6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori 1. KobaltII
KobaltII merupakan salah satu logam transisi dengan konfigurasi elektron [Ar] 3d
7
yang dapat membentuk kompleks. Kobalt yang relatif stabil berada sebagai CoII ataupun CoIII. Namun dalam senyawa sederhana, CoII lebih stabil
daripada CoIII. Ion-ion Co
2+
dan ion terhidrasi [CoH
2
O
6
]
2+
stabil dalam air. Kompleks kobalt dimungkinkan dapat terbentuk dengan berbagai macam ligan
Soekarjo, 1999. Konfigurasi elektron kobalt adalah [Ar] 3d
7
4s
2
, sedangkan konfigurasi elektron kobaltII adalah [Ar] 3d
7
4s seperti disajikan pada Gambar 1 :
Co
:
[
18
Ar] ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑ ↑↓ ... ... ... ... ... ... ... ...
3d
7
4s
2
4p 4d
Co
2+ :
[
18
Ar] ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑ ... ... ... ... ... ... ... ... ...
3d
7
4s 4p
4d Gambar 1.Konfigurasi Elektron Kobalt dan KobaltII
2. Ligan
Ligan dari bahasa latin ligare yang artinya mengikat atau terjepit. Istilah ini pertama kali dipakai oleh Alfred Stock pada tahun 1916 dalam kaitannya dengan
kimia silikon. Ligan lebih jauh berkarakteristik sebagai monodentat, bidentat, tridentat dan sebagainya. Konsep dentat dimaksudkan sudut gigitan Retno, 2008.
7
Ligan adalah suatu ion yang dapat berupa anion atau molekul netral yang memiliki sepasang elektron atau lebih yang dapat disumbangkan. Ligan merupakan
basa Lewis yang dapat terkoordinasi pada ion logam sebagai asam Lewis membentuk senyawa kompleks Cotton Wilkinson, 1984 .
Ligan-ligan yang berbeda akan menghasilkan kekuatan medan ligan yang berbeda pula. Fajans dan Tsuchida berhasil membuat urutan relatif kekuatan
beberapa ligan, sebagai berikut: I
-
Br
-
S
2-
SCN
-
Cl
-
NO
3-
F
-
OH
-
ox
2-
~O
2
H
2
O NCS NH
3
~py en bipy fen NO
2 -
CN
-
CO Ox = oksalat, en = etilendiamin, bipy = bipiridina dan fen = fenantrolin Huheey Keither, 1993. Urutan ligan-ligan
berdasarkan kekuatannya tersebut disebut deret spektrokimia spectrochemical series
atau deret Fajans-Tsuchida. Pada ligan-ligan netral, kemudahan atom donor dalam mendonorkan pasangan
elektron bebas PEB dipengaruhi oleh keelektronegatifannya. Semakin tinggi keelektronegatifan atom donor, semakin sulit PEB pada atom donor tersebut untuk
didonorkan pada atom pusat Effendy, 2007.
3. 1,10-Fenantrolin
Ligan 1,10-fenantrolin phen sering dijumpai dalam bentuk monohidratnya, dengan rumus molekul C
12
H
8
N
2
.H
2
O. Phen merupakan serbuk kristal berwarna putih, mempunyai titik leleh antara 98oC
– 100oC dan massa molekul relatif 198,23 gmol. Phen dapat membentuk molekul anhidratnya pada
8
suhu 117oC. Phen larut dalam air, benzena, alkhohol, aseton, kloroform Ueno et.al.
, 1992. Struktur 1,10- fenantrolin dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Struktur 1,10-Fenantrolin 1,10-Fenantrolin dapat berikatan dengan logam transisi membentuk senyawa
kompleks oktahedron [Mphen
3
]
2+
seperti yang ditunjukkan Gambar 3, dengan M adalah logam-logam transisi periode 4. Fenantrolin dapat berfungsi sebagai ligan
bidentat, hal ini disebabkan ligan fenantrolin merupakan ligan N-heterosiklik yang mempunyai dua atom donor N yang terikat pada cincin aromatisnya. Adanya cincin
aromatis yang dimiliki oleh ligan tersebut akan meningkatkan kestabilan senyawa kompleks yang terbentuk. Keadaan ini terjadi karena cincin aromatis tersebut
mempunyai orbital –� yang masih mampu menerima elektron dari ion pusat
sehingga terjadi ikatan balik dari ion pusat ke ligan, M-L Dasna, 1993.
Gambar 3. Bangun Geomteri [Mphen
3
]
2+
9
4. Anion