commit to user 15
Untuk itu pemerintah perlu berupaya meningkatkan penerimaan pajak Hotel dan Restoran, agar penerimaan pemerintah terus meningkat sehingga dapat
mempelancar pembangunan. Untuk mencapai ini pemerintah harus melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam bidang keuangan daerah yang dikelola
secara efektif dan efesien. Dengan dasar pertimbangan ini, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali sebagai pelaksana pemerintahan di daerah secara
aktif melakukan upaya pengembangan sumber-sumber pendapatan daerah yang salah satunya adalah pajak Hotel dan Restoran.
Bertitik tolak dari kondisi tersebut, maka penulis ingin mengetahui seberapa besar kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli
daerah kabupaten Boyolali. Kemudian kontribusi tersebut dibandingkan dari
tahun ke tahun. Untuk itu penulis tertarik mengambil judul “ANALISIS KONTRIBUSI
PAJAK HOTEL
DAN RESTORAN
TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BOYOLALI PERIODE
1994-2008 pada saat sebelum, selama dan setelah krisis moneter”
E. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mencoba merumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat efektifitas penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di
Kabupaten Boyolali? 2.
Berapa besar kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Boyolali?
commit to user 16
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang diambil penulis, tujuan yang ingin dicapai penulis adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tingkat efektifitas penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di
Kabupaten Boyolali selama tahun 1994 - 2008. 2.
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Boyolali selama tahun 1994 -
2008.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalan sebagai berikut : 1.
Bagi pemerintah Boyolali Sebagai bahan masukan dan tolak ukur untuk peningkatan
pendapatan daerah Kabupaten Boyolali dari sektor pajak daerah. 3.
Bagi pihak lain Agar dapat digunakan sebagai sumber informasi dan referensi bagi
peneliti selanjutnya.
commit to user 17
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Definisi Pajak
Pajak adalah pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintah. Banyak ahli memberikan batasan tentang pajak, definisi pajak menurut para
pakar adalah : Menurut Soemitro tahun 1992 pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan
dengan tidak mendapat jasa imbal kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Definisi Soemahamidjaja tahun 1964 pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum,
guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
2. Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak, yaitu: a.
Fungsi budgetair adalah pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluarannya.
17
commit to user 18
b. Fungsi mengatur regulerend adalah pajak sebagai alat untuk mengatur
atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
3. Asas Pemungutan Pajak
a. Asas domisili asas tempat tinggal adalah negara berhak mengenakan
pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak dalam negeri. b.
Asas sumber adalah negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib
Pajak. c.
Asas kebangsaan adalah pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Luar Negeri.
4. Sistem Pemungutan Pajak
a.
Official assessment system
adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang oleh Wajib Pajak. b.
Self assessment system
adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri
besarnya pajak yang terutang. c.
With holding system
adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak
commit to user 19
yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
5. Pengelompokan Pajak
a. Berdasarkan golongannya pajak dibedakan menjadi dua, yaitu:
1 Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak
dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. 2
Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
b. Menurut sifatnya pajak dibedakan menjadi dua, yaitu:
1 Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. 2
Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
c. Menurut lembaga pemungutnya pajak dibedakan menjadi:
1 Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. 2
Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
6. Pajak Daerah
Menurut Kaho tahun 1985, pajak daerah adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan
surplusnya digunakan untuk Public Investment.
commit to user 20
Menurut Undang-Undang nomor 34 tahun 2000 disebutkan bahwa Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang
dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.
Pajak Daerah dibagi menjadi dua, yaitu: a.
Jenis pajak daerah Tingkat I Pajak Provinsi terdiri dari : 1
Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air 2
Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air 3
Pajak Bahan Bakar Kenderaan Bermotor 4
Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
b. Jenis pajak daerah Tingkat II Pajak Kabupaten atau Kota terdiri dari:
1 Pajak Hotel
2 Pajak Restoran
3 Pajak Hiburan
4 Pajak Reklame
5 Pajak Penerangan Jalan
6 Pajak Pengambilan dan Pengelolaan Bahan Galian Golongan C
7 Pajak Parkir
commit to user 21
7. Dasar Hukum
Dasar hukum pelaksanaan pemungutan pajak hotel dan restoran pada Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Boyolali yaitu: a.
Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan dari Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah. b.
Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 10 Tahun 2007 Tentang Pajak Hotel.
c. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 11 Tahun 2007 Tentang
Pajak Restoran. 8.
Pengertian Pajak Hotel dan restoran Pajak hotel adalah pungutan daerah atas pelayanan hotel. Hotel adalah
bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap atau beristirahat, memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lainnya yang menyatu,
dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran. Sedangkan Pajak Restoran adalah pungutan daerah atas
pelayanan restoran. Restoran adalah tempat menyantap makanan dan atau minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk jasa
boga atau katering. a.
Obyek Pajak Hotel dan Restoran Obyek Pajak Hotel adalah pelayanan yang disediakan hotel dengan
pembayaran. Dikecualikan dari obyek pajak hotel adalah :
commit to user 22
1 Penyewaan rumah atau kamar, apartemen danatau fasilitas tempat
tinggal lainnya yang tidak menyatu dengan hotel, 2
Pelayanan tempat tinggal di asrama dan pondok pesantren, 3
Pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel dan dapat dimanfaatkan oleh umum, dll.
Obyek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan restoran dengan pembayaran. Tidak termasuk dari obyek pajak restoran adalah
pelayanan bogakatering. b.
Subyek Pajak Hotel dan Restoran Subyek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang
melakukan pembayaran atas pelayanan hotel, sedangkan Wajib Pajak Hotel adalah pengusaha hotel. Subyek Pajak Restoran adalah orang pribadi
atau badan yang melakukan pembayaran kepada restoran, sedangkan Wajib Pajak Restoran adalah pengusaha restoran.
c. Dasar Pengenaan Pajak
Dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada hotel. Dalam Perda No. 10 tahun 2007 tentang Pajak
Hotel, tarif Pajak Hotel ditetapkan sebesar 10 sepuluh persen. Dasar pengenaan Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran yang dilakukan
kepada restoran menurut tipenya. Dalam Perda No. 11 tahun 2007 tentang Pajak Restoran, tipe berdasarkan omset penjualan perbulan dan tarif
Pajak restoran :
commit to user 23
1 Tipe A dengan omset penjualan Rp. 50.000.000,- atau lebih. Tarif
ditetapkan sebesar 10. 2
Tipe B dengan omset penjualan antara Rp. 30.000.000,- sampai dengan kurang dari Rp. 50.000.000,-. Tarif ditetapkan sebesar 7.
3 Tipe B dengan omset penjualan antara Rp. 10.000.000,- sampai dengan
kurang dari Rp. 30.000.000,-. Tarif ditetapkan sebesar 5. 4
Tipe B dengan omset penjualan kurang dari Rp. 10.000.000,-. Tarif ditetapkan sebesar 0.
d. Tata Cara Perhitungan, Penetapan dan Pembayaran Pajak
1 Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah SPTPD, Bupati
menetapkan pajak terutang dengan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah SKPD.
2 Pembayaran pajak dilakukan pada Kas Daerah, melalui Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali sesuai waktu yang ditentukan dalam SKPD, SKPDKB,
SKPDKBT, dan STPD dengan menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah SSPD.
3 Setiap pembayaran pajak diberikan tanda bukti pembayaran dan dicatat
dalam buku penerimaan.
commit to user 24
B. Analisis dan Pembahasan