tinggi. Selamet (2012) menyimpulkan pengalaman kerja berengaruh terhadap kualitas audit.Semakin banyak pengalaman kerja yang dimiliki oleh audito rmaka akan semakin baik kualitas hasil audit yang dihasilkan. Hal ini didukung dengan adanya penelitian Nugraha (2013) yang menunjukan bahwa due professional care berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurutnya kemahiran profesional dan keyakinan yang memadai atas bukti yang ditemukan akan membantu auditor dalam melaksanakan audit. Berdasarkan penjelasan diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : pengalaman kerja memoderasi pengaruh due professional care pada kualitas audit


(1)

bertambahnya pengalaman bekerja. Pengalaman kerja akan meningkat seiring dengan semakin meningkatnya kompleksitas kerja. Nataline (2007), menyatakan bahwa pengalaman auditor (lebih dari 2 tahun) dapat menentukan profesionalisme, kinerja, komitmen terhadap organisasi, serta kualitas auditor melalui pengetahuan yang diperolehnya dari pengalaman melakukan audit.

Menurut pendapat Tubbs (1992) dalam Putri Noviyani (2002 :483) jika seorang auditor berpengalaman, maka.

1) Auditor menjadi sadar terhadap lebih banyak kekeliruan

2) Auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit tentang kekeliruan 3) Auditor menjadi sadar mengenai kekeliruan yang tidak lazim

4) Hal-hal yang terkait dengan penyebab kekeliruan departemen tempat terjadinya kekeliruan dan pelanggaran serta tujuan pengendalian internal menjadi relatif lebih menonjol

Libby dan Frederick (1990) menemukan bahwa auditor yang lebih berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan sehingga keputusan yang diambil bisa lebih baik. Pengalaman merupakan salah satu hal penting, sehingga tidak mengherankan apabila cara memandang dan menanggapi informasi yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan antara auditor berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman akan jauh berbeda, demikian juga dalam mengambil keputusan dalam tugasnya. Purnamasari (2005) memberikan kesimpulan yaitu seorang auditor yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: 1) mendeteksi kesalahan, 2) memahami kesalahan dan 3) mencari penyebab


(2)

munculnya kesalahan.Salah satu faktor penentu dalam mengidentifikasi kesalahan dalam proses analitis adalah pengalaman auditor (Marchant, 1989).Auditor yang memiliki pengalaman dan lama masa kerja akan dapat menciptakan kualitas audit yang baik (Rahmatika, 2011).

2.1.6. Kualitas Audit

Menurut Goetsh and Davis dalam (Rinta, 2008) kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi yang memenuhi atau melebihi harapan.Menurut De Angelo dalam Alim, dkk,(2007) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran. Kane dan Velury (2005), mendefinisikan kualitas audit sebagai kapasitas auditor eksternal untuk mendeteksi terjadinya kesalahan material dan bentuk penyimpangan lainnya.Kualitas ini harus dibangun sejak awal pelaksanaan audit hingga pelaporan dan pemberian rekomendasi (Hidayat, 2011).

Berbagai pandangan tentang kualitas audit dikemukakan oleh para ahli, De Angelo (1981) dalam Restu dan Nastia (2013) menyatakan bagaimana seorang auditor akan menemukan lalu melaporkan penyimpangan yang ditemui saat pemeriksaan laporan keuangan. Menurut Rosnidah (2010) dalam Restu dan Nastia (2013) adalah pelaksanaan audit yang dilakukan sesuai dengan standar sehingga mampu mengungkapkan dan melaporkan apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan klien.De Angelo dalam Kusharyanti (2003) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya.


(3)

Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor.Bila auditor dapat menyelesaikan pekerjaannya secara professional, maka kualitas audit akan mendapatkan hasil yang terjamin karena kualitas audit merupakan keluaran utama dari profesionalisme. Kualitas audit yang baik akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan.

2.2. Hipotesis Penelitian

2.2.1 PengaruhDue Professional Careterhadap Kualitas Audit

Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin ketat, termasuk persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik. Agar dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat, masing-masing Kantor Akuntan Publik harus dapat menghimpun klien sebanyak mungkin namun Kantor Akuntan Publik tersebut juga harus memperhatikan kualitas kerjanya, sehingga selain dapat menghimpun klien sebanyak mungkin, kantor tersebut juga dapat semakin dipercaya oleh masyarakat luas. Jika kualitas kerja terus dipertahankan bahkan ditingkatkan oleh KAP, maka jasa yang dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. Untuk meningkatkan mutu dari kualitas audit maka seorang auditor harus mematuhi syarat dasar untuk menjadi auditor dimana auditor harus menerapkan sikap due professional care dan melaksanakan prinsip etika auditor dalam melakukan audit agar hasil dari audit suatu laporan keuangan dapat dipercaya dan berkualitas (Komang, 2012).Due professional careperlu diperhatikan oleh seorang akuntan


(4)

publik karena merupakan syarat diri yang penting untuk di implementasikan dalam pekerjaan audit (Badjuri, 2011).

Due professional care memiliki arti kemahiran profesional yang cermat dan seksama. Singgih dan Bawono (2010) menyatakan bahwa due professional care merupakan hal yang penting yang harus diterapkan setiap akuntan publik dalam melaksanakan pekerjaan profesionalnya agar dicapai kualitas audit yang memadai. Hal ini senada dengan penelitian Nirmala dan Cahyonowati (2013) yang menyatakan bahwa auditor yang dapat mengimplementasikandue professional caredalam pekerjaan auditnya dengan baik, maka hasil audit yang dihasilkan akan semakin berkualitas. Rahman (2009) meneliti tentang pengaruh kompetensi, independensi, dan due profesional care terhadap kualitas audit. Hasilnya adalah ketiga variabel independen tersebut berpengaruh terhadap kualitas audit. Selain itu, variabel yang paling berpengaruh terhadap kualitas audit adalah due profesional care. Oleh karena itu, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1:Due Professional Careberpengaruh terhadap kualitas audit.

2.2.2. Pengalaman Kerja Memoderasi Pengaruh Due Professional Care terhadap Kualitas Audit

Menurut Taufik (2008) seseorang dengan lebih banyak pengalaman dalam suatu bidang memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai peristiwa-peristiwa.Bernardi (1994) menyatakan bahwa pengalaman merupakan faktor yang


(5)

mempengaruhi kemampuan prediksi dan deteksi auditor. Klien akan puas dengan pekerjaan akuntan publik jika akuntan publik memiliki pengalaman melakukan audit, responsive dan melakukan pekerjaan dengan tepat dan sebagainya (Christiawan, 2002). Maka dengan adanya pengalaman kerja yang semakin lamadiharapkan auditor dapat semakin baik dalam pendeteksian salah saji atau kecurangan yang terjadi.Menurut Badjuri (2011) pengalaman kerjatelah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja auditor,dalam hal ini yaitu kualitas audit. Auditor harus secara terus menerus mengikuti perkembangan yang terjadi dalam bisnis dan profesinya.Choo dan Trotman (1991) menyatakan bahwa auditor berpengalaman lebih banyak menemukan suatu keselahan dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman.

Menurut Bawono dan Singgih (2010) due profesional care memiliki arti kemahiran profesional yang cermat dan seksama. Pemeriksa harus memperhatikan prinsip-prinsip layanan atas kepentingan publik serta memelihara integritas,objektivitas,dan independensi dalam menerapkan kemahiran profesionalnya serta mewajibkan pemeriksa melaksanakan pemeriksaannya berdasarkan Standar Pemeriksaan. Terdapat standar umum pemeriksaan kemahiran profesional menuntut pemeriksa untuk melaksanakan skeptisme profesional, yaitu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut. Pemeriksa menggunakan pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang dituntut oleh profesinya untuk melaksanakan pengumpulan bukti dan evaluasi objektif mengenai kecukupan, kompetensi dan relevansi bukti.


(6)

Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama atau due professional carememungkinkan auditor memperoleh keyakinan yang memadai bahwa salah saji material atau ketidak akuratan yang signifikan dalam laporan akan terdeteksi sehingga akan menghasilkan laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan.

Herdiningsih dan Oktaviani (2012) membuktikan bahwadue professional care berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Dalam hal ini auditor yang profesional, cermat dan hati-hati dalam melakukan pertimbangan serta selalu menjaga etika akan dapat menghasilkan kualitas audit yang tinggi. Selamet (2012) menyimpulkan pengalaman kerja berengaruh terhadap kualitas audit.Semakin banyak pengalaman kerja yang dimiliki oleh audito rmaka akan semakin baik kualitas hasil audit yang dihasilkan. Hal ini didukung dengan adanya penelitian Nugraha (2013) yang menunjukan bahwa due professional care berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurutnya kemahiran profesional dan keyakinan yang memadai atas bukti yang ditemukan akan membantu auditor dalam melaksanakan audit. Berdasarkan penjelasan diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : pengalaman kerja memoderasi pengaruh due professional care pada kualitas audit


Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DUE PROFESIONALISME Pengaruh Kompetensi, Independensi, Due Profesionalisme Care, Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris KAP di Semarang).

0 4 25

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DUE PROFESIONALISME Pengaruh Kompetensi, Independensi, Due Profesionalisme Care, Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris KAP di Semarang).

0 4 21

PENDAHULUAN Pengaruh Kompetensi, Independensi, Due Profesionalisme Care, Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris KAP di Semarang).

0 4 10

PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI, PENGALAMAN KERJA, DUE PROFESSIONAL CARE DAN AKUNTABILITAS TERHADAP Pengaruh Independensi, Kompetensi, Pengalaman Kerja, Due Professional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor Kap Di

0 2 23

PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DUE Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Profesional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Wilayah Surakarta dan Yogyakarta).

0 2 20

Pengaruh Locus Of Control, Integritas, Due Profesional Care Dan Keahlian Audit Pada Kualitas Audit Di KAP Yang Ada Di Bali.

0 1 33

Pengaruh Kompetensi, Due Profesional Care, Pengalaman Kerja, dan Besaran Fee Audit pada Kualitas Audit ( Studi Pada KAP di Bali).

0 2 36

Integritas sebagai Pemoderasi Pengaruh Kompleksitas Tugas Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada KAP Bali dan Jawa Timur).

0 0 33

PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI ( STUDI EMPIRIS PADA KAP DI BALI).

1 3 32

Pengaruh Akuntabilitas, Karakteristik Personal Auditor, dan Skeptisme Profesional pada Kualitas Audit (Studi Empiris pada KAP di Bali).

0 0 34