dan C
15
yang titik didihnya berbeda. Titik didih monoterpena 140-180 ºC, titik didih seskuiterpen 200 ºC Harbone, 1987.
Pemerian minyak atsiri adalah berupa cairan jernih, tidak berwarna, tetapi selama penyimpanan akan mengental dan berwarna kekuningan atau kecoklatan.
Hal tersebut terjadi karena minyak atsiri dapat mengalami oksidasi dan resinifikasi berubah menjadi damar atau resin Koensoemardiyah, 2010. Untuk
mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan di tempat yang kering dan sejuk
Gunawan dan Mulyani, 2004. Pada umumnya minyak atsiri tidak dapat bercampur dengan air, tetapi cukup dapat larut hingga dapat memberikan baunya
kepada air walaupun kelarutannya sangat kecil. Minyak atsiri sangat mudah larut dalam pelarut organik seperti etanol, eter dan kloroform Gunawan dan Mulyani,
2004. Minyak atsiri sirih bersifat tidak larut dalam alkohol 70 dan 80, larut dalam alkohol 90 Novalny, 2006.
2.3 Kandungan Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau Piper betle Linn.
Daun sirih mengandung minyak atsiri hingga 4 yang terdiri dari kavikol, hidroksikavikol, kavibetol, estragol, eugenol, metil eugenol, karvakrol dan
seskuiterpen Mursito, 2003. Berdasarkan analisis komponen kimia penyusun minyak atsiri P. betle dengan GC-MS diketahui bahwa komponen penyusun
minyak atsiri P. betle antara lain eugenol 28,44, safrol 27,48, metil isoeugenol 2,60, eugenil asetat 1,72, metil eugenol 1,46, dan
hidroksikavikol 0,53 Saxena et al., 2014. Minyak atsiri P. Betle Linn. juga
mengandung kavibetol asetat 16.9, 4-allylphenyl acetate 9.4 dan 4- allylphenol 7.2 Row et al., 2009.
2.4 Aktivitas Antibakteri Daun Sirih Hijau Piper betle Linn.
Berdasarkan penelitian Putri 2010, dibuktikan bahwa ekstrak etanol daun sirih hijau mempunyai aktivitas antibakteri terhadap P. acnes dengan MIC sebesar
0,25. Hasil KLT Bioautografi menunjukkan bahwa golongan senyawa dari ekstrak etanol daun sirih hijau yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap P.
acnes adalah senyawa golongan flavonoid dan polifenol. Potensi antibakteri daun sirih hijau juga dibuktikan dalam penelitian Widyaningtyas 2014 yang
menyatakan bahwa ekstrak etanol terpurifikasi daun sirih hijau pada konsentrasi 20 mgmL mampu menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes yang secara
statistik tidak berbeda signifikan p0.05 dibandingkan dengan antibiotik doksisiklin.
Menurut Suppakul et al. 2006 aktivitas antibakteri minyak atsiri daun P. betle Linn. telah terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif.
Pada penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa minyak atsiri daun sirih hijau mampu menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus, Enterococcus faecalis,
Listeria monocytogenes, Micrococcus luteus dan Staphylococcus aureus dengan MIC berturut-turut yaitu: 50 µLmL, 25 µLmL, 12,5 µLmL, 25 µLmL dan 100
µLmL. Bakteri yang digunakan dalam penelitian tersebut termasuk bakteri Gram positif yang memiliki persamaan terhadap struktur dinding sel dengan bakteri P.
acnes.
2.5 Acne Vulgaris Jerawat