Pengertian Fisiologi tidur Ritme sirkadian

Hipersekresi mukus menyebabkan abtuk produktif yang kronik serta disfungsi silier mempersulit proses ekspektorasi, pada akhirnya akan menyebabkan obstruksi saluran nafas pada saluran nafas yang kecil dengan diameter 2 mm dan air trapping pada emfisema paru. Proses ini kemudian akan berlanjut kepada abnormalitas perbandingan ventilasi : perfusi yang pada tahap lanjut dapat berupa hipoksemia arterial dengan atau tanpa hiperkapnia. Progresifitas ini berlanjut kepada hipertensi pulmonal dimana abnormalitas perubahan gas yang berat telah terjadi. Faktor konstriksi arteri pulmonalis sebagai respon dari hipoksia, disfungsi endotel dan remodeling arteri pulmonalis hipertropi dan hiperplasi otot polos dan destruksi Pulmonary capillary bad menjadi faktor yang turut memberikan kontribusi terhadap hipertensi pulmonal Corwin, 2009.

2.2 Kualitas Tidur

2.2.1 Pengertian

Tidur adalah tidur berasal dari kata bahasa Latin “somnus” yang berarti alami periode pemulihan, keadaan fisiologi dari istirahat untuk tubuh dan pikiran. Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun Nurul, 2007. Tidur merupakan keadaan hilangnya kesadaran secara normal dan periodik Lanywati, 2001. Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar yang dialami seseorang yang dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup Guyton, 2001. Tidur dikarakteristikkan dengan aktivitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologi tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal merupakan keadaan yang tenang, relaks tanpa tekanan emosional dan bebas dari kegelisahan Nurul, 2007. Enam ciri yang dialami seseorang berkaitan dengan istirahat, yaitu Nurul, 2007 : a. Merasa bahwa segala sesuatu dapat diatasi. b. Merasa diterima. c. Mengetahui apa yang sedang terjadi. d. Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan. e. Mempunyai rencana-rencana kegiatan yang memuaskan. f. Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan.

2.2.2 Fisiologi tidur

Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua sistem pada batang otak, yaitu Reticular Activating System RAS dan Bulbar Synchronizing Region BSR. RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran; memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba; serta emosi dan proses berpikir. Pada saat sadar RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR Nurul 2007.

2.2.3 Ritme sirkadian

Setiap makhluk hidup memiliki bioritme jam biologis yang berbeda. Pada manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor lingkungan cahaya, kegelapan, grafitasi dan stimulus elektrodinamik. Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme sirkadian yang melengkapi siklus selama 24 jam. Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung, tekanan darah, temperatur tubuh, sekresi hormon, metabolisme dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada ritme sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya: individu akan bangun pada saat ritme fisiologis dan psikologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah Nurul, 2007.

2.2.4 Siklus tidur